Share

31. Sabrina

“Toh pas Papa bangun nanti yang akan dicari pasti gue. Jadi, biar gue yang di sini.”

Ucapan Sabia benar-benar menohokku. Benar. Mana mungkin Papa mencariku. Sabia memang lebih penting.

Kukuh menggiringku keluar dari rumah sakit, sementara Sabia dan Pak Rully masih di dalam sana. Entah bagaimana pria yang berprofesi sebagai produser film itu menemukan kembaranku.

“Siapa lelaki itu?” tanya Kukuh saat kami sudah berada di dalam mobil.

Maksudnya Pak Rully?

“Laki-laki yang datang dengan Sabia tadi.”

“Pak Rully,” jawabku singkat.

“Siapa dia?”

Kenapa Kukuh begitu penasaran?

Apa begitu penting keberadaan Pak Rully?

“Bos Sabia.”

Kukuh melirikku sebentar, lalu mulai menjalankan mobilnya. Keheningan terjadi diantara kami. Aku dengan pikiranku sendiri, dan Kukuh juga sama.

Sudah hampir tengah malam jalanan tak begitu ramai. Pemandang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status