Beranda / Romansa / Anak Rahasia Sang CEO / 9. Akhirnya Kutemukan

Share

9. Akhirnya Kutemukan

last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-02 20:30:30

Fara tak menunggu Daryn, dia terus berjalan meninggalkan pria itu sejauh mungkin bahkan ketika namanya dipanggil pun dia tak menoleh. Perasaannya sedang kesal, itu sebabnya dia tak menghentikan langkah. Namun anehnya, Daryn sama sekali tak mengeluh dan mengikuti saja ke mana langkah kaki gadis itu membawa seolah dia menikmatinya, memantau kekasih yang merajuk.

Sekali lagi, perhatiannya tefokus pada punggung Fara yang masih berjalan di depan. Meskipun jaraknya cukup jauh, Daryn bisa dengan mudah mengimbangi langkah gadis itu. Namun sekarang, ingatan masa lalunya kembali terpicu ketika melihat punggung kecil itu.

“Tiga tahun berlalu, dia pasti berubah,” katanya bergumam, meyakinkan dirinya ada banyak gadis yang memiliki punggung serupa, tetapi entah mengapa bertemu gadis itu ingatan kelamnya terpicu.

Fara akhirnya berhenti di zebra cross perasaanya campur aduk, sungguh tak nyaman sekali di ikuti seorang pria. Dia mungkin pergi makan malam bersama rekan pria juga tapi tak pernah terlibat kontak fisik, kecuali dia menangani pasien yang telah menjadi tanggung jawabnya.

“Aku tidak tahu apa maumu. Tapi tolong jangan pernah muncul di hadapanku, apalagi dilihat orang lain, itu bisa menghancurkan refutasi,” kata Fara dingin.

Daryn sendiri diam, tentu mendengarnya. Hanya saja dia sendiri tak paham apa yang dia lakukan seharian ini. Mendaftarkan diri dan menunggu antrian, itu adalah sesuatu yang tak pernah dia lakukan sepanjang hidupnya. Bukankah aneh melakukan itu untuk bertemu seseorang yang bahkan asing.

“Kau mau ke mana sekarang? Tidak mungkin hanya mengikutiku saja, bukan?” tanya Fara tanpa menoleh pada Daryn.

“Tidak. Aku ingin bicara denganmu, tapi kau terus berjalan, itulah kenapa aku terus mengikutimu. Kau pikir aku tak waras? Yang benar saja.”

“Bukankah memang begitu?”

“Apa katamu?”

“Kau menggangguku dengan dalih berkonsultasi, nyatanya hanya ingin mengacaukanku. Itu namanya tak waras.”

“Kau!”

“Sudahlah. Aku tak ingin berdebat denganmu. Katakan saja apa maumu,” sela Fara.

Kali ini Daryn diam. Di Zebra cross sepi, hanya ada beberapa orang yang menunggu perubahan lampu lalu lintas untuk menyeberang. Entah ke mana Fara akan membawa Daryn. Gadis itu tak mengatakan apa pun lagi hingga lampunya berubah dan mereka siap untuk menyebrang, tapi terjadi subuah insiden yang mengagetkan banyak orang di sana.

“Astaga!”

Seorang wanita mengalami kecelakaan tabrak lari yang membuatnya terkapar di tengah jalan. Daryn juga tampak terkejut, tapi Fara secepat yang dia bisa menghampirinya dan melakukan pertolongan pertama sambil meminta orang lain untuk menghubungi ambulance agar korban dibawa ke rumah sakit secepatnya karena mengeluarkan banyak darah.

Orang-orang mengerumini wanita itu yang kisaran usianya pertengahan tiga puluh tahun. Mereka panik dan cemas, terutama seorang wanita yang bersama korban tadi, sepertinya mereka berteman karena tadi tampak bersenda gurau sambil menunggu di depan Fara.

“Tolong selamatkan dia,” pinta temannya sambil terisak ketika Fara melakukan CPR.

Laju sepeda motor yang menabraknya cukup kencang tadi hingga korban terlempar dua meter dari tempatnya berdiri. Padahal lampu lalu lintas sudah berubah agar penyebrang bergerak untuk melewati zebra cros itu.

