Share

9. Menggelitik

“Kami sudah mendapatkan semua ingatan orang-orang mengenai gadis itu, Tuan,” ucap Blax lalu memberikan sebuah kristal sihir berbentuk bulat pada Xavion. Kristal tersebut berisi kenangan orang-orang mengenai sosok Amora.

Xavion menerima kristal tersebut. Kini, Xavion menyembunyikan wajahnya di bawah tudung jubahnya, dan hanya menunjukkan sepasang netra biru keperakan yang menyorot dingin. Jika dilihat dari jauh, Xavion seakan-akan tidak memiliki wajah dan ruang di bawah tudung jubahnya terlihat hanya sebuah ruang hampa. Karena tudung tersebut membuat wajah Xavion tersembunyi dalam kegelapan. Xavion menatap lima bawahan setianya yang memimpin pasukan pengikut setianya. Kelimanya adalah orang-orang yang memiliki kekuatan paling besar di antara para siluman yang mengabdi padanya. Pertama ada Balx, sang naga hitam yang memiliki semburan api yang bisa menghancurkan apa pun. Kedua adalah Sisil, sang siluman rubah cantik yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran serta menggoda lawan jenisnya. Ketiga ada Whein, siluman ular hitam yang memiliki keahlian dalam menggunakan racun.

Keempat, ada Meghan, sang penyihir yang membimbing Kian sebagai pengguna penyihir hitam. Lalu terakhir adalah Kian yang baru saja masuk dalam pasukan elit yang dipercaya oleh Xavion. Meskipun, masih banyak yang perlu Kian pelajari. Namun, Meghan sudah bertanggung jawab sebagai guru yang akan mengajarinya. Selain itu, Kian menyadari sesuatu saat dirinya menerima tawaran Xavion untuk menjadi pengikut setianya. Kian tahu, jika ada yang salah dalam sejarah yang sudah diketahui dan dipercayai oleh orang-orang di kekaisaran Bonaro. Meskipun tahu, Kian tidak berniat untuk berkhianat. Kian malah merasa, jika dirinya berdiri di sisi Xavion, ia bisa hidup dengan bebas. Ia juga bisa membalaskan dendamnya pada orang-orang yang sebelumnya sudah membuatnya hidup dalam kubangan penuh hinaan.

“Kerja bagus. Kian pergilah dengan Blax, bantu dia menemukan keberadaan gadis ini dan Xavier,” ucap Xavion.

Kian dan Blax yang sudah menerima tugas baru mereka, segera undur diri untuk menjalankan tugas mereka tersebut. Sementara itu, Sisil, Whein, dan Meghan menunggu perintah dari sang tuan. Mereka bertiga tahu, jika Xavion pasti memiliki tugas khusus yang akan diberikan pada mereka. “Whein pergilah dengan Meghan untuk menebar wabah di kekaisaran. Lalu Sisil, kerahkan bawahanmu untuk mengganggu desa-desa yang berada di batas terluar kekaisaran. Kau bisa melakukan apa pun, bersenang-senanglah,” ucap Xavion membuat ketiga wanita yang mendapatkan perintah tersebut senang bukan main, hampir bersorak karena terlalu senang.

“Baik, Tuan,” ucap ketiganya kompak lalu beranjak pergi setelah memberikan hormat.

Sementara itu, Xavion menatap kristal sihir yang berada di tangannya. Ia menatapnya dalam diam. Lalu beberapa saat kemudian, ia mengusapnya lembut dan kenangan yang terekam dalam kristal tersebut pun muncul satu per satu. Xavion masih menatapnya dalam diam dan sorot mata dingin. Namun, siapa pun tahu jika Xavion mengamati kenangan tersebut dengan teliti. Kening Xavion mengernyit dalam, saat melihat kenangan seseorang mengenai Amora yang begitu pemurah. Walaupun terlihat dingin dan bertindak tegas pada apa yang tidak ia sukai, Amora memiliki sisi hangat yang ia tunjukkan dengan hati-hati. Bahkan, anak-anak jalanan yang kelarapan, memiliki ingatan mengenai Amora. Beberapa saat kemudian, Xavion pun berbisik, “Bagaimana mungkin seorang manusia tidak berubah seperti ini?”

Sedetik kemudian, Xavion memecahkan kristal sihir tersebut dengan penuh amarah. “Dewa, apa  pun rencanamu, aku sendiri yang akan memastikan jika itu tidak akan pernah berhasil. Semua orang harus membayar harga atas masa lalu yang menyakitkan,” ucap Xavion lalu memejamkan matanya, menyembunyikan netra biru keperakan, khas miliki kaum Amagl.

