Share

Amanda
Amanda
Author: Sofia Grace

Guru TK yang Cantik

Twinkle, twinkle little star

How I wonder what you are

Up above the world so high

Like a diamond in the sky

Seorang guru muda nan cantik sedang menyanyikan lagu anak-anak yang sangat terkenal itu dengan begitu ceria. Kedua tangannya digerak-gerakkan bagaikan bintang yang berkerlap-kerlip dengan indahnya. Tubuh rampingnya bergoyang-goyang ke kiri dan kanan untuk menarik perhatian murid-murid di kelas tersebut.

Usaha Amanda, wali kelas TK B, itu tidak sia-sia. Bocah-bocah lugu berusia antara lima hingga enam tahun itu meniru gerakan-gerakan yang diperagakannya dengan penuh sukacita. Gadis berusia dua puluh lima tahun itu memang sangat menikmati pekerjaannya selama tiga tahun terakhir sebagai guru taman kanak-kanak swasta di kota Surabaya.

Latar-belakang pendidikannya di bidang pendidikan bahasa Inggris  sangat menunjang kemampuannya untuk berkomunikasi dengan bahasa asing tersebut di sekolah. Ditambah dengan kreativitasnya membuat kerajinan-kerajinan tangan dan kecintaannya pada anak-anak membuatnya menjadi salah satu guru favorit di sekolah tersebut.

Saat pulang sekolah, gadis itu didekati oleh seorang perempuan setengah baya berambut cepak dan bertubuh agak gemuk. Dia adalah Oma Merry, nenek salah seorang murid TK B yang bernama Celine.

Miss Amanda, Celine akan berulang tahun  yang ke-6 bulan depan. Tepatnya pada tanggal 14 Februari. Bisakah kami merayakannya di sekolah?”

“Oh, tentu saja, Oma. Mau dirayakan dengan teman-teman sekelas saja, seangkatan, atau seluruh kelas?”

“Satu angkatan saja, Miss.”

“Baik, Oma. Oya, temanya seperti apa? Biar nanti saya bantu buatkan dekorasinya.”

“Wah, terima kasih banyak. Miss Amanda baik sekali.”

“Oh, itu sudah menjadi kewajiban saya, Oma.”

“Sebentar ya, Miss. Saya mau nanya ke anaknya dulu.”

Oma Merry celingak-celinguk mencari-cari cucunya yang menghilang entah ke mana.

“Omaa..aa!” seru seorang anak perempuan manis yang berambut pendek sebahu. Gadis kecil itu tiba-tiba muncul dari luar kelas dan menghambur memeluk neneknya.

“Aduh, Celine! Menghilang ke mana kamu? Oma sampai kebingungan mencari-cari.”

“Celine tadi diajak main sama teman di taman. Oma kan sibuk ngobrol sama Miss Amanda, jadi Celine tinggal sebentar.”

“Lha, main di taman kok cepat sekali?”

“Temannya Celine diajak pulang sama susternya, Oma. Sedih, deh.”

Oma Merry tertawa geli melihat cucu kesayangannya merajuk. Dikecupnya kening Celine dengan penuh kasih sayang.

“Jangan sedih, kan masih ada Oma yang bisa menunggui Celine main di taman. Tapi jangan lama-lama, ya. Nanti kamu nggak sempat tidur siang.”

 Nenek Celine senang melihat ekspresi cucu perempuannya itu kembali ceria. Lalu diajaknya gadis kecil itu berjalan mendekati wali kelasnya. Amanda tersenyum ramah kepada Celine dan neneknya. Serta-merta dia membungkukkan badannnya hingga tingginya menjadi setara dengan anak didiknya itu.

“Celine mau kelasnya dihias seperti apa nanti waktu ulang tahun?”tanyanya ceria. Senyumnya begitu menawan, memperlihatkan sederetan gigi yang putih bersih tak bercela.

“Seperti apa, ya? Hmm…Miss Amanda bisa menghias seperti apa aja?”

“Hush, Celine. Yang sopan kalau ngomong sama Miss. Kamu ditanya kok malah balik nanya,” tegur neneknya memperingatkan.

Amanda dengan sabar berusaha memberikan penjelasan kepada anak didiknya itu, “Minggu lalu kan ada yang ulang tahun pakai hiasan Frozen. Terus dua hari lalu ada yang pakai karakter Paw Patrol. Celine mau pakai karakter apa?”