Tak lama kemudian mobil ambulance tiba dan paramedic turun dari dalamnya segera membantu Fara yang masih melakukan pertolongan pertama. Meskipun dia spesialisasi anak, dia menguasai pertolongan pertama dan pengobatan umum. Gadis itu menjelaskan pada paramedic kalau kesadaran Koran belum kembali meskipun detak jantung dan nadinya tampak stabil jadi mereka harus segera membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut lagi.

“Ada kemungkinan cedera otak juga organ dalam,” katanya pada paramedic itu setelah korban dinaikan ke mobil.

Melihat Fara yang tengah berbicara pada paramedic sambil membelakanginya membuat Daryn terdiam cukup lama, bahkan tak peduli ketika seseorang menyenggolnya, dia tetap diam memfokuskan perhatiannya pada punggung gadis itu yang membuat bayangan masa lalu terulang jelas di depannya bagai putaran rol film, mengulang kembali kejadian waktu itu ketika seorang gadis membawa pergi keponakannya dengan ambulan.

“Aku menemukanmu,” lirihnya. Seulas senyuman terpatri di wajahnya dengan kedua mata yang berair. “Akhirnya aku menemukanmu.”

Daryn tiba-tiba yakin bahwa Fara adalah sosok gadis yang dia cari selama tiga tahun ini sejak kejadian yang menewaskan kakak serta iparnya dan seorang sopir, hanya keponakannya yang selamat tapi seorang gadis telah lebih dulu membawanya pergi ketika dia baru saja tiba di lokasi kejadian itu.

“Aku mencarimu, itu kau, kan? Aku tak mungkin salah,” katanya pelan lebih pada diri sendiri di antara banyaknya orang di tempat itu.

Korban tabrak lari itu sudah dibawa oleh ambulance ke rumah sakit yang tak jauh dari sana, bersama temannya, dan kerumunan juga sudah terurai hanya menyisakan Fara yang merapikan dirinya. Di tangannya terdapat cairan merah dari korban tadi yang mengeluarkan darah dari kepalanya yang terbentur aspal.

Gadis itu menghampiri Drayn yang sama sekali tak bergerak di tempatnya, hanya diam, memusatkan tatapan pada gadis itu yang berjalan menghampirinya.

“Maaf membuatmu menunggu. Aku harus melakukan tugasku,” kata Fara sembari melas tangannya dengan tisu basah yang dia bawa dalam tasnya.

Tidak ada respon apa pun dari Daryn yang hanya menatapnya dalam diam dengan senyuman di bibirnya yang bagi Fara terasa aneh.

“Kau kenapa?” tanya Fara sembari menyelidikinya. “Kau tak trauma akan darah, bukan?” tebaknya. Tapi Drayn menggeleng sebagai jawaban. “Lantas, kenapa kau diam?”

 Drayn tetap tak merespon, hanya menatapnya dan itu membuat Fara menjadi risih.

“Katakan sesuatu, kau membuatku takut,” katanya dengan dahi berkerut.

Apa yang akan Drayn lakukan sekarang ketika hatinya yakin kalau gadis itu adalah yang dicarinya, yang membawa keponakannya ketika itu. Ada banyak sekali pertanyaan yang ingin dia sampaikan. Bertanya mengapa gadis itu menghilang sebelum dia dan keluarganya bertemu untuk mengucapkan terima kasih.

“Hei?” Fara memanggil, bingung dengan apa yang Daryn lakukan. Dia melihat ke kanan dan kiri memastikan ada orang lain, sayangnya tidak ada. “Ada apa denganmu?” tanyanya lagi berusaha untuk menyadarkan Daryn dari keanehannya yang bak patung di sisi jalan.

Namun, apa yang Daryn lakukan kemudian lebih mengejutkan Fara sehingga dia berusaha melepaskan pelukan tiba-tiba pria itu pada dirinya.

“H-hei, lepaskan aku! Ada apa denganmu?” Gagap Fara berkata seraya berusaha melepaskan lingkaran kedua tangan pria itu pada dirinya tapi itu sia-sia saja karena Daryn semakin mengeratkan pelukannya.

“Biarkan aku seperti ini untuk beberapa saat,” katanya pelan, tepat di telinga Fara. Nada suaranya yang terdengar sedih membuat gerakan tangan Fara yang berusaha melepaskan pelukan itu memelan.

“Ada apa denganmu?” tanyanya bingung dengan perubahan itu.

