aku terus berdo'a sepanjang jalan pulang, agar tidak bertemu dengan mama ku di rumah.
Perasaan ku sedikit tenang saat melihat keaadan rumah yang terlihat sepi, sepertinya mama sedang tidak ada di rumah ... namun saat aku sampai di ruang keluarga tiba-tiba saja.
Brak
Sontak aku langsung memjamkan mataku, saat melihat laptop milik ku di lempar ke lantai di tepat di depanku.
"BELUM CUKUP KAMU MEMPERMALUKAN KELUARGA INI." bentak mama dengan suara yang sudah benggema di seluruh ruangan, Aku hanya bisa tertunduk takut, sambil memainkan kuku tangan, aku tidak berani jika harus melawan atau menjawab ucapan mama.
"Kamu ini bukan bikin prestasi tapi bikin malah bikin frustasi"
"Otak kamu ini di pake ga sih,... hah?" omelnya sambil menoyor kepalaku cukup keras, ini adalah perlakuan yang Selalu aku dapatkan darinya.
"Setiap hari selalu bikin ulah, ini sudah kesekian kalinya kamu mempermalukan mama ... kamu harusnya lihat kaka dan adik kamu, mereka mempunyai sesuatu yang bisa di banggakan sementara kamu ... gaada satupun yang bisa di banggakan, yang ada kamu Cuma bikin malu"
"Sekarang kamu masuk ke kamar, dan belajar yang benar!" Titah mamaku sambil mendorong tubuhku cukup kasar, Aku langsung pergi kedalam kamarku.
Aku selalu dapat perlakuan seperti ini, setiap hari aku selalu di Perlakukan seperti hewan oleh mama ku sendiri. Dia selalu menyuruhku belajar dan mendapatkan nilai yang memuaskannya, Aku tau setiap orangtua pasti menginginkan hal seperti itu, tapi caranya salah mamaku selalu menuntut kami untuk bisa melakukan hal yang dia mau.
Bruk
Aku membaringkan tubuhku di atas kasur dengan kasar, kemudian menatap langit-langit kamarku. Apa yang mama bilang benar, seharunya aku itu membanggakan mama ku seperti halnya kaka dan adikku.
Ya, adik ku. namanya Gaitsa Zahira Sofa Aarav sementara aku Gaitsa Jihan Sofa Aarav, meskipun usia kita beda 3tahun tapi kita memiliki wajah yang sama, meskipun kita bukan anak kembar Tapi memiliki banyak kesamaan secara fisik namun tidak dengan otak kami berdua, Zahira itu nemiliki kepintaran yang luar biasa, bahkan IQnya mencapai 155 sangat luar biasa bukan, makanya dia jadi anak kesayangan mama sejak dulu. bukan hanya itu hampir semuah orang menyukai Zahira terlebih Zahira itu perempuan yang penurut sangat berbeda dengan ku.
Aku itu perempuan bodoh, keras kepala, jutek, lebih singkatnya aku itu kebalikan dari zahira, kalau Zahira versi baiknya sementara aku versi jahatnya. kita itu sangat bertolak belakang, contohnya saja Zahira itu sejak kecil selalu suka dengan kamar nuansa berwarna pinky sementara aku lebih suka kamar dengan nuansa warna abu-abu, alhasil mama dan papa terpaksa membuat kamar kita menjadi terpisah.
Jika di sekolah Zahira selalu di ingat guru karena prestasi. sementara aku di ingat karena selalu bikin guru frustasi.
Aku suka sama sikap Zahira. Dan aku juga kadang merasa iri melihat Zahira.
kecuali sikap lemah nya, karena Zahira memiliki sikap yang terlalu baik membuatnya kelihatan lemah.
bahkan dia selalu jadi bahan bully orang-orang dan aku yang selalu menolongnya dari orang-orang itu, aku selalu ngelindungi Zahira dari dulu jadi tidak ada yang berani-berani mengganggu Zahira, karena mereka takut jika harus berurusan denganku, sikapku yang selalu berani membuat mereka takut, sangat jauh berbeda dari Zahira. dia juga selalu bilang sama mama kalau dia gamau pisah sama aku, kemanapun aku pergi zahira selalu ikut.
Oh Iyah aku belum cerita tentang papahku yah, dia adalah pemilik perusahaan terbesar yang berada di Amerika, papa ku sudah tidak tinggal di Indonesia lagi, semenjak papa dan mamah bercerai, papa memilih untuk pergi mengurus perusahaan yang berada di Amerika.
Semenjak usiaku 7 tahun aku sudah tidak pernah bertemu papah lagi. aku hanya mendengar kabarnya dari internet, itupun hanya kabar tentang perusahaan nya tidak dengan kehidupan pribadinya.
