Share

Bab 21

Author: Dsdjourney17
last update Last Updated: 2025-05-04 02:13:10

Malamnya aku pulang ke rumah, wajah cemberut Friska langsung menyambut.

"Dasar, nggak pernah berubah! Untung Abang Johnson sayang, dan baik sama aku. Semoga saja aku nggak akan pernah ketemu laki-laki senewen, kayak Abang!"

Dugghhh ...

Aku menjerit kesakitan, saat Friska menendang tulang keringku sekuat tenaga.

"Kamu kenapa sih!" teriakku kesal.

"Balas dendam, atas nama Kak Senja! Tunggu saja sebentar lagi Kak Cepi pulang, katanya bakal pukulin Abang sampai babak belur. Seperti yang dialami Kak Senja! Weekkk!"

Mama dan Papa terlihat keluar dari kamar, dan mereka juga buang muka saat melihatku.

Akhirnya aku naik ke kamar, setelah meminta Bik Mumun mengantarkan makan malam ke kamarku. Karena aku tahu, untuk beberapa hari ke depan hanya akan mendapatkan tatapan sinis. Serta sindiran pedas, dari semua pendukung Senja di rumah ini.

Setelah mandi dan makan malam, aku kaget mendengar suara berisik dari kamar Senja. Yang sedang pindah ke sebelah kamarku.

Karena curiga, aku membuka pin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 22

    Keesokan paginya, aku terbangun jam enam pagi. "Alaahh, jadi kesiangan sholat subuh!" gerutuku. Mama, Papa, dan yang lainnya seperti benar-benar marah padaku. Sampai tidak ada yang mau membangunkan aku sholat subuh. Bergegas aku ke kamar mandi, untuk mengambil wudhu. Selesai sholat, aku memeriksa handphone. Ternyata Senja sudah membalas pesanku."Terima kasih, Abang sudah perhatian pada anjing dan kucing disana. Abang tenang saja ya, aku sudah menjelaskan pada Bapak dan Ibu tentang kejadian malam itu. Semua memang salahku, yang sudah bertindak berlebihan. Seharusnya aku tidak sembarangan mengambil keputusan. Karena keputusan dan perintah Komandan, harusnya aku utamakan."Aku tertegun, membaca pesan dari Senja. Kenapa malah jadi dia yang salah? Jelas-jelas, aku yang salah karena sudah menuduh sembarangan. Akhirnya aku memutuskan, untuk video call dengan Senja. Wajah Senja yang sedang duduk setengah berbaring, langsung terlihat saat panggilan diangkat. Masih ada bekas lebam, tapi

    Last Updated : 2025-05-04
  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 23

    Papa benar-benar datang, setelah istirahat jam makan siang. Dengan deg-degan, aku mengajak Papa ke ruanganku. Agar kami bisa mengobrol berdua saja. Setelah kami duduk, Papa menarik nafas panjang dan memulai percakapan. "Kamu, jatuh cinta pada Senja? Jawab saja Bang, ini pembicaraan sesama laki-laki."Aku yang masih bingung dengan perasaanku, hanya bisa terdiam. "Senja cantik, sangat cantik malah. Itu juga salah satu kelebihan Senja, yang membuat Mama kamu memilihnya menjadi ajudan. Papa juga menganggap Senja, sama seperti Kak Cepi dan Friska. Seperti putri kandung Papa sendiri, karena dia anak yang baik, bertanggung jawab, dan lemah lembut. Tapi maaf ya Bang, kalau Papa berkata jujur. Papa tidak bisa menyetujui Senja berpacaran dengan playboy seperti kamu!""Pa, Abang tidak mengerti dengan perasaan Abang saat ini. Maaf Pa, tapi kejadian malam Abang meninggalkan Senja di tempat sepi ... Karena Abang cemburu sama Papa. Senja selalu terlihat bersemangat, dan matanya berbinar bahagia

    Last Updated : 2025-05-04
  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 24

    Sepulang dari makan malam, aku langsung masuk ke kamar Senja. Ternyata, kamarnya sudah dibersihkan. Karena semua pintu, sudah ditutup. Jadi para kucing, tidak bisa sembarangan masuk lagi. Tapi aku sudah menitipkan makanan mereka, pada yang tugas jaga di bawah. Jadi kucing dan anjing tetap bisa makan, tapi harus langsung pergi setelahnya. Aku berbaring, diatas ranjang yang empuk. Senyumku terbit, saat aroma pewangi pakaian tercium lembut di bantal yang biasa dipakai oleh Senja. Gadis sederhana satu itu, tidak suka memakai parfum. Karena katanya pusing, setiap mencium aroma yang terlalu menyengat. Jadilah dia hanya mengandalkan deodoran, dan pewangi pakaian. Iseng aku buka laci besar meja nakas, yang berada di samping ranjang Senja. Aku kaget, saat menemukan beberapa susu coklat sachet, termos air panas dan beberapa botol dot disana. Aneh, perasaan Senja tidak memiliki bayi. Dan botol dot ini, terlihat kebesaran kalau untuk kucing. Karena memang dot, khusus untuk bayi manusia. Saa

