Share

Bab 18

"Kenapa sih musti manyun gitu? Gitu aja marah. Iya deh, Mas minta maaf kalau kamu tersinggung soal kata-kata Mas. Mas cuma nggak pengen kamu kecapekan, Anggre.

Bayangin aja, kita nggak bisa ketemu tiap hari, eh giliran Mas pulang, kamu bukannya temanin Mas having fun, eh kamunya malah tepar karena kecapekan. Duh, apa kata orang nanti? Dikira Mas nggak bisa ngasih istrinya nafkah sampai-sampai istrinya kerja banting tulang. Gitu loh maksudnya Mas," kata Teguh dengan nada membujuk.

Anggraini menghela napas tak peduli dengan bujukan itu.

"Peduli amat kata orang! Ini bukan soal duit, Mas. Tapi soal passion aku. Mas tau dari dulu aku minat di senam, olahraga. Apa salahnya aku tekuni sih? Nanti juga kalau aku nggak kuat, berhenti sendiri," jawab ketus Anggraini lagi.

Teguh lagi-lagi mencoba untuk mengalah dan tetap bersabar menghadapi Anggraini.

"Iya deh, iya. Tapi ketimbang di senam kamu nggak pengen gitu kerja yang sesuai dengan bidang ilmu yang kamu pelajari selagi masa kuliah? Sayang l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status