Viyone mengikuti langkah suaminya, Jeff, dengan perlahan dan gemetar. Ia sangat takut bahwa suaminya akan berselingkuh dengan wanita lain yang tak lain adalah asisten Jeff sendiri. Dalam kondisi hamil besar, Viyone merasa tekanan yang sangat besar.
Di sisi lain, Chris yang mencemaskan ibunya, anak 5 tahun itu mengikuti langkah mereka dengan taksi.
Jeff berhenti di salah satu kamar hotel dan mengetuk pintu tersebut. "Tuk! Tuk!"
Pintu kamar hotel terbuka, dan seorang wanita cantik dengan rambut panjang terurai keluar dari kamar tersebut. Dia tersenyum lebar, melihat Jeff yang sudah menunggu di depan pintu. Wanita itu merangkul Jeff dan menciumnya dengan mesra.
"Sudah datang," sahut suara wanita dari dalam kamar.
"Kamu sedang menungguku?" tanya Jeff dengan mesra.
"Iya, Aku tidak sabar melayanimu lagi,"jawab wanita itu dengan mengoda.
Viyone menahan napasnya, mencoba menyembunyikan keberadaannya di balik pilar. Air matanya mengalir, mengetahui bahwa kecurigaannya mungkin benar. Viyone merasakan jantungnya hancur, kepalanya pusing dan perutnya terasa mual. Ia mencoba untuk tetap tegar.
Di saat mereka ingin melangkah masuk, Viyone keluar dan menyapa pasangan gelap itu," Ternyata selama ini kalian membohongiku," ucap Viyone yang mengejutkan Jeff dan selingkuhannya.
Jeff dengan wajah pucat dan melepaskan pelukannya dengan wanita itu, Ia menghampiri istrinya yang sedang histeris.
"Kenapa kamu ada di sini? di mana Chris, bukankah dia seharusnya menjagamu?" tanya Jeff seolah ingin melempar kesalahan ke anak itu.
"Jangan salahkan anakku lagi, sejak aku hamil dia selalu menemaniku dan banyak membantuku, bahkan anak lima tahun saja bisa membedakan yang mana benar dan yang mana salah. Sedangkan dirimu selalu berbohong padaku selama ini. Kamu sering tidak pulang demi dia dan bukan karena bisnismu," jawab Viyone sambil menahan emosi.
Viyone berdiri tegak di hadapan suaminya, Jeff, dan wanita selingkuhannya. Wajahnya merah padam karena kemarahan dan kekecewaan. Jeff mencoba menenangkan istrinya dengan mengajak pulang, namun Viyone menolak.
"Kita pulang dulu, dan bicara di rumah!" ajak Jeff yang menarik lengan istrinya.
Viyone menepis tangan suaminya dengan geram, "Kenapa tidak di sini saja, di saat istrimu hamil besar kamu bermain dengan wanita lain di luar. Kenapa kamu tidak memikirkan perasaanku, Jeff? Apa salahku padamu selama ini? Aku telah melakukan segalanya untukmu. Apakah ini yang kau berikan padaku sebagai balasannya?" tanya Viyone dengan air mata mengalir deras di pipinya.
Wanita selingkuhannya, yang berdiri di sebelah Jeff, ikut angkat bicara dengan nada penuh percaya diri, "Aku dan Jeff saling mencintai, aku bisa memberikan apa yang dia butuh."
Viyone menatap wanita itu dengan pandangan sinis. "Benarkah? Kamu pikir bisa menggantikan posisiku? Aku adalah istrinya yang sah dari sisi undang-undang, dan sedang mengandung anaknya!" seru Viyone, mengepalkan tinjunya.
"Lalu, kenapa kalau istri sah, ketika suamimu sudah bosan denganmu?" tanya wanita itu dengan menghina.
"Meliza, kamu adalah seorang wanita dan tidak tahu malu sama sekali. Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?" tanya Viyone dengan nada kesal.
"Apakah Chris yang memberitahumu? Anak itu cukup lancang dan terlalu suka ikut campur. Dia tidak tahu berterima kasih karena aku sudah membesarkannya," ketus Jeff.
Viyone yang kesal melayangkan tamparan ke wajah suaminya, Plak!"
Jeff menatap tajam pada istrinya, Ia merasa terhina akibat tamparan istrinya itu.
