Home / Romansa / Aku yang Kaya Bukan Dia / Dibalas Pengkhianatan

Share

Dibalas Pengkhianatan

Author: Indira Hasya
last update Last Updated: 2025-04-10 21:14:30

“Sie, kenapa nggak dipakai. Ini hadiah papa kamu,” kata Tsania sembari menunjukkan jam tangan mewah hadiah Adyaksa sepulang dari luar negeri.

“Kalau kamu suka, pakai saja.” Meski Siena tahu hadiah dari ayahnya harganya tentu tidak murah, tapi dia tidak suka dengan apa pun yang diberi ayahnya. Selama ini Siena hidup dengan dari harta peninggalan ibunya, membayar sekolah juga dari harta ibunya.

“Makasih, Sie. Kamu baik banget.” Tsania memeluk Siena kemudian memakai jam tangan itu.

Tidak hanya sekali dua kali, bahkan setiap kali ayahnya mengirim barang-barang yang dibeli ketika pergi ke suatu tempat, Siena selalu memberikan barang itu pada Tsania hingga saat mereka bersama, Tsania lah yang tampak seperti putri Adyaksa.

Tsania, gadis itulah yang sejak kecil berada di sampingnya. Bi Narsih bekerja di rumah orang tuanya semenjak masih mengandung Tsania, Ibunya bilang karena Bik Narsih hamil tanpa suami merasa kasihan akhirnya menerima lamaran kerja dari Bik Narsih.

Pekerjaan Bik Narsih juga sangat bagus, Widuri—ibu Siena sangat senang karena saat kesepian dia punya teman bicara. Widuri menganggap Bik Narsih tidak hanya sebagai asisten rumah tangga, tapi menganggap Bik Narsih sebagai saudara.

Saat itu Widuri baru saja melahirkan Siena, Adyaksa masih sibuk saat awal-awal membuka usaha. Widuri butuh teman untuk sekedar berbagi cerita dan juga untuk membantunya mengurus Siena. Selang tujuh bulan, Bik Narsih melahirkan Tsania, Widuri lah yang membantu merawat Tsania, mereka berawat dua bayi itu bersama-sama. Widuri tidak pernah membedakan keduanya, dia memberi kasih sayang yang sama.

Siena masih ingat ibunya selalu mengatakan ‘jangan pernah menganggap Tsania asisten rumah tangga, Tsania adalah saudaranya.’ Sejak saat itu Siena selalu bersikap baik pada Tsania, dia memperlakukan Tsania sebagai sahabat, saudara sekaligus orang keprcayaan.

Entah kenapa Siena tidak menyadarinya kalau kebaikan yang dia berikan pada Tsania ternyata dibalas pengkhianatan.

Tsania memang selalu ikut saat Siena menemui Danu. Bukan apa-apa, Siena tidak mau hanya berdua dengan Danu dan ketika bertemu dengan keluarga Danu pun, Siena juga mengajak Tsania karena tidak pernah berpikir Tsania akan menikung di belakangnya.

Meskipun saat ini hatinya hancur, Siena harus mencari tahu alasan apa yang membuat Tsania tega melakukan itu.

Siena berdiri, menarik napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan diri. Ia tidak bisa membiarkan dirinya terus terjebak dalam perasaan patah hati. Langkah pertama yang harus ia lakukan adalah mencari tahu tentang Tsania—siapa sebenarnya gadis itu? Bagaimana Tsania bisa berani mengklaim identitas Siena? Kenapa Siena tidak tahu apa-apa tentang Tsania padahal mereka tumbuh besar bersama dalam satu atap.

Dengan hati-hati, Siena memulai pencariannya. Dia kembali ke kenangan-kenangan lama saat masih tinggal bersama ayahnya. Siena mengingat bagaimana Tsania selalu mendapatkan hal yang sama dengannya—dari sekolah hingga fasilitas lain. Namun, apakah itu cukup untuk membuat Tsania merasa berhak atas nama dan identitas keluarga Adhyaksa?

Siena berjalan ke meja kerjanya dan membuka laptop. Ia mulai mencari informasi tentang Tsania di dunia maya, berharap bisa menemukan sesuatu yang bisa memberinya petunjuk. Namun, hasil pencariannya tidak membuahkan hasil. Tsania tampaknya telah hidup dalam bayangan, tidak meninggalkan jejak yang bisa dia gali.

