"jihan bangun" cinta sudah menggoyangkan tanganku dengan kasar,membuatku kesal .
Dengan terpaksa aku membuka mataku, tapi saat aku membuka mata aku langsung melihat seseorang yang sudah ada di depan wajahku, jarak aku dan dia begitu dekat, awalnya aku hanya memasang ekspresi melongo tapi.
"assalamuaalaikum"
Suaranya membuatku tersadar, aku benar-benar sangat terkejut sampai-sampai kursi yang aku duduki hampir terjatuh ke belakang, untung saja calvin dengan sigap menahan bangku itu.
"hampir saja" katanya sambil tersenyum kearah ku.
Aku gak lagi mimpikan kenapa calvin bisa ada disini,atau mungkin aku masih mimpi kali yah,aku coba mencubit pipi ku.
"awww..." ini bukan mimpi
"berhenti menyakiti diri sendiri" katanya saat melihat ku mencubit pipiku sendiiri, setelah mengucapkan itu calvin kembali berjalan ke depan.
"cieee.....ketemu suami" Bisik cinta
"briskik lu, elu kenapa ga bilang kalau calvin ngajar disini" omelku pada cinta.
"gue juga gatau, malah gue juga kaget waktu liat abaang ganteng masuk kekelas kita" jawab cinta yang sudah mendang calvin dengan gaya centilnya.
Aku benar-benar bingung, bagimana bisa Calvin ada di kelasku sekarang, setauku Calvin bukanlah seorang guru, tapi kenapa?.
"perkenalkan nama saya calvin Ferdinand leonardi" saat calvin memperkenalkan namanya, semuah murid langsung heboh apalagi saat dia menyebutkan leonardi.
"saya disini sebagai guru pengganti dari om saya yaitu pak bandi, sejujurnya saya ini tidak pernah mengajar. jadi saya harap kalian bisa membantu saya jika cara mengajar saya kurang nyaman" Mendengar penjelasan Calvin membuatku melotot tak percaya.
apa dia serius, jadi pak bandi itu omnya, mampus aku, masalahnya aku sama pak bandi tuh gak akur, malah dia tuh yang sering mergokin aku manjat pager, aku harus gimana ini.
"segitu dulu perkenalan hari ini,apa ada yaang mau di tanyakan"
"SAYA PAK" teriak seseorang dengan suara seperti toa masjid, aku menoleh kearahnya dan ternyata itu Dela.
"apa bapa sudah punya pacar?" tanya dela sambil menyelipkan rambutnya ke telinga, nih cewek kenapa sih centil banget.
"saya gak punya pacar" jawab calvin membuat mereka semuah tersenyum bahagia, ko aku sedikit sedih yah waktu calvin bilang gitu, aku jadi ngerasa gak di anggap, namun aku segera menepis pikiran ku yang aneh ini.
"tapi saya sudah punya istri" lanjutnya calvin sambil menatap kearah ku dengan senyum seperti biasa, aku langsung menundukan kepalaku, dasar bodoh kenapa aku harus bahagia sih waktu calvin tersenyum kearahku, seharusnya aku itu bersikap biasa saja.
"elu pada galiat di jarinya pak calvin, ada cincinnya itu tandanya pak calvin udah solout"nsahut dani laki-laki yang duduk di bangku depan, calvin hanya tersenyum sebagai jawabannya.
" Apaan sih, gua kan cuma nanya doang"
"Iyah malu bertanya sesat di jalan tau"
"yasudah kita mulai pembelajarannya" Rerai Calvin saat melihat mereka sudah mulai berdebat.
****
Setelah jam istirahat berbunyi aku segera pergi kekantin bersama cinta, jujur saja aku masih memikirkan tentang Calvin yang tiba-tiba menjadi guru di sekolaah ini.
Apa mungkin kantornya bangkrut yah, makanya Calvin berganti propesi menjadi seorang guru, tapi gamungkin, meskipun dugaan ku ini benar mungkin saja sudah ada berita yang mengatakan kalau kantor milik keluarga leonardi gulung tikar.