    Last Updated : 2025-05-04
  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 25

    Akhirnya Senja sudah diperbolehkan pulang, dari rumah sakit. Kepulangannya, juga bertepatan dengan aku yang sedang mendapatkan libur. Tapi Mama tetap melarangku, untuk ikut menjemput Senja. Jadilah aku dirumah saja, dengan kue tart cantik yang sudah aku persiapkan khusus untuk menyambut kepulangan Senja. Aku sudah memesan dekorasi khusus, untuk kue itu. Ada tulisan, selamat pulang kembali Polwan cantik. Dan ada gambar Molen, serta antek-antek kucingnya di kue berwarna pink itu. Sekitar jam sebelas siang, akhirnya Senja sampai. Aku kaget, saat melihat ada beberapa mobil ikut masuk juga ke halaman rumahku. Alamak, ternyata Bang Aidan, Andrew, Mami Hana, dan Papi Albert ikut datang juga. Pantas, Mami mempersiapkan begitu banyak makanan. Ternyata tamunya banyak juga. Tapi kedatangan mobil terakhir, membuatku berhamburan keluar rumah. Karena Kak Cepi, Kakak kesayanganku juga pulang dengan Bang Fikri. "Kak Cepi, aku kangen banget lho. Mau kasih kejutan buat aku ya?" tanyaku, sambil me

    Last Updated : 2025-05-04
  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 26

    "Sebelumnya terima kasih, Abang Aidan memiliki niat yang baik pada saya. Tapi, boleh saya memberikan satu persyaratan?" tanya Senja, dengan nada tenang. "Silahkan Nja, kalau masalah mas kawin dan perayaan pestanya kamu tidak usah khawatir. Abang sudah mempersiapkan dana khusus, untuk semua itu dari Abang memiliki penghasilan sendiri. Kamu tenang saja, oke?""Kita jangan bicara sampai sejauh itu Bang. Saya cuma minta Abang, untuk memohon restu dulu pada kedua orang tua Abang. Katakan dengan jujur pada keduanya, kalau saya Mentari Senja adalah anak yang dibesarkan di panti asuhan kecil di Tanjung pandan Belitung. Kalau salah satu orang tua Abang tidak berkenan, maka saya juga akan menolak lamaran Abang!" jawab Senja tegas. Nafasku agak sedikit lega sekarang. Karena aku tahu Ibu Kamila Sujayanti, Mama kandungnya Bang Aidan adalah sosok yang angkuh dan selalu ingin dipandang tinggi. Karena suaminya, Bapak Komjen Jaya diningrat adalah seorang Jenderal bintang tiga. Ibu Kamila sendiri, be

    Last Updated : 2025-05-05
  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 27

    Jam sepuluh pagi, aku, Senja, Papa, Mama, dan Kak Cepi sudah duduk manis di dalam pesawat. Andrew, Bang Aidan dan Bang Fikri tidak bisa ikut. Karena mereka masih memiliki tanggung jawab kerja, yang tidak bisa ditinggalkan. Kalau aku sendiri, ya bisalah mengandalkan wakilku Abeng. Senja sudah tidak menangis lagi, tapi dia hanya diam saja. Hanya bicara secukupnya, kalau ada yang bertanya. Aku duduk di sebelahnya, dan selama di dalam pesawat Senja hanya diam sambil memandang keluar jendela. Setelah satu jam perjalanan, akhirnya kami sampai di Bandar udara Hananjoedin. Aku ikut melihat keluar jendela, dan ternyata tanah disana banyak terdapat lubang-lubang. Karena penasaran, aku tanya pada Senja. "Nja, kenapa tanahnya banyak berlubang dan terisi sedikit air begitu?""Itu bekas galian orang ngelimbang timah. Kalau masalah air, sekarang sedang musim kemarau. Tanah di Belitung mengandung timah dan kaulin, jadi tidak menyerap air. Makanya setiap musim kemarau, pasti akan mengalami keker

    Last Updated : 2025-05-05
  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 28

