Share

5. ALASAN

Author: Elpit
last update Last Updated: 2023-01-11 07:59:03

Angelina membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar. Bayangan pembantaian orang tuanya berkelebat. Semua itu masih jelas di ingatan meski sudah berlalu lebih dari sepuluh tahun.

Angelina mengusap wajahnya kasar, tiba-tiba ia merasa gelisah dan sedikit ketakutan. Terutama ketika mengingat kejadian di mana ia hampir mati tertimpa api yang membakar besi di gedung tempo hari.

“Aku tidak boleh mati sebelum aku menemukan orang yang melenyapkan nyawa kedua orang tuaku. Aku akan tetap hidup sampai aku berhasil membalaskan dendam atas kematian mereka.” Angelina berucap penuh tekad.

Ya, alasan mengapa Angelina masuk ke agensi sebagai bodyguard sewaan adalah agar bisa menemukan pembunuh orang tuanya. Semakin banyak klien, maka semakin banyak kesempatan dirinya untuk menemukan pelaku.

Pembunuh orang tuanya adalah seorang yang berada di kalangan atas sehingga saat dia menerima job untuk mengawal seseorang dari kalangan atas seperti Wilson, maka itu mempermudah Angelina untuk mendapatkan informasi pelaku pembunuhan ayah dan ibunya.

Angelina meraih foto yang selalu ada di saku jaketnya, mengusap foto tersebut dengan penuh kerinduan.

“Mom, Dad, maaf aku karena sampai saat ini belum bisa membalaskan dendam. Aku belum menemukan informasi yang akurat.” Angelina berbicara pada selembar foto di tangannya.

“Aku tahu kau tidak akan setuju dengan rencanaku ini, Mom. Aku minta maaf jika tidak mematuhi keinginanmu. Aku hanya ingin memberikan keadilan pada kalian. Orang itu telah merenggut nyawa kalian dan membuat kita berpisah untuk selamanya. Sekarang aku akan melakukan hal yang sama, merenggut nyawanya!”

Tanpa disadari butiran bening menetes dari pelupuk mata. Angelina selalu menangis sendiri ketika mengingat bagaimana tragisnya kematian kedua orang tuanya.

Angelina dikenal tangguh oleh rekan-rekan di agensinya, tidak ada yang menyangka bahwa gadis tangguh itu memiliki sisi rapuh.

Angelina mengusap air matanya, kemudian menyimpan foto itu kembali. Dia merasa tidak tenang dan butuh udara segar, membuat Angelina memilih keluar dari kamar untuk sekadar mencari minuman yang bisa menyegarkan pikirannya.

Angelina memilih berdiri di sayap bangunan sambil menikmati secangkir kopi yang baru saja ia dapatkan, masih cenderung panas untuk bisa diminum.

“Aku menyuruhmu istirahat, mengapa kau berkeliaran di sini?” Alex menegur Angelina. Dia baru saja keluar dari kamar Max saat melihat bayangan Angelina yang pergi ke sayap bangunan, sehingga ia mengikuti gadis itu.

“Aku tidak bisa tidur, jadi aku mencoba mencari ketenangan di sini,” balas Angelina jujur.

“Kau memang terlihat tidak tenang, apa yang sedang kau pikirkan?”

“Kau salah menebak, bukan itu maksudku. Aku baik-baik saja, hanya butuh udara segar, itu saja.”

“Jika itu tentang misi, kau pasti akan memberitahuku. Jika kau tidak memberitahuku, itu berarti ada masalah lain, benar?” Alex menebak tepat sasaran. “Jika kau mau berbagi, aku bisa menjadi pendengar,” lanjutnya.

Angelina tersenyum tipis. “Daripada itu, aku lebih tertarik untuk menanyakan sesuatu padamu, Alex.”

“Tanyakan saja.”

“Apa kau tidak bisa tersenyum?” tanya Angelina tanpa basa-basi.

“Apa?”

“Ya! Selama aku mengenalmu, sejak aku masuk ke agensi ini, aku rasa belum pernah melihatmu tersenyum.”

Kecuali tadi saat ada di kamar Max, itu pun kalau aku tidak salah lihat. Ucapan Angelina dilanjutkan di dalam hati.

“Apakah hidupmu seserius itu sehingga kau tidak pernah tersenyum?” Angelina kembali bertanya.

“Aku tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan hal itu!” balas Alex cepat dan datar.

“Ayolah, Alex. Kau hanya butuh beberapa detik saja untuk tersenyum, tidak akan menyita waktumu terlalu banyak, bukan?”

“Kau benar, tapi aku tidak memiliki alasan untuk tersenyum, jadi aku tidak pernah tersenyum, dan jangan memaksaku untuk tersenyum.”

Angelina mengedikkan bahu. “Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Kau orang paling kaku yang pernah kukenal.” Angelina berdecak sebal, tapi Alex tidak peduli.

