Beranda / Romansa / Another Choice Mr. Wijaya / Pernikahan dan Malam Pertama

Share

Pernikahan dan Malam Pertama

Penulis: nura0484
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-19 15:08:39

Pernikahan berjalan sebagaimana mestinya dan saat ini mereka berdua sudah resmi menjadi suami istri, tapi tidak ada kebahagiaan di hati mereka meski diluar mereka sesekali tersenyum pada orang lain. Wijaya menatap Vita yang tampak cantik dengan gaun pengantin yang digunakan dan selama acara sedikit pun Wijaya tidak menyadari jika istrinya sangat cantik tapi perasaan itu tidak ada sama sekali.

“Kamu cantik malam ini,” ucap Wijaya membuat Vita menatapnya sekilas “semoga pernikahan kita bisa berjalan sebagaimana mestinya,” Vita mengangguk “apa kita akan melakukan seks?.”

“Jika kita tidak melakukannya bagaimana bisa memiliki keturunan,” Wijaya menatap Vita seolah mencari apa yang dikatakannya ini benar “aku menginginkan anak yang banyak bukan hanya satu karena aku gak mau nanti akan seperti kita dan satu lagi tidak ada perjodohan macam ini.”

“Apa kamu yakin memiliki anak tanpa cinta?.”

Vita mengangguk “meski kita tanpa cinta setidaknya aku mencintai mereka karena bagaimana pun aku yang mengandung dan darahku berada di tubuh mereka, jadi jangan khawatirkan masalah mencintai mereka.”

Wijaya mendekati Vita “kalau itu mau kamu kita lakukan malam ini, apa siap?.”

Vita mengalungkan tangan di leher Wijaya “sekarang atau besok sama saja karena kita tetap akan melakukannya bukan bercinta tapi seks.”

Wijaya menarik Vita mencium bibirnya lembut karena ini pertama kali mereka melakukan sentuhan secara langsung, ciuman terasa kaku karena Wijaya dan Vita bingung melakukan apa. Seketika Wijaya mengingat bagaimana Regan dan Austin mencium perempuan ketika mereka berkumpul dan dengan perlahan dipagut bibir Vita dengan memasukkan lidahnya di dalam mulut Vita, Vita yang awalnya terkejut mencoba membalas dan melakukan hal yang sama di mana ciuman mereka semakin panas. Wijaya membelai leher Vita untuk memberikan rangsangan dan ketika tangan Wijaya berada di punggung seketika menurunkan resleting pakaian sambil membuka pengait bra yang Vita gunakan, ciuman Wijaya turun ke leher ketika gaun yang Vita kenakan turun ke bawah dan ini pertama kali Wijaya menatap perempuan tanpa menggunakan pakaian begitu juga dengan Vita pertama kali tanpa busana di depan pria yang berubah status dari teman menjadi suami. Wijaya yang memandang tubuh Vita tanpa pakaian sama sekali seketika membuat dirinya hanya bisa diam tidak tahu harus bagaimana, tapi dirinya tetap harus membuat momen ini menjadi hal yang tidak terlupakan dalam kehidupan mereka berdua.

“Aku akan pelan – pelan,” bisik Wijaya ketika meletakkan Vita di ranjang.

Wijaya mencium bibir Vita perlahan menikmati setiap titik tubuh Vita, ciuman Wijaya turun ke leher membuat Vita mendesah atas apa yang Wijaya lakukan. Tangan Wijaya sudah berada di bukit kembar milik Vita dengan benjolan berwarna coklat muda perlahan bibir Wijaya menciuminya lalu memasukkan ke dalam mulutnya seperti bayi yang mencari kehidupan dari susu tersebut, perbuatan Wijaya semakin membuat Vita mendesah. Vita menghentikan perbuatan Wijaya ketika berada di sela-sela miliknya dan hanya menggelengkan kepala membuat Wijaya hanya menghembuskan nafas panjang.

