Home / Fantasi / Anak Haram Sang Kaisar / Bab 127 : Budak (Part 3)

Share

Bab 127 : Budak (Part 3)

Author: Bakpaokukus
last update Last Updated: 2025-12-15 17:19:35

Seth yang sebelumnya dalam dekapan Cassian kini melompat ke bawah, kucing hitam itu mengibaskan ekornya seraya berkata dengan sebuah ajakan.

"Ayo kita mulai, aku akan memberitahumu langkahnya."

Cassian tahu Seth akan membantunya, Setelah insiden hutan merah, Seth sendiri yang mengatakan bahwa usaha Cassian mencari tahu benih roh kegelapan adalah sesuatu yang sia-sia.

Karena jika pemuda itu bisa bertanya kepada Seth langsung.

Tentunya pria itu dapat menjawab seluruh pertanyaan yang ada.

Dari bincang-bincang beberapa waktu lalu, Cassian sudah menemukan seluruh jawaban atas pertanyaan-pertanyaanya.

Benih roh kegelapan adalah kekuatan yang tumbuh setelah insiden kematian Vanressan oleh ibu angkatnya.

Sebelumnya, ia menggunakan kekuatan sihir kuno dengan empat elemen lengkap benih cahaya.

Setelah keberuntungannya diambil diikuti tubuhnya dicincang tak bersisa oleh penyihir gelap bayaran, Van mengira bahwa ia akan mati.

Namun rupanya, benih roh cahaya yang sudah mati menyerap banyak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 148 : Penculikan (Part 3)

    "Itu bukan ide yang buruk." Winter menjawab dan wajahnya tampak serius."Putar kereta, ikuti kereta yang tadi." Perintahnya pada kusir dan kusir itu dengan segera menarik tali kuda dan membiarkan langkah mereka memutar pelan. Cassian masih dalam pose yang sama dan kini matanya memandang wajah Winter yang tampak lebih serius, alisnya tajam dan matanya memandang ke luar jendela dengan dingin. Kereta kuda berjalan cukup lama dan Cassian mengeluarkan kepala dari jendela bertanya-tanya kemana tujuan kereta itu pergi."Apa yang mungkin terjadi?" Cassian bertanya pada dirinya sendiri namun suaranya cukup keras untuk Winter dengar dan pemuda itu ikut menimpali."Sesuatu yang serius, jika semua anak-anak kaisar ikut campur." Tak lama dan kereta-kereta itu tiba-tiba berhenti di sebuah jalan setapak dengan banyak gemuruh suara. Cassian dan Winter segera melangkah keluar dari kereta, langkah mereka pelan dan sepasang mata itu mendapati kerumunan yang ramai di tengah jalan adalah para perajuri

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 147 : Penculikan (Part 2)

    Dalam beberapa waktu dan Winter tak membuka mulutnya.Cassian meneguk ludahnya dan berpikir bahwa ia menyesal karena menanyakan hal itu. Ia tak mencari sesuatu seperti hubungan emosional antara saudara. Tapi jika ia bisa bersekutu dengan winter dan mendapatkan kepercayaannya. Itu akan sangat membantu untuk menggali beberapa informasi dari anggota keluarga yang lain.Cassian masih diam dan tak berucap, keheningan itu membuat bulu kuduknya berdiri dan tatapan Winter yang dingin serasa membuat niatnya beku. "Lupakan saja." Cassian menimpali dan menutup rasa canggung itu dengan hela napas lirih. Sebaliknya di hadapannya Winter membuat wajah yang semakin berlekuk seakan ingin mencetuskan sesuatu. Cassian semakin penasaran apa yang pemuda itu pikirkan."Jika dari fakta, ya kita adalah saudara. Bukankah sudah jelas? Kita punya ayah yang sama." Winter akhirnya menjawab meskipun dengan wajah yang sedikit masam. Mungkin ia merasa bahwa itu adalah omong kosong dan anehnya dia tetap meliba

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 146 : Penculikan (Part 1)