“Aku sudah menjawab pertanyaanmu, sekarang boleh aku bertanya padamu?”

Meski nada bicara Alex datar seperti biasanya dan wajahnya selalu tanpa ekspresi, tapi Angelina bisa merasakan tatapan mata Alex tidak setajam biasanya. Kali ini sedikit lebih lembut. Hal itu membuat jantung Angelina sedikit berdebar, entah apa alasannya.

“Apa yang ingin kau ketahui?” tanya Angelina setelah sadar dari lamunan.

“Apa yang membuatmu ada di sini?”

“Hanya itu? Bukankah aku sudah menjawab tadi? Aku ke sini karena aku tidak bisa tidur. Aku hanya menikmati udara segar saja di sini. Kau menyia-nyiakan waktu dengan mengulang pertanyaan yang sama, Alex.”

“Aku rasa kau tidak sebodoh itu untuk bisa mencerna pertanyaanku, Angelina. Aku ingin tahu mengapa kau bisa masuk ke agensi ini, apa alasanmu? Kau seorang wanita, dan apa kau melihat ada wanita di agensi ini selain dirimu? Pekerjaan ini berbahaya. Aku yakin kau memiliki tujuan tertentu, kau mempertaruhkan nyawa dengan masuk ke tempat ini.”

Angelina seketika mematung. Entah apa yang sedang Alex selidiki, tapi Angelina tidak pernah mengira Alex akan menanyakan hal itu padanya.

Kepada sang bos, Angelina telah menceritakan tujuannya bergabung di agensi ini, karena syarat bergabung dengan agensi salah satunya adalah alasan yang masuk akal, sehingga sang bos tahu apa tujuan Angelina sebenarnya, meski tidak tahu siapa orang yang Angelina incar untuk merealisasikan pembalasan dendam terencana itu.

Jika kali ini Alex juga menanyakan tujuannya berada di tempat ini, apakah ia harus menjawab dengan jujur?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Angelina's Revenge   30. Misi Terakhir

    Alex dan Max kembali ke markas dan menemui Antonio untuk membicarakan tentang pengunduran diri.“Aku sudah tau. Tuan Wilson memang sudah merencanakan ini sejak lama. Jadi sekaranglah waktunya?” Antonio menanggapi pengunduran diri Alex dan Max.“Tuan, terima kasih karena Anda telah merawatku dengan sangat baik, aku sangat berutang budi, aku bahkan belum bisa membalasnya sedikit pun dan sekarang aku sudah harus pergi,” kata Alex pelan.Antonio menggeleng. "Kau sudah menjadi anak yang sangat berbakti padaku, Alex. Aku tidak menyesal meskipun sekarang kau harus pergi dari sini. Aku tau apa yang aku lakukan, sejujurnya semua telah terencana, jadi aku tau hal ini akan terjadi cepat atau lambat," ujar Antonio sambil menepuk pundak pria yang telah dirawatnya sejak masih bayi. "Baiklah, aku sudah menyetujui pengunduran diri kalian, sekarang kalian pergi kerjakan apa yang sudah menjadi kewajiban kalian," lanjutnya."Sebelum pergi, aku ingin memastikan satu hal, apakah Angelina ada di sini?" ta

  • Angelina's Revenge   29. Hadiah Besar

    “Angelina, tunggu!” Max memanggil tapi Angelina tak menghiraukan.Max mempercepat langkah lalu menarik salah satu lengan Angelina. “Angelina, berhenti! Malam begitu larut, kau mau ke mana?”“Bukan urusanmu, lepaskan!” Angelina mengibaskan tangannya agar genggaman Max terlepas tapi tidak berhasil.“Tidak akan! Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri, aku akan menemanimu, Angelina.”“Max, tolonglah, sekali ini saja aku mohon jangan ganggu aku, aku ingin sendiri.” Angelina memohon dengan suara yang lebih rendah dan ia pun menundukkan kepalanya. “Tidak! Aku akan mendampingimu. Aku tahu kau dan Alex sama-sama terpukul mendengar fakta ini, di saat kalian seharusnya sudah bersama. Kalian sama-sama butuh didampingi.” Max tetap tidak meloloskan permintaan gadis itu.Seketika Angelina mendongak ketika mendengar satu kalimat yang menggelitiknya. “Apa maksudmu?”“Angelina, Alex menyukaimu, dia sudah mengakuinya. Dan kau, meskipun kau tidak menyatakannya tapi aku tahu kau menyukai Alex, iya ‘ka

