Caden merenung. Jika Braden mencari Samuel untuk membicarakan hal ini, kenapa Naomi begitu gugup? Lagi pula, Naomi tidak tahu Caden berniat membeli rumah ini.Caden bertanya, "Apa hubunganmu dengan Naomi?"Samuel bertanya balik, "Menurutmu?"Caden dan Samuel saling bertatapan sesaat, lalu Samuel melanjutkan, "Aku ini gurunya anak-anak Naomi dan Naomi itu orang tua murid. Tapi, aku menyukai Naomi."Ekspresi Caden berubah drastis dan tatapannya menjadi muram. Dia menatap Samuel dengan dingin.Samuel meneruskan ucapannya dengan tenang, "Jadi, maaf. Aku nggak bisa menjual rumah ini kepadamu. Aku membeli rumah ini karena Naomi. Aku ingin mengejarnya."Caden mengatupkan bibirnya dan ekspresinya sangat muram. Dia memperingatkan, "Sebaiknya kamu jauhi Naomi!""Ha? Kenapa?" tanya Samuel.Caden menyahut, "Kamu nggak berhak menyukai Naomi."Samuel menimpali, "Tentu saja aku berhak, aku jomblo dan seumuran dengan Naomi. Karakterku bagus, pekerjaanku stabil, aku bisa menghasilkan uang, dan melakuka
Sementara itu, di rumah Samuel. Keempat anak sudah berhasil melerai Caden dan Samuel. Kala ini, Samuel yang babak belur berbaring di lantai. Wajahnya berlumuran darah dan ekspresinya tampak menderita.Tiara buru-buru menelepon ambulans. Naomi sangat terkejut melihat kondisi di rumah Samuel. Begitu masuk, dia langsung melihat kepala Samuel yang berdarah. Jadi, dia mengabaikan hal lain dan bergegas menghampiri Samuel.Naomi berujar dengan panik, "Tadi nggak ada masalah apa pun, ada apa ini? Apa di rumahmu ada kotak obat? Di rumah Tiara ada! Tiara, cepat ambil kotak obat biar aku bisa menghentikan pendarahan di kepala Pak Samuel!"Tiara mengangguk dan segera kembali ke rumahnya untuk mengambil kotak obat. Naomi memeriksa luka Samuel seraya mengernyit. Dia tampak sangat khawatir.Samuel yang berusaha menahan kesakitan berkata dengan lembut, "Jangan cemas, kamu juga nggak usah takut. Aku ini pria dewasa. Luka ini nggak ada apa-apanya."Luka di bibir Samuel tertarik karena dia bicara, Samuel
Caden mengatupkan bibirnya dan menghela napas. Ekspresinya sangat masam. Dia sangat murka!Caden memelototi Samuel sambil menggertakkan giginya. Dia menghampiri Naomi dan hendak menggendongnya. Caden tidak akan mengizinkan Naomi mengurus Samuel.Rayden menarik Caden dan memanggil, "Papa."Rayden memandang Caden seraya menggeleng. Dia menarik Caden keluar. Kalau terus begini, Caden dan Naomi pasti bertengkar.Setelah menarik Caden keluar, Rayden berujar, "Mama itu orang yang baik hati. Lagi pula, Samuel itu gurunya Braden, Hayden, dan Jayden. Nggak mungkin Mama mengabaikan Samuel. Kalau kamu melarang Mama mengurus Samuel, Mama pasti akan marah kepadamu."Caden yang gusar ingin mengisap rokok, tetapi dia tidak bisa merokok di depan anak-anak. Begitu teringat ucapan Samuel tadi, Caden ingin langsung menghabisinya! Namun, Naomi malah sangat memperhatikan Samuel. Dasar wanita bodoh!Rayden melanjutkan, "Mama mengkhawatirkan Samuel dan mengobati lukanya bukan karena menyukainya. Papa, kamu t