Rasa frustasi mulai merayapi hati Siena. Bagaimana mungkin seseorang yang ia anggap sahabat bisa menyembunyikan begitu banyak dari dirinya? Dia berpikir keras, mencoba mengingat momen-momen yang mungkin telah ia abaikan. Dan perlahan, Siena menyadari satu hal—Tsania selalu bersikap seolah-olah sebagai anak asisten rumah tangga yang menjaga majikannya, namun di saat yang bersamaan, ia selalu ingin menunjukkan dirinya lebih baik. Lebih sempurna. Apakah ini berarti bahwa Tsania selama ini iri terhadapnya?

Siena kembali duduk di kursi, tubuhnya lemas karena berbagai pikiran yang menumpuk. "Apa mungkin Tsania melakukannya karena iri?" gumamnya pelan. Sejak kecil, Siena selalu mendapatkan perhatian lebih, baik dari keluarganya maupun lingkungan sekitarnya. Namun, sejak kematian ibunya, perhatian itu berubah menjadi beban bagi Siena. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian, terutama perhatian dari ayahnya, yang ia anggap sebagai penyebab kematian ibunya. Itu sebabnya Siena memilih menjauh dari ayahnya.

Tapi Tsania? Ia selalu terlihat bersemangat untuk mendapatkan pengakuan, entah dari teman-temannya atau orang-orang di sekitar mereka. Mungkinkah itu yang membuat Tsania merasa berhak atas identitas Siena—identitas yang sebenarnya tidak diinginkan oleh Siena?

“Tsania…” Siena menghela napas panjang, menatap jauh ke arah jendela. Pikirannya berputar mencoba merangkai potongan-potongan puzzle yang masih berantakan. Ia ingat bahwa tidak banyak orang yang tahu siapa sebenarnya anak kandung Adhyaksa Grup, karena Siena sendiri yang menutupi identitasnya selama ini. Mungkin bagi Tsania, ini adalah kesempatan emas—kesempatan untuk mendapatkan segala yang selama ini ia impikan, termasuk perhatian Danu dan keluarganya.

Tapi apakah Tsania melakukan ini sendirian? Pikirannya tiba-tiba terhenti pada sosok lain yang mungkin terlibat—Bik Narsih. Namun, apa mungkin Bik Narsih juga terlibat dalam kebohongan ini? Bukankah mereka bekerja sejak ibunya masih hidup? Apa mungkin mereka tega melakukan itu pada Siena?

Lalu, kenapa bisa keluarga Danu percaya begitu saja tanpa ada bukti akurat? Apa bukti yang mereka tunjukkan pada keluarga Danu hingga mereka percaya begitu saja.

Siena berusaha menepis pikiran buruk itu, dia masih mempercayai hati kecilnya bahwa Bik Narsih adalah orang yang tulus dan baik, tidak mungkin tega melakukan hal itu terhadapnya. Dia harus mencari tahu lebih banyak, dan satu-satunya cara untuk mendapatkan jawaban adalah dengan mengonfrontasi Tsania.

Siena berdiri dari kursinya. Dia tidak akan membiarkan kebohongan Tsania terus menghancurkan hidupnya. Dia perlu tahu kebenarannya, langsung dari mulut orang yang telah mengkhianatinya. Tsania harus menjelaskan semuanya—mengapa dia melakukan ini, dan bagaimana dia bisa berani mengambil identitas yang seharusnya bukan miliknya.

Meski hatinya masih terluka, Siena tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan jawaban dan memulihkan harga dirinya yang telah hancur karena pengkhianatan. Tsania tidak akan bisa lari lagi.

Siena mengambil ponsel yang dia lempar sembarngan tadi, ada notifikasi bertubi dari ponselnya. Itu notifikasi dari grup kantor, biasanya Siena tidak tertarik untuk melihatnya, tapi sejak kabar tentang Tsania sebagai anak Adyaksa menjadi topic utama, Siena penasaran dengan obrolan mereka.

[Tsania katanya mau nikah.]

[Iya, nikah sama Mas Ganteng yang suka jemput Siena.]

[Harusnya, sih, Siena tahu diri kalau rivalnya anak bos. Kalau begini kan sakit sendiri.]

