Share

Bab 35 Mengemis Belas Kasih

last update Last Updated: 2025-08-01 20:16:54

“Izinkan kami tinggal bersama kamu!” jawab Dirga.

Asri terbelalak, apakah ia tidak salah mendengar, Dirga dan keluarganya ingin tinggal di rumahnya?

“Apa, Mas? Maksud kamu apa?” tanya Asri, ia tidak habis pikir.

Dirga menghembuskan napas kasar, mendekati Asri lantas meraih tangannya.

“Lepas, jangan pegang-pegang!” tolak Asri.

Dirga melepaskan tangannya, berusaha menahan diri pada sikap Asri yang berubah keras.

“Oke, aku minta maaf. Mungkin kamu masih marah sama aku dan keluargaku. Maksud ucapanku tadi, aku ingin hidup bersama kamu lagi. Memperbaiki semuanya, dan merajut hidup kita yang sempat terpecah belah,” jelas Dirga.

Asri mengangkat sebelah alisnya, merasa muak dengan semua drama ini.

“Maksud kamu, kalian mau numpang hidup di rumahku?” celetuk Asri.

Debi mendengus kesal, rahangnya mengeras, ia hendak bergerak mendekati Asri. Namun, hal itu terbaca oleh bu Tami, lalu mencegahnya supaya Debi tidak melakukan hal yang dapat merugikan mereka.

“Jadi … ceritanya kalian mau ganti posisi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yuni Masrifah
siap kakak ..
goodnovel comment avatar
Nora Aainly
usir aja, ibunya aja kurang ajar..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 38 Tutup Panci

    Seketika di rumah Asri ramai oleh suara gaduh yang tak berkesudahan. Bukan hanya satu, Asri melempar banyak tutup panci ke lantai.Penghuni kamar berhamburan dengan panik. Lantas berlarian mencari sumber suara yang terdengar memekakkan telinga tersebut.“Suara apa ini? Kenapa berisik sekali?” Bu Tami keluar, serta Debi dan Ferdi pun keluar dari kamar mereka.“Asri, ada apa denganmu? Kenapa kamu melempar tutup panci? Ini masih pagi!” Dirga menegur Asri.Asri menghentikan aksinya, lalu menoleh ke arah lelaki yang masih berstatus sebagai suami itu.“Kenapa, Mas? Mau marah?” tanya Asri.Dirga melepaskan kedua tangannya dari telinga, setelah Asri menghentikan aksi lempar melemparnya.“Bukan begitu, tapi apa yang kamu lakukan itu sangat berisik. Bagaimana kalau sampai tetangga dengar dan mereka berdatangan ke sini?” jawab Dirga.Asri tidak peduli, sepagi itu ia harus dihadapkan dengan kelakuan seenaknya dari keluarga Dirga.“Suara apa ini? Ini masih malam, kenapa berisik sekali?” Debi, bu T

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 37 Tukar Peran

    “Aku mau istirahat di kamar kita!” jawab Dirga.Asri membalikkan tubuhnya menghadap Dirga seraya menyilangkan kedua tangannya.“Maaf, Mas. Kamu tidur saja di kamar bawah!” tolak Asri.Dirga menoleh ke kamar yang berada di lantai bawah. Lantas kembali menoleh ke arah Asri.“Di bawah hanya ada 2 kamar, apakah di lantai atas masih ada kamar kosong? Aku tidak mungkin tidur dengan mbak Debi atau ibu,” sahut Dirga.Asri pun merasa bingung, di lantai atas pun hanya ada 2 kamar, dan itu pun akan diisi oleh si kembar.Asri menghembuskan napas panjang. Mulutnya terbuka hendak menjawab, “Tapi–”Asri terdiam, ucapannya terhenti saat sebuah suara siulan terdengar masuk ke dalam rumahnya.Asri dan Dirga menoleh ke arah sumber suara. Di sana, Ferdi baru saja pulang dari tempat kerja dan masuk dengan suara siulan yang keluar dari bibirnya. Ia berjalan santai dengan gerakan kepala berputar ke sana kemari melihat keadaan rumah Asri.“Bagus juga rumah kamu, Asri. Pantas kamu tidak mau kembali ke rumah k

