Share

Bab 9

Penulis: Sunshine
Saat sistem mengumumkan kemenangan Alvaro, seluruh aula diam karena tercengang.

Mereka sampai nggak percaya mata ataupun telinganya.

“Mana mungkin pecundang yang nggak paham permainannya bisa menang?” Seseorang berseru.

Semua orang di ruangan terkejut. Mereka semua mengira Alvaro bakal kalah.

Gimanapun juga, Candra adalah pemain terhebat di Kota Vilego.

Mana mungkin pemula bisa kalahkan dia? Mustahil!

“Pasti ada yang salah, ‘kan?” gerutu salah satu orang.

Saat Alvaro keluar dari ruangan dengan diiringi oleh Melina, semua orang melihat ada yang nggak biasa, yaitu kostumnya.

Itu adalah kostum terbaru dan termahal yang dilengkapi dengan bantuan kecerdasan buatan.

Seorang pemula pun bisa jadi hebat dengan mengaktifkan kecerdasan buatan. Awalnya dirancang untuk penggunaan militer di peperangan. Kini jadi alat hebat di dunia virtual.

Melihat kostum permainan yang sangat mahal untuk pertama kalinya, mereka yang terkejut segera berubah menjadi marah.

“Kau curang! Kostum itu pasti meningkatkan teknik bertarungmu,” teriak seseorang.

“Iya, pemula nggak mungkin menang tanpa curang.” Suara yang lain menimpa.

“Dia cuma pemula. Nona Melina pasti sengaja siapkan kostum ini untuknya.”

Berbagai tuduhan ditujukan pada Alvaro.

Melina merasa dia harus menjelaskan, jadi dia maju dan berkata, “Dengarkanlah! Meskipun kostumnya dilengkapi dengan fungsi kecerdasan buatan, Pak Alvaro menang dengan tekniknya sendiri.”

Seluruh aula menghening, lalu tawaan memenuhi ruangan.

“Hahaha.”

“Melina pasti bercanda!”

“Kalau nggak percaya, aku bisa putar balik rekamannya untuk kalian.”

“Nggak perlu,” ucap Candra sambil mendekat.

“Biarkan dia menikmati kemenangan kecilnya. Kali ini aku biarkan dia menang dengan kostum kecerdasan buatannya, tapi aku tuntut pertandingan ulang ketika dia sudah belajar nggak perlu kostum itu.

“Candra sopan sekali,” ucap seseorang.

“Iya, sopan sekali.”

“Candra, kau yang terbaik!” Lora mencibir, “Nggak kayak seseorang yang jelas-jelas curang, tapi nggak berani mengaku.”

“Melina, kenapa kau izinkan dia pakai kostum mahal itu? Aku dengar itu cuma untuk anggota premium saja. Aku nggak pernah lihat orang-orang di Kota Vilego memakainya,” tanya seseorang.

Semua orang menatapnya dengan penasaran, sementara Melina nggak bisa mengatakan kebenarannya. Jadi, dia mencari alasan.

“Pak Alvaro adalah pengunjung kesepuluh juta dari Klub Nobela, jadi dia memenangkan kartu spesial anggota premium. Mohon bersikap baik padanya, oke?”

“Oh, beruntung sekali!”

“Semua orang akan beruntung pada saatnya.”

”Candra, gimana kalau kalian bertarung lagi? Aku akan gantikan kostum Pak Alvaro ke kostum yang biasa saja?” tanya Melina.

“Nggak, aku masih ada urusan lain,” jawab Candra. “Malam ini ada perjamuan dengan Febrian. Aku nggak punya waktu untuk pecundang ini. Biarkan dia belajar dulu.”

Candra takut kalah lagi. Hanya dia yang tahu bahwa Alvaro menggunakan gravitasi lima kali lipat saat bertarung. Lalu kalau Alvaro dapat bantuan kecerdasan bantuan, Candra pasti akan menerima notifikasi demi keadilan.

Alvaro benar-benar nggak menggunakan kecerdasan bantuan.

Candra menatap Alvaro dengan tajam dan berkata, “Kau nggak akan selalu menang. Sampai jumpa lagi di pertandingan selanjutnya.”

“Silakan tantang aku kapan saja,” jawab Alvaro. “Tapi aku nggak menindas anak-anak.”

“Jangan lupa sama rumah mewahnya.” Alvaro memperingatkan dengan santai.

Wajah Candra menjadi suram dan tampak nggak senang, seolah-olah dia dipaksa menelan kotoran.

Tepat saat ini, Siti memotong pembicaraan mereka dan berkata, “Diam! Ketika orang berbaik hati, jangan sombong. Kau hanya akan membuat dirimu kelihatan lebih buruk.”

Candra yang merasa senang atas dukungan Siti tersenyum dan berkata, “Iya. Lebih baik dia diam. Siti, ada perjamuan nih. Kau mau ikut nggak?”

“Benarkah?” tanya Siti dengan mata terbelalak.

“Ayahku bilang Pak Febrian sedang adakan perjamuan kawasan elit malam ini untuk menyambut tamu terhormat.” Candra mengumumkan dengan nada kuat yang bisa didengar oleh semua orang.