Jujur saja aku Sangat merindukan sosok Seorang ayah namun lama kelamaan aku menjadi sadar jika papa ku sama sekali tidak merindukan ku, buktinya saja dia pergi begitu saja tampa memberi tau kabarnya atau sekedar menanyakan kabarku, Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak memikirkannya, lagi pula untuk apa itu hanya akan membuang waktu ku saja.
Tampa aku sadari mataku sudah mulai berat dan akhirnya aku terlelap tidur.
***
Kringgg...kringggg
Aku meraba-raba nakas mencari keberadaan jam weker yang terus berbunyi, membuatku kesal sendiri. Aneh padahal aku yang sengaja bunyiin alarm tapi kenapa aku yang kesel yah,ckckck tidak patut di tiru yah yorobun.
Setelah itu aku langsung kekamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah seperti biasa.
Sesampainya di sana aku liat mama dan Zahira sedang sarapan, sebenernya aku sangat malas jika harus bertemu dengan mereka, aku takut jika nanti mereka membahas tentang kejadian kemarin.
Tapi kalau inget kajadian kemarin aku jadi inget sama leptop kesayanganku, sayang banget di sana ada banyak drama korea yang belum aku tonton dan MV k-pop yang aku sering tonton mulai dari EXO, NCT, BTS, GOT17, SUPER JUNIOR, RED VELVET, semuanya hilang, tapi bukan Cuma itu ajah, cerita yang aku buat dan akan segera di kirimkan ke penerbit ikut hancur berasama dengan leptop itu.
Kalau aku bisa memutar waktu seperti doraemo, aku ingin kembali ke dua hari yang lalu dan menitipkan leptopku ke Cinta,mungkin ajah ini bakal selamat.
Arghhh ... ingin rasanya teriak di depan mereka tapi mana mungkin aku berani, ditatap mamah ajah nyali aku langsung ciut.
Aku kembali berjalan ke meja makan setelah itu mengambil beberapa lembar roti, malas jika harus ikut sarapan bersama mereka
"Ma, jihan berangkat yah" pamitku, mama hanya menjawab dengan anggukan tampa mengucapkan satu patah kata pun, tapi itu sama sekali tidak masallah untukku karena aku sering mendapat perlakuan seperti ini.
"Ka"panggil zahira menghentikan langkahku, kemudian menoleh kearah zahira.
"Kenapa?"
"bareng,aku juga mau berangkat"
Setelah itu zahira langusng berlari mendekat ke arahku, namun sebelum itu zahira berpamitan ke mama, Responnya terlihat berbeda dengan tadi, kini mamah tersenyum sambil ngucapkan hati-hati yah pada Zahira.
Ini yang dinamakan sakit tapi tak berdah, tapi sudah lah tak perlu di pikirkan toh aku ini sudah biasa di perlakulan seperti anak tiri.
Sesampainya di mobil, tidak ada percakapan sama sekali, aku perhatiin Zahira tumben sekali dia tidak berbicara apa-apa, biasanya dia suka ngoceh jika sedang berdua denganku, dan eskpresinya juga keliatan sangat berbeda.
"Dek elu kenapa sih?" tanyaku yang sudah tak tahan melihat sikapnya yang sangat aneh.
Tapi anehnya bukannya menjawab dia malah langsung menangis, lah nih orang kenapa sih, perasaan gak di apa-apaani deh.
"huaaa......hikss...hiksss...kaaa..gua kesel banget" tangisnnya semakin kencang, aku dan pak yanto selaku supir pribadi ku, saling tatap karena bingung melihat Zahira tiba-tiba menangis.
"Elu ngomong apah sih gua gak ngerti?"
"Iyah non, kalau ngomong tuh jangan sambil nangis kita gangerti"
"Kemarin....hiks... Taruhan....hikss....main.... Huaaaaa...hikss" Hanya tiga kata itu saja aku bisa mengerti apa yang di ucapkan Zahira, dia memang seperti itu jika sedang menangis dan di minta penjelasan akhirnya malah berbicara tidak jelas.
Sementara Pak yanto sudah garuk-garuk kepala karena tidak mengerti dengan penjelasan dari Zahira. Aku udah mengepal tangan menahan rasa kesal saat denger penjelasan dari zahira.
"Siapah cowoknya, bilang sama gue ..."
Berani-berani nya dia menjadikan adik kesayanganku ini sebagai bahan taruhan, awas saja jika ketemu habis dia sama aku.
"Sa... Hiks.. Satriaaaa... Huwaaaa... Hikss... Hikss.... .. Ngikkk"
Lah itu nangis sampai bengek gitu ... Aduh kesian banget sih zahira, aku jadi ikutan sedih, dasar Berengsek berani banget dia jadiin Zahira bahan taruhan.
