Mikel mendongak menatap langit yang gelap gulita, ia mengernyitkan hidung karena bau amis anyir darah. Terjadi kecelaka'an beruntun, banyak orang terluka. Tim medis sudah mengevakuasi semuanya, jalanan sedang dibersihkan dengan mobil-mobil bermesin lama. Mikel mengernyitkan dahinya dengan bingung, kenapa kendara'an keluaran sepuluh tahun lalu masih bisa berfungsi? Sedangkan beberapa mobil baru mengalami error sistem?
Mikel mengecek jamnya, jarum di dalam sana berhenti sejak tadi. Mikel berdiri di pinggir trotoar mengamati sekitar, sampai bahunya ditepuk oleh seseorang dengan telapak tangan yang terasa hangat di pundak Mikel, tanpa sengaja Hose mengagetkannya. Kepala Kepolisian daerah tersebut yang memimpin jalannya evakuasi dan mengurusi kekacauan yang tengah terjadi.
“Mikel, sebaiknya kau bergegas meninggalkan daerah ini..”
“Kau mengenalku bukan sehari dua hari 'kan?” Mikel menyingkirkan tangan Hose dari bahunya,
Hose mengangguk-angguk paham. Mikel akan berusaha menyelidiki sumber masalahnya, kawannya ini tidak bisa dicegah.
“Aku mengerti, tetapi sepertinya kau sedang kencan buta hari ini. Ku rasa kau harus mengantarkannya pulang.”
Mikel menautkan kedua alisnya, berkacak pinggang dan menatap pria berkacamata dan baju seragam dinasnya ini dengan marah.
“Percayalah padaku Mikel, semuanya akan segera normal. Anak-anak buahku sudah menyelidiki
bahwa terjadi gangguan hacker iseng yang ingin mencuri uang di salah satu sistem kasir restoran.
Dan kami sudah menangkapnya.”
“Tapi mobil-mobil mati, kau lihat jam kita juga berhenti! Dan kau mengusirku hanya demi perempuan itu?”
Hose tidak mau berdebat dengan Mikel, meski beberapa hal timnya belum menemukan alasan
yang tepat. Setidaknya mereka tadi menyimpulkan hacker amatiran yang mereka tangkap tadi
salah mengerjakan hal isengnya, demi membobol uang kasir dengan menargetkan restoran
seafood baru, karena operasional restoran baru masih rentan dan sistem kemanannya error,
sehingga berdampak ke jaringan lainnya. Kebetulan hari ini cuaca sudah diramalkan akan hujan
saat siang. Terjadi pemadaman bergilir untuk uji coba tenaga baru. Hose berusaha meyakinkan
Mikel, pemerintah setempat juga sudah memberikan pengumuman agar meninggalkan daerah
ini. Untuk diadakan pembersihan dan penyelidikan lebih lanjut dengan aman.
Mikel menghela napasnya kesal, ia meninggalkan Hose. Menepis tangan pria berkacamata bening itu dengan kasar.
“Pastikan antar Nona itu sampai selamat!”
Teriakan Hose bagaikan angin berlalu di belakang punggung Mikel. Mikel benar-benar marah,
tetapi Ibunya pasti akan menyalahkannya jika terjadi sesuatu pada Xia. Mikel melangkahkan kakinya panjang-panjang, halaman depan restoran keluarga tempatnya duduk dengan Xia kini sudah kacau balau, mobil sudah ditarik keluar. Para pegawai sibuk menyapu dan membersihkan puing-puing kaca, menyingkirkan pot-pot yang hancur.Mikel di dalam mengedarkan pandangannya mencari Xia, perempuan berambut krem itu tidak ada. Seorang pelayan wanita kisaran berusia 19 tahun mendekatinya, dengan mata yang berbinar-binar polos. Mikel ingat gadis itu mengantarkan makanan di meja seberang tadi, saat ia baru duduk menemui Xia.“Kau mencari perempuan yang bersama denganmu Tuan?”“Dia dimana?”“Dia ke belakang, ke toilet barangkali.”“Terima kasih”Para pengunjung kebanyakan sudah meninggalkan tempat ini, tertinggal para pegawai yang membersihkan kayu-kayu yang patah dan pecahan kaca yang berserakan. Seharusnya di dalam toilet hanya ada Xia. Benar-benar merepotkan bagi Mikel.Mikel tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke toilet wanita, Xia sedang berdiri mematut bayangannya sendiri di depan cermin. Xia nampak sangat terkejut melihat kedatangan Mikel, tidak menyapanya dan hanya berdiri dengan lengan saling menyilang. Jelas-jelas terlihat marah. Tapi kenapa? Xia tidak habis pikir dengan pria ini. Ditatapi begitu lama tanpa sepatah katapun membuat Xia salah tingkah. “Bisakah kau mengatakan sesuatu? Aku tidak nyaman jika kau terus seperti ini..” Ucap Xia hati-hati sambil menggigit bibir bawahnya sendiri. Mikel hanya mengendikkan bahunya tidak peduli.“Ayo keluar! ku antarkan kau pulang..” “Apa?”Xia tersadar dari lamunannya. Mikel pergi meninggalkannya, Xia mengikutinya dari belakang. Xia berdeham sekali dua kali
untuk menarik perhatian Mikel. Sayangnya pria itu tetap berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Xia menghembuskan napasnya frustasi, ia mempercepat langkah kakinya ketika mereka sampai di pintu belakang restoran. Mereka berjalan di jalanan gelap, saat ini barangkali pukul 14.00 kalau Xia tidak salah menghitung. Bagaimana cara mereka pulang?“Kita akan berjalan kaki?” Xia curiga, syukurlah dia hari ini mengenakan sneakers.
