Share

Bab 7

Penulis: Author Rina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-13 07:00:43

Bab 7 Anak Setan (GN)

Aku puas setelah membalas w******p suamiku itu, marah-marah deh tu orang, biar aja meledak itu kepala, batas kesabaran aku sebagai seorang istri telah habis kini. Selama ini aku sabar aku di injak-injak kini saatnya aku bangkit dan tak mau dibodohi oleh cinta lagi. Cukup sudah, kini saatnya aku melawan bahkan seandainya bisa dan gak mikir bahaya yang papaku katakan, lebih baik aku gak pulang dan menyewa apartemen di luar atau pulang ke rumah.

"Ma, habis ini kita pulang ya?"tanya Aida yang entah kapan dia bangun.

"Belum tahu sayang, memangnya kamu sudah mau pulang?" tanyaku pada Aida.

"Belum sih, Bu. Kalau bisa malah maunya Aida gak pulang," jawab Aida yang membuat aku mengkerutkan kening.

"Loh kenapa gitu sayang emangnya kamu nggak kangen sama ayah kamu?"tanyaku yang hanya sekedar menguji hati Aida saja apakah dia merindukan Papanya atau tidak.

Aida menggelengkan kepalanya tegas,"enggak!"

Aku sedikit terkejut mendengar jawaban Aida.

"Ayah itu jahat Bu, ayah gak sayang sama Aida, ayah lebih sayang Galang sama Aida, ayah juga pernah kok mengumpat Aida katanya Aida ini anak setan."

Aku terkejut dengan apa yang diucapkan oleh anakku aku tahu selama ini Mas Dirga memang tidak menyukai Aida tapi, aku baru tahu kalau dia suka mengumpat Aida. Selama ini kalaupun Mas Dirga mengumpat Aida itu hanya di depanku saja tetapi jika di depan Aida aku lihat dia tetap menjadi seorang ayah yang baik walaupun pelit.

"Memangnya kapan ayah kamu mengumpat kamu seperti itu nak?" tanyaku penasaran.

"Sudah lama waktu itu Aida cuman pengen meluk aja karena Aida kangen. Ayah waktu itu kerja dan dia baru pulang setelah beberapa hari, terus Aida pengen meluk karena kangen tapi..." Tiba-tiba bidadari kecilku itu menunduk sedih membuat aku penasaran.

"Tapi kenapa, Nak? Memang apa yang dikatakan oleh Ayah kamu?" tanyaku penasaran dengan wajah Aida yang terlihat sedih.

"Ayah bilang Aida ini bukan anak kandungnya, Aida anak setan makanya Ayah gak sayang."

Aku spontan menutup mulutku Aku tidak pernah menyangka kalau suamiku akan sekejam itu pada anakku aku juga tidak mengerti kenapa mas Dirga berkata seperti itu.

"Ayah kamu bilang begitu nak dia bilang kalau kamu bukan anak kandungnya?"tanyaku memastikan mungkin saja apa yang aku dengar salah. Sumpah rasanya aku ingin mengumpat Mas Dirga.

"Iya, katanya Aida ini bukan anak Ayah tapi anak orang lain makanya Ayah nggak sayang sama Aida terus Ayah lebih sayang sama Galang. Nenek juga bilang begitu kok, katanya Aida ini anak orang di pinggir jalan bukan anak ayah."

Aku diam sejenak otakku mulai berpikir apa mungkin selama ini itu yang membuat Mas Dirga berubah Apa mungkin keluarganya menghasut Mas Dirga dengan mengatakan bahwa Aida bukanlah anaknya, tapi atas dasar apa mereka menuduh aku seperti itu pada selama ini aku sebagai istri selalu setia sama suamiku aku tidak pernah pergi kemana-mana, aku juga selalu setia di rumah menunggu kedatangan Mas Dirga tetapi kenapa tiba-tiba ada berita seperti ini.

"Nak kamu nggak mengarang cerita kan, benar Ayah kamu bilang begitu, benar Ayah kamu bilang kalau kamu ini bukan anak kandungnya?" Aku menatap Aida dan sekali lagi anakku itu mengangguk dengan tegas.

"Emangnya benar ya Bu Kalau Aida ini bukan anak kandung ayah?"

Aku segera menggelengkan kepalaku,"nggak benar sayang Aida itu anaknya Ayah," jawabku.

"Tapi ayah bilang begitu, ayah bilang Aida ini bukan anak kandungnya dan itu kenapa ayah nggak sayang sama Aida."