  • Angelina's Revenge   28. Memori Pahit

    Setelah Alex keluar membawa Angelina, Wilson meminta keterangan pada Max mengenai tindakan Angelina yang hampir merenggut nyawanya.Max menjelaskan secara singkat karena memang ia pun tidak tahu detail kejadian yang menimpa kedua orang tua Angelina, sebab Angelina sangat tertutup untuk urusan itu. Ia hanya tahu Angelina ingin membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuanya.Wilson cukup pintar untuk menggabungkan kejadian tadi dan informasi dari Max, apalagi Angelina semoga menyebut nama Viktor, Wilson semakin yakin ada kesalahpahaman.Wilson sangat tahu siapa Viktor dan bagaimana perangainya, untuk itu ia meminta Max menghubungi Angelina untuk membahas hal ini sampai semuanya jelas. Wilson juga mengatakan jika Angelina yakin bahwa ia dan Viktor orang yang sama, maka ia siap mati di tangan Angelina agar gadis itu puas.Max menyampaikan informasi itu pada Angelina dan tentu saja Angelina sangat bersemangat untuk kembali ke ruang rawat Wilson.Tak butuh waktu lama, Angelina sampai d

  • Angelina's Revenge   27. Gagal

    Alex kembali ke rumah sakit setelah selesai mengerjakan urusannya. Bukan urusan pekerjaan, tapi urusan perasaan. Alex pergi membeli bunga. Entah mengapa ia sangat ingin menyatakan perasaannya pada Angelina.Max benar, gadis seperti Angelina sangat jarang ditemui dan ia harus bergerak cepat jika tidak ingin kehilangan kesempatan.Alex menyimpan bunganya di mobil milik Wilson, karena jika ia menyimpan di mobil milik timnya ia yakin Max akan menggodanya habis-habisan. Alex ingin menciptakan momen yang tepat sehingga bunga itu masih ia simpan untuk saat ini.Sampai di depan ruang rawat Wilson, Alex melihat Max tertidur dan tidak ada Angelina di sekitar tempat itu.Alex membangunkan Max dengan kasar karena sudah dibalut emosi. Lagi-lagi Alex memaki kecerobohan Max.“Bodoh! Di mana Angelina?” tanyanya meski ia yakin Max tidak tahu jawabnya. Ia yakin Angelina mengambil kesempatan untuk pergi ketika Max terlelap.Max tidak menjawab, ia mengedarkan pandangan lalu memaki diri sendiri ketika tid

  • Angelina's Revenge   26. Aksi Balas Dendam

    Angelina berpikir ia akan terbentur pintu, lalu Chris akan menyerangnya tanpa ampun kemudian ia akan tamat. Namun, ternyata pintu terbuka tepat ketika Chris menghantam dada Angelina. Tubuhnya yang hampir limbung dengan sigap ditahan oleh Alex.Menyadari Angelina yang sudah kepayahan, Max segera maju menyerang Chris dan Sony menggantikan Angelina.Alex memapah Angelina untuk sedikit menjauh dari ruangan lalu meminta gadis itu duduk terlebih dahulu sementara ia bersama Max akan mengurus Chris dan Sony.“Kau meninggalkannya sendiri?” tanya Max heran mengapa Alex ikut bertarung. Dia pikir Alex akan segera membawa gadis itu ke rumah sakit.“Kita harus mengurus mereka secepatnya,” balas Alex.Max tidak menanggapi, kembali fokus pada musuh. Max melawan Sony sedangkan Alex melawan Chris.“Baguslah kebusukanmu terungkap secepat ini. Tuan Wilson tidak butuh sampah sepertimu!” Alex berseru lalu detik berikutnya ia melakukan serangan bertubi-tubi untuk melumpuhkan Chris.Begitu pula Max melakukan

  • Angelina's Revenge   25. Cuci Tangan

    Alex mengingat-ingat percakapannya dengan Angelina di telepon tadi, dan ia menemukan sebuah kemungkinan saat mengingat Angelina mendebat perintahnya. Pria itu menyadari tekad Angelina sangatlah kuat, ketika sudah memutuskan maka akan terus maju tanpa peduli rintangan.Menyadari itu, Alex segera mengeluarkan alat pelacak yang dibekali Antonio, berusaha menemukan posisi Angelina. Kemudian dia membuka alat pelacak milik Wilson untuk memastikan titik koordinat keberadaan Angelina dan Chris apakah sama.“Sial!”Umpatan Alex berhasil menarik perhatian Max.“Ada apa?” tanya Max gusar.“Sudah kuduga, Angelina diam-diam mengikuti Chris,” jelas Alex dengan gigi bergemeretak.“Beri tahu aku titik koordinatnya, aku akan segera ke sana,” kata Max tergesa.“Aku sudah mengirimnya ke ponselmu, pergilah, aku harus memberitahu Tuan Wilson sebelum pergi. Aku segera menyusul.” Alex melangkah cepat ke ruang rawat Wilson setelah menyelesaikan kalimatnya.Max pun segera bergerak cepat, ia tidak ingin Angelin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status