    Cassian menatap cincin itu untuk beberapa saat dan satu tangannya datang menjemput benda itu, ia apit dalam telunjuk dan ibu jari lalu ia dorong hingga memasuki telunjuk kirinya. "Terimakasih Tuan, tidak Master. Aku akan menggunakannya saat diperlukan." Runette mengangguk dan meletakkan tangannya di pundak Cassian pelan seraya memejamkan kedua matanya. Gerakan itu membuat Cassian mengerti bahwa ia sudah bisa pergi dari tempat itu. Sebelum bergerak, Cassian mengangguk ringan dilanjutkan melangkah untuk menuruni tangga dengan bergegas. Di lantai bawah, para Wizard telah berkumpul dengan jubah seragam mereka, wajah mereka berseri dan Cassian akhirnya terhenti untuk sesaat. Pemuda yang tak asing melangkah ke depan dengan senyum yang teduh sambil berkata."Karena kau sudah bergabung, kita perlu untuk saling mengenal satu sama lain. Tadi kau sudah mendengar namaku. Aku Nu penyihir tingkat menengah." Nu memiliki rambut yang panjang dan dikuncir ke bawah, warnanya adalah abu-abu dengan

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 145 : Murid Luar (Part 3)

    "Jadi maksud Anda, benih roh memberikan akses yang lebih mudah terhadap penggunaan elemen kekuatan? Tanpa latihan panjang?" Cassian menambahkan, matanya menatap dengan sedikit menekan satu sama lain.Tangan Runette kembali datang dan membelai jenggotnya, ia menganggukkan kepalanya dengan ringan dan kembali membuka matanya."Kurang lebih memang seperti itu." "Jadi, apa kau bersedia menjadi anggota menara sihir?" mendengar pertanyaan Runette, Cassian terdiam sejenak memikirkannya untuk beberapa saat. Keputusan kali ini harus ia pertimbangkan dengan hati-hati, begitu banyak kekuatan dan dia sudah punya, dua pembimbing yakni Valkan dan Vanressan. Terlalu banyak guru juga bukannya berdampak bagus justru dapat memberinya fokus yang terpecah-pecah. Selain itu, kekuatan yang ia miliki adalah sihir kuno yang seharusnya Vanressan lebih ketahui dari siapapun di dunia ini. Jika ia berguru ke menara sihir takutnya mereka akan membedah seluk beluk kekuatan Cassian demi memilih metode yang sesu

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 144 : Murid Luar (Part 2)

    Cassian sadar arti tatapan itu, ia sungguh tak mengerti apa yang begitu membanggakan tentang hal sepele. Meskipun ia berpikir begitu, melihat Winter membuat raut wajah arogan membuat perutnya tergelitik.Cassian pikir itu telah berakhir dan dia berniat menarik tangannya kembali, namun tiba-tiba warna putih cahaya itu berubah perlahan-lahan menjadi merah, merah yang pekat dan mengerikan hampir seperti kepulan darah yang tiba-tiba menjadi asap, lalu suara suara retakan datang.PRANGG Bola cahaya itu hancur, kepingannya menyebar di udara sampai akhirnya terjun ke bawah, tangan Cassian bergetar dalam sekilas, otot-ototnya menegang hingga seakan ia terkena listrik.Tak dapat ia sembunyikan bahwa jantungnya sempat menggebu dalam seperkian detik. Begitu ia mengangkat pandangannya, di sana Winter dan Runette menatapnya."A-ah aku tidak sengaja memecahkan...benda itu." Cassian gagap, keringat menetes dari pelipisnya dengan suhu dingin. Apa yang membuat mereka berdua terpana? Apakah mereka

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 143 : Murid Luar (Part 1)

    Cassian menaikkan alisnya, penjelasan yang Nu utarakan benar-benar gila dan mungkin sangat jenius. Siapa yang akan terpikirkan melakukan eksperimen seperti ini. Nu memang pemuda dengan pengetahuan di atas rata-rata, meskipun masih kalah dengan kemampuan Runette sang master menara sihir, tapi selama menjadi wizard ia selalu memahami segala metode-metode yang diajarkan dengan mudah. Itu juga yang menjadi alasan Runette membawa Nu dari desanya bahkan di usia yang masih 10 tahun.Dari sana Runette belum menunjukkan kepuasan, matanya menatap dengan berhimpit. Ia memang dikenal sebagai orang yang tidak mudah puas dengan hasil yang sederhana, karena itu tak banyak pula Wizard yang berhasil masuk ke menara sihir karena harus melalui tes yang sulit.Nu menunggu, jakunnya bergerak dari atas ke bawah. Sekarang pikirnya, apa lagi yang membuat Runette tidak puas? Dia sudah mencoba sebaik mungkin, tapi bahkan jika kali ini pria tua di hadapannya berkata bahwa itu belum cukup atau itu masih ga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status