***

“Makanlah,” ucap Xavier sembari memberikan ikan bakar pada Amora. Tentu saja Amora menerimanya, tetapi diam-diam ia menatap wajah tampan Xavier yang tidak menampilkan ekspresi apa pun, membuat Amora yang melihatnya merasa tidak nyaman. Amora pikir, jika Xavier akan marah padanya karena lagi-lagi berusaha untuk melarikan diri. Sejak dirinya diselamatkan oleh Xavier dari sarang siluman ular, Amora tidak lagi melihat Vheer atau siluman-siluman kecil lainnya. Mereka malah digantikan oleh seekor singa jantan berbulu putih yang terlihat begitu manja pada Xavier. Namun, di mata Amora singa itu tetap saja terlihat menyeramkan dan berbahaya, sama seperti Xavier.

Amora diam-diam menghela napas dalam hatinya. Ia memang bersyukur bisa selamat dari siluman ular yang berniat untuk menjadikannya sebagai seorang istri. Namun, usaha Amora untuk melarikan diri dari Xavier sudah benar-benar gagal. Pasti akan sulit bagi Amora untuk mendapatkan kesempatan melarikan diri lagi. Terlebih, jika kali ini perjalanan hanya akan dilalui oleh Amora dan Xavier. Atau dalam artian lain, Amora akan benar-benar berada di bawah pengawasan Xavier sepenuhnya. Kini Amora berharap, Vheer atau para siluman kecil bisa kembali.  Setidaknya, Amora akan memiliki celah untuk menipu para siluman itu. Beda hal dengan Xavier yang tentu saja tidak akan pernah bisa Amora tipu. Dia itu tembok es tidak berperasaan, mana mungkin Amora bisa menemukan celah untuk melarikan diri darinya.

“Jangan pikir bahwa aku tidak marah atas tindakan bodohmu, Amora,” ucap Xavier tiba-tiba membuat Amora mengangkat kepalanya dan menatap Xavier.

Amora yang mendengar hal itu segera menatap netra Xavier yang ternyata tengah menatapnya. “Aku tidak berindak bodoh. Aku malah akan terlihat lebih bodoh jika tetap bertahan bersamamu,” ucap Amora.

Hoia yang melihat keberanian Amora tersebut, terlihat menunjukkan raut malas dan menguap lebar. Ia meletakkan kepalanya di atas kedua kaki depannya dan memilih untuk mengamati apa yang akan terjadi ke depannya. Xavier sendiri menghela napas lelah. “Apa para manusia memang sebodoh dirimu?” tanya Xavier terlihat membuat Amora semakin marah. Sepertinya, Amora sudah sepenuhnya melupakan ketakutannya atas kemungkinan mendapat kemarahan dari Xavier. Amora jelas tidak terima disebut sebagai orang bodoh.

“Ah, aku jadi semakin yakin jika kau benar Amagl terkutuk. Kau sangat jahat,” ucap Amora terlihat merajuk karena apa yang dikatakan oleh Xavier padanya.

“Di mana letak jahat yang kau maksud? Jika benar aku jahat, aku tidak akan menolongmu dan membawamu ke luar dari sarang siluman ular itu,” ucap Xavier. Tampaknya, kali ini Xavier ingin beradu argumen dengan Amora. Berbeda dari biasanya, di mana Xavier tidak mau repot berbincang panjang lebar.

“Menyebut orang lain sebagai orang bodoh adalah salah satu tindakan jahat!” seru Amora sembari mengepalkan kedua tangannya marah.

“Ah, benarkah? Tapi kau memang bertindak bodoh, Amora,” ucap Xavier sembari sedikit memiring kepalanya. Terlihat jelas bahwa saat ini dirinya tengah menggoda Amora yang semakin marah dibuatnya.

“Diam!” seru Amora benar-benar meledak karena rasa marahnya. Saking kesalnya, Amora bahkan terlihat terengah-engah. Amora belum pernah semarah ini sebelumnya. “Jika kau memang menganggapku bodoh atau bosan dengan kebodohanku, kau tinggal melepaskanku. Lupakan sumpah atau apalah yang pernah kau bicarakan sebelumnya,” lanjut Amora.

“Tidak bisa. Karena kau bodoh, maka dari itu aku harus menjagamu tetap di sisiku,” putus Xavier tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Amora.

“Menyebalkan! Lebih baik kau tidur saja lagi, dan jangan pernah bangun untuk selamanya!” seru Amora seakan-akan tengah mengutuk Xavier dengan sepenuh hati.

“Sayangnya kau hanya bisa membangunkanku, dan bukannya membuatku kembali tidur panjang, Amora.”

Amora pun memejamkan matanya. Benar-benar merasa sangat frustasi saat ini. Sepertinya Xavier memang lebih baik menjadi pendiam, daripada berbicara seperti ini. Karena bagi Amora, kesan menyeramkan Xavier seketika luntur dan malah digantikan oleh kesan menyebalkan. Ah, tidak sepenuhnya luntur. Karena Xavier masih saja memiliki aura menekan, yang sepertinya memang sudah melekat padanya sejak lahir. Mungkin saja itu adalah keunggulan kaum Amagl sebagai sosok yang dipercaya untuk menjaga keseimbangan dua dunia. Amora memilih untuk mengabaikan Xavier dan menyantap makan malamnya. Meskipun Amora masih terbayang dengan situasi mengerikan saat dirinya berada di sarang siluman ular dan dipaksa untuk berganti pakaian sesuai dengan adat kaum mereka, tetapi kini setidaknya Amora sudah aman. Xavier tidak mungkin memangsanya.