Astaga! Bahkan mereka berani menggunjing Siena padahal Siena ada di grup itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Penguntit

    Pria berkemeja hitam itu berdiri di sudut taman yang dipenuhi temaram cahaya, dia mengamati dari jauh saat Siena berjalan keluar dari kafe favoritnya. Ia tahu, meski Siena selalu berusaha tampak kuat, tapi gadis itu tetap harus dijaga. Ini adalah tugasnya—menjaga Siena memastikan dia aman dan baik-baik saja. Meski dia tahu Siena mungkin akan marah jika mengetahui bahwa dirinya diam-diam diawasi. Raksa ingat, dulu beberapa bulan yang lalu bahkan Siena sampai memanggil orang-orang dan mengatakan kalau Raksa orang jahat, beruntung Raksa bisa meyakinkan orang-orang sampai dirinya tidak diamuk masa.Sejak beberapa tahun terakhir, Siena memang selalu menghindari kontak dengan siapa pun yang berkaitan dengan ayahnya, termasuk Raksa meski mereka sebenarnya sudah saling kenal sejak kecil. Ayah Raksa adalah orang kepercayaan Adyaksa, karena itulah Siena mengenal Raksa karena seringnya Raksa ikut ayahnya saat ayahnya diundang ke rumah. Dan karena Raksa juga bekerja dengan Adyaksa, Siena membenci

    Last Updated : 2025-04-10
  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Karyawan Vs Pewaris

    Gosip-gosip di kantor semakin terdengar tidak nyaman di telinga Siena. Entah apa ayahnya tahu atau tidak yang jelas gossip kalau Tsania adalah anak Adyaksa membuat hati Siena panas, apalagi kabar pertunangan Danu dengan Tsania semakin membuat Siena terjebak dalam perasaan tidak nyaman karena mereka berasumsi sendiri tentang Siena.“Pantas saja Seina ditinggal, Danu lebih memilih anak tunggal Pak Adyaksa dibanding karyawan biasa.”Biasanya, Siena tidak pernah tersinggung jika dia dianggap karyawan biasa karena saat ini dia memang berperan sebagai karyawan di kantor ayahnya. Ya, Siena memang bekerja di kantor cabang milik ayahnya, itu pun karena ayahnya memberi syarat membolehkan dirinya tinggal jauh dari ayahnya asal tetap bekerja di kantor ayahnya dan dia bekerja di sana juga bersama Tsania karena ayahnya juga mempercayakan dirinya pada Tsania.Siena duduk di meja kubikel, menatap layar laptop dengan pandangan kosong. Pikirannya berkecamuk, berusaha menyatukan potongan-potongan infor

    Last Updated : 2025-05-08
  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Bukti

    “Lakukan apa pun jika itu membuatmu senang, Sayang.” Adyaksa mendekat lantas mengusap kepala berbungkus kain dengan tangan bergetar. Dalam hati dia panjatkan doa pada Tuhan untuk selalu melindungi dan memberi kebahagiaan pada putrinya. Mata lelaki itu memerah, lantas segera memejamkan mata menahan sesuatu yang hangat keluar melewati lingkaran kecil itu. Siena menunduk, gadis itu hanya menatap sepatunya yang menginjak marmer menampilkan refleksi dirinya berdiri rapuh.“Apa Papa harus melakukan sesuatu?” “Tidak perlu, Pa. Seina hanya minta izin saja, jika Papa keberatan ….”“Sayang, apa Papa pernah keberatan dengan apa pun yang kamu lakukan?”Mendengar ucapan itu, Siena seperti sedang di pukul dengan palu. Andai ayahnya memberi pukulan padanya atau melarangnya dengan keras, mungkin dia tidak merasakan sakit menahan benci dan rindu, tapi ayahnya tidak pernah melarang dan tidak pernah memintanya untuk berada di dekatnya. Siena tidak tahu harus bagaimana, dia hanya terus melanjutkan apa

    Last Updated : 2025-05-08
  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Dia Tidak Salah

