Share

Annoying couple
Annoying couple
Penulis: Nabill

Bab 1 AWAL

Pagi ini aku harus berdiri di tengah lapangan, beberapa murid sudah menatapku dan di balas dengan tatapan tajam oleh ku, membuat mereka  langsung tertunduk takut, cih... Masa di gituin ajah taku, LEMAH BANGET.

“JIHANN?!” teriak itu membuatku terkejut, namun saat tau siapah orang yang berteriak, aku langsung  memutar bola mataku malas lalu menjawab “ada apa sih bu, pagi-pagi udah teriak-teriak”

Ya, dia adalah Bu Nina, guru yang akhir-akhir ini selalu saja Memarahiku setiap pagi, membuat gendang telingaku hampir pecah gara-gara mendengar omelannya yang menurutku sama sekali tidak berguna.

“kamu ini selalu ajah telat, gaada disiplin nya banget  jadi anak sekolah, terus cara bicara kamu gaada sopan-sopannya sama guru, udah cara berpakain kamu yang kaya preman pasar” omel bu Nina sambil menatapku dengan tajam.

“yaelah bu ini mah masih mending dari pada saya telanjang baru tuh ibu boleh ngomelin saya”

aku bisa lihat ekspresi bu nina yang kelihatan sudah kesal saat mendengar jawaban ku yang sama sekali tidak beretika. Dalam hati aku sudah tersenyum senang saat melihat kemarahan bu Nina.

“bisa masuk rumah sakit saya kalau ngadepin kamu terus,” kata bu nina sambil memegang pundaknya, dengan nada yang terdengar sudah sangat lelah.

“yaelah bu masuk rumah sakit ini bukan masuk kedalam liang kubur, jadi santuyyy” sahutku dengan santainya membuat bu nina semakin marah, namun itu sama sekali tidak membuatku takut, aku rasa ini cukup menyenangkan, apalagi saat melihat wajah bu Nina yang kelihatan sudah memerah.

"Jihan kamu tidak ada sopan-sopan nya, padahal umur kamu sudah tua, kamu gak malu apa sama umur kamu"

Aku menghela nafas berat saat mendengar bu Nina membahas soal umur. Apa yang di katakan bu Nina memang benar aku adalah murid tertua di sekolah ini, usia ku 20 tahun, seharusnya tempat ku bukan di sekolah lagi tapi karena aku selalu tinggal kelas aku jadi lebih lama lulus sekolah.

Di saat teman-teman ku memakai baju kebaya di hari kelulus nya, aku hanya bisa diam di kamar sambil mendengarkan omelan dari mama ku. Karena aku tidak lulus dan terpaksa aku harus kembali menjadi murid SMP kelas 3.

Tidak berhenti di situ saja, kejadian itu kembali terulang lagi di saat aku kelas 2 SMA, karena aku t jarang hadir dan selalu membolos makanya Guru-guru memutuskan untuk tidak naik ke kelas 3.

Dan untuk kesekian kali nya mama murka, bahkan sampai sekarang dia selalu sinis padaku padahal aku tidak melakukan apa-apa tapi dia tetap akan membenci ku. 

“sudah lah saya Capek ceramahin kamu, umur sudah sudah tua tapi kelakuan gaj ada dewasa-dewasanya, lebih baik sekarang kamu bersihkam sampah yang ada di lapangan inget harus ada ... "

“123” jawabku  memotong ucapan bu Nina, aku sudah hapal dengan perintah bu Nina,Dengan langkah malas aku berjalan menuju lapangan sambil membawa plastik sampah yang ada tanganku.

Kegiatan ini seakan-akan menjadi kebiasaan yang aku lakukan setiap pagi, karena aku selalu telambat  dan anehnya aku selalu saja ketahuan, coba saja tadi aku tidak ketahuan sama bu nina mungkin sajah sekarang aku udah tidur di kelas.

setiap pagi selalu mendapat omelan dari Pak Bandi atau bu Nina, yang membuatku harus tutup telinga setiap kali mendengar teriakan dari mereka.

Tapi menurutku seharusnya bu nina tidak perlu marah atau merasa kesal, malah seharunya dia berterima kasi karena aku datang telat, demga

Begitu lapangan jadi bersih tampa ada satu sampah sedikit pun, cobaa saja jika aku selalu datang tepat waktu, mungkim saja lapangan ini akan terlihat kotor tak terurus.

“JIHAN SEMANGAT?!” aku menoleh keasal suara, dan ternyata itu cinta sahabatku yang sedang berdiri di lantai atas, tepat nya di depan kelas kami.

“SELALU DONG”jawabku sambil berteriak tak lupa aku mengankat kedua tanganku agar  membentuk love, tidak perduli dengan orang-orang yang sudah menatap kami sambil tertawa.

Ya, Aku hanya memiliki 1 orang sahabat, dia adalah orang yang selalu  ngertiin aku dan selalu bisa bikin aku nyaman. Meskipun umur kita terpaut jauh tapi entah kenapa aku merasa cinta adalah satu-satu nya orang yang bisa berteman lama denganku.

Setelah plastik sampah sudah terisi penuh aku memutuskan untuk berhenti dan segera melaporkan pada bu Nina

Aku tidak yakin isi sampah  yang ada di plastik ini sudah mencapai 123, males banget aku ngitungnya, orang gila mana yang mau menghitung sampah ini lagi pula aku yakin bu Nina gamungkin  sengaja menghitung sampah yang aku bawa. Sungguh pekerjaan yang sangat-sangat membuang waktu.

