Share

Bagian 2

Sesampainya dikamar, Alicya mendudukkan Kiara di sofa yang ada kamarnya. “Ayo, masuk aja, jangan sungkan.” Ucap Alicya seiring dia berjalan menuru walk in closetnya untuk menyimpan tas tangannya. Setelah kembali, Alicya duduk di samping gadis itu, “Ah iya, apa aku boleh tau siapa namamu?” tanya Alicya.

“Kakak boleh panggil aku Kiara.” Jawab Kiara cepat, walau masih merasa canggung.

“Kiara yah, nama yang cantik.” Balas Alicya, Kiara yang mendengar itu pun tersipu malu. Terlihat jelas dari semburat merah di kedua pipinya

Kiara mengedarkan pandangannya, “Wah, kamar ini bagus sekali. Bersih dan tertata rapi. Aromanyapun menenankan sama seperti perawakan pemiliknya.” lirih Kiara dalam hati.

Alicya tersenyum melihat Kiara mengedarkan pandangan melihat-lihat isi kamarnya, “Kamu mau mandi dulu? Aku sudah menyiapkan air hangat di bathup dan sepertinya sekarang sudah penuh, mandilah dulu sebelum kamu terserang flu.”

“T-tapi kak, aku ngak ada bawa baju ganti.” Jawab Kiara, namun belum bisa menghilangkan kegugupannya pada Alicya.

Alicya memandangi tubuh Kiara, “Sepertinya tubuhnya mirip proporsi tubuhku waktu masih sekolah dulu,” lirihnya dalam hati. “Kamu tenang saja, bajuku sewaktu SMA yang belum sempat terpakai masih ada dilemari. Mungkin muat untuk kamu pakai untuk saat ini.”

 Kiara menatap lekat pada Alicya, kemudian berucap, “Maaf kak. Aku udah buat kakak repot dari tadi.”

Alicya yang melihat Kiara yang tertunduk sedih, tersenyum hangat, “Tidak apa-apa, kamu sama sekali tidak membuat aku repot sama sekali kok. Sudah jangan terlalu banyak berpikir lagi, segeralah untuk mandi, handuk ada di lemari sebelah bathup, kamu langsung buka saja.” Kiara yang dengan sesakma mendengarkan Alicya mengangguk mengerti, ia pun langsung melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi Alicya.

Sedang diruangan lainnya, atmosfer di sana cukup menyesakkan. Tidak ada percakapan antara tuan Ethan dan Adam setelah sekretaris Tom meninggalkan ruangan kerja itu.

Tidak selang beberapa lama, sekretaris Tom masuk diikuti dua orang pelayan yang membawa suguhan ringan, “Silahkan di nikmati tuan Adam.” Seru sekretaris Tom setelah kedua pelayan itu selesai menata sungguhan di atas meja.

“Terima kasih sekretaris Tom.” Jawab Adam yang mendapat anggukan kepala sekretaris Tom.

Setelah beberapa saat, Adam mulai berbicara, “Saya memohon maaf yang sebesarnya karena telah datang berkunjung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu Tuan Ethan.” Ucap Adam. Kakek Ethan tidak bergeming mendengar perkataan Adam. Ia hanya menikmati suguhan kopi kesukaannya.

Adam yang melihat itupun langsung melanjutkan bicaranya, “Saya mencari adik saya. Sewaktu mencarinya, pengawal saya yang secara kebetulan mencari di sekitar Paradise Hills ada melihat adik saya memasuki kediaman anda bersama seorang wanita muda, karena itu-”

“Ah, apa kamu mencari gadis muda yang memakai seragam sekolah?” tuan Ethan memotong kalimat Adam, “Iya, dia adik saya tuan.” Jawab Adam kemudian.

Kakek Ethan mengingat kembali gadis muda yang di bawa oleh Alicya sekitar sejam yang lalu.

Flashback on,

“Anda sudah pulang nona?” sekretaris Tom menyambut Alicya yang baru saja memasuki pintu rumah.

“Oh, hai paman Tom. Kakek sudah pulang?” tanya Alicya pada sekretaris Tom.

“Tuan besar ada di ruang kerja beliau nona.”

Sekretaris Tom lalu melihat gadis muda yang berdiri tepat dibelakang Alicya. Alicya yang melihat pandangan sekretaris Tom, paham lalu menjelaskan, “Oh, Aku melihatnya kehujanan di halte bus, aku tidak tega melihatnya sendirian, jadi aku mengajaknya kesini.” Alicya menjelaskan kondisi Kiara sewaktu ia melihatnya duduk sendiri.

