Share

Sesion 2 Bab.17

Dalam kebingungan aku menatap wajah lelaki yang kini berada di sampingku. Dia tersenyum manis menyimpulkan kebahagiaan di dalamnya. Apa maksudnya? Ia membiarkan Arini pergi begitu saja dalam keadaan hamil? Bukankah Mas Zul itu suaminya? Ia wajib menafkahi lahir batin kepada dua istrinya secara adil.

“Alhamdulillah, Dek! Satu persatu masalah keluarga kita telah menghilang.”

“Apa maksudmu, Mas? Masalah? Arini itu istrimu, Mas! Istigfar, Mas. Jangan sampai kamu menyesal dengan membuang Arini begitu saja. Ia seorang wanita, dan ia tengah hamil, Mas.”

“Nanti Mas jelaskan sambil makan bakwan hangat buatanmu.”

Mas Zul mengalungkan lengannya ke pundakku.

“Bakwan?”

Aku melepas pelukan itu dan berlari menuju dapur, benar seperti dugaanku. Bakwan di penggorengan sudah berkepul asap dengan warna gelap.

“Gosong, Mas,” ucapku sambil melirik ke arah Mas Zul yang kini berdiri di sebelahku.

Ia tertawa dan diikuti Zafran yang turut serta memamerkan gigi dengan tawa riangnya.

**

Aku menatap luar dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status