    Sore harinya setelah sholat Ashar, Pak Itam kembali menjemput kami di hotel. Karena Senja mengabarkan, kalau Aim sudah sadar. Begitu sampai di rumah sakit, kami tersenyum melihat Senja dan Aim sedang perang saudara. "Kamu itu bandel, kenapa nggak mau dibantu Cece ganti baju!" bentak Senja. "Siap, tidak mau Ibu Jenderal!" balas Aim, tidak kalah keras. Papa sampai mengunci pintu, sambil geleng-geleng kepala. Karena dirumah kami, juga sudah biasa terjadi perang saudara seperti ini. "Ada apa ini, dan siapa Ibu Jenderal selain Ibu Anggraini?" tanya Papa, sambil tersenyum usil. "Ehh, lupa ada Bapak Jenderal sungguhan," celetuk Aim. Kami semua tertawa mendengarnya. Ternyata Senja dan Aim, sama-sama suka melawak. "Maaf Pak, Ibu, Abang Pasya dan Kak Cepi. Tadi saya cuma mau bantu Aim ganti baju, karena kata dia gerah. Tapi kan dia baru selesai operasi bahu, jadi saya mau bantu gantikan. Tapi dia malah marah-marah, dan mengusir saya," jawab Senja malu. "Nggak maulah, Cece Cia suka usil

    Last Updated : 2025-05-05
  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 29

    Pov. AidanAku Aidan Arjuna Hasibuan, dari kecil aku sudah dipersiapkan untuk menjadi seorang perwira polisi. Karena Papiku adalah seorang perwira Polisi. Ompung dari Mamiku juga seorang pensiunan pejabat, dari institusi BUMN di negara ini. Orang pasti akan menganggap hidupku sempurna. Aku hanya dua bersaudara, Abangku adalah seorang pengusaha sukses di bidang salon. Ya salon, Abangku adalah laki-laki yang kemayu. Dan itu membuatnya dibenci habis-habisan oleh seluruh anggota keluarga kami, kecuali aku. Aku sangat dekat dengan Bang Sandi Batara Hasibuan. Dia adalah sosok pekerja keras, yang memiliki hati lembut. Walaupun Abang Sandi kemayu, tapi dia memiliki anak dan istri. Hidupnya juga sempurna, walaupun dimusuhi oleh keluarga kami. Keponakanku ada dua orang, yaitu Krisna Bungaran Hasibuan dan Cantika Aruna Hasibuan. Keduanya sangat akrab denganku, begitu juga Kak Anita Kakak iparku yang cantik, bersahaja, serta anggun. Setiap hari, Bang Sandi akan mendandani istrinya secantik mu

    Last Updated : 2025-05-05

Latest chapter

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 45

    Aku pulang ke rumah sebentar, untuk mandi dan berganti dengan seragam dinas Kepolisian. Setelah itu aku pergi bekerja, tanpa sarapan. Mama juga tidak terlihat, tapi aku juga masih kecewa dengan sikap yang Mama perlihatkan di rumah sakit tadi. Sesampainya di Polres, ada banyak wartawan menunggu. Karena memang kejadian kemarin, menjadi berita yang heboh. Untung rumah sakit tempat Senja dirawat, dirahasiakan tempatnya oleh pihak kepolisian. Karena ditakutkan, ada beberapa pihak yang terkait dengan pengeboman kemarin masih berkeliaran bebas di luaran sana. Aku turun dari mobil, dan dengan dibantu Bang Ucok serta anggota lion king yang lain aku bisa masuk ke ruanganku tanpa harus menjawab pertanyaan para wartawan. "Alhamdulillah, Senja sudah dirujuk ke rumah sakit yang lebih bagus ya Ndan," ucap Abeng. "Maksudnya apa!" tanyaku shock. "Lho, tadi ada telepon dari pihak rumah sakit. Katanya keberadaan Senja di rumah sakit yang itu diketahui oleh wartawan, sampai parkiran mereka dipenuh

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 44

    Untung ada rumah sakit terdekat, yang hanya berjarak lima menit dari lokasi kejadian. Begitu sampai di rumah sakit, aku memarkirkan mobil sembarangan. Lalu secepat kilat, aku menurunkan tubuh Senja yang sudah tidak sadarkan diri. Beberapa orang suster dan seorang Dokter wanita paruh baya mengenakan masker, bergerak cepat membawakan tempat tidur dorong.Aku letakkan tubuh Senja perlahan, diatas tempat tidur. Lalu secepat mungkin, Senja dibawa ke ruang operasi. Tidak lama rombongan keluargaku datang, dan Aim berwajah pucat sampai tubuhnya gemetar hebat. "Cece Cia, kenapa ini terjadi pada Cece Cia," ucapnya dengan wajah panik. "Tenang Im, InsyaAllah Cecemu akan selamat," hibur Kak Cepi. "Ini bukan yang pertama Cece Ciaku, mengalami hal buruk. Ini sudah kesekian kalinya, dan itu selalu terjadi karena dia ingin menolong orang. Kenapa Cece Cia selalu mempertaruhkan nyawanya, untuk orang lain! Kenapa dia tidak pernah memikirkan aku ... Aku akan sendirian di dunia ini, kalau dia mati!"