“Hanya sampai kereta bawah tanah. Beberapa kerata keluaran lama masih bisa berfungsi.”
Hening, Xia bisa mati membeku karena kedinginan Mikel. Rasanya ingin memukul kepala bagian belakang pria jangkung di depannya ini. Xia terseok-seok menghindari genangan air dan bebatuan di jalan aspal, langkah kaki Mikel panjang-panjang. Ia kesulitan mengikutinya, hanya berjalan selama 5 menit sudah membuatnya banyak berkeringat, napasnya terputus-putus.Xia akhirnya menyerah dan tidak akan memulai pembicara'an apapun dengan Mikel, rasanya sangat menyesakkan dada ketika ia mencoba membangun percakapan tetapi dijawab sepatah dua patah kata.Mereka berdua harus melewati beberapa gang kecil dan gelap menuju ke stasiun bawah tanah, Xia takut karena minimnya pencahaya'an. Melegakan sekali melihat stasiun memiliki penyinaran yang cukup, ia berlari menuju ke peron. Mikel mengamatinya dengan sebal.“Kekanak-kanakan..”Gerutu Mikel melihat Xia yang kegirangan berdiri menantikan kereta selanjutnya datang, di dalam kereta mereka berdua tidak kebagian tempat duduk, keduanya sama-sama berdiri dan memegangi pegangan kereta. Kereta terisi penuh para penumpang yang sudah dihimbau untuk
meninggalkan kota. Saking banyaknya yang berada di dalam kereta, mau tidak mau mereka saling berdempetan. Beberapa kali Xia kehilangan kekuatan pijakan kakinya karena penuh sesak. Di dalam hati ia bertanya-tanya dimana Mikel. Ia menoleh ke kanan dan mendongak, kek kiri mencari sosok tinggi Mikel.“Kau mencariku?”Terdengar suara dalam dan lembut Mikel tepat berada di belakang Xia, Mikel berada di dekatnya selama ini, namun Xia tidak menyadarinya. Xia mengerjapkan matanya dan
tersadar, bagaimana dia akan membuat Mikel jatuh cinta jika setelah memeluknya tadi di restoran ia sangat canggung setelahnya?“Ku pikir kau meninggalkan aku,” Terdengar gelak tawa Mikel mendengar Xia yang nampak takut-takut.“Seharusnya aku melakukan itu. Tapi kau sangat merepotkan,”Kereta beberapa kali berguncang, suara deru mesin terdengar kepayahan karena ini adalah kereta model lama, bukan keluaran terbaru yang bisa melesat secepat cahaya. Bahu kiri Mikel terus menerus menjadi sandaran Xia yang nyari jatuh ke belakang. “Kau ini benar-benar menyusahkan 'ya?”“Maaf, aku juga tidak bermaksud sengaja!” Xia kesal sekali karena sejak tadi Mikel mengeluhkan keberadaannya yang merepotkan Mikel.Akhirnya Mikel memegangi bahu Xia dengan sebelah tangannya agar perempuan ini tidak jatuh.