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 36 Terpaksa

    Asri melirik sekilas ke arah Rani. Sebenarnya ia tidak tega melihat anak itu harus luntang-lantung di jalan. Namun, sikap keluarganya membuat Asri merasa muak.“Maaf, Sayang. Tante harus melakukan ini, karena Tante juga ingin hidup Tante tenang,” batin Asri.Asri membuka pintu gerbang, lantas menaiki kembali mobilnya. Setelah mobil diparkir di garasi, Asri masuk ke dalam rumah.“Ya Tuhan … apakah aku salah melakukan ini kepada mereka? Tapi aku juga ingin hidup tenang tanpa harus mengalami kembali perlakuan buruk dari mereka,” gumam Asri.Asri berdiri bersandar pada daun pintu. Hatinya bergemuruh, bayangan masa lalu kembali menghantui. Namun, kini masa lalu itu telah kembali dan berusaha memasuki hidupnya.“Aku harus kuat, aku harus bisa. Aku memang masih cinta sama mas Dirga. Tapi sikapnya membuatku sakit. Dia seorang suami, tapi aku merasa tidak ada peran di dalam dirinya,” batin Asri.Asri pun masuk ke dalam kamar yang ada di lantai atas. Ia duduk di pinggiran ranjang, dan menghadap

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 35 Mengemis Belas Kasih

    “Izinkan kami tinggal bersama kamu!” jawab Dirga.Asri terbelalak, apakah ia tidak salah mendengar, Dirga dan keluarganya ingin tinggal di rumahnya?“Apa, Mas? Maksud kamu apa?” tanya Asri, ia tidak habis pikir.Dirga menghembuskan napas kasar, mendekati Asri lantas meraih tangannya.“Lepas, jangan pegang-pegang!” tolak Asri.Dirga melepaskan tangannya, berusaha menahan diri pada sikap Asri yang berubah keras.“Oke, aku minta maaf. Mungkin kamu masih marah sama aku dan keluargaku. Maksud ucapanku tadi, aku ingin hidup bersama kamu lagi. Memperbaiki semuanya, dan merajut hidup kita yang sempat terpecah belah,” jelas Dirga.Asri mengangkat sebelah alisnya, merasa muak dengan semua drama ini.“Maksud kamu, kalian mau numpang hidup di rumahku?” celetuk Asri.Debi mendengus kesal, rahangnya mengeras, ia hendak bergerak mendekati Asri. Namun, hal itu terbaca oleh bu Tami, lalu mencegahnya supaya Debi tidak melakukan hal yang dapat merugikan mereka.“Jadi … ceritanya kalian mau ganti posisi

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 34 Penuh Harap

    “Alhamdulillah … ternyata aku belum lupa cara mengendarai mobil. Beruntung dulu aku suka ikut paman narik sayuran ke pasar. Sekarang aku sudah tidak perlu lagi naik taksi kalau pergi ke mana-mana,” gumam Asri.Mobil yang baru ia beli, telah diantar ke rumahnya. Kini Asri sedang mencobanya, berjalan-jalan tak jauh di sekitaran kota.Sebelum pulang, sejenak Asri mampir ke toko, memantau pekerjaan yang sedang berlangsung. Hingga malam menjelang, barulah Asri memutuskan untuk pulang ke rumah.“Kok banyak orang,” gumam Asri, setelah ia berada di depan pintu gerbang rumahnya.Asri belum menyadari siapa mereka. Ia pun turun dari mobil, hendak mendekati mereka. Namun, setelah ia keluar, barulah ia bisa melihat dengan jelas, dan menyadari siapa mereka.Asri tertegun, ia membekap mulutnya, ternyata mereka tidak lain adalah Dirga dan keluarganya. Keluarga toxic yang selalu menggoreskan luka di hatinya. Asri juga melihat ada beberapa koper yang berdiri berjejer di depan pagar.“Mas Dirga,” gumam

  • Aku yang Kau Buang, Kini Tak Bisa Kau Sentuh   Bab 33 Seperti Gelandangan

    “Memangnya kita mau ke mana, Dir?” tanya Debi.Dirga menghela napas panjang, ia pun duduk di atas trotoar, dengan diikuti oleh Debi dan ibunya.“Ke rumah Asri,” jawab Dirga.Spontan Bu Tami dan Debi terbelalak atas jawaban Dirga.“Ehem … Dir, kamu serius? Em … maksudku, hubungan kita sama Asri selama ini tidak baik, bahkan kita pernah mengusirnya. Apakah kamu yakin Asri akan menerima kita di rumahnya? Lagi pula, memangnya kamu tahu di mana rumahnya sekarang?” tanya Debi.Dirga mengangguk, ia pun ingat akan hal itu. Namun, jika tidak pulang ke rumah Asri, lantas mereka akan pulang ke mana lagi?“Mau tidak mau, kita harus menebalkan wajah kita. Aku tidak mau hidup di jalanan apalagi tidur di kolong jembatan. Aku tahu alamat rumah baru Asri. Aku sempat mengikutinya dari toko miliknya sampai di depan rumahnya.” Dirga tersenyum miris.“Rumahnya bahkan lebih bagus dari rumah kita. Bisnisnya semakin maju dan bersinar. Aku tidak tahu dari mana Asri bisa mendapatkan semua itu. Akan aku pastika

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status