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 43

    Tidak terasa Hut Bhayangkara sudah di depan mata. Besok, kepolisian akan merayakan Hut Bhayangkara di gedung Serbaguna yang besar. Karena kami akan menyambut kedatangan Bapak Kapolri. Jadi acara dibuat besar-besaran, bahkan rencananya akan diadakan jalan santai untuk masyarakat yang hadiahnya juga beragam nantinya. Anggota lion king sudah tentu datang semua, di saat upacara. Sementara Senja, dia terus berada di dekat Mama dan Papa bersama ajudan yang lainnya. Hari ini dia terlihat begitu cantik, menggunakan seragam coklat polwannya. Aku sampai senyum-senyum sendiri, saat pertama kali melihatnya di rumah tadi. Berbagai perlombaan yang diikuti oleh polisi, Polwan, Ibu Jenderal dan ada masyarakat umum juga dilakukan. Mama dan Senja ikut lomba make-up. Jadi, para Ibu Jenderal akan didandani oleh ajudan mereka yang perempuan. Aim yang ikut, langsung memegang kamera yang dibelikan oleh Kak Cepi. Dia sibuk merekam Cece Cia kesayangannya, saat memoles make-up ke wajah Mama. "Waduh, Ib

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 42

    Karena Mama masih tidak enak badan, akhirnya aku memutuskan untuk membawa Senja ikut lagi dengan tim Lion king patroli malam. Kali ini kami menyusuri daerah, yang menuju ke pelabuhan. Jalanan terlihat ramai oleh mobil-mobil besar bermuatan berat. Seperti biasa, Senja ikut denganku berboncengan motor. "Bang, itu kenapa ada anak-anak dibawah umur kumpul-kumpul di depan minimarket," ucap Senja. Aku langsung memberikan kode pada anggota lion king yang lain, untuk mendekati anak-anak itu. Beberapa dari mereka berhamburan lari, tapi berhasil dikumpulkan lagi oleh anggota yang lain. Setelah semuanya berkumpul, baru terlihat kalau mereka berwajah anak SMP. Ada delapan anak perempuan, dan dua orang laki-laki dewasa seperti awal dua puluhan. "Ayo digeledah barang-barang bawaan dan tubuhnya," ucapku pada anggota."Siap Ndan!"Aku mendekati Senja, yang sedang menggeledah para anak perempuan. "Kalian masih kecil-kecil ya, usia berapa kalian?" tanya Senja. "Kelas tiga SMP kak," jawab merek

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 41

    Setelah acara pernikahan Kak Cepi dan Bang Fikri yang fenomenal, kami semua kembali ke rutinitas pekerjaan. Malam ini kami kembali patroli, dan Senja ikut. Karena Mama sedang tidak enak badan, jadi beliau hanya di rumah yang sudah dipenuhi oleh ajudan serta petugas jaga yang selalu siaga di post depan rumah. Aku dan Senja menggunakan motor berdua, dan kami berhenti di depan sebuah rumah susun yang di depannya penuh oleh pemuda dan pemudi tanggung sedang nongkrong. Senja turun, dan langsung menangkap seorang pemuda yang berusaha menyembunyikan sesuatu di pos satpam yang kosong dan kotor. "Kamu sembunyiin apa itu?" tanya Senja, sambil menunjuk ke arah bawah meja. "Nggak ada Kak, itu cuma sampah rokok," elaknya.Aku berdecak kesal, dan mengambil bungkus rokok yang pemuda itu buang. Saat aku buka isinya, ternyata paket kecil berisi sinte atau tembakau sintetis. "Kamu pengedar atau hanya pemakai?" tanyaku. "Nggak ada Pak, saya juga nggak tahu itu punya siapa. Lihatlah, ada banyak sa