Sekretaris Tom mengerutkan dahinya. Alicya mengerti arti kerutan dahi sekretaris Tom itu, “Eih, paman ini, jangan memasang wajah dingin begitu. Jangan membuat tamu tidak nyaman paman.” ucap Alicya sedikit terkekeh, “Aku mau menyapa kakek terlebih dahulu.” Sambung Alicya, sekretaris Tom menganggukan kepalanya. Alicya berbalik menatap Kiara. “Kamu tunggu di sofa dulu yah sebentar. Aku mau menyapa kakek dulu.” Ujar Alicya yang dibalas anggukan oleh Kiara.

Setelah berada tepat didepan pintu, Alicya langsung memutar ganggang pintu itu tanpa mengetuk terlebih membuat kakek Ethan kembali memarahi kebiasaan Alicya itu, “Alicya!” Kakek Ethan sedikit meninggikan suaranya melihat cucu kesayangannya itu yang masih saja bersikap semberono.

“Alicya pulang kakek.” Alicya langsung menghampiri sembari memeluk sayang kakeknya.

“Kamu ini, biasakan untuk mengetuk pintu sebelum memasuki ruangan. Dimanapun itu, Alicya.” Kakek Ethan sedikit memarahi Alicya.

“Aduh kakek, kakek kan baru pulang dari perjalanan bisnis seminggu ini, apa kakek tidak rindu sama Alicya? Baru ketemu langsung marah-marah.” Ucap Alicya berpura-pura bersedih.

Kakek Ethan yang melihat tingkah kekanakan Alicya, cucu kesayangannya hanya bisa menghela nafas, “Kamu ini,” Alicya sedikit tertawa setelah sukses membuat kakeknya tidak berkutik dengan sikap manjanya.

Alicya mengingat tujuannya selain ingin menyapa kakeknya, “Ah iya kek, Alicya ketemu gadis muda sewaktu dalam perjalanan pulang, karena dia tidak tahu akan pergi kemana, jadi aku inisiatif untuk membawanya pulang bersamaku.”

Kakek Ethan yang mendengar Alicya sontak mengalihkan pandangannya ke Alicya, Alicya yang merasa kakeknya akan marah lagi segera menjelaskan, “Kakek, tidak mungkinkan Alicya membiarkan seorang gadis muda dengan pakaian yang sudah basah karena kehujanan dan juga sendirian di halte bus yang sepi. Kakekkan selalu mengajari Alicya untuk membantu orang-orang yang sedang kesulitan. Kakek ingatkan?”

Kakek Ethan yang mendengar penjelasan Alicya hanya bias menghembuskan nafasnya kasar, “Baiklah, baik. Bawalah gadis muda itu ke kamarmu, biarkan dia berganti pakaian, dia pasti kedinginan.”

Alicya yang sukses membujuk kakeknya tersenyum senang, “Iya kakek. Kalau begitu Alicya ke kamar dulu. Kakek jangan kerja terus, baru pulang dari perjalanan bisnis masih saja bekerja. Istirahatlah terlebih dahulu.” Ucap Alicya panjang lebar khawatir dengan kesehatan kakeknya.

“Iya, iya. Setelah mengecek beberapa laporan kakek akan istirahat. Pergilah ke kamarmu.” Balas kakek Ethan sembari mengelus lembut ujung kepala Alicya.

“Alicya, sebelum ke kamar tolong panggilkan Tom,” ucap kakek Ethan pada Alicya yang baru saja berjalan beberapa langkah.

“Paman Tom? Oke, nanti Alicya panggilkan kek.” Jawab Alicya,

“Hmm. Pergilah”

Alicya melenggang meninggalkan ruang kerja kakeknya.

Flachbak off.

“Tom, panggilkan Alicya kesini.” Titah kakek Ethan pada sekretaris Tom yang berdiri di belakangnya.

“Baik tuan.” Jawab sekretaris Tom dengan cepat, setelah itu ia langsung bergegas menuju kamar Alicya.

Tok, tok, tok,

Alicya yang mendengar ketukan dari arah pintu kamarnya bergegas membukanya. “Paman Tom? Ada apa paman?” tanya Alicya setelah melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

“Tuan Ethan memanggil nona.” Ucap sekretaris Tom.

“Kakek memanggilku? Ada apa?” tanya Alicya kebingungan.