“Maaf aku tidak ingin kita menyentuh sesuatu yang kotor di sana,” ucap Vita ketika Wijaya sudah berada di atasnya “mari lakukan sebagaimana pasangan umum lakukan tapi tidak dengan apa yang akan kamu lakukan tadi,” Wijaya mengangguk.

Wijaya mencium bibir Vita dengan lembut dengan tangannya berada di bukit kembar dan tangan lain di mana jarinya bermain di dalam milik Vita agar tidak terlalu tegang dan sakit ketika dirinya memasukkan miliknya ke dalam milik Vita. Desahan dari bibir Vita di sela ciuman mereka membuat gerakan jari Wijaya bergerak semakin cepat, tidak lama kemudian Vita melepaskan ciuman dengan menatap Wijaya penuh gairah lalu kepalanya mendongak ke atas dan Wijaya tahu jika sang istri akan mencapai klimaksnya yang semakin membuat Wijaya bersemangat, desahan keras keluar dari bibir Vita bertepatan dengan cairan dari miliknya keluar. Wijaya mencium bibir Vita lembut dengan tangannya berada di bibir vagina dan tanpa menunggu waktu Wijaya memasukkannya perlahan seketika merasakan adanya dinding penghalang membuat Wijaya semakin pelan memasukkannya, Vita melepaskan ciuman mereka untuk teriak membuat Wijaya langsung menciumnya dengan memasukkan secara langsung. Pelukan tertahan dari Vita membuat Wijaya melepaskan ciuman mereka, dapat Wijaya lihat bagaimana Vita menahan sakit.

“Maaf,” Vita mengangguk “aku lanjutkan tapi tenang akan sangat pelan.”

Wijaya menggerakkan penisnya perlahan di dalam vagina tidak lama kemudian gerakan mereka berdua semakin cepat, beberapa kali Vita mencapai puncaknya sedangkan Wijaya belum membuat mereka berdua kelelahan karena Vita tidak mau berganti posisi sedangkan Wijaya ingin mencoba posisi lain tapi Vita tidak menginginkannya dan akhirnya Wijaya harus mencari cara agar keluar dengan segera mungkin, berbagai cara dilakukan mulai mengulum benjolan di bukit kembar Vita sampai meminta untuk membelai punggungnya dan tidak lama kemudian Wijaya mengeluarkan cairannya ke dalam rahim Vita. Wijaya melepaskan penisnya dari dalam setelah merasa tidak ada yang keluar lagi di tatapnya Vita yang hanya diam memandang dirinya, entah mengapa meski berkali – kali keluar Vita tidak menunjukkan kepuasan seperti dirinya.

Wijaya melangkah ke kamar mandi membersihkan diri, setelahnya dia menatap Vita yang meletakkan bantal di bawah pantatnya, Wijaya yakin jika Vita berusaha agar sperma miliknya bisa langsung membuahi. Wijaya hanya menatap apa yang dilakukan Vita dengan sesekali membelai rambutnya membuat tatapan mereka bertemu dan Wijaya memberikan senyuman terbaiknya membuat Vita ikut tersenyum.

“Mandilah setelah itu kita istirahat,” Vita mengangguk lalu melangkah ke kamar mandi dengan telanjang.

Jika boleh jujur Wijaya ingin mengulanginya lagi tapi rasanya tidak mungkin melihat Vita yang pasif seperti tadi, pandangan Wijaya mengarah pada seprai yang ada noda darah dengan perlahan dilepaskan dan tidak menggunakannya dengan diletakkan di lantai dekat lemari. Vita keluar menatap apa yang Wijaya lakukan hanya menghembuskan nafas, diambilnya pakaian dari koper dan menggantinya di hadapan Wijaya.

“Tidurlah kamu pasti lelah,” Vita mengangguk.

