Share

Bab 200

Author: Sunshine
Suara Hasim Darius membelah ruangan dengan tajam seperti cambuk yang melecut di udara.

"Rian, jangan terlalu jauh melangkah. Kalau kau ingin dukungan dari ayahku, ada dua syarat. Pertama, pastikan pasokan pil ajaib itu tetap berjalan. Kedua, buktikan kesetiaanmu, tanpa sedikit pun keraguan. Paham?"

Rian mengangguk, menelan kekesalannya. "Aku mengerti, Pak Hasim."

Dia butuh dukungan Keluarga Darius dari Kota Cicara, salah satu dari lima penguasa besar di bawah bendera Bangsawan Kota Cicara, untuk mengokohkan posisinya.

Jika Keluarga Kusuma hancur di Kota Vilego, Keluarga Darius mungkin saja bisa membantunya merebut kekuasaan.

Namun, sebelum salah satu dari mereka sempat bicara lagi, terdengar suara benturan keras disusul teriakan panik dari taman.

"Apa yang terjadi?" bentak Rian, matanya menyipit.

Seorang pengawal masuk dengan wajah pucat pasi. "Bos, ada yang menerobos masuk!"

Rian bangkit dengan marah. "Siapa? Berapa orang?"

"Kami nggak sempat melihat jelas. Gelap sekali, tapi dia send
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 243

    Hari-hari berikutnya terasa tenang, seperti keheningan yang turun setelah badai besar.Kini, tekad Jasmin akan menguasai jalanan Kota Vilego.Di bawah kepemimpinannya yang genius, kota itu bangkit ke puncak kejayaan yang belum pernah disaksikan sebelumnya.Febrian memegang kendali atas kota metropolitan Rosia yang luas.Bahkan Celyn pun sudah membangun wilayah kekuasaannya di Kota Verma.Meski posisinya masih baru dan belum banyak diuji, dukungan dari Kota Vilego dan Kota Rosia cukup untuk membuat siapa pun enggan menantangnya.Dibimbing oleh ajaran Keluarga Kusuma, kemampuan Celyn berkembang begitu cepat bagaikan bunga yang mekar di bawah terik matahari.Di masa itu, Alvaro mengubah sebuah bangunan reyot di tepi daerah kumuh menjadi klinik sederhana yang tersembunyi dari dunia luar.Dia merahasiakan identitas aslinya, hanya membuka klinik itu dua sampai tiga jam sehari untuk memberi pengobatan gratis pada mereka yang tak punya tujuan, terutama para tunawisma.Sisa waktunya dia gunakan

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 242

    "Permisi semuanya, tolong keluar dulu. Pasien butuh ketenangan supaya bisa pulih."Perawat itu menggiring mereka ke koridor, sepatu hak tingginya mengetuk lantai.Alih-alih bubar, mereka malah berkerumun di bawah cahaya lampu, masih linglung oleh kabar yang baru saja terdengar tadi."Aku nggak nyangka. Dari semua orang, ternyata Alvaro adalah penyokong diam-diam Grup Sarjono!" bisik pamannya Zed, suaranya serak penuh intrik."Sepertinya dia seorang bangsawan rahasia ya?""Alvaro?" Fiona mencibir."Aku sudah gali semua catatan, dia bukan siapa-siapa. Memang, dia sempat ada di kemiliteran, jadi cukup kuat sampai berani menampar Melisa, tapi selain itu? Dia cuma anak yatim piatu yang miskin."Semuanya mengangguk. Cerita itu terlalu nyata untuk dipertanyakan.Tiba-tiba, salah satu kerabat bertanya, "Kenapa kalian semua merendahkan Alvaro?""Merendahkan dia?" Fiona tertawa."Nggak mungkin. Kami cuma nggak peduli padanya. Kami bukan orang kejam. Kami nggak menghakimi orang. Meski dia miskin,