Naomi memelototi Caden. Dia terlihat galak. Caden bertatapan dengan Naomi seraya mengernyit. Amarah Caden belum reda sehingga sikap Naomi yang galak membuat Caden makin sedih.Apa Naomi berniat membantu Samuel memarahi Caden? Apa Naomi menganggap Caden yang salah? Tiba-tiba, Naomi bertanya, "Kamu terluka, nggak?"Caden tertegun, dia tidak menyangka Naomi memperhatikannya. Amarah Caden sedikit reda, tetapi dia tetap menyindir dengan ekspresi muram, "Kamu hanya memperhatikan Samuel. Memangnya kamu peduli dengan nasibku?"Naomi merasa tidak berdaya. Dia menegur, "Kamu menghajar Samuel sampai dia terluka parah! Kalau dia kenapa-kenapa, siapa yang tanggung jawab? Kalau aku nggak segera mengobati lukanya dan dia sekarat, kamu gimana?"Caden menimpali, "Dia pantas mati!""Kamu senang kalau dia mati?" tanya Naomi.Caden menyahut, "Senang!"Naomi menyergah, "Kamu memang keras kepala! Kamu juga nggak bisa kabur kalau dia mati!"Caden hanya mendengar Naomi mengkritiknya keras kepala. Ekspresinya
Naomi makin marah saat melihat Caden makin emosional. Dia bertanya seraya mengernyit, "Sebenarnya kenapa kamu marah?"Naomi hanya bertanya kepada Caden, bukan langsung menyalahkannya. Apa Naomi salah? Meskipun Caden marah kepada Samuel, Naomi tidak menyinggung Caden. Kenapa Caden salah paham kepada Naomi?Caden sangat geram. Tentu saja dia marah karena ucapan Samuel tadi dan Naomi memperhatikan Samuel.Caden juga marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa mengungkapkan perasaan sukanya pada Naomi. Jadi, Caden tidak bisa menjelaskan dan hanya bisa memendam kekesalannya.Selain itu, Caden marah karena Naomi tidak langsung membelanya. Dia malah terus menanyakan penyebab perkelahiannya untuk memastikan siapa yang benar dan salah.Ucapan Samuel memang benar. Naomi tidak menyukai Caden. Jika Naomi menyukai Caden, dia pasti akan membela Caden sepenuhnya.Jelas-jelas Caden tahu Naomi tidak menyukainya. Namun, sekarang dia malah marah karena hal ini.Caden tidak berpikir panjang karena terlal
Begitu Caden pergi, keempat anak segera berlari ke depan pintu kamar Naomi. Braden mengetuk pintu dan membujuk, "Mama, dia cuma bilang. Tapi, dia nggak berniat bawa Rayden pergi. Jangan bersedih lagi."Rayden berusaha menenangkan Naomi, "Mama, dia nggak bisa bawa aku tanpa persetujuanku. Kamu tenang saja."Jayden menimpali sembari menangis, "Mama, dia sudah pergi. Kamu buka pintu, ya?"Naomi sedang menangis di dalam kamar. Dia sangat sedih. Mendengar Jayden menangis, Naomi segera menyeka air matanya dan membuka pintu.Naomi menggendong Jaden dan menghibur, "Mama nggak apa-apa. Jayden, nggak usah takut. Jangan menangis lagi, ya?"Jayden merangkul leher Naomi dengan erat sembari berujar, "Jayden nggak mau Mama sedih."Naomi menimpali, "Iya, Mama nggak sedih lagi. Mama cuma takut dia bawa Rayden pergi. Sekarang dia bilang nggak akan bawa Rayden pergi, jadi Mama nggak sedih lagi."Naomi menggendong Jayden dan duduk di sofa ruang tamu. Dia membantu Jayden menyeka air matanya. Hayden dan Ray
Caden tidak bisa menjelaskan, ditambah lagi dia cemburu. Makanya sekarang situasinya menjadi begini. Rayden merasa Samuel sangat licik.Samuel tampak tidak bersalah, tetapi diam-diam memakai trik untuk merusak hubungan Caden dan Naomi. Samuel bukan berniat membantu mereka menguji Caden, ini adalah jebakan!Hanya saja, sekarang Rayden tidak bisa membuktikan dugaannya. Jadi, Rayden tidak mengatakan hal ini. Tanpa bukti, ucapannya pasti kurang meyakinkan.Untung saja Braden bijak. Meski tidak menyalahkan Samuel, dia tahu perkelahian ini bukan salah Caden.Naomi mengangguk. Dia sudah berhubungan dengan Caden selama beberapa waktu. Ucapan Rayden benar. Caden memang galak, tetapi dia tidak akan memukul orang tanpa sebab.Naomi bertanya, "Tapi, kalau bukan dia penyebab perkelahian itu, kenapa dia nggak mau beri tahu aku penyebabnya?"Rayden menjawab seraya mengernyit, "Papa pasti punya masalah sehingga nggak bisa menjelaskan pada Mama."Naomi mengernyit. Dia tidak mengerti Caden punya masalah
