Ketahuan?Fandy sangat terkejut. Dia bahkan telah menggunakan Teknik Pernapasan Gelap, tetapi masih bisa ketahuan?Saat bersama Bulan, mereka begitu dekat dan sama sekali tidak ketahuan. Akan tetapi, sekarang ...."Kenapa? Nggak mau keluar?"Fandy melangkah keluar sambil menggertakkan gigi. Ada seorang pria tua tengah menatapnya dari sepuluh meter jauhnya.Pria tua itu terlihat sangat biasa, sepasang matanya agak keruh dan dia berdiri di sana dengan kedua tangan di belakang punggung tanpa ada rasa panik atau takut."Maaf, mungkin kita ini searah."Sudut bibir pria tua itu membentuk senyuman."Nggak ada kebetulan seperti itu di dunia. Selain itu, aku belum pernah melihat master yang begitu muda sepertimu sebelumnya."Sambil berbicara, pria tua itu mengulurkan tangan dan sepertinya dia mengenakan sepasang sarung tangan.Nalado?Saat Fandy terkejut, sarung tangan itu telah jatuh dan memperlihatkan sepasang tangan yang dipenuhi sisik hitam.Hitam! Fandy menggila. Dari apa yang Leon katakan
"Kudengar kamu sudah tidur dengan Irana, Gina, Arni dan Mery?"Pffft!Fandy yang sedang minum sup langsung menyemburkannya saat mendengar ucapan Aurel."Uhuk!"Seketika Fandy tidak tahu harus berkata apa karena itu adalah kebenaran dan tidak ada gunanya menyangkal."Ngapain malu? Kami sudah lama menjadi wanitamu, ini cuma masalah waktu."Saat ucapan ini keluar dari mulut Aurel, Fandy merasa sangat aneh.Sekarang Kak Aurel yang tersipu malu sebelumnya sudah terlihat lebih santai."Tahukah kamu kenapa Guru menyuruhku mencarimu? Agar kita bisa tidur bersama."Fandy mulai terbatuk lagi."Kak Aurel, kamu serius?"Aurel mengangguk."Iya, sejak awal teknik yang kulatih berhubungan dengan jiwa, Guru pasti punya alasan untuk berpikir waktunya tepat. Saat melakukan itu, itu nggak cuma tentang tubuh, tapi yang lebih penting adalah jalinan jiwa. Ditambah lagi pengalaman pertama melakukan itu juga sangat bermanfaat bagi jiwamu."Setelah mengatakan ini, Aurel merasa dirinya terlalu liar dan berdiri
Setelah lebih dari satu jam penerbangan, Fandy tiba di bandara di Kota Horizon, di mana seseorang sudah menunggu untuk menjemputnya."Tuan Fandy, bagaimana menurutmu mobil ini?"Orang itu adalah suruhan Irvan, itu adalah masalah kecil baginya.Melihat Rolls-Royce Cullinan hitam, Fandy mengangguk."Bisa.""Uang tunai 2 miliar ada di bagasi. Hati-hati di jalan, Tuan Fandy."Setelah mengendarai Cullinan selama satu jam lagi, Fandy agak terpesona oleh pemandangan sekitarnya.Gunung dan sungainya saling terhubung, tanaman hijau sangat rimbun. Lingkungan tempat tinggal Kak Aurel memang sangat indah.Akhirnya mobil pun sampai di alamat yang dikirimkan oleh Kak Aurel, yaitu Desa Latos.Dari kejauhan, Fandy melihat sosok yang tidak asing. Itu adalah Kak Aurel.Meski mengenakan penutup kepala dan berpakaian seperti petani, kecantikan Aurel tetap tidak bisa disembunyikan. Apalagi saat tersenyum, membuat orang yang mengenalnya begitu terpesona."Bos Fandy, kamu sudah datang."Setelah turun dari mo
Finley melambaikan tangan."Ini bukan urusanmu! Kalau menyangkut Teknik Rahasia Bela Diri, para master tua yang jarang muncul pun akan mengutus murid atau keluarga terbaik. Kalau nggak menyuruh Arzi pergi ke sana, orang lain mana ada kesempatan? Pergilah."Hari baru pun tiba. Fandy berjalan-jalan di sekitar klinik sebelum pergi ke toko karangan bunga."Gendut, kamu juga akan ikut dalam Kompetisi Bela Diri ini?"Tidak disangka Almaz menggelengkan kepalanya."Aku bukan seorang seniman bela diri, untuk apa ikut?"Bukan seorang seniman bela diri? Fandy memasang wajah aneh, tetapi memang sulit untuk menebak trik apa yang orang ini mainkan."Aku bisa lega kalau kamu nggak ikut."Fandy yakin bisa menghadapi siapa saja selain Almaz karena orang itu terlalu misterius dan triknya juga agak aneh."Fandy, kamu serius dengan apa yang kamu katakan semalam?"Fandy mengangguk."Iya, aku sudah mendapatkan persetujuan Imelda sebelumnya. Bukankah kamu juga memberinya jimat? Itu bisa menjamin semuanya aka
Di rumah Keluarga Ilyas, Alham duduk dengan kening berkerut untuk waktu yang cukup lama.Ardi yang berada tidak jauh dari sana juga masih syok dan belum pulih sampai sekarang.Kakak mengutus seorang master tingkat Alam Darah Sejati untuk membunuh Fandy, tetapi dia gagal dan keberadaannya tidak diketahui. Namun Fandy kembali hidup-hidup dan menurut laporan, dia sama sekali tidak terluka."Kak, kamu masih mau bertindak?"Alham melambaikan tangan."Sekarang nggak ada waktu untuk disia-siakan. Negara akan mengadakan Kompetisi Bela Diri dan hadiah untuk juara pertamanya adalah Teknik Rahasia Bela Diri. Ini adalah prioritas utama."Alham tersenyum sambil berdiri."Cuma aku yang layak untuk hadiah itu, yang berani bersaing denganku nggak lebih dari seorang badut."Setelah ragu sejenak, Ardi bertanya dengan was-was."Terus apa Fandy juga akan ikut?"Sekarang ada dua kesimpulan. Entah Fandy telah mencapai Alam Darah Sejati dan bisa melindungi diri sendiri hingga membunuh Puto atau ada orang yan
"Anak konyol, kenapa menyinggung hal yang bikin orang kesal? Mati saja kamu.""Tunggu, Guru!"Tak berani ragu, Fandy masih punya hal paling penting yang belum ditanyakan."Jiwaku ada masalah."Jelas, bahkan suara Master Medis juga jadi serius."Jangan buat aku takut, urusan jiwa itu hal besar.""Begini, awalnya markas menyuruhku ke Kota Sweenie untuk bertugas, aku bertemu dengan ...."Tanpa sedikit pun menyembunyikan, Fandy menceritakan semuanya. Ini 'kan gurunya, tak ada yang perlu ditutupi."Sang Penyelamat? Nggak ada yang ingat mereka pernah muncul? Kristal Takdir? Jujur saja, aku juga belum pernah dengar hal itu. Apa yang kamu bilang benar-benar aneh sampai tingkat ekstrem! Apalagi, bisa membuat semua orang melupakan mereka. Sejauh yang kuketahui, yang bisa melakukan itu hanya bisa dihitung dengan jari."Sial! Ada orang yang bisa melakukan itu? Berapa banyak hal gila yang belum diketahui di Negara Limas ini."Kamu sudah tunjukkan ke Gendut?"Fandy bertanya dengan bingung."Siapa Ge