"Udah kamu jangan nangis... Ngapain nangisin orang kaya gitu... Udah stopp..." Kataku sambil menghapus air matanya.
"Butuh tisu neng " Tawar pak yanto sambil menyodorkan kotak tisu, Sambil menangis sesenggukan dia segera mengambil tisunya, dan setelah nya
Srottttt
Zahira langsung mengeluarkan ingus yang ada di hidungnya,Buset itu suara gede banget, untung ajah aku kakanya, jadi gak terlalu jijik ngeliat nya.
"Udah elu tenang ajah ... Gua pasti bakal kasih pelajaran tuh cowok, lagian elu juga mau-maunya jalan sama Playboy kaya satria"
"Aku cuma kesian ajah sama dia... Eh ternyata satria malah manfaatin aku" Jawabnya sambil memberikan tisu yang tadi dia pakai
"Ck ... pokonya nanti kalau ada cowok yang ngajak jalan kamu harus tolak ... Kali-kali jadi orang jutek dikit" Kataku sambil membuka kaca mobilnya dan membuang tisunya
"Gua gabisa"jawabnya sambil menggeleng kepala
"Gua ajarain cara jadi keliatan jutek gimana, elu ikutin gue yah" Titahku setelah itu aku langsung memasang wajah jutekku, dan zahira mengikuti apa yang aku lakukan sekarang, tapi anehnya bukannya keliatan jutek dia malah jadi keliatan lucu, lebih parahnya saat dia memperaktekan tatapan sinis ala jihan, bukannya jutek malah jadi kaya Zombi soalnya mata yang itemnya ilang jadi sisa tinggal warna putih doang.
"Ptff...hahahhaha... Kayanya kamu gaada bakat deh, bukannya orang takut tapi malah pada ketawa"
"Ishh dasar kembaran sendiri malah di ketawain, itu sama ajah kamu ngetawain diri sendiri"
****
Sesampainya di kelas ... Aku langsung menghempaskan bokongku di bangku, di sebelahku sudah ada cinta yang sedang sibuk mewarnai kukunya dengan berbagai macam warna.
"Hah.." Aku menghela nafas berat ... Cinta yang mendengar itu sontak menoleh dan menatap ku.
"Pasti di marahin lagi" Tebak cinta, aku mengangguk lemas sebagai jawabnya.
"Elu di hukum apa lagi sama tante vira?"
Mama memang selalu menghukumku, mulai dari potong uang jajan, nyari duit sendiri, belajar di kamar selama 1bulan dan masih banyak lagi.
"Gatau ... Tapi yang jelas leptop gue di banting"
"APA LEPTOP ELU DI BANTING" Kaget cinta dengan suara cemprengnya.
"berisik?!"
"Lah terus gimana nasib cerita elu yang bakal elu kirim ke penerbit nanti..... Itu kann cerita yang udah elu bikin beberapa bulan yang lalu"
"Mau di gimanain lagi, gapapa ko"jawabku seakan-akan telihat biasa saja.
"Gapapa-gapapa tapi dalam hati udah nangis bombay" Sindir cinta setelah itu cinta kembali pada aktivitas nya.
Apa yang di bilang cinta benar, mana mungkin aku bisa bilang gapapa, membayangkan tentang bagaimana perjuanganku untuk nulis cerita itu ajah sudah bikin aku kesal dan sedih, gimana gakesel coba aku sampai rela bergadang buat nyelesain cerita ini.