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 241

    "Aku sudah menjelaskan semuanya dengan jelas, 'kan? Tapi kapan kau pernah percaya padaku?!" bentak Alvaro."Kau seharusnya menjelaskannya sejak awal! Gimana aku bisa percaya kalau kau sendiri nggak pernah menanggapi sesuatu dengan serius?" balas Siti dengan penuh amarah."Jadi salahku lagi," gumam Alvaro, tubuhnya dilanda rasa lelah yang berat."Apapun yang kulakukan selalu salah. Dan kau? Kau selalu benar. Baiklah, terserah. Kau benar.""Tentu saja aku benar," sahut Siti segera, lalu langsung menyesali kata-katanya."Aku sudah muak," geram Alvaro sambil menarik lengannya dari genggaman Siti dengan kasar."Sudah cukup. Lepaskan aku."Tatapan mata Alvaro menusuk seolah-olah sedang menatap orang asing.Tidak, Siti sedang memandang seorang pria yang sudah sampai pada batasnya, yang sudah benar-benar muak.Dia bisa merasakan bahwa jika kali ini Alvaro pergi, dia mungkin tidak akan pernah kembali lagi."Kau mau apa, Alvaro? Bisa nggak berhenti bersikap gegabah setiap waktu? Bisa nggak kau b

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 240

    "Alvaro, kenapa? Kenapa kau begitu keras kepala? Begitu sulitkah untuk meminta maaf?"Siti menuntut, suaranya bergetar, sementara kekecewaan membanjiri matanya.Dia tidak bisa memahami bagaimana pria yang dulu penuh percaya diri itu, kini jatuh sedalam ini, berani main tangan pada Melisa, mengurung diri dalam tembok pikiran sempit, dipenuhi cemburu, dan membalas kebaikan dengan kekejaman.Hanya sebuah permintaan maaf, apa sesulit itu?Siti berharap tamparan tadi bisa menyadarkannya."Tenggelamlah dalam kegelapan, Alvaro. Rasakan penderitaan yang kualami!" bisik Jumadi dengan ekspresi nakal, matanya menikmati kekacauan itu.Ada rasa kepuasan aneh yang tumbuh di dadanya, kehangatan keji menyaksikan semua orang hancur, melihat wajah mereka berubah karena penderitaan.Penderitaan adalah taman bermainnya.Menyaksikan orang lain tenggelam di dalamnya? Hanya itu yang membuatnya merasa hidup.Dia harus meneteskan darah sedikit demi membuat aktingnya meyakinkan. Melihat Siti menampar Alvaro, di

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 239

    Begitu Cindy selesai bercerita, Alvaro langsung menegang, tubuhnya seakan terpaku di lantai.Dia sama sekali tidak menyangka Cindy akan membalikkan seluruh cerita di depan semua orang dan meninggalkannya seperti pencuri yang tertangkap basah."Kalian dengar itu?!" teriak Fiona, suaranya menembus riuh percakapan di aula."Itu dia, kenyataan yang sebenarnya! Mari kita lihat gimana kau bisa lolos dari ini, Alvaro!""Nggak tahu berterima kasih pun nggak cukup untuk menggambarkannya." Dia menambah dengan getir."Kau memutarbalikkan kebaikan menjadi racun, lalu meludahkannya kembali kepada orang yang sudah menyelamatkanmu. Benar-benar memalukan."Seluruh anggota Keluarga Sarjono menghujat, menjauh seakan Alvaro membawa wabah.Tatapan mereka menusuk, penuh amarah dan rasa jijik.Air mata menetes di pipi Cindy. "Maaf, semuanya. Aku nggak ingin mati di tangan Melisa, jadi aku sembunyikan gelang itu di tas Siti. Aku melakukannya demi bertahan hidup, karena target Melisa yang sebenarnya adalah Al

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 238

    "Ibu, apa yang sebenarnya terjadi?"Siti bertanya, suaranya gemetar ketika menatap Fiona dengan mata lebar penuh kebingungan.Fiona mendekat lalu duduk di tepi ranjang, menatap Siti dengan sorot hati-hati."Dengar, Siti. Kau masih ingat Melisa menyerangmu, 'kan? Lalu Keluarga Kasmir mengirim pasukan mereka untuk menghancurkan perusahaan kita. Jumadi berjanji akan menolong kita keluar dari masalah ini, tapi hanya kalau aku setuju menikahkanmu dengannya.""Ibu ...." Siti mulai berbicara."Siti, diam dulu," potong Fiona dengan senyum penuh arti."Kita sedang bicara tentang Jumadi, orang paling berpengaruh di Kota Vilego, bisa dibilang bangsawan. Kau nggak mungkin bisa dapat suami yang lebih baik darinya. Kau sudah bercerai, cepat atau lambat kau harus menikah lagi. Ibu ingin punya cucu, dan ibu ingin cucu itu lahir dari keturunan terbaik.""Ibu ...." Siti mencoba bersuara, tetapi Fiona langsung memotong lagi."Ibu sudah berjanji pada Jumadi. Semua pamanmu juga mendukung. Mereka semua ingi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status