Perjalanan mereka sudah memakan setengah jalan selama sepuluh menit, “Perhatian, kereta mengalami sedikit kendala. Jadi..”Suara pengumuman masinis terputus saat
mengumumkan. Seketika lampu di dalam kereta juga mati, Xia menjerit, beberapa penumpang lainnya juga sama histerisnya, anak-anak dan bayi mulai menangis. Xia tanpa sadar melepaskan pegangannya, Mikel menopangnya agar tidak jatuh. Mikel sambil menggerutu, “Kau bisa tenang tidak?” “Hei.. Mikel, aku takut.., bisakah aku memelukmu?”“Apa?” Pria itu kaget.Tanpa menantikan jawaban persetujuan Mikel, Xia sudah memeluknya dengan erat agar ia merasa tenang.Ecco berusaha menyelidiki kejadian di kota sebelah yang bwrnama kota Enic, selama seharian ini berita yang memenuhi media massa adalah tentang kecelaka'an beruntun di kota sebelah, membuat Ecco cemas. Semua alat penunjuk waktu berhenti, mesin-mesin dan AI di kota tersebut mati. Kota Enic adalah salah satu kota paling canggih di negara ini, dengan sistem operasional dan keamanan tingkat tinggi namun tidak mengesampingkan nilai estetika. Mikel pasti marah sekali jika tidak bisa memecahkan masalah di Enic. Terdapat bangunan cantik dan megah yang memanjakan mata, tidak membutuhkan banyak waktu untuk pergi ke sana. Kebanyakan orang-orang pergi ke Enic untuk berkencan dan bernostalgia, terdapat museum barang-barang antik berbagai abad dan artefak dari seluruh peradaban.Ecco sembari mengawasi Lennon di ruang belajar, sejak Lennon bangun ia sudah melakukan banyak hal dengannya. Melakukan perkenalan semua sudut dan kamar di rumah ini, Ecco bersyukur tidak terlalu banyak perubahan di wa
Inna melompat-lompat di atas lantai marmer tanpa alas kaki, saking senangnya membuat cepolan rambutnya berantakan, semua gusinya terlihat ketika tersenyum, ia sontak takjub dengan cerita yang dipaparkan Xia tentang Mikel, padahal Inna kemari karena mengkhawatirkan kejadian di Kota Enic. Xia menjatuhkan dirinya di kasur dengan frustasi, bajunya terlihat kusut terlebih rambutnya. Beberapa saat lalu Inna sehabis menyaksikan pemandangan yang menakjubkan dari atas lantai 2, ia mengintip diantara tirai sutra di kamar Xia. Ia sengaja datang hari ini untuk tidur dengan Xia karena rumah ini memang hanya ditinggali Xia seorang, ia ingin menemaninya karena khawatir Xia siapa tau terluka saat di Enic. Meski memiliki bangunan bergaya perpaduan klasik serta arsitektur modern, Xia hanya tinggal sendiri dan sisanya terdapat robot rumah tangga sederhana. Xia tidak mau punya AI terbarukan yang bersikap seperti asisten pribadi dan menyimpan rahasia serta data kesehariannya.Morrelinna atau
Mikel menyelesaikan urusannya di Lab 9, ia akan menemui Ted di Pusat Perusahaan Shin di lobi. Mikel melemparkan semua dokumen dan tas yang ia bawa ke kursi penumpang, ia terburu-buru tanpa melihat apa saja isinya. Mikel juga tadi menyuruh pegawainya meletakkan catatan tentang penelitian Sam di masa lalu tengang Cacing hitam.Mikel akan menyetir sembari memikirkan langkah selanjutnya, dahinya terus mengkerut saat memegang setir kemudi. Jalanan tidak terlalu ramai lagi, Mikel memacu mobil dengan cepat. Tanpa Mikel sadari sebenarnya Lennon berbaring di tempat duduk paling belakang yang sempit. Lennon ia hanya ingin dekat dengan Papanya, ia tadi turun dan mencari Ecco tetapi tidak menemukannya kemanapun. Lennon memutuskan pergi ke mobil, Lennon tau Mikel tidak suka diinterupsi maka dia memilih berbaring saja di belakang dan bersembunyi.Mikel memarkir mobilnya di depan, ia segera menemukan Ted. Ted memakai baju kasual, mengangkat tangannya agar Mikel mengetahui keberadaa
Mikel kesal sekali pada Lennon, dia memarahinya habis-habisan di rumah, seharian moodnya memburuk. Ia hampir melupakan kencannya dengan Xia setelah bertemu dengan Ted. Mikel melajukan mobilnya dengan kasar. Sampai di rumah Xia perasaannya masih belum membaik.Mikel keluar dari mobilnya setelah memarkir di depan halaman rumah Xia, sesaat ia baru menyadari betapa megah bangunan ini meski tidak terlalu berukuran besar seperti rumahnya, mendongak ke langit untuk melihat awan yang bergerak konstan, seketika ia menutupi wajahnya dengan telapak tangan untuk menghalau terik yang menyengat. Ia mengenakan kemeja berwarna senada dengan langit atas rekomendasi Ecco, tak lupa mencopoti dua kancing atasnya, cerewet sekali menyuruhnya memadukan dengan celana bahan berwarna hitam edisi terbaru dari merk ternama.Tak membutuhkan waktu lama untuk penantian, Xia sudah berjalan mendekatinya dengan lengkungan senyuman yang begitu ceria, kakinya yang jenjang terekspos karena gaunn