    “Papa tidak mau orang tahu siapa saya.”“Oh, ibu tahu. Pasti karena papa kamu banyak saingan bisnis makanya kamu disembunyikan.”“Iya, Bu. Makanya nanti saat pernikahan kami, tidak perlu menyebutkan nama Papa. Saat ijab kabul, Papa minta Om Haris untuk jadi wali dan jab kabul dilakukan tertutup saja.”“Jadi, papamu tidak datang?”“Papa tidak bisa datang, ada sesuatu hal yang tidak memungkinkan untuk datang, kecuali … ibu menyembunyikan pernikahan kami, pasti Papa mau datang.” Nimas langsung menggeleng, mana mungkin dia menyembunyikan pernikanan putranya. Tidak mengapa jika Adyaksa tidak datang, yang dia pikirkan bukan tentang pernikahan, tapi tentang masa depan putranya nanti dan juga masa depan bisnisnya.“Pernikahan kalian akan kami gelar secara mewah. Danu itu putra satu-satunya keluarga Cakra Wijaya, pewaris bisnis keluarga, jadi semua orang harus tahu siapa wanita yang dinikahi Danu.” Nimas mengusap punggung tangan Tsania dengan bangga, bagaimana tidak, dia membayangkan jika nan

    Last Updated : 2025-05-08
  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Terbongkar

    Siena masih menunggu kenapa Danu tidak menghubunginya setelah dia menunjukkan bukti-bukti itu, dia masih berharap pada lelaki itu. Setahun bersama tentu tidak mudah melupakan perasaannya, dia masih sangat cinta pada Danu.Saat masa-masa terpuruknya, Danu datang dengan segala perhatiannya, mana mungkin Siena melupakan begitu saja apalagi keluarga Danu juga sangat menerimanya. Siena bukan orang yang mudah melupakan kebaikan orang lain, dia bukan orang yang mudah lupa hanya dengan satu kesalahan. Andai Danu meminta maaf dan ingin kembali padanya, tentu Siena akan menerima lelaki itu.Siena membaca surat undangan yang dikirim oleh salah satu karyawan di chat pribadinya. Sepertinya temannya itu senang sekali memanasi dirinya. Beberapa kali sengaja mengirim foto Tsania bersama Danu di salah satu pusat perbelajaan, foto yang menunjukkan kedekatan Danu dengan tsania. Tidak lama lagi hari pernikahan mereka, Siena berharap ada keajaiban. Danu melihat bukti itu dan membatalkan pernikahannya. S

    Last Updated : 2025-05-08
  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Sepertinya Saya Sedang Jatuh Cinta

    “Aku mencintai Mas Danu, percayalah, aku tidak bermaksud berbohong.” Tsania menarik lengan kaos Danu, lelaki itu langsung mendorong Tsania dengan jijik.“Tidak bermaksud berbohong tapi kamu jelas-jelas membohongiku.” Danu menendang meja, barang-barang yang berada di meja berhamburan bersamaan suara jerit orang-orang di sana.“Pergi dari sini! jangan perlihatkan dirimu di hadapanku!” Lelaki itu lantas meninggalkan rumah tanpa mempedulikan panggilan orang-orang untuk tetap di rumah. Tidak ada yang bisa menghentikannya.Suasana rumah menjadi tegang, Nimas masih diam karena belum bisa menguasai diri. Tangannya gemetar dan napasnya terengah.Tsania duduk besimpuh di depan Nimas, air mata gadis itu tumpah, wajahnya menunduk tak berani menatap orang-orang di rumah itu. “Maaf, Bu, tapi aku melakukan ini karena aku sangat mencintai Mas Danu.” Tsania sesenggukan, bagaimana bisa dia menerima ini padahal tinggal selangkah lagi dia mencapai tujuannya. Dia ingin tetap keras kepala meminta orang-or

    Last Updated : 2025-05-08
  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Tidak Sesuai Ekspektasi

    “Danu, kita harus menemui Siena, kita masih punya waktu meyakinkan Siena. Pernikahan kamu harus tetap dilaksanakan, tapi kamu harus menikah dengan Siena.” “Aku nggak yakin Siena mau memaafkan aku, Bu.” Tentu saja Danu masih sangat ingat saat Siena mengiba padanya bahkan menunjukkan bukti yang dia abaikan. Baru saja Danu membuka bukti yang diberikan Siena dan bodohnya, kenapa tidak dia buka saat Siena memberikan itu. Dia sendiri tidka tahu kenapa sampai mudah dieprdaya mulut manis Tsania. “Siena masih sangat cinta sama kamu, Danu. Dia pasti akan memaafkan kamu.”Mungkin apa yang dikatakan ibunya benar. Siena sampai datang ke rumahnya hanya untuk menunjukkan bukti itu, tentu karena Siena masih sangat mencintainya. Danu mengambil ponselnya, tangannya mengusap layar mencari nama Siena. Dia mendesah pelan saat melihat nomor konta Siena yang sudah dia blokir. Danu mulai ragu untuk menemui Siena mengingat sudah berapa kali Siena menemuinya dan dia selalu mengabaikannya.“Ayu, kita temui