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 40

    Akhirnya hari pernikahan Kak Cepi dan Bang Fikri datang juga. Tentu saja aku ikut bahagia, tapi lebih bahagia lagi saat mendengar berita Andrew ditugaskan ke Indonesia Timur. Karena hal itulah, pernikahannya dengan Senja terpaksa diundur sampai masa tugasnya selesai. Sebab tempat bertugasnya itu, tidak memungkinkan untuk membawa istri.Sebenarnya bisa saja mereka menikah, dan Senja tinggal bersama kedua orang tua Andrew. Tapi waktunya juga terlalu mepet, jadilah mereka terpaksa menunda pernikahan yang memang belum sempat mempersiapkan apapun itu. Alhamdulillah, pokoknya! Dari satu minggu yang lalu, rumahku sudah dipenuhi oleh berbagai macam barang hantaran. Banyak keluarga juga berkumpul, tapi mereka menginap di hotel yang sudah dibooking khusus selama sepuluh hari. Senja dan yang lainnya sudah berangkat ke gedung, dari jam empat pagi. Karena dia dan beberapa penari lainnya, harus bersiap-siap make-up serta memakai baju menarinya. Acara akad diadakan di sebuah masjid, yang letakny

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 39

    Malam minggu ini, aku berencana mengajak Senja nonton di bioskop lagi. Karena Aim sudah ikut dengan Friska dan Johnson, untuk jalan-jalan ke mall. Katanya Johnson ingin membelikan Aim peralatan renang yang lengkap. Aku mengetuk pintu kamar Senja, dan tidak lama sang pemilik kamar membukakan pintu. "Nja, kita nonton film di bioskop yuk," ajakku."Boleh, tapi izin dulu sama Ibu.""Tadi Abang sudah izin, soalnya Abang mau ajak kamu makan malam diluar juga."Senja langsung tersenyum senang, dan bersiap-siap. Tidak lama Senja keluar kamar, dengan menggunakan dress panjang berlengan pendek warna pink dipadukan dengan make-up tipis yang membuatnya terlihat menawan. Tidak lupa dia memakai rambut sambungnya, karena aku memang selalu request pada Senja untuk memakai rambut panjang setiap kami jalan bersama. Tapi mimpi buruk datang menyapa, saat kami sudah akan masuk mobil datang mobil Andrew. Dan yang lebih menyebalkan adalah, Sandra juga berada di dalam mobil itu. Keduanya turun, dan meny

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 38

    Alhamdulillah, operasi Bang Aidan berjalan dengan lancar. Tapi Bang Aidan masih koma, bahkan setelah dua minggu tetap tidak ada perubahan yang positif. Sampai akhirnya malam ini, Bang Sandi dan Kak Ani datang ke rumahku untuk menemui Senja. "Ada apa Sandi dan Ani?" tanya Papa. "Kami datang kesini untuk meminta maaf pada Senja. Karena Mami kami sudah mengatakan hal yang sangat menyakiti hati Senja. Aidan rencananya akan dibawa berobat ke Singapura, InsyaAllah besok pagi berangkatnya. Tolong bantu doa juga, semoga Adik kami itu bisa diberi kesembuhan dan bisa beraktivitas kembali seperti semula," ucap Bang Sandi. "Nggak apa Bang Sandi, dari awal saya nggak merasa marah ataupun tersinggung dengan ucapan Ibu Kamila. Dan doa terbaik, InsyaAllah akan selalu saya panjatkan untuk Bang Aidan," ucap Senja tulus. Bang Sandi dan Kak Ani tersenyum lega, lalu mereka pamit pulang. Karena keduanya ikut ke Singapura, menemani Bang Aidan sampai sembuh. Setelah semuanya masuk ke kamar masing-masin

  • Anak Jenderal & Ajudan   Bab 37

    Kami mendengar suara mobil digas dengan kencang, lalu berlalu dengan kecepatan tinggi. Ibu Kamila dan Bapak Jaya langsung panik, dan meminta para ajudan mereka untuk mengejar mobil Bang Aidan yang melaju dengan sangat kencang. Kami juga khawatir, akhirnya aku ikut berlari ke mobil untuk mengejar Bang Aidan. Ternyata Senja ikut, dan dia langsung masuk ke dalam mobilku duduk di sebelahku. "Bang, kenapa mobil Bang Aidan tidak terlihat?" tanya Senja khawatir. "Sepertinya Bang Aidan mengendarai mobil dengan kecepatan diatas seratus, tapi kita berdoa saja semoga tidak akan terjadi sesuatu yang buruk," ucapku, mencoba menenangkan Senja. Tapi tidak lama kami mendengar suara dentuman yang sangat keras. Aku menambah kecepatan mobil, dan tidak jauh terlihat mobil yang dikendarai Bang Aidan sudah terbalik. Para ajudan Pak Jaya berhamburan keluar mobil, mencoba mengevakuasi Bang Aidan. Karena takut mobil itu meledak. Sementara Ibu Kamila dan Pak Jaya terlihat syok. Aku ingin melarang Senja

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status