Caden mengernyit setelah mendengar pertanyaan Dylan. Dia ingin melampiaskan emosinya, tetapi akhirnya dia berusaha menahan emosinya saat teringat sesuatu. Caden hanya merokok dan tidak berbicara.Dylan sudah tahu jawabannya. Dia diam-diam menghela napas. Di dalam urusan percintaan, orang yang jatuh cinta terlebih dahulu pasti kalah, merasa rendah diri, dan gampang terluka.Caden jatuh cinta terlebih dahulu, makanya dia sering kesal. Dylan tidak berbicara lagi dan hanya menemani Caden merokok.Saat merasa Caden mulai lebih tenang, Dylan baru bertanya, "Mau pesan sebotol anggur, nggak?"Caden membuang abu rokok dengan ekspresi dingin dan menyahut, "Nggak usah."Jika Caden mabuk dan tertidur, bagaimana dengan Naomi? Dia tidak yakin keempat anak itu bisa membujuk Naomi. Selain itu, bagaimana kalau Samuel mencari Naomi saat Caden tidur?Jadi, Caden tidak boleh minum anggur. Dylan juga tidak memaksa Caden. Dia berkata, "Kalau begitu, coba kamu ceritakan apa yang terjadi di antara kamu dan Na
Beberapa ibu tertawa sinis. “Setidaknya kami nggak pergi cari pusat perawatan pasca melahirkan!”“Kami juga nggak sebar luas ke semua orang kalau kami ingin punya cucu!”“Intinya, putra kami juga nggak bilang ke orang-orang kalau dia penganut prinsip nggak menikah!”“Bu Lyana, jangan salahkan kami tertawakan kamu. Seumur hidupmu, kamu nggak mungkin akan punya cucu!”Lyana merasa murka. “Atas dasar apa kamu bilang aku nggak bakal punya cucu?”Orang itu membalas, “Nggak atas dasar apa-apa. Kalau Keluarga Hermanto bisa punya cucu, aku akan beri selamat kepada kalian dengan berlutut!”“Iya, kami semua akan beri selamat dengan berlutut!”Amarah Lyana benar-benar membara. Dia menggebrak meja. “Kalian ….”Lyana kehabisan kata-kata. Dia membelalaki mereka dengan gusar, lalu membalikkan tubuh berjalan meninggalkan tempat. Dia bahkan tidak menunggu lagi bubur dan camilan yang dia pesan.Pelayan toko mengejar keluar. “Nyonya, tunggu sebentar. Kami sungguh minta maaf karena membuatmu mengalami ha
Saat di perjalanan, Lyana melewati sebuah toko makanan yang bernama “Cinta Pertama”. Dia meminta sopir untuk menghentikan mobil, lalu pergi membeli sedikit makanan untuk Camila.Toko “Cinta Pertama” adalah toko yang baru dibuka pada belakangan waktu ini, khusus menjual berbagai jenis bubur sehat dan camilan yang jarang dijumpai. Bubur masakan mereka bukan hanya enak, bahan masakan juga berkualitas tinggi.Setiap jenis masakan di toko sangat menggugah selera. Kabarnya pemilik toko ini adalah seorang pemuda kaya asal luar negeri yang memiliki selera hidup yang sangat tinggi. Semua bahan makanan dipilih langsung olehnya.Selain harganya mahal, tidak ada lagi yang bisa dikritik dari toko ini. Baru saja toko dibuka kurang dari seminggu, toko ini sudah menjadi perbincangan di kalangan ibu-ibu sosialita.Satu-satunya kekurangan dari toko ini adalah tidak menerima layanan pesan antar, jadi harus antre untuk membelinya.Saat Lyana tiba di tempat, sudah banyak orang yang mengantre di dalam toko,
