Share

Bab 3 TERKEJUT

Siang ini aku memilih untuk pergi ke kantin, bukan untuk makan Siang, melainkan untuk mencari seseorang yang berani-berani nya menjadikan adik ku sebagai bahan taruhan, namun sayang aku tidak menemukan keberadaan Satria. 

Aku sudah tanya kebeberapa laki-laki yang aku temuin di Koridor sekolah dan lapangan Sekolah juga, mereka bilang kalau satria itu sering berkumpul di gudang sekolah bersama temen-temen nya. 

Dengan langkah yang berani aku berjalan menuju gudang sekolah, tak lupa aku udah memasang ekspresi jutek dengan cara berpakaian layaknya preman sekolah, tidak heran kalau mereka memberiku julukan badgirl. 

Tapi aku sama sekali tidak bangga dengan julukan itu, sebenarnya aku tidak suka dengan julukannya karena terkesan aku itu wanita paling buruk dan nakal di sekolah ini, padahal masih banyak wanita yang lebih buruk dari aku hanya saja ... Mereka menyembunyikan itu semuah dari orang-orang. 

Dan untuk gaya dan sikap, ini murni aku lakuin untuk melindungi diri dari orang-orang yang akan melakukan perbuatan jahat kepadaku, bukan bermaksud untuk menjadi mbak jago di sekolah yahh, jangan salah paham loh. 

Setelah sampai di gudang aku melihatt banyak laki-laki sedang berkumpul di tempat itu. 

Aku berjalan mendekat ke sana, dengan langkah berani, sejujurnya aku juga takut apalagi waktu ngeliat segerombolan laki-laki seperti ini, aku juga perempuan pasti takut sama hal yang seperti ini, layaknya  perempuan pada umumnya, tapi aku menutupi itu semua aku tidak ingin keliatan lemah di depan mereka. 

"Disini, mana yang namanya satria" Tanya ku dengan nada tengil, segerombolan laki-laki itu langsung menatap ku dengan tatapan bingung. 

"Ada apa elu nanyain satria?" Tanya laki-laki itu sambil mengisap rokok nya dengan santai 

"Gua tanya ada apa enggak, apa susahnya sih tinggal jawab" Kataku kesal. 

"Ada urusan apa elu sama satria" Tanya laki-laki berkulit putih itu. 

"Gua bukan cuma berurusan sama satria ajah tapi sama kalian juga" 

"Mau ngapain elu nyariin gua" 

Aku segera menoleh kebelakang dan melihat suara siapah itu. ternyata suara itu berasal dari laki-laki bertubuh tinggi dengan wajah yang keliatan dingin dan tengil tentunya, rasanya ingin sekali mencabik-cabik wajahnya sampai hancur. 

"Zahira ngapain elu kesini?" Tanya laki-laki yang bernama Satria itu ketika melihat wajahku yang mirip dengan zahira. 

Aku melipat kedua tangan di dada, sambil menenggakan kepalaku agar bisa melihat wajahnya tak lupa aku menatap nya dengan sinis. 

"Oh...kayanya gua salah orang, elu jihan yah?,abis nya lu mirip banget gua kira lu kembaran sama Zahira tau nya elu lebih tua" Ucapnya di iringi tudingan tawaan. 

"Berisik banget lu" Ketus ku 

"Mau ngapain elu kesini, gua gaada urusan sama elu"

"Urusan zahira urusan gua juga yah" Sinisku pada Satria. 

"Jadi gua mau tanya siapah disini yang jadiin Zahira sebagai bahan taruhan" Tanya ku pada mereka semua, mereka saling menatap tampa mau menjawab pertanyaan ku. 

"Kita gak pernah tuh jadiin zahira sebagai bahan taruhan" Jawab satria 

"Cih ... Mau nipu gue lo" Jawab ku tak percaya

"Terserah ...ah gua tau atau mungkin elu memang sengaja pengen ketemu sama gue... Atau pengen liat muka gue dari jarak sedekat ini" Tuduh Satria yang sudah menundukkan tubuh dan mendekatkan wajahnya ke depan wajahku.