    Last Updated : 2025-05-08
  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Bimbang

    “Kenapa kamu bisa masuk?” Siena langsung memakai jilbabnya yang dia lepas tadi. Sungguh tidak sopan lelaki itu tiba-tiba masuk tanpa meminta izin dan … kenapa Raksa bisa masuk padahal tidak punya akses untuk masuk. “Jangan bilang kamu bisa melakukan apa pun karena bantuan papa.”“Saya meminta kartu ini pada Danu.” Raksa menjawab dengan tanpa bersalah, lelaki itu lantas duduk di sofa dengan tenang kemudian mengambil minuman yang tidak disentuh sama sekali oleh Danu dan keluarganya.“Kamu jangan kurang ajar, Raksa. Kembalikan pada saya.” Siena menengadahkan tangannya, tatapannya tajam pada lelaki itu.“Saya tidak akan berikan pada Nona karena saya ditugaskan untuk menjaga nona di sini.”Siena melotot. Orang tua mana yang meminta anaknya tinggal bersama laki-laki. Gila, dia tidak akan biarkan Raksa tinggal di unitnya, apalagi hanya berdua.“Kita bukan mahram, jadi jangan di sini.” “Saya sering melihat Danu keluar masuk tidak masalah. Jadi … seharusnya saya juga bisa seperti itu, apalagi

    Last Updated : 2025-05-08

Latest chapter

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Bimbang

    “Kenapa kamu bisa masuk?” Siena langsung memakai jilbabnya yang dia lepas tadi. Sungguh tidak sopan lelaki itu tiba-tiba masuk tanpa meminta izin dan … kenapa Raksa bisa masuk padahal tidak punya akses untuk masuk. “Jangan bilang kamu bisa melakukan apa pun karena bantuan papa.”“Saya meminta kartu ini pada Danu.” Raksa menjawab dengan tanpa bersalah, lelaki itu lantas duduk di sofa dengan tenang kemudian mengambil minuman yang tidak disentuh sama sekali oleh Danu dan keluarganya.“Kamu jangan kurang ajar, Raksa. Kembalikan pada saya.” Siena menengadahkan tangannya, tatapannya tajam pada lelaki itu.“Saya tidak akan berikan pada Nona karena saya ditugaskan untuk menjaga nona di sini.”Siena melotot. Orang tua mana yang meminta anaknya tinggal bersama laki-laki. Gila, dia tidak akan biarkan Raksa tinggal di unitnya, apalagi hanya berdua.“Kita bukan mahram, jadi jangan di sini.” “Saya sering melihat Danu keluar masuk tidak masalah. Jadi … seharusnya saya juga bisa seperti itu, apalagi

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Tidak Sesuai Ekspektasi

    “Danu, kita harus menemui Siena, kita masih punya waktu meyakinkan Siena. Pernikahan kamu harus tetap dilaksanakan, tapi kamu harus menikah dengan Siena.” “Aku nggak yakin Siena mau memaafkan aku, Bu.” Tentu saja Danu masih sangat ingat saat Siena mengiba padanya bahkan menunjukkan bukti yang dia abaikan. Baru saja Danu membuka bukti yang diberikan Siena dan bodohnya, kenapa tidak dia buka saat Siena memberikan itu. Dia sendiri tidka tahu kenapa sampai mudah dieprdaya mulut manis Tsania. “Siena masih sangat cinta sama kamu, Danu. Dia pasti akan memaafkan kamu.”Mungkin apa yang dikatakan ibunya benar. Siena sampai datang ke rumahnya hanya untuk menunjukkan bukti itu, tentu karena Siena masih sangat mencintainya. Danu mengambil ponselnya, tangannya mengusap layar mencari nama Siena. Dia mendesah pelan saat melihat nomor konta Siena yang sudah dia blokir. Danu mulai ragu untuk menemui Siena mengingat sudah berapa kali Siena menemuinya dan dia selalu mengabaikannya.“Ayu, kita temui

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Sepertinya Saya Sedang Jatuh Cinta

