Share

Bab 20 Lima Puluh Tetes Air

Canggung sekali. Terakhir kali pembicaraan normal dengan Innana tidak berjalan mulus. Kami malah bertengkar yang diakhiri dengan aku menakut-nakutinya. Kondisi yang mengharuskan aku menggiringnya ke bilik toilet tempat di mana aku menemukan buku catatan Nadia. Aku klaim tempat ini adalah markas pemberontakan. Nadia menaruh buku itu di sini, maka di sinilah satu-satunya tempat yang aman bagi kami mengatur strategi. Bilik toilet memang sempit, tapi aku harap apa yang kami dapatkan dari sini melebar sampai kami dapat menemukan jalan pulang.

Kira-kira sudah 300 tetesan air yang jatuh dari keran wastafel toilet. Kerannya sedikit bocor karena berkarat. Setiap hitungan ke 60 aku akan bersumpah serapah dalam hati pada Yuuta, karena dia belum datang juga. Yuuta dan Eden lebih tepatnya. Aku meminta Yuuta membawa Eden ke tempat ini di jam makan malam. Mungkin Pak Darma akan menyadari kami berempat tidak tertangkap di cctv dengan mudah, karena memang jumlah murid yang ada berkurang secara drasti
Rahameem

Halo semua, siapa pun yang membaca novel aku ini, aku ucapkan sangat terima kasih. Cita-cita seorang novelis itu, tulisannya dibaca oleh orang lain. Jadi jika kalian tidak sengaja membaca novel ku sampai bab 20 ini, tiada salahnya kalian tinggalkan komen feedback untuk aku. Aku akan sangat senang! Byeee

| Like
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status