Aku hanya menarik nafas dalam, ternyata Seperti ini pikiran Mas Dirga selama ini, dia selama ini menuduh aku selingkuh dan menganggap bahwa Aida bukanlah anak kandungnya dan itu kenapa sikapnya selalu tidak baik kepada Aida, tapi, atas dasar apa dia menuduhku seperti itu pada selama ini aku tidak pernah keluar sekalipun dengan seorang laki-laki.

"Ya sudah Sayang mungkin Ayah kamu cuma sekedar bicara, sekarang kamu pingin ke mana lagi ibu akan siap mengajak kamu kemanapun yang kamu mau."

Aida yang tadi berwajah murung kini seketika tersenyum mendung di wajahnya kini telah hilang berubah dengan kebahagiaan membuat aku merasa senang melihatnya.

"Aida masih mau jalan-jalan Bu nggak mau pulang pokoknya, soalnya kalau di rumah suntuk nggak ada apa-apa."

Aku ingat kalau Aida tidak memiliki tv ataupun benda lainnya yang bisa membuat dirinya terhibur paling pulang sekolah dia hanya duduk di rumah. Bahkan, sepeda pun tidak pernah dibelikan oleh suamiku, dia lebih pelan belikan keponakannya dibandingkan belikan untuk anaknya sendiri.

"Aida mau apa, mau TV atau mau apa atau mungkin Aida mau sepeda Ibu bisa belikan kok," ujarku, Aku sudah masa bodoh dengan mereka kalaupun mereka curiga karena tiba-tiba aku memiliki uang yang banyak.

"Boleh ya Bu?" tanya Aida dengan penuh semangat.

"Boleh dong sayang, kamu sebut aja mau apa, ibu akan belikan apa yang kamu mau?"

Aida tersenyum girang bahkan ini pertama kalinya aku melihat Aida segembira itu.

"Ibu, memang ibu dapat uang dari mana sih kok habis-habis, soalnya gak mungkin kalau itu ayah yang ngasih kan, ayah kan pelit."

Aku meneguk ludahku seketika,' aduh mati aku.'

Apa yang harus aku katakan kalau begini?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 57

    Dirga menatap anaknya," apa setelah keluar dari rumah Papa, ibu kamu selalu mengajarkan kamu untuk masak sendiri atau ibu kamu terlalu sibuk bekerja sampai kamu harus masak sendiri?" Bocah itu menggeleng," pas keluar dari rumah Papa Aida ketemu sama Om Dave, tiap hari diajak main. Bahkan Aida pernah mau diajak main ke Singapura mau lihat patung singa. Tapi, sayang waktu itu Ibu nggak mau, padahal Aida kepingin banget ke sana." Mata anak kecil itu terlihat terus minar bahagia ketika bercerita tentang Dave membuat Dirga hanya mampu menelan salivanya jujur dia merasa cemburu karena melihat anaknya justru memuji orang lain yang bukan apa-apanya."Ya sudah kalau begitu Papa pergi dulu. Nanti papa pulang, Papa bawakan kamu makanan tapi kamu jangan masak makanan sendiri ya nanti tangan kamu kena minyak," pesan Dirga yang kemudian berjalan meninggalkan rumah. ________"Dirga, besok kamu mau mangkal nggak?" Dirga menoleh ke arah temannya. "Ya kan biasa kita mangkal di sini, memangnya ada ap

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 56

    Aida," panggil Dirga," kenapa diam saja Nak?" tanya Dirga lembut sambil mengelus pucuk kepala putrinya."Ayo makan, ini rasanya pasti wangi," ucap Dirga mengambilkan sepotong martabak lalu hendak menyuapi Aida. Sungguh sampai umur anaknya hampir delapan tahun, inilah kali pertama dia hendak menyuapi anaknya."Nggak usah, Aida bisa makan sendiri kok," ucap anak kecil itu lalu kemudian mengambil sepotong martabak dan memakannya. Tak ada senyum di wajah anak itu seperti harapan Dirga."Ini, sate yang dulu selalu kamu minta. Ini juga enak loh, yang jualan masih sama kok nggak ada yang berubah," ucap.Dirga berharap mendapatkan senyuman Aida. Namun, tetap sama anak kecil itu tetap dingin. "Apa kamu rindu Ibu kamu, besok kita cari ibumu. Papa akan keliling kota untuk mencari keberadaan ibu kamu kalau perlu papa akan lapor polisi. Supaya kamu bisa bertemu dengan ibumu."Aida menggelengkan kepalanya," Aida mau pulang ke rumah Papa Dave," jawabnya membuat Dirga terdiam. Dia ingin protes bahwa