"Saat aku di rumah sakit, Aku telah mendengar pembicaraanmu dan Chris. Anak itu menutupi kesalahanmu. Saat aku menderita dan masuk rumah sakit. Kau ada di mana? Chris mengirim pesan berulang kali dan kau tidak peduli sama sekali. Saat itu apakah kau sedang bersamanya?" tanya Viyone dengan nada tinggi.
Jeff berdiri di depan Viyone dengan wajah marah, matanya menyala-nyala. "Iya, aku sedang bersamanya. Hanya Meliza yang bisa membuatku bahagia," ucapnya ketus, tanpa rasa bersalah.
Viyone menatap Jeff dengan air mata yang membanjiri wajahnya. "Tega sekali kau berkata seperti ini, aku adalah istrimu. Kenapa bisa menyakitiku di saat aku mengandung anakmu? di mana letaknya perasaanmu. Kenapa kau bisa begitu kejam padaku?" tanyanya sambil menangis histeris.
Jeff mendekati Viyone dan menatapnya tajam. "Seharusnya kamu tahu sebabnya. Kenapa saat itu aku menikahimu. Karena aku tidak tega padamu dan kau seharusnya berterima kasih padaku. Kau tidak seharusnya melarangku bersama Meliza," ujarnya dingin.
Viyone terisak-isak, mencoba mencerna apa yang diucapkan suaminya.
"Kita masih bisa menjadi suami istri karena kamu sudah mengandung anakku. Tapi jangan pernah menghalangi aku bersama Meliza. Itulah syarat yang harus kau penuhi." Tatapan Jeff yang tajam membuat Viyone semakin terpuruk dalam kesedihan.
"Ternyata kamu keberatan karena kejadian malam itu, Lalu, kenapa kau memilih menikahiku?" tanya Viyone semakin terpukul.
"Di mana-mana seorang pria tidak mungkin bisa menerima seorang istri yang telah ternoda. Terutama anak yang dia lahirkan dari hasil hubungan yang tidak seharusnya. Sejak kamu melahirkan Chris. Aku telah berusaha menganggapnya sebagai anakku sendiri. Tapi, semakin hari aku melihatnya aku semakin jijik dan benci. Setidaknya aku telah membiayai kalian berdua walau aku tidak bisa menerima anak itu." Viyone semakin terpukul mendengar semua isi hati dari suaminya.
"Kau sudah mendengarnya, kan? Seorang wanita melahirkan anak yang tidak tahu siapa ayahnya adalah perkara yang memalukan sekali. Jeff adalah pria tampan dan kaya. Sedangkan dirimu sudah ternoda sejak awal. Apa kamu masih mengira layak bersamanya," sindir Meliza dengan senyum sinis.
"Tidak tahu malu," ketus Viyone yang melayangkan tamparan ke wajah wanita itu, Plak!"
"Jeff, Kamu juga tahu aku adalah korban di malam itu, Kenapa kamu tidak bisa memahamiku? Aku sangat terluka dan sedih. Aku tidak sengaja dan bukan mengkhianatimu. Chris juga tidak bersalah. dia tidak tahu siapa ayah kandungnya. yang dia butuhkan adalah kasih sayang darimu," ucap Viyone."Aku tahu kamu tidak bersalah! Tapi, aku telah melakukan yang terbaik. Perasaanku terhadapmu semakin pudar setelah kamu melahirkan Chris. Aku memilih tetap diam agar keluarga kita tetap bahagia. Oleh sebab itu aku ingin kamu melahirkan anak untukku. Setelah anak ini dilahirkan aku tetap akan membiayai hidupmu dan Chris. Hanya satu yang aku minta. Jangan melarang hubunganku dengan Meliza. Aku akan menikahinya dalam waktu dekat!" kata Jeff dengan nada tegas.Bagaikan disambar petir setelah mendengar pengakuan suaminya yang dia cintai, Viyone semakin lemas dan tak berdaya. Hanya bisa menerima kenyataan yang telah menyayat hatinya sehingga hancur berkeping-keping.Jeff yang tidak peduli dengan istrinya, Ia