Lyana berkata, “Bukannya keturunan Keluarga Hermanto tinggal Dylan? Dylan juga nggak lagi dalam bahaya, juga nggak lagi terluka. Kenapa leluhur mengatakanmu seperti itu?”Kevin berucap, “Aku juga nggak mengerti. Menurutmu, apa ada yang salah dengan anak di dalam kandungan Catherine?”Kening Lyana berkerut. “Maksudmu, anak di dalam kandungan Catherine adalah keturunan Keluarga Hermanto?”Hermanto mengangguk. “Emm!”Lyana menggigit bibirnya dan segera membantah, “Nggak mungkin! Kamu kira Catherine itu bodoh? Kalau dia mengandung anak Keluarga Hermanto, dia pasti sudah melakukan tes DNA sejak awal! Masalah seperti semalam juga nggak akan terjadi! Apalagi kita juga sudah melakukan beberapa kali tes DNA, hasil menyatakan bahwa anak itu bukan darah daging Keluarga Hermanto, melainkan anak si Hogan!”Kevin sungguh merasa penat. “Jadi, apa maksud leluhur? Kenapa mereka mengatakanku nggak bisa melindungi keturunan Keluarga Hermanto?”Lyana juga tidak mengerti. “Jangan-jangan Dylan dalam bahaya
“Ting ….”Layar ponsel Camila menyala. Dia menerima pesan dari Naomi.[ Camila, aku sudah sampai di rumah. Apa kamu sudah tidur? ]Camila mengangkat ponselnya untuk membalas Naomi.[ Aku sudah mengatur semuanya. Sementara ini, dia masih belum tidur. Sudah semalam ini, kamu segera istirahat sana. ]Naomi membalas.[ Kamu kirim alamat hotelmu kepadaku. Besok aku antar makanan enak buat kamu. Sekarang kondisi tubuhmu agak spesial, mesti asupan gizi yang seimbang. ][ Tenang saja. Aku nggak akan ganggu kamu. Aku akan suruh orang lain untuk antar ke hotel. ]Camila sungguh merasa terharu. Dia mengirim emotikon memeluk dan mencium, lalu mengirim titik lokasinya.Naomi membalas.[ Oke, sudah kuterima. Ratuku cepat istirahat malam ini. Tunggu asupan giziku besok. ]Camila mengetik.[ Aku paling mencintai Naomi! ]Naomi berkata.[ Kalau kamu merindukanku, kamu bisa hubungi aku setiap saat. Aku akan melayanimu selama 24 jam. Aku akan ada setiap saat. ]Camila pun tersenyum.[ Iya, aku tahu. Muah
Catherine bertanya lagi, “Bagaimana kalau anak itu jadi milikmu? Kamu akan suruh aku gugurkan atau lahirkan anak ini?”Dylan kembali mengerutkan keningnya. Dia menjawab dengan tegas, “Gugurkan!”Catherine berkata, “Apa kamu benar-benar berencana untuk lajang seumur hidup? Nggak mau menikah dan mempunyai anak?”Dylan membalas dengan dingin, “Nggak ada hubungannya sama kamu. Aku akan transfer uang sekarang.”Panggilan diakhiri. Dylan pun mengirim uang satu triliun kepada Catherine secara bertahap.Selesai mentransfer uang, Dylan mengirim pesan kepada Catherine.[ Jangan ganggu Camila! ]Saat Catherine membaca pesan itu, dia sungguh merasa kesal. Dia tidak membalas Dylan. Dia langsung mengirimkan uang satu triliun itu kepada Leon, lalu mengirim pesan kepadanya.[ Segera jalankan aksimu. Camila mesti mati mengenaskan. Aku nggak ingin melihatnya lagi! ]…Di hotel tepi pantai, Camila memesan sebuah kamar dengan pemandangan laut. Dia membungkus tubuhnya dengan luaran tebal, duduk sendirian d
Di rumah sakit, Dylan sedang berbaring di atas ranjang dengan tenang. Dia mengerutkan keningnya sembari melihat ke atas plafon. Suasana hatinya terasa tertekan.Sebelum Catherine pergi, ucapan yang dilontarkannya sewaktu di koridor terus terbayang di benak Dylan.‘Apa kamu puas sekarang? Ternyata ini janjimu padaku? Bukannya kamu berjanji akan menjagaku?’Ucapan ini bagai gunung besar saja yang menekan hatinya. Dylan merasa tertekan hingga kesulitan untuk bernapas. Dia tahu jelas bahwa Catherine bermasalah. Semua yang dialami Catherine hari ini adalah akibat dari perbuatannya! Namun, Dylan spontan menyalahkan dirinya sendiri ….Tiba-tiba Dylan menerima pesan dari Catherine. Dylan duduk di tempat, lalu membalas.[ Berapa? ]Catherine langsung membalas.[ Satu triliun. ]Dylan tidak berpikir sama sekali, lalu membuka aplikasi bank untuk mentransfer uang.Tiba-tiba Dylan kepikiran dengan Camila, Dylan pun mengetik.[ Untuk apa kamu minta uang sebanyak ini? ]Kening Catherine berkerut.[