“Aku mencarimu selama ini. Kau pergi ke mana?” Suara Daryn terdengar melantur bagi Fara, dia seperti bicara pada orang lain, bukan padanya.

Namun, benarkah Fara Izzumi adalah sosok yang Daryn cari selama ini yang telah membawa keponakannya dari kecelakaan itu? Bagaimana Daryn bisa seyakin itu hanya melihat punggungnya saja, dan hanya beberapa kali pertemuan, bahkan masih terhitung jari. Akan tetapi, Daryn yakin Fara adalah sosok yang dia cari. Sungguhkan Fara?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Anak Rahasia Sang CEO   54. Diam-Diam ada Rasa

    Terlalu lama Fara diam, akhirnya Daryn gemas juga.“Apa? Ada apa, sih, Far? Kau membuat aku jadi penasaran,” kata Daryn akhirnya.Mata Fara mengerjap, terkejut juga karena malah melamun.“Oh, tidak. Tidak jadi,” kata gadis itu.“Ish. Kau membuat aku jadi semakin penasaran saja, Fara. Ada apa? Katakan padaku,” timpal Daryn bahkan memaksa gadis itu untuk mengatakan apa yang ingin Fara katakan sebelumnya.“Tidak jadi. Bukan apa-apa,” kilah Fara. Sepertinya masih ragu untuk membicarakan hal itu dengan Daryn.“Ayolah.” Daryn mendesah kesal sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Ada apa? Ayo katakan padaku, atau aku akan terus memintamu untuk mengatakannya,” kata Daryn tak ingin menyerah.Fara menatap Daryn tajam, dan membuang napas kasar.“Aku bilang tidak jadi. Kenapa kau ngotot sekali?” balas Fara. Tapi entah bagaimana tubuhnya tak juga beranjak dari sana.Atau mungkin Fara juga penasaran sama seperti Daryn.Kira-kira siapakah foto dalam bingkai di kamar Delvin itu?Melihat Fara dia

  • Anak Rahasia Sang CEO   53. Sesuatu yang Mengusik

    Setelah makan malam itu Fara menemani Delvin hingga tidur sedangkan Daryn kembali sibuk dengan tabletnya di lantai dua, duduk di sofa dengan nyaman. Pria itu sudah mengganti bajunya dengan piaya tidur.“Delvin sudah tidur?” tanya Daryn tanpa mengalihkan perhatian dari tabletnya.“Ya, sudah,” sahut Fara berjalan pelan ke kamarnya. Gadis itu tampak mengantuk.Tidak ada yang bicara sampai Fara berdiri di depan pintu kamarnya dan hendak membuka pintu itu tapi pikirannya tertuju pada Daryn.“Kenapa?”Rupanya Daryn menyadari Fara yang berhenti di depan itu.“Tidak ada. Aku hanya teringat sesuatu. Selamat malam,” ucap gadis itu lantas masuk ke kamarnya.Tapi Fara bersandar di balik pintu kamarnya, pikirannya tertuju ke suatu tempat di kamar Delvin ketika meninabobokan anak itu.Ada beberapa pigura di kamar anak itu. Yang besar tergantung di dinding, hanya Delvin, Daryn dan sang nenek yaitu Dennda. Sedangkan di pigura kecil di atas meja, terdapat sebuah foto yang terdiri dengan beberapa orang

  • Anak Rahasia Sang CEO   52. Harapan Delvin

    “Delvin, apa maksudnya dengan Mama?” tanya Daryn.Anak itu menoleh pada sang ayah lantas tersenyum dan melirik Fara.“Aku ingin punya Mama, dan aku suka Dokter Fara,” kata anak itu dengan nada bicaranya yang khas.Baik Daryn maupun Fara, sama-sama terkejut mendengar apa yang anak itu katakan. Fara bahkan menelan ludahnya ketika pikirannya mencerna sedikit lambat.“Jadi aku menggambar ini,” lanjut Delvin sambil memandangi gambar yang dia buat sendiri itu. Senyum lebar mengiasi wajahnya yang bahagia.Apa yang mesti Fara lakukan? Tidak mungkin bukan Fara menghancurkan harapan anak itu yang tampaknya merindukan kehadiran sosok ibu di hidupnya, di usia yang masih belia itu. Fara melirik Daryn sekali lagi memastikan bagaimana respon pria itu.Sama. Daryn pun terdiam, tak berkata, bungkam seribu bahasa. Sebagai ayah, tentu saja hati Daryn sakit mendengarnya. Bukan karena tak mau menghadirkan sosok ibu yang sangat Delvin inginkan, tapi Daryn tidak bisa asal memilih istri untuk menjadi ibu bag