Gadis berwajah imut itu terdiam, seperti sedang serius berpikir. Gurunya dengan telaten berusaha menggali kesukaan muridnya itu dengan bertanya, “Gini, deh. Celine suka karakter apa?”

 “Hmm…apa, ya?”

 “Princess Sofia, Elena, Anna, Elsa, Cinderella, Snow White....”

Si gadis kecil menggeleng pelan. Amanda tidak putus asa. Dicobanya terus menyebutkan karakter-karakter animasi yang disukai anak-anak, mulai dari segala nama princess hingga tokoh-tokoh kartun lainnya. Namun Celine selalu menggelengkan kepalanya. Gurunya sampai merasa heran. Tumben ada siswa TK yang sama sekali tidak menyukai tokoh animasi, gumamnya dalam hati kebingungan.

“Celine cuma mau Papa datang ke pesta ulang tahun Celine.”

Amanda tersentak mendengar pengakuan gadis mungil itu. Pandangannya beralih pada Oma Merry yang tampak diam seribu bahasa. Nenek Celine itu balas menatapnya dengan sorot mata prihatin. Sang guru cantik tiba-tiba menyadari bahwa selama tiga tahun mengajar di sekolah ini, tak pernah sekalipun dirinya bertemu dengan ayah Celine. Setiap hari selalu Oma Merry yang dilihatnya mendampingi cucunya pergi dan pulang sekolah. Mereka diantar oleh sopir yang mengendarai sebuah mobil mewah berwarna hitam. Dengar-dengar ibunya Celine sudah lama meninggal dunia dan ayahnya belum menikah lagi, batin Amanda penuh rasa iba.

“Ehm…, nanti Oma yang akan bilang sama Papa supaya datang ke ulang tahun Celine, ya,” ucap Oma Merry mencairkan ketegangan yang sempat terjadi.

“Asyik! Benar ya, Oma? Pokoknya Papa harus datang! Kalau nggak, Celine nggak mau belajar di sekolah lagi.”

“Lho, lho, lho….Cucu Oma yang cantik sudah berani mengancam. Kalau Celine nggak belajar di sekolah, terus mau belajar di mana?”

“Di rumah saja. Nanti biar Miss Amanda yang mengajari Celine di rumah. Mau kan, Miss? Celine suka sekali sama Miss Amanda! Muach…muach….Hehehe….”

Amanda kaget sekali ketika murid kecilnya itu tiba-tiba memeluk dan mencium kedua pipinya yang putih mulus. Dia spontan membalasnya dengan pelukan dan ciuman yang sama.

Oma Merry memandang adegan itu dengan perasaan terharu. Celine sudah tiga tahun bersekolah di sini dan belum pernah sekalipun aku melihatnya memperlakukan guru-guru lain seperti ini, gumam perempuan itu dalam hati. Guru yang bernama Amanda ini memang kelihatannya baik, sabar, dan menyayangi anak-anak didiknya setulus hati. Apakah dia wanita yang selalu kudoakan sepanjang waktu agar dihadirkan Tuhan untuk menjadi ibu buat Celine dan pendamping hidup bagi Joshua, anakku?

“Oma….”

Oma Merry terkejut. Lamunannya buyar seketika.

“I...iya, Miss ?”

“Celine akhirnya bilang bahwa dia mau pakai gaun Belle yang warna kuning saja. Itu princess dalam film kartun Beauty and the Beast, Oma. Jadi nanti dekorasi kelas akan saya sesuaikan. Bisakah papanya benar-benar hadir di acara ulang tahunnya? Celine pasti senang sekali didampingi Oma dan papanya di perayaan ulang tahunnya.”

Oma Merry mengangguk mengiyakan. Joshua harus datang, putusnya dalam hati. Sudah enam tahun dia menduda dan tak pernah sekalipun dia membawa seorang perempuan ke rumah. Umurku sudah menjelang enam puluh tahun. Entah sampai kapan aku diberi kemampuan untuk  mengasuh cucuku ini. Aku harus mulai mencarikan seorang calon pendamping hidup yang cocok bagi putraku. Miss Amanda ini bisa menjadi kandidat yang tepat. Bagaimanapun juga aku harus mencobanya, tekadnya dalam hati.

“Saya pastikan papanya Celine bisa hadir bulan depan, Miss,” ujarnya mantap.

Amanda tersenyum lega mendengarnya tanpa menyadari bahwa wali muridnya ini sedang merencanakan sebuah perjodohan untuknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status