Berani-beraninya dia bersikap seperti ini, Tampa pikir panjang aku langsung membenturkan kepalaku ke kepalanya cukup keras, aku yakin kepalaku yang keras ini bisa membuatnya pusing tujuh keliling, bukan hanya itu aku bisa melihat darah yang keluar dari hidungnya, aku menyeringai saat melihat itu. 

Sementara teman-tamnya langsung membantu satria, yang sudah kehilangan keseimbangan

"Kalau sampai elu ngapa-ngapain zahira lagi ... Liat nanti apa yang akan gua lakuin ke elu?!" Peringatan ku pada Satria, setelah itu aku menatap teman-temannya Satria. 

"Bukan cuma buat satria, tapi buat kalian juga" 

"Oh yah satu lagi, sopan santun nya di pakai sama orang yang lebih tua, inget umur gue udah 20tahun, dan elu cuma bocil-bocil gak berahlak"

Setelah itu  Aku segera pergi meninggalkan tempat ini dengan langkah bahagia tentunya, kalau saja ini drama Korea pasti sudah ada efek slow motion nya tak lupa di tambah dengan rambut yang sudah terbawah angin dan daun-daun yang berterbangan. 

Drt... Drt... 

Saat mendengar suara getaran itu aku segera mengambil handphone ku yang ada di saku rok ku, aku menatap layar handphone ku bingung saat tau Zahira menelponku. 

"Hem"

"Elu dimana?"

"Gua lagi jalan mau ke kelas"  Tumben banget nanya lagi dimana, biasanya juga langsung ke kelas. 

"Ke parkiran sekarang...gua udah izin sama guru"

"Tas gua?"

"Udah ada di mobil, udah sekarang sini ajah gua tunggu GPL yah"

Setelah itu aku kembali berjalan menuju parkiran sekolah, sesampainya di sana, kita segera pergi menuju tempat yang tidak aku tau. 

Sejujurnya aku sedikit bingung, kenapa tiba-tiba mama ingin bertemu denganku bahakan sampai menyuruhku untuk izin sekolah, ini tidak seperti biasanya. 

Mobil kita berhenti di restoran mewah, ini seperti bukan acara biasanya tidak mungkin mama mau mengajak aku makan di tempat mewah seperti ini,  kecuali ada acara khusus. 

Setelah masuk kedalam restoran, pelayan di restoran ini segera menghapiri kami dan menayakan nama kami. 

"zahira dan jihan"jawab kita bersamaan 

"kalau begitu ikut saya" kata pelayan itu dengan ramah 

Kemudian membawa kami ke satu ruangan, saat masuk ke ruangan itu aku sampai terkagum -kagum melihat ruangan yang begitu mewah ini, mulai dari dekorasi ruangan yang di hiasi oleh barang-barang mewah dan meja makan yang cukup besar. 

Untuk apa mereka meminta kami bertemu di tempat seperti ini, tidak seperti biasanya. 

Perasaan aku ko jadi gak enak yah, aku menoleh ke arah zahira sambil menaikan satu alisku memberi kode pada nya, zahira menjawab dengan gelengan kepala. 

"kenapa mama mau ketemu kita di tempat kaya gini"tanya zahira pada mama yang sedang duduk sambil memainkan leptop nya. 

"nanti juga kalian tau, sudah tenang ajah" jawab mama yang masih fokus pada pekerjaannya. 

Kami pun memilih untuk duduk dan menungu apa yang akan terjadi setelah ini. 

Ceklek

Kami menoleh ke arah pintu saat melihat seorang masuk, terlihat pasangan suami istri datang dengan senyum ramahnya. 

mama segera menghentikan kegitannya kemudian menyambut mereka dengan bahagia, sambil mengucapkan kalian yang membuatku bingung. 

"selamat datang calon besan" 

Kenapa mama berbicara seperti itu ... ah apa mungkin bang deril akan menikah dan mereka adalah orang tua dari calon penggantin perempuan. 