"Jihan ... jihan ... jihan ... "panggil cinta sambil memukul-mukul tanganku.
"apaan sih lu" kesal ku
"liat itu kan zahira" kata cinta sambil menujuk kearah koridor sekolah, aku langsung melihat kearah yang di tujuan cinta.
aku langsung mengepal tanganku saat melihat satria sedang mengganggu zahira, aku bisa lihat dari ekspresi Zahira yang kelihat begitu terganggu.
"dasar cowok brengsek sialan"umpatku
Kemudian aku segera berlari ke arah mereka, dasar laki-laki menjijikan dia terus berusaha mendekati Zahira padahal Zahira sudah menolaknya.
"BERHENTI" teriak ku membuat Zahira dan Satria melihat ke arah ku, saat zahira melihat ku dia langsung berlari menghampiri ku, dan bersembunyi di belakang tubuh ku.
"akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga" kata satria kemudian berjalan kearah ku sambil tersenyum, yang membuat ku kesal.
"ayo ke kantin" ajak Satria yang sudah menggengam tanganku.
"apaan sih" jawabku segera mengehempas tanganya, apa Satria ini udah gawaras atau emang memang gila, kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku, dan terlihat seperti teman dekatku.
"elu udah gila yah, tadi elu gangguin adek gue sekarang malah ngajak gue kekantin bareng" kataku dengan suara yang sudah kesal.
"gue sengaja gangguin ade elu,dengan begitu elu gak akan nyuekin gua lagi"
hah. jadi ini alasan nya, setelah mendengar alasannya aku jadi paham kalau satria ini benar-benar udah gila.
"elu gila yah?"
"iyah gue gila karena elu" jawab dia sambil mengedipkan sebelah matanya,nih cowok kenapa sih cacingan.
"berani banget lu. Lu lupa yah sama ucapan gue beberapa hari lalu, atau ... Mau gue pukul lagi" aku benar-benar kesal melihat tingkahnya.
"belum, elu mau pukul gue lagi...nih silahkan pukul dengan ikhlas gue menerima pukulan elu" katanya sambil mendekatkan wajahnya ke depan wajahku, kesabaranku sudah habis.
Buggg
Aku langsung menendang tulang kering satria cukup keras, rasain tuh, makanya jangan main-main sama Jihan.
"ayok" ajakku pada Zahira dan Cinta yang sudah melongo tak percaya
Tapi saat kami hendak pergi dari tempat ini, Satria kembali memegang tangan ku sontak aku langsung menghentikan langkahku.
"apaan sih lu, lepasin ga" titahku sambil mencoba melepaskan genggaman tangannya, tapi percuma saja tenangga aku gakuat buat ngelepasin genggamannya.
"gua mau ngomong sama elu"
"yaudah ngomong ajah, ribet banget" ketusku
"gua maunya berdua doang" dih apaan sih nih cowok gajelas banget.
"ehemm" Kami berempat langsung menoleh kearah suara dan ternyata itu.
"Bang Calvin" kenapa dia ada di sini
"apa kamu tidak punya telinga,dia bilang lepaskan" titah Calvin dengan suara yang terlihat berwibawa, Satria pun melepaskan genggamannya.
"saya tidak akan membiarkan kamu, jika kamu mengganggu ketiga perempuan ini lagi" tegasnya, aku bisa liat Satria menatap Calvin cukup tajam begitu pula dengan Calvin.
"suka-suka saya dong pak, emang salah mendekati perempuan yang saya suka" jawab satria.
"sebenarnya tidak ada yang salah,Cuma saya tidak suka cara kamu yang terlalu memaksakan diri, hingga berbuat kasar pada perempuan terutama pada Jihaan"
pembicaraan mereka semakin serius apalagi saat melihat ekspresi Calvin yang tidak seperti biasanya, dia memang sering bersikap tegas padaku tapi tidak semenyeramkan ini.
"ini urusan saya dan Jihan, jadi bapak tidak seharunya ikut campur"
"urusan Jihan urusan saya juga karena jihan adalah is..."
