Share

Ambil Saja  Uangmu, Mas
Ambil Saja Uangmu, Mas
Author: Author Rina

Bab 1

Author: Author Rina
last update Last Updated: 2024-06-20 14:02:46

Ku Kembalikan Uang Suamiku

"Bu sepatu Aida sobek, Aida malu Bu," adu anakku yang masih 2 SD . Wajar saja dia malu, sepatunya sobek seperti mulut buaya di depan. Bukannya aku tak peduli dengan anakku, tapi, mau bagaimana lagi aku hanya IRT yang tak punya kerjaan. Dulu aku kerja bantu-bantu tetangga tapi, begitu suami dan mertuaku tahu, pulangnya aku kena marah dan parahnya lagi orang yang memperkerjakan aku dilabrak habis-habisan oleh mertuaku.

"Maaf Murni, bukannya ibu gak mau bantu kamu lagi, tapi ibu malu. Kemarin mertua kamu datang ke sini dan memaki ibu, katanya ibu syok kaya padahal hutang ibu banyak. Ibu berlagak katanya sok-sokan nyari pembantu. Padahal kamu tahu, ibu sebenarnya juga gak begitu membutuhkan tenaga kamu, hanya karena ibu kasihan makanya ibu ajak kamu bantu-bantu di sini," ujar Bu Sintia dengan wajah sendu. Aku tahu sifat mertuaku pasti dia telah bicara macam-macam pada Bu Sintia.

Kutarik napas dalam lalu setelah kejadian itu tak lagi kerja di tempat Bu Sintia.

"Bu."

Kutoleh anakku yang masih menatap penuh harap.

"Nanti ibu bilang ke papa kamu ya," jawabku. Mas Dirga suamiku bekerja di sebuah pabrik, gajinya sebenarnya lumayan jika dia tak pelit dengan kami, tapi itulah mas Dirga dia tak pernah memperdulikan kami, baginya kami ini hanyalah beban dan ibu serta Kakaknya lah yang paling utama.

"Benar ya Bu. Aida malu kalau sampai besok gak ada sepatu baru." Gadis kecilku menunduk sedih.

_______

"Mas, aku minta uang lebih ya untuk beli sepatu Aida," ujarku pada Mas Dirga saat dia pulang kerja. Seperti biasa dia main ponsel sambil duduk santai di sofa.

Aku berdiri sambil menunggu jawaban dari Mas Dirga dan berharap agar lelaki yang telah delapan tahun menjadi imamku itu memberikan uang untuk membeli sepatu, gak tega rasanya melihat anakku bersedih seperti itu.

Drt, drt

Ponsel Mas Dirga berbunyi dan suamiku segera mengangkat ponsel itu tanpa memperdulikan permintaan aku tadi.

"Hallo," sapa Mas Dirga dan aku pun melangkah ke dapur untuk membuatkan cemilan buat dia, nanti saja aku bicara lagi dengan suamiku soal sepatu Aida. Dari dapur ku dengar pembicaraan Mas Dirga dengan kakaknya lewat telepon. Suamiku selalu menghidupkan mikrofon jika ada yang telepon.

Dia malas jika harus menempelkan HP itu di telinga katanya telinganya panas jika telepon lama, dengan begitu aku bisa mendengar jelas pembicaraan mereka karena memang jarak dapur ke ruang tamu tak begitu jauh.

"Dirga kamu bisa kan kirim uang, besok Galang harus pergi ikut pariwisata dan dia harus membayar iuran satu juta. Kalau nggak, nggak bisa ikut." terdengar suara cempreng Kakak Mas Dirga yang bernama Mely. Dia memang selalu meminta uang kepada Mas Dirga, suaminya dulunya bekerja tapi sudah 1 tahun ini terkena PHK karena malas, sehingga setiap kebutuhan Mbak Mely suamiku yang mencukupinya. Setiap bulan dia akan mengirimkan uang untuk mereka.

"Iya mbak, udah aku transfer kok 2 juta sekalian sama jatahnya Mbak,"jawab Mas Dirga yang membuatku menghentikan aktivitasku.

"Jatah Mbak kamu tambahin dong Dirga, masak cuman satu juta Kamu kan tahu bulan ini kebutuhan Mbak banyak. Lagi pula Mbak juga mau beli sesuatu,"ucap Mbak Mely merayu suamiku.

"Ya sudah Mbak nanti aku tambahin satu juta."

Begitulah suamiku sangat royal dengan kakaknya, berapapun yang dia minta pasti dikasih. Beda kalau kami yang minta.

_________

"Mas, bagaimana?"tanyaku setelah selesai membuat kopi dan juga cemilan untuknya. Aku minta kepastian karena dari tadi Mas Dirga tidak menjawab pertanyaanku.

"Bagaimana apanya?"tanya Mas Dirga jutek.

"Aku minta uang , Mas. Sepatunya Aida sobek sudah seperti mulut buaya. Tadi juga pulang nangis-nangis katanya ditertawakan oleh teman-temannya,"jawabku.