Naomi menatap Caden beberapa saat. Dia pun mengerutkan keningnya dan berbohong. “Kamu jangan sembarangan bicara! Nggak, ah!”Memilih untuk tidak memberi tahu Caden karena masalah ini adalah privasi Camila. Ditambah lagi, Caden adalah sahabat Dylan. Naomi takut Caden akan memberi tahu rahasia itu kepada Dylan!Sebelum Camila membuat keputusan, Dylan tidak boleh mengetahui masalah ini.Meskipun Dylan boleh mengetahui masalah ini, dia juga seharusnya diberi tahu langsung oleh Camila.Caden menatap Naomi dengan berlagak tenang.Tadi sore saat membeli sepatu, Caden hanya curiga saja, sekarang dia pun telah memastikan. Camila benar-benar telah hamil! Naomi bahkan merahasiakan masalah itu dari Caden. Sudah bisa dipastikan bahwa anak itu milik Dylan!Masalah ini tergolong kabar bahagia bagi Keluarga Hermanto!Seandainya Lyana dan Kevin mengetahui masalah ini, mereka pasti akan merasa sangat gembira!Mereka berdua akan memperlakukan Camila bagai leluhur mereka!Namun, entah kabar ini adalah kab
Dylan mengerutkan sedikit keningnya. “Semua itu juga akibat dari perbuatan Catherine. Suasana hatiku nggak bagus nggak ada hubungannya sama Camila.”Naomi mengingatkannya, “Seharusnya kamu jelas sekali. Camila mencelakai Catherine untuk balas dendam juga demi kamu, Bibi Lyana, dan Paman Kevin.”Naomi tidak peduli jika Dylan tidak senang karena masalah Catherine. Hanya saja, seandainya dia menyalahkan Camila atas masalah malam ini, Naomi akan maju untuk membela sahabatnya! Atas dasar apa Dylan menyalahkan Camila?Alasan terbesar Camila bisa balas dendam terhadap Catherine juga demi Keluarga Hermanto!Dylan menyadari sesuatu. Dia pun bertanya pada Naomi, “Apa Camila sudah salah paham?”Naomi menggeleng. “Nggak.”Dylan berkata, “Aku bukan tipe orang yang nggak tahu diuntung.”Naomi membalas, “Emm, bagaimana kondisimu sekarang? Apa kamu masih merasa mual?”Dylan berkata, “Aku sudah baikan.”Naomi berucap, “Berarti resep obat itu berguna. Besok kamu minum lagi. Sehari cukup sekali saja.”Ca
Mengandung dan melahirkan anak ….Sudah lama Camila tidak pernah memikirkan topik pembicaraan ini.Waktu itu, saat memastikan hubungan dengan Leon, Camila benar-benar sangat mencintai Leon. Pada saat itu, dia pernah membayangkan akan melahirkan anak untuk Leon, melahirkan buah hati khusus mereka berdua.Namun setelah menikah, Camila bukan hanya sekali membahas topik itu dengan Leon. Setiap kali mengungkitnya, Leon akan menunjukkan sosok peduli dengannya, mengatakan tidak perlu buru-buru. Dia ingin Camila mengejar mimpinya terlebih dahulu, masalah anak bisa ditunda.Selanjutnya, Leon mengikuti ayahnya Camila untuk mengelola bisnis Keluarga Nandara. Camila pun fokus dalam dunia hiburan, berjuang demi cita-citanya.Mengenai masalah anak, sudah bertahun-tahun Camila tidak pernah memikirkannya. Dia tidak menolak untuk mengandung dan melahirkan anak, dia bahkan cukup menyukai anak-anak. Hanya saja … kedatangan anak ini terlalu mendadak dan di luar dugaan!Tidak ada perasaan di antara Camila