Beranda / Romansa / Amagl's Bride / 9. Menggelitik

Share

9. Menggelitik

Penulis: Miafily
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-04 20:05:57

“Kami sudah mendapatkan semua ingatan orang-orang mengenai gadis itu, Tuan,” ucap Blax lalu memberikan sebuah kristal sihir berbentuk bulat pada Xavion. Kristal tersebut berisi kenangan orang-orang mengenai sosok Amora.

Xavion menerima kristal tersebut. Kini, Xavion menyembunyikan wajahnya di bawah tudung jubahnya, dan hanya menunjukkan sepasang netra biru keperakan yang menyorot dingin. Jika dilihat dari jauh, Xavion seakan-akan tidak memiliki wajah dan ruang di bawah tudung jubahnya terlihat hanya sebuah ruang hampa. Karena tudung tersebut membuat wajah Xavion tersembunyi dalam kegelapan. Xavion menatap lima bawahan setianya yang memimpin pasukan pengikut setianya. Kelimanya adalah orang-orang yang memiliki kekuatan paling besar di antara para siluman yang mengabdi padanya. Pertama ada Balx, sang naga hitam yang memiliki semburan api yang bisa menghancurkan apa pun. Kedua adalah Sisil, sang siluman rubah cantik yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran serta menggoda lawan jenisnya. Ketiga ada Whein, siluman ular hitam yang memiliki keahlian dalam menggunakan racun.

Keempat, ada Meghan, sang penyihir yang membimbing Kian sebagai pengguna penyihir hitam. Lalu terakhir adalah Kian yang baru saja masuk dalam pasukan elit yang dipercaya oleh Xavion. Meskipun, masih banyak yang perlu Kian pelajari. Namun, Meghan sudah bertanggung jawab sebagai guru yang akan mengajarinya. Selain itu, Kian menyadari sesuatu saat dirinya menerima tawaran Xavion untuk menjadi pengikut setianya. Kian tahu, jika ada yang salah dalam sejarah yang sudah diketahui dan dipercayai oleh orang-orang di kekaisaran Bonaro. Meskipun tahu, Kian tidak berniat untuk berkhianat. Kian malah merasa, jika dirinya berdiri di sisi Xavion, ia bisa hidup dengan bebas. Ia juga bisa membalaskan dendamnya pada orang-orang yang sebelumnya sudah membuatnya hidup dalam kubangan penuh hinaan.

“Kerja bagus. Kian pergilah dengan Blax, bantu dia menemukan keberadaan gadis ini dan Xavier,” ucap Xavion.

Kian dan Blax yang sudah menerima tugas baru mereka, segera undur diri untuk menjalankan tugas mereka tersebut. Sementara itu, Sisil, Whein, dan Meghan menunggu perintah dari sang tuan. Mereka bertiga tahu, jika Xavion pasti memiliki tugas khusus yang akan diberikan pada mereka. “Whein pergilah dengan Meghan untuk menebar wabah di kekaisaran. Lalu Sisil, kerahkan bawahanmu untuk mengganggu desa-desa yang berada di batas terluar kekaisaran. Kau bisa melakukan apa pun, bersenang-senanglah,” ucap Xavion membuat ketiga wanita yang mendapatkan perintah tersebut senang bukan main, hampir bersorak karena terlalu senang.

“Baik, Tuan,” ucap ketiganya kompak lalu beranjak pergi setelah memberikan hormat.

Sementara itu, Xavion menatap kristal sihir yang berada di tangannya. Ia menatapnya dalam diam. Lalu beberapa saat kemudian, ia mengusapnya lembut dan kenangan yang terekam dalam kristal tersebut pun muncul satu per satu. Xavion masih menatapnya dalam diam dan sorot mata dingin. Namun, siapa pun tahu jika Xavion mengamati kenangan tersebut dengan teliti. Kening Xavion mengernyit dalam, saat melihat kenangan seseorang mengenai Amora yang begitu pemurah. Walaupun terlihat dingin dan bertindak tegas pada apa yang tidak ia sukai, Amora memiliki sisi hangat yang ia tunjukkan dengan hati-hati. Bahkan, anak-anak jalanan yang kelarapan, memiliki ingatan mengenai Amora. Beberapa saat kemudian, Xavion pun berbisik, “Bagaimana mungkin seorang manusia tidak berubah seperti ini?”