"Alah zaman dulu aku sekolah juga nggak pakai sepatu, biasa aja,"jawab Mas Dirga datar. Tangannya meraih cemilan dan menyeruput kopi.

"Mas itu kan zaman kamu sekolah. Sekarang zaman sudah berubah, masa iya kamu tega membiarkan anak kamu jalan kaki sementara untuk keponakanmu saja kamu royal. Kemarin kamu baru berikan Galang sepatu baru kan?"

Dia menoleh dan menatapku dengan tatapan mata tak suka.

"Memangnya kenapa kalau aku memberikan sesuatu kepada ponakanku, urusannya apa denganmu, dia keponakanku, anak dari kakakku. Ada darahku yang mengalir dalam darahnya, beda dengan kalian. Kalian kan cuman orang asing yang jadi beban dalam hidupku, ngerti!"

Sungguh aku tidak mengerti dengan jalan pikiran suamiku, bagaimana bisa berkata seperti itu padahal sebenarnya kami ini adalah tanggung jawabnya.

"Mas, apa nggak kebalik aku ini istrimu dan Aida itu anakku. Jadi kamilah tanggung jawabmu sementara Galang, dia itu ada Ayah dan Ibunya itu tanggung jawab mereka Mas bukan, tanggung jawab kamu!" tegasku yang sudah mulai kesal dengan sikap Mas Dirga. Sudah beberapa kali dia bersikap seperti ini, memberikan uang kepada keponakannya sementara anaknya dia tidak peduli.

Mas Dirga menatapku tajam, tampaknya tersinggung dengan ucapanku. Tangan mas Dirga bat yang ada di atas meja lalu mengeluarkan uang seratus ribu.

"Nih dasar pengemis," dilempar uang itu ke wajahku," Makanya jadi perempuan itu kerja , cari duit jangan sukanya mengemis pada laki-laki!" caci suamiku yang membuat emosiku tersulut seketika.

"Aku bukan pengemis, mas!" bantahku tak terima dengan ucapannya.

"Halah apa bedanya kamu dengan pengemis," cemooh suamiku.

Ku ambil uang rp100.000 yang jatuh tepat di depan kakiku tadi, lalu aku berjalan mendekat.

"Ini, ambil uang kamu, aku tak butuh lagi!" Kulempar uang itu tepat ke wajahnya. Aku tak sudi diperlakukan seperti itu.

Wajah Mas Dirga berubah, dadanya bergelombang dan giginya gemelatuk, tangannya terlihat mengepal.

"Kurang ajar!" geramnya, Suaranya gemetar menahan amarah.

Aku tak peduli walaupun dia terlihat marah, segera aku berjalan menuju kamar dan mengambil hp android yang sudah ketinggalan model, lalu menelpon sebuah nomor yang telah lama aku lupakan.

"Hallo Pa, aku butuh uang, tolong transfer uang seratus juta sekarang juga ke rekeningku!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 66

    Aku titip Aida ya Murni, jagalah anak kita baik-baik. Carilah lelaki yang bisa menjaga Aida," lirihnya. Murni sadar kalau Dirga tidak bisa dipertahankan lagi, apalagi ketika nafas lelaki itu mulai tersengal. Dia pun segera membisikan dua kalimat syahadat di telinga Dirga dan berharap laki-laki itu mengikutinya. "Mas ikuti aku ya! La Ilaha illallah muhammadarrasulullah. Aku memaafkan segala kesalahan kamu, Mas dan insya Allah kami ikhlas melepas kepergianmu."Beberapa saat setelah Murni berkata seperti itu kenapa Dirga semakin terkenal dan tinggal satu-satu. Beberapa saat kemudian, dia mulai kejang dan akhirnya perlahan memejamkan mata. Lelaki itu pergi setelah mendapatkan maaf dari Murni. "Ayah," kata Aida saat melihat Dirga terdiam dengan menutup mata."Sayang, Ayah sudah pergi ke surga," ucap Murni pelan yang membuat Aida seketika menangis meratap kepergian ayahnya. Walau bagaimanapun Dirga adalah ayahnya dan selama ini Aida belum dapatkan dari sayang dari ayahnya sehingga begitu

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 65

    "Sebenarnya Papa keberatan Kalau kamu keluar, kamu tahu musuh papa itu banyak," jawab Prabu lirih."Papa tahu, hidup kita itu ada di tangan Tuhan. Setiap kejadian yang akan kita jalani itu sudah ditulis oleh Tuhan. Kalau memang kita akan mendapatkan bencana maka seperti apapun kita menghindar maka bencana itu akan datang, seperti halnya kehidupan Murni. Kalau memang murni akan celaka walaupun di sini sekalipun dan tidak keluar pasti juga akan tiba. Jadi apa yang perlu kita takutkan , Pa."Prabu terdiam, dia sadar tidak bisa mencegah kepergian Murni."Apa kamu akan bersama dengan Aida?""Iya tentu saja, dia juga suka kalau diajak pergi ke pasar," jawabnya."Baiklah kalau begitu, Papa akan menyuruh pengawal Papa untuk mengawasi kamu. Supaya keamanan kamu tetap terjaga.""Boleh rasa sebaiknya jangan terlalu seperti itu, Pa. Karena itu justru akan mengundang kecurigaan," jawab Murni. "Tapi Papa ingin memastikan bahwa kamu aman."Awalnya prabu tetap kekeh, meminta murni agar dikawal oleh