Menyebutkan nama Febrian, orang terkaya di Kota Vilego, semua orang di ruangan langsung merasa iri.

Kalau bisa menghadiri perjamuan itu, mereka mungkin bisa dapat koneksi dengan orang kalangan atas.

Menjadi kaya itu perlu koneksi.

Lora bertanya, “Aku boleh ikut nggak?”

“Maaf, Lora. Ini cuma untuk yang diundang saja. Lain kali ya,” jawab Candra.

Wajah Lora menjadi muram. Perjamuan Kusuma adalah acara yang paling diminati di kota itu, undangannya sangat langka.

“Kau tahu siapa tamu yang akan disambut Pak Febrian?”

“Aku nggak tahu, tapi harusnya orang yang sangat penting.”

“S*alan! Aku beneran pengen ikut ke perjamuan itu.”

Melina melirik Alvaro. Ada kemungkinan Alvaro adalah tamunya, karena selama lima tahun bekerja di klub Kota Vilego, nggak ada orang yang bisa jadi anggota premium.

Alvaro menatapnya dan berkata, “Tolong ajar aku gimana caranya pakai kostum ini untuk latihan.”

Mereka sibuk sendiri sementara Siti mencoba untuk menunjukkan rasa terima kasih pada Candra, “Makasih, Candra. Kau sudah bantu aku dan keluargaku.”

Lora menambahkan, “Iya, Candra itu baik. Nggak kayak pecundang yang menipu orang dengan taktik untuk cepat kaya.”

Siti, Candra dan Lora melirik Alvaro untuk menegaskan maksud mereka.

Mereka membawa Alvaro ke sini supaya dia tahu diri, tapi dia malah jadi anggota premium. Ini membuat mereka frustrasi.

“Perjamuan diadakan malam ini. Kita perlu bersiap-siap,” ucap Siti. “Aku akan pastikan untuk tampil terbaik. Jadi mungkin tamu pentingnya akan memperhatikanku.”

Alvaro masih mempelajari kostum dari Melina saat dia menguping pembicaraan mereka tentang perjamuan.

“Rencana yang bagus,” ucap Alvaro. “Tapi, gimana kau tahu, perjamuannya beneran akan diadakan?”

Candra mencibir, “Kau gila ya? Berhentilah permalukan dirimu sendiri.”

“Terserah kau deh,” ucap Alvaro. “Tapi, tamu yang terhormat nggak akan hadir dalam perjamuan itu. Apa gunanya perjamuan tanpa dia?”

Lora mencibir, “Emang kau tahu siapa tamu penting itu?”

Alvaro menyeringai, “Iya, akulah tamu pentingnya.”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 50

    "Abaikan saja dia," kata Siti, suasana hatinya sudah memburuk.Dia baru menyadari bahwa dia tidak akan pernah mengerti pria berengsek itu. "Perjamuan sudah mau dimulai. Ayo kita cari tempat duduk kita."Perjamuan diatur dengan meja bundar, masing-masing meja bisa ditempati 6 tamu.Semakin dekat mejanya ke depan, semakin penting tamu itu.Yang mengejutkan Siti dan Lora adalah ketika mereka memeriksa kartu undangan mereka, ternyata mereka ditempatkan di bagian paling depan, meja VIP."Candra, ayahmu benar-benar berusaha keras untuk berikan kita undangan terbaik ya," kata Siti.Candra tampak bangga. "Tentu saja, Ayahku sangat penting bagi Keluarga Kusuma. Itulah makanya kubilang jangan khawatir tentang kemitraan ini. Kau pasti bisa dapat."Ketika mereka bergerak ke depan, mereka terkejut mendapati Jasmin dan Alvaro sudah duduk di meja mereka sambil tertawa dan berbicara dengan akrab."Alvaro," Candra mendekat, kekesalan terdengar jelas dalam suaranya. "Apa kau tahu meja ini hanya disediak

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 49

    Lora, yang berdiri di samping Candra tiba-tiba menimpali, "Candra, pernikahanmu besok loh. Kau jangan terus goda semua cewek dong."Candra mengerutkan kening dan menatapnya dengan tatapan kesal. "Sejak kapan bersikap baik adalah sebuah kejahatan?""Baik? Kau bersikap baik atau jadi bajingan?" balas Lora yang dengan tegas berpihak pada Siti."Oke," gumam Candra. Dia tahu trik liciknya itu tidak berhasil. Dia lalu kembali menoleh ke arah Jasmin."Cantik sekali," serunya sambil tersenyum. "Gimana kalau kau bergabung dengan kami? Pria itu nggak layak mendapatkan perhatianmu. Dia hanya akan mencoba menipu uangmu."Jasmin dengan lembut menyentuh dagu Alvaro dan tersenyum."Oh, Alvaro," katanya lirih. "Yang aku miliki hanyalah uang. Kalau itu satu-satunya alasan kau mau perhatikan aku, sebutkan saja kau butuh berapa. Aku punya 1,6 triliun sekarang. Kalau itu nggak cukup, bilang saja. Aku masih punya lebih banyak lagi di rumah.""Nona," Candra menyela tiba-tiba, berusaha terdengar ramah."Kau