Setelah Jeff masuk ke mobil, ia ingin pergi begitu saja. Chris berlari sekuat tenaga, mengejar mobil yang mulai melaju dengan cepat. "Papa, aku akan ikut denganmu!" pintanya dengan suara yang penuh harap. ia menarik lengan Jeff yang sedang mengemudi. Namun, Jeff, ayahnya, tak menunjukkan belas kasihan. Ia menarik tangan Chris dengan kasar, membuat anak kecil itu jatuh ke jalan. "Pergi dari sini, dasar anak pembawa sial!" bentak Jeff dengan wajah memerah. Bentakan itu seolah menusuk jantung Chris yang baru berusia lima tahun. Ia tak mengerti, apa yang telah ia lakukan hingga ayahnya begitu membencinya. Tak peduli dengan air mata yang membasahi pipi Chris, Jeff langsung menginjak pedal gas mobilnya, meninggalkan anaknya terkapar di sana. Ia sama sekali tidak mencemaskan kondisi anak itu. Chris merasa tercabik-cabik, hatinya hancur berkeping-keping. Tak bisa ia menahan isak tangisnya yang pecah. "Aku bersalah karena tidak melindungi mama," gumam Chris terisak, merasa bahwa semua
Chris mengeleng kepalanya dan mengabaikan Vic," Aku pergi dulu!" pamit Chris yang melangkah pergi.Vic masih menatap Chris yang berjalan semakin jauh darinya. "Alis, mata, bibir, hidung dan wajah, kenapa mirip dengan papa?" tanya Vic pada diri sendiri. Dokter kandungan yang menangani Viyone keluar dari ruangan dengan wajah murung dan langkah berat. Jeff yang sudah menunggu di luar segera mendekatinya, wajahnya pucat dan penuh kecemasan. "Dokter, bagaimana dengan bayinya?" tanya Jeff dengan suara gemetar. Hatinya hanya peduli dengan anak yang seharusnya menjadi darah dagingnya. "Maaf, bayinya tidak berhasil diselamatkan," kata dokter itu dengan nada sedih. "Sementara istri Anda sangat lemah karena kehilangan banyak darah. Kami hampir gagal menyelamatkannya." Mendengar kabar itu, Jeff merasa seolah dunia runtuh di hadapannya. "Anakku meninggal? Kenapa bisa gagal? Kalau kamu bisa selamatkan ibunya, kenapa tidak bisa selamatkan anakku?" tanya Jeff dengan nada tinggi, emosi yang ta
Viyone terbaring lemah di atas ranjang dengan wajah pucat pasi. Chris duduk di samping tempat tidur, menatap sedih pada ibunya yang masih belum sadarkan diri. Ia memandang perut ibunya yang sudah kempis, rasa sedih dan penyesalan semakin menyelimuti hatinya. "Adik, Kakak gagal melindungimu dan mama. Sehingga kami tidak bisa datang ke dunia ini," ucap Chris terbata, menahan isak tangis yang mulai menggumpal di kerongkongannya. Chris kemudian mengeluarkan tasnya dan membuka laptop. Ia bersumpah dalam hati untuk mengubah nasib keluarganya. "Aku harus mencari uang untuk mama, kalau papa tidak membiayai mama lagi. Setidaknya aku masih ada uang," gumam Chris sambil mengutak-atik laptopnya dengan penuh semangat. Tetesan air mata Chris jatuh ke layar laptop, namun ia tak peduli. Fokusnya hanya satu, yaitu mengumpulkan uang agar dapat menghidupi ibunya. Tidak tahu dengan cara apa anak 5 tahun itu menghasilkan uang dari laptop yang dia miliki. Ia duduk di lantai dan menyandarkan diri ke temb
"Elvis, kamu keluar dulu!" titah Wilson."Iya, Tuan," jawab Elvis dengan patuh dan meninggalkan ruangan itu.Vic masih sedang menunggu jawaban dari ayahnya itu," Aku sedang menunggu penjelasan Papa. Papa berhutang satu jawaban denganku!" Wilson tersenyum dan menjawab," Papa tidak bermain dengan wanita lain. Kamu jangan mulai bicara yang tidak masuk akal. Kembali ke kamarmu dan belajar menulis dan membaca!""Aku tidak mau belajar, Aku sudah pintar. Belajar hanya membuang waktuku saja. Setelah dewasa aku akan menjadi mafia tampan dan hebat?" jawab Vic dengan membanggakan dirinya."Jangan membantah perintah, Papa! Pergi kembali ke kamarmu!" kata Wilson dengan nada tegas.Vic melirik tajam pada ayahnya," Papa, Lalu kapan kita bertemu dengan mama?" tanyanya."Papa sedang meminta paman Elvis menyelidiki tempat tinggalnya. Mamamu sudah pindah dan kita butuh sedikit waktu," jawab Wilson yang beralih fokus pada layar laptopnya setelah melihat banyak foto-foto unik yang tampil di sana."Iya,
