Share

Bab 8 FORMALITAS

"Jihan bangun, solat subuh dulu"Ihh apaan sih masih ngantuk juga udah di bangunin ajah. 

aku masih memejamkan mataku dan pura-pura tidak mendengar ucapan Calvin, biarin ajah deh nanti juga cape sendiri 

"Jihan ayok solat subuh dulu" 

Tapi ternyata dugaan ku salah,dia masih terus memanggil namaku sambil menyuruh ku untuk solat subuh. 

".... "

"Kalau kamu gak bangun, aku guyur yah" Aku sudah tidak perduli dengan ancaman dari Calvin, dan terus memejamkan mataku 

"1... 2...3" saat hitungan ketiga aku segera bangkit dari tidur ku.

"Nihh aku udah bangun" Jawabku dengan kesal

"Yaudah sana ambil whudu setelah itu kita solat subuh berjamaah" Titahnya

Aku pun berjalan menuju kamar mandi, saat di dalam kamar mandi aku hanya diam sambil menatap keran air, aku bingung apa yang harus aku lakukan terlebih dahulu. 

Jujur aku sama sekali gak mengerti hal seperti ini, bahkan orangtua ku saja tidak pernah mengajarkan aku hal seperti ini, dia hanya menyuruhku belajar dan belajar. 

"JIHAN KAMU GAK TIDUR KAN DI KAMAR MANDI?" Teriak Calvin dari luar kamar mandi, pemikiran macam apa itu mana mungkin aku tidur di kamar mandi. 

Ceklek

Saat aku membuka pintu aku melihat Calvin sudah berdiri di depan pintu kamar mandi, dia suah memakai kaos berwarna hitam dan sarung berwarna biru dongker. 

"Kamu belum ngambil wudu?" Tanya Calvin saat melihat ku keluar dari kamar mandi. 

"Aku gatau cara ngambil wudu" Jawabku jujur, aku bisa melihat ekspresi terkejut Calvin saat aku mengatakan itu. 

"kamu serius?" Tanyanya tak percaya 

"Hem"

"Astagfirullah.. Emang kedua orang tua kamu gak pernah mengajarkan kamu cara berwudu?"

"Gak pernah" Jawabku jujur

"Di sekolah?" Tanya Calvin untuk kedua kalinya, aku menggelengkan kepala ku. 

lagian orangtuaku mana tau hal seperti ini, yang mereka pikiran hanya pekerjaan dan belajar, mana sempat mereka memikirkan hal seperti ini

Bagi keluarga kami agama hanyalah sebuah formalitas semata, apalagi kedua orang tuaku mereka sama sekali tak pernah percaya adanya tuhan mereka hanya mempercayai kehidupan didunia makanya hidupnya pun hanya memikirkan duniawi saja. 

"Solat, apa kamu pernah solat?" Tanya nya lagi aku hanya menggeleng kepala, aku bisa liat ekspresi Calvin yang keliatan bingung bahkan dia sudah mengusap wajahnya dengan kasar. 

"Yasudah kalau gitu aku bakal ajarin mulai dari cara mengambil wudhu terlebih dahulu" Katanya kemudian ngajakku untuk masuk kedalam kamar mandi. 

Sesampainya di sana Calvin langsung menyuruhku untuk membaca niat wudhu terlibih dahulu. 

"Ikutin ucapan yang aku ucapan,Nawaitul wudhuu'a li raf'll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa."aku pun mengikutinya meskipun dengan suara yang sedikit kaku

Setelah itu Calvin menyuruhku membaca 'Basmallah' dan membasuh tangan pergelangan tangan hingga bersih sebanyak tiga kali. kemudian dia menyuruhku Berkumur sebanyak tiga kali sambil membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan.setelah itu Calvin menyuruhku membersihkan lubang hidung tiga kali untuk membersihkan kotoran. Membilas wajah tiga kali, mulai dari dahi sampai dengan dagu, serta hingga ke garis tepi dekat rambut. Mencuci kedua tangan hingga siku sebanyak tiga kali, dimulai dari tangan kanan.Mengusap kepala sebanyak tiga kali. Selesai mengusap kepala, dilanjutkan mengusap dua telinga sebanyak tiga kali.