Wijaya menarik Vita ke dalam pelukan agar bisa tidur bersama dan seolah ingin seperti film yang selama ini mereka tonton, pelukan Wijaya pada Vita tidak bertahan lama karena Vita melepaskannya dan mengambil posisi dengan membelakangi Wijaya. Wijaya yang awalnya hanya bingung kemudian mendekati Vita agar bisa memeluknya dari belakang, Wijaya dapat merasakan jika Vita tidak menggunakan dalaman dan itu membuat dirinya tersiksa tapi sayangnya Vita seakan tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Wijaya. Wijaya mencoba mengajak Vita berbicara mengenai beberapa hal dan ternyata masih ditanggapi yang berarti Vita belum tidur hanya membalikkan badannya.

“Aku ingin segera hadir mini kita,” sambil membelai perut Vita “kita buat yang banyak agar tidak kesepian di hari tua nanti,” Vita tertawa mendengar perkataan Wijaya dan tawa Vita menular pada Wijaya.

“Aku juga ingin segera hadir mini kita agar bisa di rumah sepenuhnya merawat dan mendidik mereka agar tidak sama seperti kita,” Wijaya mengangguk “bisakah kamu melepas pelukan karena aku tidak nyaman tidur dalam keadaan di peluk.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Another Choice Mr. Wijaya   Rasa Syukur

    “Dalam...lebih keras.” Suara erangan Tania membuat Wijaya semakin dalam dan kasar memasukkan adiknya kedalam rumah, tangan Wijaya tidak tinggal diam dengan meremas bukit kembar milik Tania yang membuatnya semakin semangat bermain didalam sana. Kehamilan Tania kedua ini membuatnya semakin menggairahkan dan Wijaya meminta mereka tidak menggunakan pakaian saat berada didalam kamar. “Aku mau keluar.” Tania membuka suaranya membuat Wijaya bergerak semakin cepat dan kasar sampai akhirnya mereka mencapai klimaks secara bersamaan. Wijaya semakin mendorong adiknya kedalam dengan beberapa kali cairannya keluar dalam jumlah yang banyak, membiarkan sesaat didalam sebelum akhirnya melepaskan penyatuan mereka. Tania mengambil posisi berjongkok membersihkan adik kecilnya dari cairan mereka berdua, tangannya hanya meremas rambut Tania perlahan sebelum akhirnya adik kecilnya benar-benar bersih. “Bagaimana kabar dia?” tanya Wijaya membelai perut Tania pelan. “S

  • Another Choice Mr. Wijaya   Kenyataan Lain

    Kabar yang mereka dapatkan membuat semua langsung menuju rumah sakit, perasaan tidak tenangnya benar-benar terbukti. Tania hanya bisa memeluk dan menepuk punggung Wijaya agar bisa tenang, tapi tidak berlangsung lama saat mendengar hal yang membuat Wijaya jatuh.“Aku malu sama Regan dan Mira nggak bisa menjaga putrinya dengan baik.” Wijaya menangis dipelukan Tania.Wijaya harus benar-benar kuat, Devan sendiri benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Wijaya tahu apa yang Devan rasakan saat ini, hanya saja harus terlihat kuat depan mereka semua. Memasuki ruangan Via yang selalu menangis merasa bersalah dengan apa yang terjadi, Bima sendiri berada disamping Via tidak berhenti menenangkannya.“Mili sudah masuk penjara.” Nanda memberikan informasi yang hanya diangguki Wijaya “Pasalnya percobaan pembunuhan, hanya saja mereka menggunakan gangguan kejiwaan Mili dan kemungkinan akan dibebaskan.”“Bagaimana bisa?” Wijay

  • Another Choice Mr. Wijaya   Khawatir Berlebih

    “Perasaanku semakin tidak tenang sama sekali.” Wijaya bergerak bolak balik membuat Tania dan Tari memutar bola matanya malas.“Mereka baik-baik saja, Pa.” Tari menenangkan Wijaya entah sudah ke berapa kali.“Mereka jadi balik?” tanya Wijaya kesekian kalinya yang diangguki Tania dan Tari kembali.“Nanda dan yang lain pasti menjaga Via.” Tania menenangkan perasaan Wijaya.“Aku mungkin terlalu berlebihan.”Wijaya menyandarkan dirinya di sofa dengan Tania yang berada disampingnya dan Tari dihadapannya yang masih sibuk dengan laptopnya. Wijaya tahu bahkan sangat tahu jika perasaannya tidak pernah salah, wanita seperti Mili akan bisa melakukan segala macam cara licik untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.Pengawal yang diminta menjaga keluarganya atau mereka yang menyelidiki Mili tidak memberikan informasi apapun dan itu semua membuat Wijaya semakin merasa tidak tenang. Tep