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 55

    Dave: baik, kali ini aku ikuti permainan kamu. Tapi kamu harus ingat aku bukan orang yang mudah dipermainkan Jika kamu kembali mengancamku lagi maka Aku pastikan anak buahku akan mencarimu dan aku pasti kan kamu tidak akan bisa bernafas lagi!Pengacau: Baik. Kamu bisa pegang janjiku.Dave terpaksa mengikuti permainan si pengacau itu walaupun dia tahu ini sebenarnya adalah hal bodoh yang sepatutnya tidak dia lakukan. Tapi dia tidak memiliki pilihan lain. Pria itu segera turun lalu meletakkan amplop di tempat yang telah ditentukan oleh si pengacau dan setelahnya dia pun melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Di tempat yang agak gelap Dave sengaja turun dari mobilnya lalu berusaha mengintai siapa gerangan si pengacau itu. Namun, sudah beberapa saat menunggu tidak ada satu orang pun yang datang. "Sial, kemana dia?" gumam Dave.Beberapa saat kemudian ponsel laki-laki itu berbunyi. Pengacau: Kamu pikir aku bodoh. Cepat pergi dari sini atau aku akan berubah pikiran. Jika bukti ini aku

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 54

    Dave meletakkan jemari tengah ke bibir Murni," Tuhan tahu mana yang terbaik bagi kita walaupun terkadang itu rasanya sakit tetapi setiap apa yang diputuskan Tuhan untuk kita itulah yang terbaik."Cukup lama Murni termenung dihadapan makam itu bersama dengan Dave. Dia mengirimkan doa yang panjang kepada anaknya tanpa dia tahu sebenarnya Aida masih hidup dan sedang bersama dengan Dirga. Selesai berdoa dan memohon kepada Tuhan agar Aida diterima di sisinya Murni pun berdiri dibantu dengan Dev lalu mereka berdua melangkah bergandengan menuju mobil dan selanjutnya pergi meninggalkan pemakaman umum tersebut. "Kita berhenti dulu ya, makan di Cafe kebetulan ada menu favorit kamu di sana. Cah kangkung, sambal terasi, udang dan cumi crispy."Murni seketika menoleh ke arah lelaki tampan yang sedang asyik memandangi jalanan itu."Kamu masih ingat makanan kesukaan aku Dave?"tanya wanita itu sambil mengulas senyum. Dia tidak menyangka setelah bertahun-tahun berpisah lelaki itu masih mengingat mak

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 53

    "Orang tua gak tau malu! Harusnya kamu itu tahu diri Mas sebentar lagi kamu itu akan punya cucu masih mikir mau nikah lagi." Wanita itu kelihatan geram apalagi ketika melihat wanita yang kemungkinan akan menjadi calon madunya.Dave menarik tangan Murni menjauh dari tempat itu. Mereka melanjutkan acara fitting baju mereka. "Jadi bagaimana, kamu mau pakai baju yang ada ini atau kamu mau pesan?"tanya Dave kepada Murni dengan suara lembut."Aku nggak masalah sih soalnya di pernikahan aku terdahulu..." Murni tidak melanjutkan ucapannya karena Dave meletakkan jarinya tepat di bibir Murni. Lelaki itu menggelengkan kepalanya," jangan samakan pernikahan kita dengan pernikahan kamu terdahulu, ini beda. Jika dulu kamu menikah secara koboi bersama dengan Dirga dan akhirnya tidak bahagia tapi di pernikahan ini kita menikah secara terang-terangan. Kita akan pamerkan kepada semua orang tentang kebahagiaan kita biar mereka mendoakan kita supaya kita bisa menjalani rumah tangga kita sampai akhir hay

  • Ambil Saja Uangmu, Mas   bab 52

    Beberapa saat kemudian makanan yang dipesan oleh Dirga pun datang dan Aida pun makan dengan lahap. "Habiskan, Nak! Kamu pasti lapar," ucap Dirga. Untuk pertama kalinya tangan kekar laki-laki itu mengelus rambut anaknya. Aida bahkan sampai berhenti mengunyah, dia terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Dirga."Maafkan papa ya nak. Papa sadar Papa telah salah, sekarang setelah kamu dan ibumu pergi Papa merasa kesepian dan papa sadar ternyata kalian sangat berarti bagi Papa." Mata Dirga berkaca-kaca bahkan kemudian air matanya menetes sehingga membuat laki-laki itu buru-buru untuk menghapusnya. "Nak, boleh Papa tanya sama kamu?" tanya Dirga pelan setelah Aida selesai makan. "Mau tanya apa?" tanya gadis kecil itu. Walaupun berusaha bersikap baik padanya akhirnya tampak masih canggung dengan Dirga. "Kenapa kamu sendirian, ibu kamu ke mana?" Dirga menatap Aida dengan pertanyaan penuh di kepala. Sementara Aida menarik nafas dalam lalu dengan terbata-bata anak itu menceritakan semua yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status