“bu, nih sampahnya,"kataku sambil memberikan plastik sampahnya.

“apa ini benar ada 123?” tanyanya seperti meragukanku.

“bener bu” bohongku

“gak bohong kan?”tanya bu Nina yang keliatan tidak begitu yakin dengan jawaban yang aku berikan.

“yaudah bu kalau ga percaya silahkan hitung sendiri, apa perlu saya keluarkan lagi sampahnya” jawbanku yang sudah berisiap-siap mengeluarkan sampah dari plastik, dengan cepat bu nina langsung menahannya.

“yasudah saya percaya, sekarang kamu bisa kembali ke kelas”

Dengan cepat aku langsung berlari menuju kelas, benar saja bu Nina tidak mungkin mau ngitung sampah yang tadi aku bawa, lagian dia tuh kalau ngasih tugas suka aneh-aneh, bahkan waktu itu pernah aku di hukum suruh motongin rumput pake gunting kuku. tapi itu belum seberapa sih, yang lebih parah aku disuruh nyanyi di depan bunga matahari yang ada di taman, dan yang bikin makin aneh lagi aku suruh nyanyin lagu bunga matahari yang di nyanyin memei yang ada di kartun si kembar botak upin-ipin, Parah ga tuh udah kaya orang gila aku.

“hah” aku menghelakan napas berat seraya duduk di kursi yang ada di kelasku.

“nih minum pasti cape” titah Cinta yang udah menydorkan botol minun bergambar Barbie, aku menerima dengan senang hati sambil kemudian meminum airnya sampai habis.

Cinta menatapku kemudian dia menggeleng -gelengkan kepalanya sambil berkata “ckckck...selalu ajah telat”

“elu kaya gatau gua ajah”jawabku sambil nyenggol tangan cinta.

Tidak lama  kemudian guru pelajaran ke dua pun datang, dengan gerak cepat aku dan Cinta  langsung kembali ketempat kami, yang berada di bangku paling pojok.

“selamat pagi menjelang siang anak-anak”sapa bu Rini dengan senyum ceria seperti biasa, hanya beberapa murid yang menjawab sapaan bu rini sisanya mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

“hari ini ibu akan mambagikan hasil UTS kalian dan ibu juga akan mengumumkan siswa yang mendapatkaan nilai tertinggi” seketika semua murid di kelasku langsung terkejut, mereka melihat begitu gerogi, dan takut tentunya.

Mampus aku, kalau misalnya nilai uts di bagiin terus orang tuaku liat bisa di marahin abis-abisan.

“semoga ajah orang yang dapet nilai paling besar itu gue” gumangku, mendengar ucapan ku membuat Cinta langsung ketawa sangat keras, dengan kompak semuah orang mengatap ke belakang lebih tepatnya kearah kami.

Dengan cepat aku membekap mulutnya yang sedang tertawa “sorry yah si cinta emang suka gini kalau obatnya udah abis” mendengar ucapaku mereka kembali menatap kearah bu Rini

“hah..hah...hah...elu mau ngebunuh gue yah”tuduh cinta saat aku melepaskan bekapannya.

“lagian elu pake ketawa segala bikin orang salah fokus ajah”jawab ku kesal.

“lagian elu lucu .... ngisi uts  Cuma  modal ngitung kancing berharap pengen dapet nilai gede....ckck mimpi mu itu lohh” ledek cinta sambil menoyor kepalaku.

“Ba...”

“Untuk nilai tertingi di uts semester 1 ini jatuh kepada...chika”

Sudahku duga pasti yang mendapatkan nilai tertinggi dia lagi, secara dia itu pinter, rajin, sopan, soleha lagi, pokonyaa dia itu murid paling di inginkan oleh setiap guru.,

Kalau aku sih udah pasrah, bener kata cinta, ngisi modal ngitung kancing tapi berharap dapet nilai yang memuaskan itu hanya mimpi.

Setelah semuah kertas hasil uts di bagiin aku langsung melihat  nilai yang aku dapatkan dan tubuhku seketika melemas.

hasilnya bikin aku jadi frustasi, semuah nilai yang ada di kertas ini warnya merah, aku sudah membenturkan kepalaku ke atas meja saking bingungnya. 

“Lucu banget”  saat mendengar itu aku segera menoleh dan melihat cinta sudah senyum-senyum sambil melihat ke arah kertasnya ...

Tunggu apa jangan-jangan nilai cinta lebih besar dari aku, wahh gak iklas aku

“Cin elu kenapa senyum-senyum kaya orang gila?”

“Jihan liat deh nilai gue...lucu-lucu warnya merah bu Rina tau ajah kalau gue tuh suka sama warna merah” jawab Cinta sambil memperlihatkan kertas hasil uts yaang Cuma diisi dengan angka 50 

Yaapun, jadi Cinta tuh senyum-senyum karena nilainya warna merah.... Tuhan kenapa sahabat ku berbeda

Aku kembali fokus pada kertasku, sumpah aku bingung di tambah takut, kalau sampai mamah dan papah tau bisa di marahin habis-habisan aku.

Untuk melangkahkan kaki kerumah ajah aku takut, tapi kalau pun aku membohongi mereka soal nilai ku ini, itu percuma karena cepat atau lambat mereka pasti akan tau juga.

"Anak-anak ibu harap kalian bisa memperbaiki nilai kalian, karena bentar lagi kalian akan menghadapi ujian nasional"

"Mampus gue!!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status