Xavier sendiri hanya mengamati Amora yang makan dengan cukup lahap. Ia tidak terlalu membutuhkan makanan seperti manusia untuk bertahan hidup. Jadi, jika selama ini berburu pun, Xavier memberikan semua hasil berburunya untuk disantap oleh Amora. Sepertinya, karena hari yang melelahkan, dan kondisi yang kenyang, setelah selesai makan, Amora pun meringkuk di dekat akar pohon dengan posisi memunggungi api unggun dan Xavier. Malam ini memang terasa lebih dingin dari biasanya, tetapi Xavier tidak bisa membangunkan sebuah rumah kayu sederhana bagi Amora, karena Xavier jelas harus sangat berhati-hati dalam menggunakankan kekuatannya. Untungnya, kini Amora sudah menggunakan pakaian yang cukup hangat, gaun minim yang sebelumnya ia kenakan sudah diganti dengan gaun yang ternyata sudah disiapkan oleh Vheer sebelumnya. Jadi, setidaknya Amora bisa bertahan dari dinginnya malam.

Suara serangga malam yang bernyanyi, ternyata membuat Amora tertidur dengan lebih mudahnya. Namun, sepertinya udara dingin masih menjadi musuh terbesar bagi Amora untuk tidur dengan nyaman. Api unggun yang dijaga dengan baik oleh Xavier, rupanya masih belum cukup untuk menghangatkan Amora. Pada akhirnya, Xavier memberikan isyarat pada Hoia. Tentu saja Hoia sama sekali tidak menolak. Ia bangkit dan melangkah mendekat pada Amora. Hanya saja, kedatangan Hoia ternyata membuat Amora terbangun dan menatap penuh rasa takut pada Hoia yang kini berbaring di belakangnya. Amora pun segera menatap Xavier, tetapi ternyata pria itu sudah memejamkan matanya dan bersandar pada batang pohon dengan sangat santai. Seakan-akan Xavier sendiri sudah tidur sejak lama.

Hoia mengendus leher Amora, dan membuat Amora segera menoleh padanya. “A, Apa? Kenapa kau melakukan hal itu?!” tanya Amora gugup.

Hoia tentu saja tidak bisa menjawab, tetapi ia memberikan isyarat pada Amora. Tentu saja agak sulit bagi Amora untuk mengerti apa yang sebenarnya dimaksud oleh Hoia. Namun, Amora pun mendapat sedikit petunjuk saat Hoia kembali memberikan isyarat. “Kau ingin aku menyentuh bulumu?” tanya Amora. Hoia mengaing, tanda jika Amora menebak dengan benar.

Dengan ragu, Amora pun mengulurkan tangannya dan menyentuh bulu leher Hoia yang terlihat paling tebal. Saat itulah, Amora sangat terkejut karena bulu Hoia terasa sangat lembut dan hangat. Tanpa sadar, Amora pun semakin mendekat pada Hoia dan pada akhirnya menenggelamkan tangannya pada helaian rambut Hoia. “Hangatnya,” ucap Amora sembari bersandar pada tubuh besar Hoia.

Hoia sendiri terlihat senang dengan perlakuan Amora. SInga itu terlihat seperti seekor kucing yang tengah dimanjakan oleh majikannya. “Kau terlihat senang. Kalau begitu, mari kita tidur seperti ini,” ucap Amora lalu memejamkan matanya. Amora menggunakan tubuh besar Hoia sebagai sandaran dan bantalan kepalanya. Pada akhirnya, Amora bisa tidur dengan nyaman, berkat Hoia yang membuat tubuhnya hangat dan terlindungi dari angina malam.

Xavier yang mendengar suasana sudah kembali tenang, dan napas Amora sudah teratur, segera membuka matanya. Ia bertatapan dengan netra emas Hoia yang rupanya menunggu perintah selanjutnya dari Xavier. “Tidurlah,” bisik Xavier memberikan perintah.

Hoia yang mendengar perintah tersebut, segera mengeluarkan sayap peraknya. Sayap tersebut ia gunakan untuk menyelimuti Amora yang tidur dengan senyum lebarnya. Hoia pun memejamkan matanya, menjalankan perintah sang tuan untuk tidur. Sementara itu, Xavier tidak bisa memejamkan matanya. Ia malah terlihat mengamati wajah cantik Amora yang tersenyum dalam tidurnya. Kening Xavier mengernyit dalam, saat dirinya merasakan sesuatu yang menggelitik dalam hatinya. Perasaan asing yang belum pernah Xavier rasakan selama hidupnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Keren! semoga gak ngadat ni bacaku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status