Sedetik kemudian, Xavion memecahkan kristal sihir tersebut dengan penuh amarah. “Dewa, apa  pun rencanamu, aku sendiri yang akan memastikan jika itu tidak akan pernah berhasil. Semua orang harus membayar harga atas masa lalu yang menyakitkan,” ucap Xavion lalu memejamkan matanya, menyembunyikan netra biru keperakan, khas miliki kaum Amagl.

***

“Makanlah,” ucap Xavier sembari memberikan ikan bakar pada Amora. Tentu saja Amora menerimanya, tetapi diam-diam ia menatap wajah tampan Xavier yang tidak menampilkan ekspresi apa pun, membuat Amora yang melihatnya merasa tidak nyaman. Amora pikir, jika Xavier akan marah padanya karena lagi-lagi berusaha untuk melarikan diri. Sejak dirinya diselamatkan oleh Xavier dari sarang siluman ular, Amora tidak lagi melihat Vheer atau siluman-siluman kecil lainnya. Mereka malah digantikan oleh seekor singa jantan berbulu putih yang terlihat begitu manja pada Xavier. Namun, di mata Amora singa itu tetap saja terlihat menyeramkan dan berbahaya, sama seperti Xavier.

Amora diam-diam menghela napas dalam hatinya. Ia memang bersyukur bisa selamat dari siluman ular yang berniat untuk menjadikannya sebagai seorang istri. Namun, usaha Amora untuk melarikan diri dari Xavier sudah benar-benar gagal. Pasti akan sulit bagi Amora untuk mendapatkan kesempatan melarikan diri lagi. Terlebih, jika kali ini perjalanan hanya akan dilalui oleh Amora dan Xavier. Atau dalam artian lain, Amora akan benar-benar berada di bawah pengawasan Xavier sepenuhnya. Kini Amora berharap, Vheer atau para siluman kecil bisa kembali.  Setidaknya, Amora akan memiliki celah untuk menipu para siluman itu. Beda hal dengan Xavier yang tentu saja tidak akan pernah bisa Amora tipu. Dia itu tembok es tidak berperasaan, mana mungkin Amora bisa menemukan celah untuk melarikan diri darinya.

“Jangan pikir bahwa aku tidak marah atas tindakan bodohmu, Amora,” ucap Xavier tiba-tiba membuat Amora mengangkat kepalanya dan menatap Xavier.

Amora yang mendengar hal itu segera menatap netra Xavier yang ternyata tengah menatapnya. “Aku tidak berindak bodoh. Aku malah akan terlihat lebih bodoh jika tetap bertahan bersamamu,” ucap Amora.

Hoia yang melihat keberanian Amora tersebut, terlihat menunjukkan raut malas dan menguap lebar. Ia meletakkan kepalanya di atas kedua kaki depannya dan memilih untuk mengamati apa yang akan terjadi ke depannya. Xavier sendiri menghela napas lelah. “Apa para manusia memang sebodoh dirimu?” tanya Xavier terlihat membuat Amora semakin marah. Sepertinya, Amora sudah sepenuhnya melupakan ketakutannya atas kemungkinan mendapat kemarahan dari Xavier. Amora jelas tidak terima disebut sebagai orang bodoh.

“Ah, aku jadi semakin yakin jika kau benar Amagl terkutuk. Kau sangat jahat,” ucap Amora terlihat merajuk karena apa yang dikatakan oleh Xavier padanya.

“Di mana letak jahat yang kau maksud? Jika benar aku jahat, aku tidak akan menolongmu dan membawamu ke luar dari sarang siluman ular itu,” ucap Xavier. Tampaknya, kali ini Xavier ingin beradu argumen dengan Amora. Berbeda dari biasanya, di mana Xavier tidak mau repot berbincang panjang lebar.

“Menyebut orang lain sebagai orang bodoh adalah salah satu tindakan jahat!” seru Amora sembari mengepalkan kedua tangannya marah.

“Ah, benarkah? Tapi kau memang bertindak bodoh, Amora,” ucap Xavier sembari sedikit memiring kepalanya. Terlihat jelas bahwa saat ini dirinya tengah menggoda Amora yang semakin marah dibuatnya.

“Diam!” seru Amora benar-benar meledak karena rasa marahnya. Saking kesalnya, Amora bahkan terlihat terengah-engah. Amora belum pernah semarah ini sebelumnya. “Jika kau memang menganggapku bodoh atau bosan dengan kebodohanku, kau tinggal melepaskanku. Lupakan sumpah atau apalah yang pernah kau bicarakan sebelumnya,” lanjut Amora.