“Ada baiknya nona segera keruang kerja beliau.” Jawab sekretaris Tom lagi.

“Hmm, baiklah. Aku akan segera ke sana paman. Paman duluan saja, nanti aku menyusul.”

“Baiklah nona, saya pergi dulu.” Sekretaris Tom segera kembali menuju ruang kerja tuan Ethan.

Alicya mengambil sweater dalam walk in closetnya. Sebelum keluar, Alicya menghampiri Kiara yang sudah terlelap di atas tempat tidurnya, ia memperbaiki selimut Kiara. Sete;ah itu, ia berlalu menuju ruang kerja kakeknya.

“Kakek, aku masuk yah.” Ucap Alicya setelah mengetuk pintu.

“Ada apa kakek? Paman Tom bilang kakek memanggiku?” Alicya berjalan masuk mendekati kakeknya, belum menyadari keberadaan Adam.

Adam yang melihat Alicya berjalan menuju tuan Ethan menatap lekat diri Alicya tanpa bergeming. Memperhatikan setia gerak gerik Alicya, tidak melewatkan sedikitpun.

“Dimana gadis muda yang pulang bersama mu tadi?” tanya kakek Ethan pada Alicya.

“Ah, maksud kakek Kiara? Dia baru saja terlelap setelah membersihkan diri dan berganti pakaian. Ada apa kek?” tanya Alicya bingung.

“Kakak gadis itu datang mencarinya.” Ucap Kakek Ethan tanpa menoleh kearah Alicya, dan terus menatap Adam.

“Kakaknya Kiara?” Alicya mengikuti arah pandangan kakeknya.

Adam memperhatikan Alicya dengan sangat mendetail. Setelah puas menikmati memandangi Alicya, Adam tersenyum.

“Dia Adam Jonhsam. Dia mencari gadis muda yang datang bersamamu, katanya gadis muda itu adalah adiknya.” Ucap kakek Ethan memperkenalkan Adam secara singkat. Pandangan Alicya bertemu dengan Adam. Mereka saling menatap untuk beberapa saat. Alicya berjalan mendekat ke arah Adam mengulurkan tangan sembari memperkenalkan diri, “Alicya Anastasya Gerald. Anda bisa panggil saya Alicya.” Sahut Alicya.

Adam berdiri dan meraih uluran tangan Alicya. “Adam Jonhsam. Adam”. Adam sedikit mengeratkan genggaman tangannya. Menatap Alicya penuh arti. Tatapan itu sedikit membuat Alicya kurang nyaman, lalu segera melepaskan tautan tangannya dengan Adam. “Orang aneh,” Ucap Alicya dalam hatinya.

“Maaf telah membuat nona Alicya kesulitan karena tingkah Kiara. Pasti anak itu membuat anda kerepotan, kan?” tutur Adam langsung.

Alicya yang mendengar perkataan Adam lalu menjawab, “Tidak sama sekali. Dia juga penurut dan sangat manis. Sama sekali tidak membuatku kerepotan.”

“Baiklah. Saya sudah terlalu lama menyita waktu tuan Ethan dan nona Alicya. Bisa tunnjukan dimana Kiara?”

“Oh, dia ada di kamar saya.” Alicya beralih menatap kakeknya. “Kakek aku akan mengantar tuan Adam menemui adiknya.”

“Perlu Tom untuk menemanimu?” Tanya Kakek Ethan pada Alicya.

“Tidak perlu, ini tidak akan lama kakek.” Jawab Alicya.

“Baiklah. Jangan terlalu lama membiarkan seorang pria asing diruang pribadimu.” Pesan kakek Ethan Pada Alicya. Yang di jawab Alicya dengan anggukan kepala dan sedikit senyuman.

“Silahkan ikuti saya, tuan.” Alicya berjalan di depan, dan Adam mengikuti dari belakang. Sesampainya di kamarnya, Alicya membuka pintu dan berjalan mendekati Kiara yang sedang terlelap.

“Aku tidak tega untuk membangunkanya.” Alicya dengan lembut menyingkirkan anak rambut gadis muda itu, Alicya berbalik kearah Adam yang berdiri di ambang pintu kamarnya, “Apakah tidak bisa membiarkan dia menginap disini hari ini saja?” Adam yang mendengar itupun lalu menjawab, “Tidak bisa nona Alicya.” Jawab Adam tanpa ragu..

“Kiara, Kiara,” Alicya mencoba membangunkan Kiara dengan lembut dengan mengelus pipi Kiara.