Mikel menariknya mendekat ke sisi kiri tubuhnya, Xia melirik ke pinggangnya dimana tangan Mikel sudah melingkar secara posesif, menarik gaunnya sampai ke pinggang demi semua pahanya terlihat."Gaun mu terlalu panjang," Kini tangan pria itu mengusap-usap pahanya ke atas dan ke bawah membuat buku kuduk Xia berdiri. Mereka saling tau bahwa mereka belum terpuaskan satu sama lain."Kau sengaja menciptakan kecerdasan buatan untuk mo.. ahn.. ah.., Mike.. mobil untuk mencumbu wanita kan?" Tangan Mikel berpindah ke buah dada Xia, Mikel menyadari bagian tubuh Xia inilah yang paling sensitif dan mudah membuat wanitanya terangsang."Tidak.., kau wanita pertama yang ku telanjangi di mobil.., kakak Ipar ku yang punya ide ini. Sebelum menikahi Aeri dia kesulitan membagi waktu untuknya. Jadi ia memikirkan mobil tanpa sopir dengan kecerdasan buatan. Aku hanya membantunya, siapa sangka pikirannya yang liar itu ada manfaatnya untuk masyarakat luas, seperti kau dan aku misalnya.."Mikel tidak t
Langit bergemuruh dengan hebatnya, hujan badai melingkupi penjuru kota seharian ini. Petir menyambar tak henti-hentinya. Lennon duduk menonton acara televisi ditemani dengan Ecco. Sementara Mikel duduk di kiri Lennon menyesap cokelat hangat, tidak terlalu memperdulikan Lennon.“Boss, kau dingin sekali pada Lennon. Ajaklah dia jalan-jalan atau bermain..”“Kenapa kau tidak merindukan Mama mu sedangkan kau malah mengikuti aku kemana-mana?” Tanya Mikel tidak sabaran. Lennon menatapinya polos.“Mama? Ku rasa Mama sibuk, aku tidak perlu bertemu dengannya..” terdengar suara amarah, Lennon sangat cerdas. Terkadang Mikel merasa anak ini membohonginya, tetapi Ecco memindai DNA nya, DNA mereka 99,9% mirip.Ecco tidak habis pikir bagaimana Lennon turun dari ruangan pribadi Mikel dan membuntutinya sampai bertemu dengan ular raksasa. Mikel memarahinya di rumah sampai Lennon menangis meraung-raung, Lennon memberi alasan dirinya bosan
Mikel mengendus leher belakang Xia sambil memeluknya dari belakang. Xia lama-lama ia lebih seperti digunakan Mikel untuk memuaskan hasratnya. Xia merasa mengharapkan pernyata’an cinta dari Mikel tidak ada gunanya, ia sedikit menitikkan air mata tanpa Mikel sadari karena tidak sedang berhadapan. Buru-buru Xia megenyahkan setitik kecil bulir air mata yang lolos dari matanya.“Jadi, Lennon itu siapa? Dia mirip denganmu..”“Lennon bilang aku adalah Papanya, dia datang dari masa depan dengan mesin waktu..”“Mesin waktu? Kau yakin tidak berbohong Mike?” Xia tertawa tetapi sebenarnya juga percaya kemungkinan mesin waktu pasti bisa dibuat tetapi tidak untuk masa sekarang, perjalanan manusia masih jauh. Mikel merenung dan menempelkan dahinya ke punggung Xia. Pelukannya merenggang.“Bagaimana jika dia anakku tetapi bukan anakmu?”“Kau mencintaiku?”“Aku suka bersama denganmu, tapi
Plaak..!!Pipi Mikel ditampar keras oleh Presdir Chun, yang merupakan ayahnya sendiri. Pagi hari Mikel berada di lab 9, sedang bersama para peneliti membahas projek keamanan bank yang diminta oleh pemerintah. Dilanjutkan dengan membuat alat pengubah berbagai limbah entah basah maupun kering, dan bangkai hewan yang sama sekali tidak beeguna menjadi minyak, Mikel sangat terobsesi dengan kelangsungan lingkungan. Ia terpikirkan ide tersebut karena berpikir, bukankah salah satu sumber minyak bumi terbuat dari fosil dan bangkai mahkluk hidup bermilyar-milyar tahun lalu? Apa salahnya jika mempercepat proses pembusukan dan penguraiannya ratusan kali lebih cepat menggunakan mesin buatannya? Pasti akan berupa cairan bahkan minyak jika ditambahi zat zat tertentu.Jo mendatanginya ke lab 9, mengabarkan bahwa ayah murka pada Mikel. Mikel bergegas menemui ayahnya di ruangannya. Sudah lama marah pada satu-satunya anak laki-laki di keluarganya. Tidak mau meneruskan posisi Presdir, l