“Tidak bisa. Karena kau bodoh, maka dari itu aku harus menjagamu tetap di sisiku,” putus Xavier tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Amora.

“Menyebalkan! Lebih baik kau tidur saja lagi, dan jangan pernah bangun untuk selamanya!” seru Amora seakan-akan tengah mengutuk Xavier dengan sepenuh hati.

“Sayangnya kau hanya bisa membangunkanku, dan bukannya membuatku kembali tidur panjang, Amora.”

Amora pun memejamkan matanya. Benar-benar merasa sangat frustasi saat ini. Sepertinya Xavier memang lebih baik menjadi pendiam, daripada berbicara seperti ini. Karena bagi Amora, kesan menyeramkan Xavier seketika luntur dan malah digantikan oleh kesan menyebalkan. Ah, tidak sepenuhnya luntur. Karena Xavier masih saja memiliki aura menekan, yang sepertinya memang sudah melekat padanya sejak lahir. Mungkin saja itu adalah keunggulan kaum Amagl sebagai sosok yang dipercaya untuk menjaga keseimbangan dua dunia. Amora memilih untuk mengabaikan Xavier dan menyantap makan malamnya. Meskipun Amora masih terbayang dengan situasi mengerikan saat dirinya berada di sarang siluman ular dan dipaksa untuk berganti pakaian sesuai dengan adat kaum mereka, tetapi kini setidaknya Amora sudah aman. Xavier tidak mungkin memangsanya.

Xavier sendiri hanya mengamati Amora yang makan dengan cukup lahap. Ia tidak terlalu membutuhkan makanan seperti manusia untuk bertahan hidup. Jadi, jika selama ini berburu pun, Xavier memberikan semua hasil berburunya untuk disantap oleh Amora. Sepertinya, karena hari yang melelahkan, dan kondisi yang kenyang, setelah selesai makan, Amora pun meringkuk di dekat akar pohon dengan posisi memunggungi api unggun dan Xavier. Malam ini memang terasa lebih dingin dari biasanya, tetapi Xavier tidak bisa membangunkan sebuah rumah kayu sederhana bagi Amora, karena Xavier jelas harus sangat berhati-hati dalam menggunakankan kekuatannya. Untungnya, kini Amora sudah menggunakan pakaian yang cukup hangat, gaun minim yang sebelumnya ia kenakan sudah diganti dengan gaun yang ternyata sudah disiapkan oleh Vheer sebelumnya. Jadi, setidaknya Amora bisa bertahan dari dinginnya malam.

Suara serangga malam yang bernyanyi, ternyata membuat Amora tertidur dengan lebih mudahnya. Namun, sepertinya udara dingin masih menjadi musuh terbesar bagi Amora untuk tidur dengan nyaman. Api unggun yang dijaga dengan baik oleh Xavier, rupanya masih belum cukup untuk menghangatkan Amora. Pada akhirnya, Xavier memberikan isyarat pada Hoia. Tentu saja Hoia sama sekali tidak menolak. Ia bangkit dan melangkah mendekat pada Amora. Hanya saja, kedatangan Hoia ternyata membuat Amora terbangun dan menatap penuh rasa takut pada Hoia yang kini berbaring di belakangnya. Amora pun segera menatap Xavier, tetapi ternyata pria itu sudah memejamkan matanya dan bersandar pada batang pohon dengan sangat santai. Seakan-akan Xavier sendiri sudah tidur sejak lama.

Hoia mengendus leher Amora, dan membuat Amora segera menoleh padanya. “A, Apa? Kenapa kau melakukan hal itu?!” tanya Amora gugup.

Hoia tentu saja tidak bisa menjawab, tetapi ia memberikan isyarat pada Amora. Tentu saja agak sulit bagi Amora untuk mengerti apa yang sebenarnya dimaksud oleh Hoia. Namun, Amora pun mendapat sedikit petunjuk saat Hoia kembali memberikan isyarat. “Kau ingin aku menyentuh bulumu?” tanya Amora. Hoia mengaing, tanda jika Amora menebak dengan benar.

Dengan ragu, Amora pun mengulurkan tangannya dan menyentuh bulu leher Hoia yang terlihat paling tebal. Saat itulah, Amora sangat terkejut karena bulu Hoia terasa sangat lembut dan hangat. Tanpa sadar, Amora pun semakin mendekat pada Hoia dan pada akhirnya menenggelamkan tangannya pada helaian rambut Hoia. “Hangatnya,” ucap Amora sembari bersandar pada tubuh besar Hoia.