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 64

    Meskipun gagal menikah dengan Murni, Dave tidak serta merta menjadi down. Dia bertekad akan tetap memperjuangkan hubungannya dengan Murni. Bahkan kau bisa diakan kembali dengan wanita itu apapun yang akan terjadi. Pria itu meminta anak buahnya untuk memanggil wanita yang mengaku sebagai istrinya di saat pernikahan tadi. "Kenapa kamu ngaku telah menikah denganku, padahal pernikahan itu tidak pernah terjadi," ucap Dave. Wanita itu dulu yang pernah hampir saja menikah dengannya atas permintaan Papanya tetapi pernikahan itu tidak pernah terjadi karena wanita itu kabur dengan lelaki lain."Kenapa, kamu kecewa karena kamu tidak jadi menikah dengan wanita pujaan kamu?"wanita itu tersenyum sinis,"Aku kan sudah bilang kalau kamu tidak mau kembali padaku maka tidak akan aku biarkan satu orang pun memiliki kamu."Dave menarik nafas dalam," Apa kamu sudah tidak waras, dulu aku menerima kamu dan aku bersedia menikah dengan kamu, tapi kamu yang kabur dengan laki-laki lain. Sekarang setelah aku men

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 63

    Terima kasih, Murni. Tapi izinkan aku untuk di sini dalam beberapa hari karena aku sungguh sangat merindukan Aida. Boleh bagaimanapun Dia anakku, Murni. Izinkan aku untuk bersamanya walau hanya sebentar." Mas Dirga menatapku dengan penuh permohonan.Aku menarik nafas dalam, sebenarnya aku keberatan dia dekat dengan Aida dia tidak peduli dengan anaknya itu. Tapi, Aku tidak mau dicap sebagai wanita yang kejam karena telah memisahkan anak dari ayahnya. "Baiklah, silakan tidur dengan Aida selagi anakku mau menerima kamu. Jika dia tidak mau tolong jangan paksa dia!" Aku pergi begitu saja meninggalkan Mas Dirga di ruang tamu, aku memutuskan untuk kembali ke kamar. Setelahnya Aku tidak tahu apalagi yang mereka bicarakan. Udara malam yang dingin, rembulan yang menggantung di antara awan hitam menghadirkan pemandangan tersendiri malam ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, Aku sedih, gelisah serta merasa kehilangan. Kenyataan pahit di mana gagalnya aku membina rumah tangga dengan

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 62

    Lepas, lepaskan aku. Aku gak mau ikut kalian, kalian jahat."Aku terkejut ketika mendengar suara Aida tampaknya dia trauma dan kejadian yang baru saja menimpanya. Segera kudekap tubuhnya."Nak, kamu aman sekarang. Sekarang kamu bersama ibu nak," ucapku ditelinganya lirih.Perlahan Aida membuka mata lalu memelukku dengan erat," ibu, Aida takut. Preman itu mencari Aida dia ingin menangkap Aida kembali bu."Aku menenangkan anakku aku boleh rambutnya lalu ku cium nih dia aku tahu dia trauma dengan apa yang menimpanya. Entah mendapatkan siksaan apa dia di sana sehingga dia strauma ini. Setelah beberapa jam aku tenangkan akhirnya Aida kembali tertidur tinggallah Aku yang susah untuk memejamkan mata._______"Nyonya, Tuan menunggu anda di luar."Aku terkejut mendengar suara itu dan segera membuka mata, ketika aku lihat ternyata sudah pukul 10.00 pagi. Kulirik ke samping dan Aida masih tertidur pulas. Segera aku bangkit lalu membersihkan diriku sendiri dan setelahnya berganti pakaian. Saat m

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 61

    Dave, lelaki yang beberapa tahun yang lalu telah membuat hatiku selalu berbunga-bunga dan selalu memberikannya setiap malam. Lalu kemudian pergi begitu saja dari hidupku dan digantikan oleh Mas Dirga. Dia datang kembali, melukis mimpi yang hampir sirna, ibarat air yang aku temukan di saat kemarau panjang aku merasakan kedamaian saat dia datang. Aku semakin merasa teruja, ketika dia kekasihku yang telah lama tiada datang dan hendak menjadikan Aku satu-satunya wanita yang akan mendampingi dia. Tapi, ternyata itu hanya fatamorgana, nyatanya dia tidak beda dengan laki-laki lainnya. Dia yang aku anggap setia karena bertahun-tahun rela menungguku walaupun aku telah menghianatinya, dia telah meluruhkan hatiku hingga cinta yang dulu hilang kembali bersemi. Nyatanya dia tak lebih cari laki-laki pendusta yang pandai bersilat kata. Dia tidak lebih seperti pria buaya yang pandai merayu wanita. Sungguh, aku telah tertipu. Kutarik nafas dalam untuk melegakan nafas di dadaku sekaligus berusaha mengo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status