"STOP" teriak ku menghentikan ucapan calvin, bisa terbongkar kalau terus di biarin.
"ikut Jihan sekarang" titahku langsung menarik tangan calvin meninggalkan tempat ini
Kenapa si harus berbicara sepperti itu, pasti Satria bakal curiga sama ucapan Calvin, lagian kenapa sih harus ketemu sama Calvin, sekolah ini sempit baanget sampai aku harus ketemu sama Calvin terus.
"Bang Calvin kenapa sih pake ngomong kaya gitu di depan Satria, kalau Satria curiga gimana, bang Calvin taukan kalau aku ini masih sekolah kalau misalnya berita itu sampai tersebar, yanng ada aku di gosipin yanh enggak-enggak gimana"cerocosku saat kita sudah berada di tempat yang cukup sepi
"udah ngomongnya?" tanya Calvin
"Aku belum selesai, bang Calvin bisa gak si jaga rahasia kita jangan sampai orang-orang tau tentang hubung... " Calvin langsung menjepit bibirku dengan tangannya, membuatku menghentikan ucapaku
"Jihan dengerin aku yah, suami mana sih yang enggak marah waktu liat istrinya di gangguin sama laki-laki lain, jadi wajar kalau aku marah" Tuturnya, aku segera melepaskan tangan Calvin yang ada di bibirku.
"tapi seenganya gausah bilang kalau aku ini istrinya bang Calvin di depan Satria" Balasku tak terima
"masa sih aku gak inget pernah bilang kaya gitu" Jawabnya Pura-pura lupa
"ih dasar ngebelin"kataku dengan ekspresi kesal
"tendangan kamu hebat yah" kata Calvin tiba-tiba
"tendangan ap..."
"tunggu jangan bilang bang Calvin ngeliat aku waktu nendang kakinya Satria"
"iyahh...ternyata tendangan kamu cukup hebat juga yah"
"iyah lah, bang Calvin mau coba tendangan aku" jawabku dengan sombong, Calvin hanya tertawa sambil mengacak-ngacak rambutku
"tapi Jihan mau nanya sesuatu deh?"
"tanya apa?"
"emang bener pak bandi itu omnya bang calvin"
"iyah dia om aku,waktu acara pernikahan kita, dia gabisa hadir karena lagi ada di luar negri"
Hah jadi ini serius berarti secara tidak sengaja pak bandi itu om aku.
Pagi ini aku sudah memakai baju gamis berwarna mocca dengan jilbab warna hitam. Seperti yang kalian tau apapun warna bajunya jilbab nya tetap hitam. Karena pagi ini aku akan ikut Calvin ke kantornya jadi aku harus berdandan rapi dan dewasa di depan para karyawan Calvin, aku tidak mau jika nanti aku kelihatan seperti anak kecil. "Sayang" Panggil Calvin yang sudah berdiri di belakang ku. "Bang Calvin aku keliatan kaya anak kecil gak?" Tanyaku sambil mentap tubuh ku di pantulan cermin full body yang berada di kamar ku. "Kamu udah cantik ko, istri aku itu selalu cantik" Jawab Calvin yang masih fokus pada handphone nya. Aku tersenyum mendengarnya meskipun hati aku sedikit kesal karena melihat Calvin yang sibuk sendiri. kemudian setelah itu aku memutarkan tubuh ku menatap wajah Calvin"bang Calvin liat aku dong jangan fokus ke hape terus kesal ku. "Maaf sayang aku lagi ngir
Assalamu'alaikum jangan lupa vote yah. "Kamu serius?" Suara bunda menggema keseluruh ruangan, saat mendengar kabar jika aku hamil. Mata mereka memancarkan kebahagiaan bahkan bunda sudah mengengam tangan ku sambil terus berterima kasih, aku ikut bahagia saat melihat ekspresi mereka. "Jihan ayah sangat bahagia mendengarnya, semoga kamu dan anak yang ada di dalam kandung mu, sehat yah" Ucap ayah seraya mengelus puncak kepala ku. "Amiinn, Jihan juga seneng ngeliat kalian bahagia" "Mama kamu apa sudah di kasih tau?" Tanya bunda. Mama