Kiara yang merasakan pipinya di sentuh sedikit memicingkan matanya. “Iya kak, ada apa?” tanya Kiara berusaha mengumpulkan nyawanya.

“Sudah puas membuat orang lain kesulitan, Kiara?” suara berat khas pria dewasa yang sangat Kiara kenal itu membuat kesadarannya kembali dengan cepat.

“K-kak Adam? Bagaimana kakak bisa tahu aku ada disini?” Kiara semakin ketakutan ketika melihat Adam melangkah mendekatinya. Ia bahkan langsung bersembunyi di balik punggung Alicya.

“Bangunlah, segera kemasi barangmu kita pulang Sekarang.” Titah Adam.

“T-tapi kak,” Suara Kiara bergetar menolak ajakan Adam.

“Jangan membantah Kiara!” Kiara terlonjak kaget mendengar suara Adam sudah mulai meninggi.

Alicya yang mendengar itupun sedikit terkejut, “Tuan Adam. Jangan terlalu keras pada Kiara. Anda membuatnya ketakutan.” Adam hanya terdiam mendengar perkataan Alicya.

“Kau tahu sudah berapa orang yang kau buat susah hari ini Kiara? Jangan membuat nona Alicya susah juga karena ulah kekanakalanmu! Bangunlah!” Titah Adam lagi.

Kiara tertunduk sudah tidak bisa lagi membantah perkataan Adam. “Maafin Kiara sudah buat kak Alicya susah.” Ucap Kiara dengan suara yang semakin bergetar.

Alicya yang sudah tidak tega melihat Kiara dibentak seperti itu, memutuskan untuk menyuruh Adam menunggu di luar kamarnya, “Tuan Adam, tunggulah di luar. Aku akan membantu Kiara membereskan barang-barangnya.”

“Maaf, sudah membuat anda kembali repot mengurus anak nakal ini nona Alicya.” Ucap Adam menatap Kiara lalu beralih menatap Alicya.

“Tidak apa-apa.” jawab Alicya.

Setelah Adam meninggalkan kamar Alicya, Alicya membantu Kiara membereskan barang-barangnya, termasuk seragam sekolahnya yang telah basah karena guyuran hujan.

Setelah melihat pintu kamar alicya terbuka, Adam kemudian berjalan di depan di ikuti Alicya dan Kiara di belakangnya.

Sesampainya diruang tengah, tuan Ethan dan sekretrasi Tom telah menunggu kedatangan mereka.

“Sekali lagi maaf tuan Ethan. Telah membuat anda dan nona Alicya kesusahan karena adik saya.”

“Tidak apa. Alicya pun tidak mungkin membiarkan adik anda sendiri dengan keadaan basah dan sendiri di tempat sepi.” Jawab tuan Ethan.

“Kiara, setelah sampai, kabari aku yah. Kamu bawa kartu nama yang aku berikan padamu tadikan?” pinta Alicya pada Kiara, karena ia masih merasa khawatir pada Kiara walaupun sudah bersama Adam.

“Iya kak. Terima kasih sudah bantu Kiara, maaf sudah bikin kak Alicya repot.”

“Aku tidak repot sama sekali kok. Kamu baik-baik yah. Kalau kamu punya kesulitan, kamu boleh cerita sama kakak, pintu rumah kakak juga selalu terbuka lebar untukmu.” ucap Alicya berusaha menghibur Kiara.

Kiara yang mendengar itupun terlihat senang, “Benarkah? Apa boleh Kiara sering-sering ketemu atau menghubungi kak Alicya?” tanyanya dengan mata berbinar.

“Tentu saja, jangan ragu untuk menghubungiku yah?” jawab Alicya sembari menangkupkan kedua tangannya pada pipi Kiara.

“Kalau begitu kami permisi Tuan Ethan, Nona Alicya.”

Kakek Ethan hanya mengangguk lalu berlalu masuk kedalam rumahnya.

“Jangan marahi dia lagi. Dia butuh banyak istirahat.” Pintah Alicya pada Adam yang hanya dijawab anggukan kepala.

Setelah memasuki mobil, Kiara membuka jendela lalu melambaikan tangannya pada Alicya, “Jangan lupa telepon aku yah,” Alicya mengatakan itu tanpa suara dengan gestur tangan yang mendekat ketelinganya. Kiara yang melihat itu mengangguk pasti.

Sedang Adam mengamati setiap tindakan yang Alicya lakukan.

Alicya memandangi mobil Adam sampai mobil itu menghilang dari pandangannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status