  • Another Choice Mr. Wijaya   Ketakutan

    Menghabiskan waktu di Bali semakin membuat perasaan tidak menentu sama sekali, permasalahan Via belum selesai sama sekali membuat pikirannya menjadi tidak tenang. Ditambah kehamilan Tina yang berada jauh disana juga menjadi beban pikiran Wijaya, Tania berkali-kali mengatakan jika semuanya baik-baik saja tetap tidak membuat semua menjadi tenang.“Mereka ada di Singapore jadi tenang saja, Nanda juga mengecek semuanya. Mili nggak mungkin berbuat aneh-aneh sama Tina, dendam Mili hanya pada Via.” Tania mengatakan itu berulang kali.“Keputusanku tidak salah, kan?” Wijaya menatap Tania meminta persetujuan yang diangguki pelan “Aku meminta mereka mengurus Singapore, Vian sendiri sudah harus memperbaiki yang ada disini.”“Kamu mau memikirkan mereka atau menikmati malam indah kita?” Tania membelai wajah Wijaya pelan dengan mencium bibirnya penuh gairah.Sentuhan Tania membuat Wijaya tidak bisa menahan diri dengan mena

  • Another Choice Mr. Wijaya   Janji

    “Kenapa?” tanya Tania saat duduk disamping Wijaya setelah meletakkan minuman “Ada yang mengganggu pikiran kamu?”Wijaya tersenyum dengan menggelengkan kepala, menarik Tania agar duduk dipangkuannya tidak lupa membelai perutnya yang mulai membesar. Wijaya tidak pernah melakukan hal kecil seperti ini pada Vita sebelumnya dan tentu saja Helena, hanya Tania yang mendapatkan perlakuan special dari dirinya.“Memang memikirkan apa? Masalah Via?” Tania membelai wajah Wijaya perlahan yang hanya dijawab dengan gelengan kepala “Lalu?”“Kalau aku meninggal terlebih dahulu apa kamu akan menikah?” pertanyaan Wijaya membuat Tania mengerutkan keningnya “Aku cuman nggak mau kamu kesepian jadinya aku tanya hal ini.”Tania mengangkat bahu “Satu hal yang pasti kalau kamu meninggal terlebih dahulu jangan lupa wariskan semua harta kamu ke aku dan anak-anak kita bukan anak-anak kamu sama Vita.”

  • Another Choice Mr. Wijaya   Rahasia Depan

    Melihat Tania marah adalah hal yang membuat Wijaya pusing, Tania bisa mendiamkannya selama berhati-hati, tidak tahu akan melakukan apa karena apapun yang dilakukannya tidak akan berdampak apapun.“Coba papa ingat-ingat melakukan kesalahan apa.” Tari berkata dengan santai.“Kalian tadi liatin papa itu kenapa sih?” tanya Wijaya penasaran membuat Tari mengangkat bahu.“Pa, sebenarnya kenapa papa bisa bertahan sama mama kalau nggak saling cinta?” Tari mencoba bertanya hal lain agar tidak perlu memikirkan masalah Tania saat ini.“Kalian yang buat kita bertahan.” Wijaya menatap Tari lembut “Kami dulu berjanji satu sama lain, meskipun kita menikah karena dijodohkan tapi kami ingin pernikahan yang normal pada umumnya.”“Papa bahagia sama mama?” tanya Tari penuh selidik.Wijaya tersenyum “Mama kamu adalah teman dan partner yang terbaik pernah ada.”“Papa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status