Dan sedihnya imajinasi yang aku tulis dalam cerita itu hilang, dan kalau aku bikin cerita yang baru pasti sangat jauh berbeda dari cerita sebelumnya
"Arghhhh" Teriakku secara tiba-tiba sambil menarik rambut frustasi, membuat semua yang ada di kelas menatapku dengan tatapan aneh ada juga yang ketawa, Sementara cinta dia masih sibuk dengan kukunya
Pagi ini aku sudah memakai baju gamis berwarna mocca dengan jilbab warna hitam. Seperti yang kalian tau apapun warna bajunya jilbab nya tetap hitam. Karena pagi ini aku akan ikut Calvin ke kantornya jadi aku harus berdandan rapi dan dewasa di depan para karyawan Calvin, aku tidak mau jika nanti aku kelihatan seperti anak kecil. "Sayang" Panggil Calvin yang sudah berdiri di belakang ku. "Bang Calvin aku keliatan kaya anak kecil gak?" Tanyaku sambil mentap tubuh ku di pantulan cermin full body yang berada di kamar ku. "Kamu udah cantik ko, istri aku itu selalu cantik" Jawab Calvin yang masih fokus pada handphone nya. Aku tersenyum mendengarnya meskipun hati aku sedikit kesal karena melihat Calvin yang sibuk sendiri. kemudian setelah itu aku memutarkan tubuh ku menatap wajah Calvin"bang Calvin liat aku dong jangan fokus ke hape terus kesal ku. "Maaf sayang aku lagi ngir
Assalamu'alaikum jangan lupa vote yah. "Kamu serius?" Suara bunda menggema keseluruh ruangan, saat mendengar kabar jika aku hamil. Mata mereka memancarkan kebahagiaan bahkan bunda sudah mengengam tangan ku sambil terus berterima kasih, aku ikut bahagia saat melihat ekspresi mereka. "Jihan ayah sangat bahagia mendengarnya, semoga kamu dan anak yang ada di dalam kandung mu, sehat yah" Ucap ayah seraya mengelus puncak kepala ku. "Amiinn, Jihan juga seneng ngeliat kalian bahagia" "Mama kamu apa sudah di kasih tau?" Tanya bunda. Mama
Saat aku membuka mata langsung melihat Calvin yang sedang menatap ku, melihat itu aku langsung tersenyum."Jihan kamu gapapa kan?, ada yang sakit gak?, kepala kamu masih pusing gak?" tanya Calvin tanpa jeda."Aku gapapa" Jawabku yang masih terbaring lemas di tempat tidur.Tak lama setelah itu, seorang dokter perempuan datang bersama perawatan nya, mereka tersenyum kearah kami berdua. Langsung saja aku meminta Calvin untuk membantu ku duduk."Dokter gimana istri saya? Dia gak apa-apa kan?, gak ada yang perlu di khawatirkan dok?" Tanya Calvin saat dokter itu datang menghampiri ku.Dokter itu kembali tersenyum. "Gimana ibu Jihan keadaan nya sekarang, apa masih terasa pusing?" Tanya dokter itu sambil memeriksa keadaan ku."Aku baik-baik ajak ko, cuma masih ngerasa lemas ajah" Jawabku.Kemudian bu dokt
Zahira pov"Ini dimana??" TanyakuAku bingung saat aku membuka mata, aku sudah berbaring di tempat yang aku gatau ini dimana."Kamu di rumah sakit" Jawab seseorang yang sedang berdiri di samping ku , aku memperhatikan laki-laki yang memakai jas putih. sepertinya dia adalah seorang dokter."Ko aku bisa ada disini?" Tanyaku lagi"Apa kamu tidak mengingat kejadian itu?" Tanya doket ituAku langsung terdiam sambil mengingat apa yang telah terjadi padaku, kejadian apa yang membuatku masuk kerumah sakit.Yang aku ingat saat itu aku pulang sekolah dan setelah sampai di rumah aku langsung di marahi oleh mamahku.Flasback on"Zahira bagaimana bisa nilai kamu turun begini, bukannya kamu sudah janji pada mama akan berusaha untuk memperbaiki nilai kamu"&
one week laterHari yang paling aku takutin akhirnya tiba juga, hari pertama ujian sekolah dan yang paling membuatku tersiksa adalah saat melihat jadwal pelajaran untuk ujian hari ini adalah matematika.Baru denger kata matematika ajah rasanya kepala aku udh pusing, apalagi kalau liat soalnya yang ada nanti aku pinsan lagi,Sebenarnya aku itu udah belajar cuma untuk pelajaran yang satu ini aku nyerah deh.'Anak mama yang paling mama sayang, tolong kerja samanya yah, bantuin mama kamu kerjain soal mati-matika ini' ucapku sambil mengelus perutku.Oh yah ngomong-ngomong soal anak, aku belum kasih tau siapaun termasuk Calvin, aku masih menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan ini semua. Lagi pula aku tidak mau mengganggu Calvin nantinya.Dan aku juga sudah periksa ke dokter, dia bilang kandung ku sudah masuk 1 bulan. Meskipun aku bahagia saat mengetahui kal
Hari ini aku sendang sibuk menempelkan kertas dinding rumahku dan kamar, kertas ini berisi tentang rangkuman pelajaran yang sengaja aku tulis.Sebenernya aku udah mencoba membaca dan memahami setiap pelajaran, namun sepertinya otaku tidak ada niatan untuk mengerti pelajaran ini.Aku sudah mencoba berbagai cara agar bisa mengerti tentang pelajaran yang aku pelajari, mulai dari menghafal setiap kalimat, hapal sih hapal namun saat hari berganti semuah hapalan yang aku hapalkan ikut hilang entah kemana.Sampai akhir aku memutuskan untuk menempelkan kertas yang berisi pelajaran, aku menempelkan kertas ini mulai dari ruang makan, ruang keluarga, Perpustakaan, dan kamar ku, bahkan rumahku sudah di penuhi dengan kertas² ini.Karena 1 minggu lagi kami akan menghadapi ujian jadi aku harus lebih kerja keras lagi, namun saat aku sedang fokus pada pelajaran tiba-tiba saja aku mendenga