Saat aku membuka mata langsung melihat Calvin yang sedang menatap ku, melihat itu aku langsung tersenyum."Jihan kamu gapapa kan?, ada yang sakit gak?, kepala kamu masih pusing gak?" tanya Calvin tanpa jeda."Aku gapapa" Jawabku yang masih terbaring lemas di tempat tidur.Tak lama setelah itu, seorang dokter perempuan datang bersama perawatan nya, mereka tersenyum kearah kami berdua. Langsung saja aku meminta Calvin untuk membantu ku duduk."Dokter gimana istri saya? Dia gak apa-apa kan?, gak ada yang perlu di khawatirkan dok?" Tanya Calvin saat dokter itu datang menghampiri ku.Dokter itu kembali tersenyum. "Gimana ibu Jihan keadaan nya sekarang, apa masih terasa pusing?" Tanya dokter itu sambil memeriksa keadaan ku."Aku baik-baik ajak ko, cuma masih ngerasa lemas ajah" Jawabku.Kemudian bu dokt
Zahira pov"Ini dimana??" TanyakuAku bingung saat aku membuka mata, aku sudah berbaring di tempat yang aku gatau ini dimana."Kamu di rumah sakit" Jawab seseorang yang sedang berdiri di samping ku , aku memperhatikan laki-laki yang memakai jas putih. sepertinya dia adalah seorang dokter."Ko aku bisa ada disini?" Tanyaku lagi"Apa kamu tidak mengingat kejadian itu?" Tanya doket ituAku langsung terdiam sambil mengingat apa yang telah terjadi padaku, kejadian apa yang membuatku masuk kerumah sakit.Yang aku ingat saat itu aku pulang sekolah dan setelah sampai di rumah aku langsung di marahi oleh mamahku.Flasback on"Zahira bagaimana bisa nilai kamu turun begini, bukannya kamu sudah janji pada mama akan berusaha untuk memperbaiki nilai kamu"&
one week laterHari yang paling aku takutin akhirnya tiba juga, hari pertama ujian sekolah dan yang paling membuatku tersiksa adalah saat melihat jadwal pelajaran untuk ujian hari ini adalah matematika.Baru denger kata matematika ajah rasanya kepala aku udh pusing, apalagi kalau liat soalnya yang ada nanti aku pinsan lagi,Sebenarnya aku itu udah belajar cuma untuk pelajaran yang satu ini aku nyerah deh.'Anak mama yang paling mama sayang, tolong kerja samanya yah, bantuin mama kamu kerjain soal mati-matika ini' ucapku sambil mengelus perutku.Oh yah ngomong-ngomong soal anak, aku belum kasih tau siapaun termasuk Calvin, aku masih menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan ini semua. Lagi pula aku tidak mau mengganggu Calvin nantinya.Dan aku juga sudah periksa ke dokter, dia bilang kandung ku sudah masuk 1 bulan. Meskipun aku bahagia saat mengetahui kal
Hari ini aku sendang sibuk menempelkan kertas dinding rumahku dan kamar, kertas ini berisi tentang rangkuman pelajaran yang sengaja aku tulis.Sebenernya aku udah mencoba membaca dan memahami setiap pelajaran, namun sepertinya otaku tidak ada niatan untuk mengerti pelajaran ini.Aku sudah mencoba berbagai cara agar bisa mengerti tentang pelajaran yang aku pelajari, mulai dari menghafal setiap kalimat, hapal sih hapal namun saat hari berganti semuah hapalan yang aku hapalkan ikut hilang entah kemana.Sampai akhir aku memutuskan untuk menempelkan kertas yang berisi pelajaran, aku menempelkan kertas ini mulai dari ruang makan, ruang keluarga, Perpustakaan, dan kamar ku, bahkan rumahku sudah di penuhi dengan kertas² ini.Karena 1 minggu lagi kami akan menghadapi ujian jadi aku harus lebih kerja keras lagi, namun saat aku sedang fokus pada pelajaran tiba-tiba saja aku mendenga