    “Aku mencintai Mas Danu, percayalah, aku tidak bermaksud berbohong.” Tsania menarik lengan kaos Danu, lelaki itu langsung mendorong Tsania dengan jijik.“Tidak bermaksud berbohong tapi kamu jelas-jelas membohongiku.” Danu menendang meja, barang-barang yang berada di meja berhamburan bersamaan suara jerit orang-orang di sana.“Pergi dari sini! jangan perlihatkan dirimu di hadapanku!” Lelaki itu lantas meninggalkan rumah tanpa mempedulikan panggilan orang-orang untuk tetap di rumah. Tidak ada yang bisa menghentikannya.Suasana rumah menjadi tegang, Nimas masih diam karena belum bisa menguasai diri. Tangannya gemetar dan napasnya terengah.Tsania duduk besimpuh di depan Nimas, air mata gadis itu tumpah, wajahnya menunduk tak berani menatap orang-orang di rumah itu. “Maaf, Bu, tapi aku melakukan ini karena aku sangat mencintai Mas Danu.” Tsania sesenggukan, bagaimana bisa dia menerima ini padahal tinggal selangkah lagi dia mencapai tujuannya. Dia ingin tetap keras kepala meminta orang-or

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Terbongkar

    Siena masih menunggu kenapa Danu tidak menghubunginya setelah dia menunjukkan bukti-bukti itu, dia masih berharap pada lelaki itu. Setahun bersama tentu tidak mudah melupakan perasaannya, dia masih sangat cinta pada Danu.Saat masa-masa terpuruknya, Danu datang dengan segala perhatiannya, mana mungkin Siena melupakan begitu saja apalagi keluarga Danu juga sangat menerimanya. Siena bukan orang yang mudah melupakan kebaikan orang lain, dia bukan orang yang mudah lupa hanya dengan satu kesalahan. Andai Danu meminta maaf dan ingin kembali padanya, tentu Siena akan menerima lelaki itu.Siena membaca surat undangan yang dikirim oleh salah satu karyawan di chat pribadinya. Sepertinya temannya itu senang sekali memanasi dirinya. Beberapa kali sengaja mengirim foto Tsania bersama Danu di salah satu pusat perbelajaan, foto yang menunjukkan kedekatan Danu dengan tsania. Tidak lama lagi hari pernikahan mereka, Siena berharap ada keajaiban. Danu melihat bukti itu dan membatalkan pernikahannya. S

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Dia Tidak Salah

    “Papa tidak mau orang tahu siapa saya.”“Oh, ibu tahu. Pasti karena papa kamu banyak saingan bisnis makanya kamu disembunyikan.”“Iya, Bu. Makanya nanti saat pernikahan kami, tidak perlu menyebutkan nama Papa. Saat ijab kabul, Papa minta Om Haris untuk jadi wali dan jab kabul dilakukan tertutup saja.”“Jadi, papamu tidak datang?”“Papa tidak bisa datang, ada sesuatu hal yang tidak memungkinkan untuk datang, kecuali … ibu menyembunyikan pernikahan kami, pasti Papa mau datang.” Nimas langsung menggeleng, mana mungkin dia menyembunyikan pernikanan putranya. Tidak mengapa jika Adyaksa tidak datang, yang dia pikirkan bukan tentang pernikahan, tapi tentang masa depan putranya nanti dan juga masa depan bisnisnya.“Pernikahan kalian akan kami gelar secara mewah. Danu itu putra satu-satunya keluarga Cakra Wijaya, pewaris bisnis keluarga, jadi semua orang harus tahu siapa wanita yang dinikahi Danu.” Nimas mengusap punggung tangan Tsania dengan bangga, bagaimana tidak, dia membayangkan jika nan

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Bukti

    “Lakukan apa pun jika itu membuatmu senang, Sayang.” Adyaksa mendekat lantas mengusap kepala berbungkus kain dengan tangan bergetar. Dalam hati dia panjatkan doa pada Tuhan untuk selalu melindungi dan memberi kebahagiaan pada putrinya. Mata lelaki itu memerah, lantas segera memejamkan mata menahan sesuatu yang hangat keluar melewati lingkaran kecil itu. Siena menunduk, gadis itu hanya menatap sepatunya yang menginjak marmer menampilkan refleksi dirinya berdiri rapuh.“Apa Papa harus melakukan sesuatu?” “Tidak perlu, Pa. Seina hanya minta izin saja, jika Papa keberatan ….”“Sayang, apa Papa pernah keberatan dengan apa pun yang kamu lakukan?”Mendengar ucapan itu, Siena seperti sedang di pukul dengan palu. Andai ayahnya memberi pukulan padanya atau melarangnya dengan keras, mungkin dia tidak merasakan sakit menahan benci dan rindu, tapi ayahnya tidak pernah melarang dan tidak pernah memintanya untuk berada di dekatnya. Siena tidak tahu harus bagaimana, dia hanya terus melanjutkan apa