Membasuh kedua kaki sampai di atas mata kaki sebanyak tiga kali, dimulai dari kaki kanan terlebih dahulu.dan di akhiri doa setelah berwudhu

"Mulai hari ini dan seterusnya kamu harus menghapalkan apa yang tadi di praktekan, lebih tepatnya di lakukan setiap hari" Aku hanya melongo kalau ini di lakukan tiap hari bagaimana dengan waktu tidur ku yang tentang itu. 

"Emm...gimana jangan tiap hari" Tawarku 

"Tidak ada tawar-menawar, kamu tau kan kawajiban seorang muslim solat 5waktu, percuma kamu berbuat kebaikan tapi tidak pernah solat" tukas Calvin, kemudian berjalan keluar kamar mandi, sementara aku mengikuti nya dari belakang. 

Calvin membuka lemarinya,dan mengambil paper bag di dalam lemari, "nih pake" titah calvin sambil memberikan paper bag nya padaku. 

Aku menerimanya dan langsung melihat isi paper bag, dan ternyata itu mukena berwana pinky, aku menatap mukena yang ada di tanganku, Masa aku harus pake mukena warna pink, ini tuh bukan gaya aku banget

Tampa mengucapkan apapun, aku segera memasukkan kembali mukena itu kedalam paper bag nya, kemudian memberikan kembali paper bagnya pada Calvin. 

"Kenapa di balikin lagi?" Tanya Calvin 

"aku gamau pake itu,gimana kalau aku pake sarung ajah" saran ku pada calvin 

"kamu itu perempuan masa mau pake sarung sih" omel calvin, dia  keliatan sudah lelah menghadapi sikapku. rasain tuh, kan aku udah pernah bilang gaada seorangpun yang tahan sama sikap aku termasuk dia, geyel sih. 

"pake mukena ini sekarang, gaada penolakan!!" titahnya dengan tegas tampa ekspresi, kalau udah gini aku mana bisa ngelawan. Padahal tadi aku so-soan pengen bikin dia kesel, tapi giliran udah ngeliat Calvin kesel, akunya malah takut. 

Aku menghela nafas beratku kemudian memakai mukena warna pink ini, saat aku memakai ini aku bisa lihat calvin sudah tersenyum. 

"kenapa senyum-senyum" tanyaku sinis 

"kamu lucu" jawabnya dengan senyum yang terlihat begitu manis ... aku langsung mengalihkan pandanganku, kenapa aku malah gerogi gini sih, jihan sadar kamu gaboleh suka sama cowok aneh ini. 

Setelah itu kami pun mulai solat subuh, sebenarnya Aku hanya mengikuti gerakan yang di lakukan calvin, karena aku sama sekali tidak pernah melakukan seperti ini, mana tau aku tentang bacaan-bacaannya. 

Setelah selesai solat calvin membuka lembaran al-Quran yang sudah dia siapkan, kemudian dia membaca al-quran itu dengan suara yang begitu merdu, bahkan aku saja sampai tak berkedip saat mendengar calvin membaca al-Quran itu, Apa benar itu suara calvin,dia tidak sedang lipsing ka.

"kenapa?" aku langsung tersadar saat mendengar pertanyaan calvin, malu banget aku. 

"gapapa"jawabku dengan tampa melihat kearah calvin. 

"udah selesai kan?"tanyaku, lalu dia menjawab dengan anggukan,aku langsung melepas mukenaku dan segera berlari ke tempat tidurku. 

Sementara calvin dia sedang sibuk merapikan mukena yang aku pakai, seharusnya si aku yang merapikan mukena nya tapi yasudah lah, biar calvin saja lagi pula dia sama sekali tak perotes ko dengan tingkahku. 

Aku memejamkan mataku untuk meneruskan mimpi yang belum selesai. 

****

"kenapa sih mukanya di tekuk gitu?" 

Aku tak menghiraukan ucapan calvin sama sekali,aku masih kesal sama dia, pagi ini Dia membangunkan ku dengan cara yang begitu antimenstrim. saat aku sedang terlelap tidur calvin langsung menggendong ku ke kamar mandi dengan tubuh yang masih di balut selimut

Memang sih ini salahku juga, saat calvin membangunkanku, tapi aku malah pura-pura tidak mendengar dan saat calvin mengancam akan membawaku paksa menuju kamar mandi, aku malah terlihat cuek seakan-akan ucapan calvin hanya angin lalu. 