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 48

    Siti hanya ingin bertanya kepada Alvaro tentang identitas aslinya dengan sopan, seperti yang disarankan kakeknya.Dia baru sadar bahwa dia telah berprasangka buruk terhadap Alvaro sejak awal, tidak pernah memberinya kesempatan.Mungkin masih ada sesuatu yang bisa diselamatkan.Tapi apa Alvaro harus persulit semua ini?"Alvaro, aku mengerti kau membenciku karena menceraikanmu, dan sekarang kau memamerkan pasangan barumu untuk buat aku marah. Tapi apa kau sadar bahwa inilah alasanku meninggalkanmu?" Siti berterus terang."Jadi ini kesalahanku?" Alvaro mengangkat alisnya berpura-pura tidak tahu."Aku sudah memberimu banyak kesempatan untuk menebus kesalahanmu, tapi kau terlalu bodoh untuk mengerti!" bentaknya, kesabarannya mulai menipis."Kesempatan?" Alvaro tampak benar-benar bingung sekarang."Apa kau masih nggak ngerti? Aku sudah mencoba bicara denganmu secara pribadi, tapi kau malah memamerkan egomu dan memperparah segalanya." Nada bicara Siti sangat dingin. Harga dirinya sebagai CEO

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 47

    Saat itu malam hari di Klub Hiana, klub paling eksklusif di Kota Vilego, tempat di mana hanya orang-orang kaya yang berbaur.Bangunannya menyerupai kubah kaca kolosal, menampilkan kemegahan langit malam, meskipun pemandangannya dapat disesuaikan dengan tema yang diinginkan.Malam ini, gedung tersebut diubah sesuai tema "Perkumpulan Kerajaan," dengan meniru perjamuan untuk merayakan raja, ratu, dan putri yang tampil di depan umum untuk pertama kalinya.Dekorasinya klasik namun elegan, dihiasi dengan patung-patung yang terinspirasi dari zaman kuno, memancarkan aura keagungan.Para tamu tampak mulai berdatangan, berjalan-jalan di taman sembari mengagumi air mancur serta dekorasi yang indah.Pada saat ini, sebuah Mercedes hitam berhenti di depan pintu masuk, di mana karpet merah telah menanti.Seorang wanita cantik dengan gaun malam yang elegan pun melangkah keluar dan langsung menarik perhatian semua orang.Tak lama kemudian, seorang wanita lain yang tak kalah cantiknya tiba dan lagi-lagi

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 46

    Alvaro duduk di sebuah meja kafe, pikirannya melayang-layang saat serpihan-serpihan ingatannya mulai terkuak.Dia tidak dapat mengingat wajah ibunya, tapi dia ingat medali yang diberikan ibunya."Alvaro, kalau kau tersesat, gunakan medali ini untuk temukan jalan pulang." Suaranya terdengar mendesak dan penuh dengan peringatan.Dia ingat ibu menyuruhnya bersembunyi karena ada yang mengejar mereka. Tapi siapa? Dia tidak bisa mengingatnya.Ingatan berikutnya adalah saat dia terbangun di panti asuhan, medali itu sudah hilang dari tangannya.Ini pasti ingatannya sebelum dia berakhir di sana.Sambil menyentuh permukaan medali yang dingin, Alvaro tahu bahwa dia harus melacak dari medali ini untuk menemukan ibunya dan merebut kembali masa lalunya.Tiba-tiba teleponnya berdering."Alvaro," suara Jasmin terdengar lembut namun tegang."Ya?""Bisakah kau membantuku dengan menemaniku ke acara perjamuanku?"Alvaro ingin menolak, tapi dia teringat janjinya kepada Budi, yaitu untuk bantu Keluarga Sarj

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 45

    "Alvaro, ini surat cerai yang sudah disiapkan Siti. Kau tinggal tanda tangan saja," kata Lora sambil meletakkan dokumen-dokumen itu di atas meja kafe."Di mana Siti?" Alvaro bertanya, matanya tertuju pada Lora.Terlepas dari kecantikannya yang tak terbantahkan, setiap kata yang diucapkannya mengandung racun."Dia sedang sibuk transfer uang. Dengar, Alvaro," Lora mencondongkan tubuhnya, suaranya sedingin es."Mumpung aku masih bersikap sopan, mending cepat tanda tangan dan akhiri semua ini. Kau nggak bisa terus menipunya. Demi Tuhan, lepaskan dia!"Alvaro menghela napas. Satu-satunya alasannya menikahi Siti adalah untuk menemukan petunjuk tentang ibunya dan untuk menghormati keinginan gurunya."Kalau dia mau cerai, dia harus bilang padaku sendiri," jawabnya dengan tenang.Lora menggelengkan kepalanya. "Aku tahu kau nggak senang dengan hal ini, tapi terimalah. Kau nggak pantas bersamanya. Jangan mempersulitnya. Tanda tangani saja surat cerainya." Alvaro menyilangkan tangannya. Dia tentu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status