Share

Bab 314

Author: Sunshine
Setelah kekacauan hebat akibat pertempuran mereda, Alvaro kembali ke klinik tepat saat tengah malam. Namun, klinik masih terang benderang.

Setelah mendorong pintu, Alvaro langsung melihat Siti.

Kali ini, sikapnya yang biasa dingin mencair, menjadi tawa hangat saat dia berbincang akrab dengan Joselin.

Ini adalah pemandangan yang aneh. Membuat gelisah, tetapi sekaligus memikat.

Joselin yang pertama menyadari kehadirannya. Dia segera berdiri, wajahnya berseri dan tampak hangat. "Alvaro, kau sudah kembali? Biar aku siapkan makan malam ...."

"Terima kasih, tapi aku sudah makan," jawab Alvaro dengan senyuman samar.

Tatapannya segera beralih dengan hati-hati ke arah Siti, sementara tubuhnya otomatis siaga seolah-olah mengantisipasi serangan.

Siti menangkap perubahan mendadak itu dan mengernyit dalam-dalam.

"Kenapa tatapanmu sedingin itu, Alvaro? Waktu melihat Joselin, kau tampak hangat. Tapi begitu menghadapku, kau bersikap seolah-olah aku bisa gigit. Rasanya sakit, tahu?"

Alvaro menatapnya,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 315

    Alvaro duduk di tepi atap gedung, kakinya terjulur menggantung, segelas anggur setengah penuh berada di tangannya.Sendirian, jauh di atas kota yang terlelap, dia tenggelam dalam pikirannya sendiri sementara malam menyelimutinya.Bulan tampak indah, memantulkan bayangan keperakan yang menyinarinya.Di bawah, para tunawisma berkerumun mengitari api kecil, tawa dan obrolan mereka terdengar samar.Meskipun hidup penuh kesulitan, mereka tampak puas, menikmati kebersamaan dalam momen sederhana.Namun, Alvaro tetap sendirian, tersiksa oleh kebimbangannya sendiri.Hidup terlihat sederhana, manusia lari dari rasa sakit dan mengejar kebahagiaan.Namun, ketika luka terbuka kembali berulang kali, setiap bekas lukanya menusuk hati semakin dalam, menjadikan kenangan sebagai mimpi buruk yang menghantui.Dia menghela napas panjang.Benarkah ada kebahagiaan jika bersama Siti?Dulu dia percaya begitu. Namun, setiap kali dia mencoba meraih Siti, yang didapat hanya luka yang hancur semakin parah.Setiap

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 314

    Setelah kekacauan hebat akibat pertempuran mereda, Alvaro kembali ke klinik tepat saat tengah malam. Namun, klinik masih terang benderang.Setelah mendorong pintu, Alvaro langsung melihat Siti.Kali ini, sikapnya yang biasa dingin mencair, menjadi tawa hangat saat dia berbincang akrab dengan Joselin.Ini adalah pemandangan yang aneh. Membuat gelisah, tetapi sekaligus memikat.Joselin yang pertama menyadari kehadirannya. Dia segera berdiri, wajahnya berseri dan tampak hangat. "Alvaro, kau sudah kembali? Biar aku siapkan makan malam ....""Terima kasih, tapi aku sudah makan," jawab Alvaro dengan senyuman samar.Tatapannya segera beralih dengan hati-hati ke arah Siti, sementara tubuhnya otomatis siaga seolah-olah mengantisipasi serangan.Siti menangkap perubahan mendadak itu dan mengernyit dalam-dalam."Kenapa tatapanmu sedingin itu, Alvaro? Waktu melihat Joselin, kau tampak hangat. Tapi begitu menghadapku, kau bersikap seolah-olah aku bisa gigit. Rasanya sakit, tahu?"Alvaro menatapnya,