Setelah itu mereka kembali berbincang, dan sementara aku dan zahira hanya fokus pada makanan yang sudah di sedikan. 

"maaf yah ... anak saya telat datang, mungkin sebentar lagi akan datang" ucap ibu-ibu berjilbab lebar yang hampir menutupi tubuhnya

"tidak apa-apa ko"

Tapi semakin kesini pembicaran mereka semakin membuat aku bingung, apalagi saat mereka bilang kallau nanti acara pernikahnya akan di adakan di rumah ku. 

bukannya biasanya kalau acara pernikahhan itu akan di adakan di rumah calon mempelai perempuan. 

Aku memperhatikan perempuan itu yang duduk di depan ku, tapi tiba-tiba saja perempuan itu ikut menatap. Mampus aku terciduk. aku langsung gelagapan kaya orang ketauan maling, aduh malu banget sih. 

"halo sayang nama kamu siapah" tanya perempuan yang aku tidak kenal namanya itu, suara terdengar begitu lembut di telingaku. 

"nama aku jihan tante" jawabku dengan senyum canggung. 

"jangan panggil tante yah..." ucapnya, Terus aku harus panggil apa?sista, sis, mbak, atau apa aku jadi binggung. 

"panggilnya bunda ajah, bentar lagi kan kamu jadi anak bunda"

Apa anak?, bunda?, siapah?, aku?, Sumpah makin kesini makin aneh arah pembicaraan mereka, Zahira yang duduk di sebelah ku langsung menyenggol tanganku. 

"maksudnya apa sih?" bisik zahira ,aku hanya menggeleng kepalaku, aku juga sama tidak mengerti maksud ucapan mereka yang begitu tiba-tiba. 

"assalamualaikum, maaf saya telat" 

kami semuah langsung menoleh ke asal suara itu, terlihat seorang laki-laki yang umurnya seperti sama dengan bang deril, sudah berdiri tak jauh dari tempat kami duduk.

Aku memperhatikan wajahnya jujur dia sangat tampan tapi dia sungguh buka tipe ku, aku tidak suka dengan laki-laki yang lebih tua dari ku, meskipun wajahnya tampan. Aku lebih suka dengan laki-laki memiliki wajah  imut layaknya idol Korea Selatan. Bukannya seperti laki-laki yang aku lihat sekarang. 

Setelah itu laki-laki itu duduk tepat di sebelah tempat duduk ku. 

"Ini anak saya sudah datang ... jadi bagaimana kalau kita mulai membicarakan acara pernikahannya" 

jadi disini siapah yang mau menikah, masa bang deril menikah dengan laki-laki ini, itu gak mungkin banget. 

"Maaf sebelumnya... Tapi apa zahira boleh tau siapah yang akan menikah nya" Tanya zahira ... Sepertinya dia juga cukup penasaran. 

"Loh emang kamu gatau?" Tanya perempuan itu yang aku gatau namanya. 

"Eh maaf sebelumnya saya belum membicarakan ini pada anak-anak saya" Ucap mama kemudian dia beralih menatap ku, ada apa ini. 

"Sayang dengarkan mama dengan baik yah" Ucap mamahku yang begitu lembut tidak seperti biasanya. 

"Kenalkan laki-laki yang duduk di sebelah jihan itu namanya Calvin Ferdinand Leonardi dia adalah anak dari keluarga Leonardi" 

Tunggu nama belakangan nya seperti nama perusahaan yang terkenal di seluruh asia Tenggara, dan termasuk orang terkaya di Indonesia, dan yang paling penting, perusahaan Leonardo mempu menghasilkan ratusan juta dalam hitungan detik. 

Mendengar ucapan mama membuatku haus, aku segera mengambil jus yang aku pesan tadi, dan langsung meminum jusnya. 

Sementara mama kembali melanjutkan ucapannya

"Dan laki-laki ini akan di jodohkan dengan jihan"

Burrr

Jus Alpukat yang ada di mulut ku langsung keluar, dan menyembur laki-laki yang duduk di sebelah ku ini. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status