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Karyawan Vs Pewaris

    Gosip-gosip di kantor semakin terdengar tidak nyaman di telinga Siena. Entah apa ayahnya tahu atau tidak yang jelas gossip kalau Tsania adalah anak Adyaksa membuat hati Siena panas, apalagi kabar pertunangan Danu dengan Tsania semakin membuat Siena terjebak dalam perasaan tidak nyaman karena mereka berasumsi sendiri tentang Siena.“Pantas saja Seina ditinggal, Danu lebih memilih anak tunggal Pak Adyaksa dibanding karyawan biasa.”Biasanya, Siena tidak pernah tersinggung jika dia dianggap karyawan biasa karena saat ini dia memang berperan sebagai karyawan di kantor ayahnya. Ya, Siena memang bekerja di kantor cabang milik ayahnya, itu pun karena ayahnya memberi syarat membolehkan dirinya tinggal jauh dari ayahnya asal tetap bekerja di kantor ayahnya dan dia bekerja di sana juga bersama Tsania karena ayahnya juga mempercayakan dirinya pada Tsania.Siena duduk di meja kubikel, menatap layar laptop dengan pandangan kosong. Pikirannya berkecamuk, berusaha menyatukan potongan-potongan infor

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Penguntit

    Pria berkemeja hitam itu berdiri di sudut taman yang dipenuhi temaram cahaya, dia mengamati dari jauh saat Siena berjalan keluar dari kafe favoritnya. Ia tahu, meski Siena selalu berusaha tampak kuat, tapi gadis itu tetap harus dijaga. Ini adalah tugasnya—menjaga Siena memastikan dia aman dan baik-baik saja. Meski dia tahu Siena mungkin akan marah jika mengetahui bahwa dirinya diam-diam diawasi. Raksa ingat, dulu beberapa bulan yang lalu bahkan Siena sampai memanggil orang-orang dan mengatakan kalau Raksa orang jahat, beruntung Raksa bisa meyakinkan orang-orang sampai dirinya tidak diamuk masa.Sejak beberapa tahun terakhir, Siena memang selalu menghindari kontak dengan siapa pun yang berkaitan dengan ayahnya, termasuk Raksa meski mereka sebenarnya sudah saling kenal sejak kecil. Ayah Raksa adalah orang kepercayaan Adyaksa, karena itulah Siena mengenal Raksa karena seringnya Raksa ikut ayahnya saat ayahnya diundang ke rumah. Dan karena Raksa juga bekerja dengan Adyaksa, Siena membenci

  • Aku yang Kaya Bukan Dia   Dibalas Pengkhianatan

    “Sie, kenapa nggak dipakai. Ini hadiah papa kamu,” kata Tsania sembari menunjukkan jam tangan mewah hadiah Adyaksa sepulang dari luar negeri. “Kalau kamu suka, pakai saja.” Meski Siena tahu hadiah dari ayahnya harganya tentu tidak murah, tapi dia tidak suka dengan apa pun yang diberi ayahnya. Selama ini Siena hidup dengan dari harta peninggalan ibunya, membayar sekolah juga dari harta ibunya.“Makasih, Sie. Kamu baik banget.” Tsania memeluk Siena kemudian memakai jam tangan itu.Tidak hanya sekali dua kali, bahkan setiap kali ayahnya mengirim barang-barang yang dibeli ketika pergi ke suatu tempat, Siena selalu memberikan barang itu pada Tsania hingga saat mereka bersama, Tsania lah yang tampak seperti putri Adyaksa. Tsania, gadis itulah yang sejak kecil berada di sampingnya. Bi Narsih bekerja di rumah orang tuanya semenjak masih mengandung Tsania, Ibunya bilang karena Bik Narsih hamil tanpa suami merasa kasihan akhirnya menerima lamaran kerja dari Bik Narsih.Pekerjaan Bik Narsih ju

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status