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 313

    Arena mendadak sunyi senyap. Jeremi berlutut di tengah debu, kepalanya tertunduk seperti seorang pendosa yang menyesali dosanya.Dia akhirnya mengangkat wajahnya, rahangnya mengeras, enggan memberi hormat."Kau petarung yang luar biasa," geramnya, suaranya serak sarat kebanggaan dan kekalahan. "Aku menyerah.""Apa yang barusan dia bilang?" seru seseorang dari penonton.Bisikan-bisikan riuh memenuhi seluruh arena, ketidakpercayaan menyambar di antara kerumunan."Dia bahkan belum mengayunkan pukulan! Masuk arena cuma buat berlutut? Apa Keluarga Kusuma menyuap dia?"Zaki sontak berdiri, matanya menyala dipenuhi amarah."Apa-apaan ini, Jeremi? Seorang Bangsawan Kota Cicara nggak pernah tunduk! Bunuh tukang bersih-bersih sialan itu sekarang juga!""Tutup mulutmu, Zaki!" bentak Jeremi garang."Ada kehormatan dalam tahu saat kau kalah. Dia bukan orang sembarangan. Kalau dia mau, aku sudah tergeletak mati di tanah sekarang."Kerumunan terdiam, mencoba mencerna kebenaran pahit yang tampak di ma

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 312

    "Apa yang baru saja terjadi? Pertarungannya sudah selesai?"Kerumunan seketika hening saat semua mata menatap ksatria elite Kota Cicara yang terkapar tak bergerak di tanah. Pingsan atau tertidur, tidak ada yang bisa memastikan.Mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat.Semua mengira si tukang bersih-bersih itu tak punya peluang, tetapi pertarungan berakhir dengan mengejutkan. Lebih anehnya lagi, si tukang bersih-bersih hanya menyuruh lawannya tidur dan sekarang pria itu tergeletak tak berdaya."Nggak mungkin!" seru Baron, matanya melotot tak percaya. "Si bukan siapa-siapa itu menang?""Mustahil!" hardik Cindy dengan getir. "Dia pasti curang! Mana mungkin bisa menjatuhkan ksatria terbaik Kota Cicara tanpa mengangkat tangan?""Ada yang bisa jelaskan apa yang baru saja terjadi?" geram Zaki, kebingungan tampak jelas di wajahnya."Ksatria keempat teratas kita ambruk cuma karena satu kalimat!""Trik apa yang dipakai si tukang bersih-bersih itu?""Dia lebih berbahaya daripa

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 311

    Suara wasit membelah udara yang menegang, sambil mengangkat selembar kertas resmi."Kami baru menerima kabar," serunya. Matanya dingin dan tanpa emosi."Bu Celyn Kusuma secara resmi telah menjadi warga sekaligus menjabat sebagai gubernur di Kota Verma. Menurut aturan kami, dia nggak bisa mewakili Kota Vilego dalam duel suci antarkota ini. Dengan demikian, Celyn Kusuma didiskualifikasi!"Keheningan mengejutkan melanda seluruh arena, segera digantikan oleh bisikan-bisikan geram dan seruan tak percaya."Keluarga Kusuma," lanjut wasit, seolah-olah sedang menikmati drama ini. "Kalian masih punya dua pertandingan tersisa untuk membalikkan keadaan. Pilih dengan bijak. Ksatriamu harus naik ke arena dalam sepuluh menit. Kalau nggak, kalian otomatis kalah."Sebelum Jasmin sempat berkata apa pun, sosok jangkung penuh kesombongan melangkah dari kubu Kota Cicara, sarung tangannya berlapis baja mengilap.Dia menatap sinis ke kubu Kota Vilego, bersuara lantang penuh ejekan, "Hei, Kota Vilego! Di mana

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 310

    Varis masuk ke lorong dengan langkah mengentak, tubuhnya yang babak belur dibalut kain penuh noda darah, sepatu botnya menghantam lantai seperti palu.Dia berhenti mendadak, matanya membara bagai api menatap tajam wajah-wajah tegang ksatria peringkat dua, tiga, dan empat Kota Vilego."Salah satu dari kalian meracuniku." Suaranya rendah dan mematikan.Seketika, salah satu rekannya melompat berdiri, matanya menyala dengan amarah bercampur ketakutan."Beraninya kau bicara begitu! Kami juga diracuni! Jangan seenaknya menuduh kami!"Varis tersenyum pahit."Bicara soal berani, orang dari Kota Cicara menghampiriku beberapa hari lalu dan mereka menawarkan uang kepadaku untuk meracuni kalian semua.""Dia memberiku uang receh untuk mengkhianati kalian. Meskipun Kota Vilego sedang di masa sulit, aku masih punya harga diri. Jadi aku menyuruhnya pergi mati saja."Seluruh ruangan hening, mata melebar penuh rasa curiga dan takut.Jasmin bangkit berdiri. Suaranya mendesak nyaris putus asa."Aku sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status