Hoia sendiri terlihat senang dengan perlakuan Amora. SInga itu terlihat seperti seekor kucing yang tengah dimanjakan oleh majikannya. “Kau terlihat senang. Kalau begitu, mari kita tidur seperti ini,” ucap Amora lalu memejamkan matanya. Amora menggunakan tubuh besar Hoia sebagai sandaran dan bantalan kepalanya. Pada akhirnya, Amora bisa tidur dengan nyaman, berkat Hoia yang membuat tubuhnya hangat dan terlindungi dari angina malam.

Xavier yang mendengar suasana sudah kembali tenang, dan napas Amora sudah teratur, segera membuka matanya. Ia bertatapan dengan netra emas Hoia yang rupanya menunggu perintah selanjutnya dari Xavier. “Tidurlah,” bisik Xavier memberikan perintah.

Hoia yang mendengar perintah tersebut, segera mengeluarkan sayap peraknya. Sayap tersebut ia gunakan untuk menyelimuti Amora yang tidur dengan senyum lebarnya. Hoia pun memejamkan matanya, menjalankan perintah sang tuan untuk tidur. Sementara itu, Xavier tidak bisa memejamkan matanya. Ia malah terlihat mengamati wajah cantik Amora yang tersenyum dalam tidurnya. Kening Xavier mengernyit dalam, saat dirinya merasakan sesuatu yang menggelitik dalam hatinya. Perasaan asing yang belum pernah Xavier rasakan selama hidupnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Keren! semoga gak ngadat ni bacaku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Amagl's Bride   55. Membangun Kembali (END)

    Semenjak apa yang terjadi di kekaisaran Bonaro, ternyata setiap kekaisaran dan kerajaan memilih untuk menyerukan persatuan mereka. Mereka tetap memiliki wilayah masing-masing, tetapi tidak ada lagi permusuhan atau peperangan antara satu kerajaan dengan kerajaan yang lain. Ataupun tidak adanya paksaan dari kekaisaran terhadapn sebuah kerjaan untuk bersumpah setia. Kini, mereka semua memiliki pandangan yang sama dan misi yang sama. Hidup mereka tenteram tanpa ada satu pun kesulitan yang mereka hadapi. Gangguan dari para siluman yang semula menjadi momok yang paling menakutkan dan menjadi permasalah pertahanan bagi sebuah daerah, sudah tidak lagi perlu dicemaskan. Karena siluman sama sekali tidak pernah terlihat lagi. Seakan-akan, perang yang pernah terjadi menghapus keberadaan dan jejak dari para siluman.Meskipun begitu, mereka yakin jika Amagl Agung berhasil mengendalikan para siluman dan menjaga keseimbangan dua dunia. Kini mereka bisa sama-sama hidup dengan nyaman di dunia

  • Amagl's Bride   54. Keajaiban

    Sedetik kemudian Amora pun tersadar mengenai kondisi Xavier dan berlari untuk menghampiri suaminya itu. Amora pun bergetar hebat saat menyentuh dada sang suami yang sudah dipenuhi luka. Pedang yang sebelumnya menancap di sana sudah menghilang, begitu pemiliknya juga menghilang. Amora dengan suara bergetar memanggil sang suami. “Xavier, kau bisa mendengar suaraku bukan?” tanya Amora menyentuh pipi suaminya yang sudah terasa dingin.Para pengikut yang mulai pulih pun menyadari apa yang terjadi dan berniat untuk mendekat pada Amora. Namun, Penyihir Putih memberikan isyarat pada mereka semua untuk tetap di tempat mereka. Penyihir Putih sudah mengetahui apa yang terjadi karena alam membisikan sesuatu padanya. Penyihir Putih mengetahui apa yang terjadi pada Xavier, hingga apa yang dilakukan oleh Amora yang sudah membantu memusnahkan Xavion dan pasukannya. Anak panah sihir yang digunakan oleh Amora ternyata bukan anak panah biasa. Amora memang tidak mengetahui jika anak