Jeff yang tinggal bersama Meliza di sebuah rumah mewah, Ia menghabiskan beberapa gelas minuman keras. Rasa kecewa dan putus asa setelah kehilangan darah dagingnya yang telah usia 8 bulan dalam kandungan."Jeff, Jangan terlalu sedih! Kita masih muda dan akan memiliki anak juga. Kenapa kamu harus terpuruk hanya karena wanita itu. Semua karena kelalaian dia yang suka ikut campur urusanmu," ujar Meliza.Jeff mengusap wajahnya dan berkata," Kami menikah selama enam tahun dan selama ini aku berharap bisa memiliki seorang anak. Kami menunggu kelahiran anak ini. Tapi, pada akhirnya aku harus kehilangan."Meliza sengaja memprovokasi pria itu yang sedang putus asa," Jangan terlalu sedih. Kamu masih ada aku. Lupakan saja dia. Sekarang kamu tidak ada alasan lagi untuk bersamanya. Anakmu sudah meninggal karena dia. Mungkin saja dia sengaja ingin membunuh anakmu agar bisa membalas dendam karena kita diketahui bersama."Jeff mengepal tinjunya dan menahan emosi, Ia termakan hasutan wanita itu."Perca
"Akhirnya kamu mengatakan yang sebenarnya, Jeff Hamilton, saat itu aku tidak memaksamu menikahiku. Kamu berjanji akan setia padaku. Aku sudah mengatakannya jika suatu saat kamu berubah tolong beritahu aku. Jangan menyakitiku seperti ini. Tapi, apa yang kamu janjikan...Kamu memberiku janji tidak akan ada wanita lain yang akan muncul dalam hubungan kita," ujar Viyone."Saat itu aku merasa sangat kejam kalau aku meninggalkanmu, Padahal dalam hatiku merasa jijik. Apa lagi setelah aku mendapati kamu mengandung darah daging pria itu. Aku tetap berusaha bersabar walau pun aku tidak bisa menerimanya," ujar Jeff.Vivian mengeluarkan air mata dan betapa sakit hatinya setelah mendengar ungkapan suaminya yang dia cintai selama ini."Kau tahu aku adalah korban, Kejadian itu bukan aku yang menginginkannya. Aku disekap dan dibawa ke kamar hotel oleh orang yang aku tidak kenal. Aku berusaha melawan tapi aku tidak berdaya. Aku sangat sakit dan malu. Kamu merasa aku jijik? Aku juga merasakan diriku sud
"Hatiku sakit sekali, Papa sangat tega pada kami. Bagaimana mungkin dia mengucapkan kata-kata yang begitu menyakitkan, seolah kami tak berarti baginya?" batin Chris dengan perasaan yang hancur berkeping-keping. Ia berusaha menguatkan diri, namun tangisnya semakin sulit untuk diredam, begitu pula perasaan sakit hati yang kian menggelayuti dirinya.Viyone menepuk dadanya yang serasa sesak dan sakit, Ia menangis tanpa berhenti. Tanpa dia sadari tangisannya telah didengar oleh putranya yang di luar kamar.***Elvis memasuki Mansion Zavierson dengan langkah cepat, wajahnya tampak tegang. Dia segera mencari bosnya, Wilson, yang sedang duduk di ruang tamu sambil membaca koran. Begitu melihat Elvis, Wilson langsung menutup korannya dan menatap asistennya dengan pandangan tajam. "Bos, Alamat mereka sulit ditemukan. Setelah pindah, alamat rumah mereka tidak ada yang tahu. Tetangga lama mereka sama sekali tidak tahu mereka pindah kemana," kata Elvis. Wilson mengepal tangannya, rasa frustrasi