"lagian kamu itu jadi cewek jangan keras kepala, kalau di suruh saama orang yang lebih tua itu harus di denger..."

Aku benar-benar sudah muak dengan ceramahannya, tampa pikir panjaang aku langsung bangkit dari tempat duduk ku setelah itu aku langsung pergi begitu saja, tampa mengucapkan apa-apa. 

"sampai ketemu di sekolah, assalamu'alaikum nya jangan lupa" teriak calvin dari meja makan,aku hanya berjalan tampa memperdulikan ucapan calvin, dasar laki-laki tua. 

Sepanjang jalan aku terus mengerutu pada diriku sediri, aku masih heran kenapa hidupku harus seperti ini. 

Ini adalah beban buat ku, hidupku yang sekarang benar-benar membuatku frustasi

Aku kira menjadi dewasa itu menyenangkan, tapi nyatanya ini sangat buruk, semakin kita dewasa beban hidup dan masalah hidup selalu bertambah, sepertinya aku hidup pun sudah menjadi masalah. 

Ingin rasanya aku kembali ke masa kecil, masa di mana aku tidak mengerti apa-apa  dan hidup seakan tidak ada beban pikiran sama sekali, 

Tapi sudahlah ini semuah sudah terlanjur terjadi, aku sudah terlanjur di lahirkan kedunia ini, mungkin tuhan memang sudah menakdirkan aku untuk hidup seperti ini. 

**** 

Setelah perjalanan yang cukup panajang akhirnyaa saampai juga di sekolah, Aku berjalan di koridor sekolah menuju kelasku, tapi kenapa sepi sekali atau jangan-jangan sekolah libur, aku segera melirik kearah jam tangan yang aku pakai. 

Dan ternyata masih jam 6:35, hah aku berangkat terlalu pagi, ishh... Sebenarnya ada apa dengan pagi ini, kenapa pagi ini aku sial banget, apa ini pertanda buruk yah. 

"Argggghhhh" Aku sudah mengacak-acak rambutku saking kesalnya, tak lupa aku sudah menghentakkan kakiku dengan kasar. 

Namun tiba-tiba saja ada seseorang yang merangkul pundak ku, aku menoleh ke arahnya dan ternyata itu Cinta. 

"Wahai sahabat ku, kenapa pagi ini kau sudah menjadi gila?" Tanyanya diiringi dengan tawa yang membuatku semakin kesal. 

"Dari dulu gua juga udah gila" Jawabku kemudian berjalan meninggalkan cinta, dasar tidak berprikesahabatan, dah lah males. 

Setelah sampai di dalam kelas, aku segera duduk di tempat ku kemudian menidurkan kepalaku di meja, seperti aku masih bisa tidur meskipun hanya sebentar. 

"Cin, nanti kalau ada guru bangunin gua yah" Kataku pada cinta yang sudah duduk di sebelah ku, sambil fokus pada bekal yang dia bawa dari rumah. 

"Tidur ajah lu sampai puas, kan pa bandi nya gak ngajar" 

Sontak aku langsung berdiri dengan wajah yang keliatan begitu bahagia

"Oh Iyah gua lupa, yaudah deh kalau gitu gua mau tidur sampai puas, kalau perlu gua gak usah bangun lagi" Jawabku asal

Kadang-kadang aku merasa aneh pada pak bandi, karena dia sering sekali mengajar di kelas ku, mungkin sampai ada 4 kali pertemuan dengan pelajaran yang berbeda-beda, Kadang-kadang sejarah, geografi, atau sosiologi,Sampai bosan aku ngeliatnya. 

Mungkin pak bandi pinter kali yah atau...  Sekolah ini kekurangan guru, tapi Masabodo lah yang penting sekarang aku bisa tidur  sepuasnya. 

Setelah itu aku langsung menidurkan kembali kepalaku. 

      Beberapa puluh menit kemudian

“jihan bangun” aku bisa mendengar suara cinta, tapi rasanya malas untuk membuka mataku,aku hanya menjawab dengan gumam  tidak jelas. 

“jihan bangun” cinta sudah menggoyangkan tanganku dengan kasar,membuatku kesal. 

Dengan terpaksa aku membuka mataku,tapi saat aku membuka mata aku melihat seseorang yang sudah ada di depan wajahku, jarak aku dan dia begitu dekat, awalnya aku hanya  memasang ekspresi melongo tapi.... 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status