  • Amagl's Bride   53. Kekelahan

    Amora jatuh tidak berdaya karena rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia menatap nanar pada para manusia yang kini terlihat seperti mayat hidup, dan para siluman yang berperang mempertaruhkan nyawa mereka. Lebih dari itu, Amora menatap suaminya yang terlihat bertarung dengan sekuat tenaga. Ia sudah tahu apa yang terjadi di masa lalu, mengenai penyebab dari kemarahan Xavion, dan hal apa yang menjadi pangkal dari hancurnya hubungan persaudaraan Xavion dan Xavier. Amora meneteskan air matanya. Takdir memang terkadang terasa menyulitkan dan menyesakkan. Namun, Amora tidak berpikir jika hal itu bisa membuat Xavion melakukan semua tindakan yang mengerikan ini. Amora berharap, jika Xavier bisa menghentikan Xavion. Xavier harus membebaskan semua makhluk dari penderitaan yang mereka rasakan karena kejahatan Xavion.Namun sayangnya, setelah Amora selesai berdoa, Amora melihat hal yang begitu menyedihkan. Para siluman pengikut Xavier satu per satu jatuh tidak berdaya. Penyihir Putih juga kel

  • Amagl's Bride   52. Kenangan Menyedihkan

    Ribuan tahun yang laluDi suatu hari, istri dari Amagl Agung—pemimpin dari kaum Amagl—melahirkan sepasang putra tampan. Menyadari jika mereka bisa saja membuat kaum Amagl yang mengetahui ramalan mengenai kehancuran itu merasa cemas, Amagl Agung memutuskan untuk menutupi salah satu wajah putranya dengan topeng sejak ia masih kecil. Mereka memutuskan untuk memakaikan topeng pada sang adik yang memang pada dasanya tidak akan bisa menjadi pemimpin kaum Amagl selanjutnya, karena ada sang kakak yang menduduki posisi calon penerus pertama. Semua orang bertindak sangat hati-hati, demi menghindari ramalan mengenai kehancuran kaum dan dunia yang mereka jaga. Tahun demi tahun berlalu, dan si kembar tumbuh besar. Keduanya tumbuh dengan pesona yang berbeda, dan sifat yang juga berbeda. Jika si Sulung memiliki sifat yang tenang dan memegang tegus prinsip bahwa mereka harus mengikuti peraturan

  • Amagl's Bride   51. Tidak Pantas

    Pembicaraan antara Xavier dan Xavion jelas membuat suasana semakin mencekam saja. Selain itu, para pengikut Xavier terlihat kebingungan dan terkejut dengan fakta yang baru mereka ketahui, jika ternyata Xavier dan Xavion ternyata memiliki ikatan persaudaraan. Hal yang memang sebenarnya hanya diketahui oleh segelintir orang di masa lalu. Sementara itu, sebagian besar para pengikut Xavion tampaknya tidak terlalu dibuat terkejut oleh apa yang terjadi tersebut. Apa pun yang terjadi, mereka hanya perlu mendukung Xavion untuk menguasai dunia, dan setelah itu mereka bisa hidup dengan bebas tanpa perlu takut pada Dewa atau utusannya yang bertugas untuk membasmi para siluman yang melanggar ketentuan yang ada. Blax sendiri terlihat mengepalkan kedua tangannya. Merasa sangat marah, tetapi berusaha untuk menahan dirinya. Ia hanya perlu bergantung sedikit lagi pada Xavion, dan dirinya bisa membebaskan kaumnya dari jeratan Xavion, tentu saja sesuai dengan kesepakatan mereka sebelumnya.

  • Amagl's Bride   50. Perang

    “Tuan, mereka benar-benar datang,” ucap Blax melaporkan situasi terkini pada Xavion yang kini duduk di singgasan yang seharusnya ditempati oleh kaisar yang agung. Namun, Gilbert yang masih berada di bawah kendali XavionXavion yang masih mengenakan topengnya terlihat menyeringai. “Sesuai dengan apa yang aku harapkan darimu, Xavier,” gumam Xavion terlihat begitu puas dengan apa yang tengah terjadi saat ini.Blax yang mendengar hal itu tentu saja mengernyitkan keningnya. Seakan-akan Xavion memang sudah memperikarakan langkah inilah yang akan diambil oleh Xavier. Namun, Blax tidak mengatakan apa pun dan memilih untuk menunggu perintah seperti apa yang akan diberikan oleh Xavier selanjutnya. Tentu saja, sejak awal Blax dan yang lainnya sudah menempatkan pasukan mereka di barisan terdepan sebagai lapisan keamanan yang jelas akan dihadapi oleh pasukan lawan sebelum benar-benar memasuki pusat kekaisaran yang tampaknya akan menjadi medan perang mereka.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status