  • Anak Rahasia Sang CEO   51. Mama Dokter

    “Ibu ke mana?” tanya Fara ketika menjelajahi rumah besar itu tapi tak menemukan sang nyonya rumah.Daryn yang tengah duduk di sofa sambil menunggu makan malam siap menoleh pada gadis itu.“Ada urusan, nanti juga kembali,” jawab Daryn lalu fokus pada tablet di tangannya.“Oh, begitu. Apakah biasanya lama?” tanya Fara lagi sambil mengambil posisi duduk di sofa tak jauh dari pria itu.Sesaat Daryn terdiam seperti tengah berpikir apakah ibunya pergi lama atau tidak.“Paling lama tiga hari, paling sebentar sampai malam nanti,” kata Daryn menjawab Fara dengan santai.Fara menganggukkan kepalanya berusaha untuk tidak ikut campur urusan Dennda atau Daryn. Setiap orang punya urusannya sendiri yang tak harus selalu dibagikan.Delvin tengah di kamarnya entah sedang apa. Jam menunjukan pukul enam petang. Daryn mengatakan Delvin biasa mengurung diri di kamar pada jam seperti itu, nanti anak itu akan keluar dengan sendirinya entah akan membawa apa.Meski Daryn menyuruhnya untuk tak khawatir karena

  • Anak Rahasia Sang CEO   50. Adakah Momen Lain atau Di situ saja?

    Masih menatap Daryn dengan penuh kemarahan, Sandra berteriak agar melepaskan penjagaan supaya bisa menghampiri pria itu dengan leluasa. Namun sepertinya percuma, Daryn tak akan mengizinkannya.“Kenapa kau bersikap begitu? Apa yang kau pikirkan sehingga hidup orang lain kau hancurkan,” kata Brian tak mempedulikan protes Sandra.Mendengar apa yang pria itu katakan, Sandra mulai berhenti tapi tetap menatap Daryn dengan tajam.“Kau ingin tahu alasannya, hah?” Sandra membalas.Daryn menatap Sandra dengan sorot yang serius.“Bukankah sudah aku bilang, itu karena kau. Seandainya kau tidak datang padanya, aku tak akan melakukan hal itu,” kata Sandra.“Jadi kau memang sengaja melakukan itu?”“Memangnya kenapa? Kau tak senang, bukan? kalau begitu, kenapa kau tak bicara denganku?”“Apa gunanya? Kau tak akan berhenti menganggunya, bukan? Sampai kau puas. Jadi aku tak akan membiarkannya.”“Itu sebabnya kau begitu melindunginya? Jangan bilang kau mencintai gadis itu, hah?” Sandra tersenyum miring,

  • Anak Rahasia Sang CEO   49. Itu Karena Kau

    Daryn masih asyik bermain game di ponselnya sementara Fara serta anaknya masih tidur siang. Hujan masih turun tapi tak begitu lebat, hanya saja udara kian dingin menjelang sore.Setelah bosan bermain game, tidur pun tidak bisa meski sudah berusaha untuk tidur lagi karena Daryn sempat tertidur tadi sebelum makan siang. Pria itu akhirnya memilih membuka ponselnya lagi dan membaca artikel yang muncul.Sesekali Daryn menghela napas saat membaca artikel yang membuat kabar tentang Fara dan dirinya yang dituduh berselingkuh sementar Daryn memiliki kekasih yaitu Sandra.“Siapakah sebenarnya gadis yang dikatakan perebut itu? Kabarnya dia seorang dokter anak kompeten, tetapi tidak diketahui apa niatnya.” Daryn membaca beberapa kalimat di artikel tersebut dan berdecih pelan.“Itu tidak benar. Ini sampah!” umpatnya marah tapi tidak bisa membanting ponselnya karena masih butuh.Daryn mencari sesuatu yang setidaknya memberikan komentar positif atau sebagainya. Hampir semua artikel memojokkan Fara.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status