Selena membenamkan kepalanya ke dada Harvey dan berkata, "Harvey, cintaku padamu itu tulus, tapi aku juga nggak bisa melupakan masa lalu. Hari-hari itu terlalu menyakitkan dan membuatku sangat ketakutan."Ketika hari-hari itu Selena mengalami sakit dan ditinggalkan, dia sama sekali tidak berani untuk mengingatnya."Jangan paksa aku lagi, oke?"Harvey menghela napas dan tatapan matanya tampak dalam.Awalnya, Harvey tidak ingin memaksa Selena begitu keras, tetapi kemunculan Markus memberinya rasa ancaman yang besar.Walaupun kali ini Selena dibawa kembali dari luar negeri dengan selamat, identitas Selena sudah terungkap.Kalau Selena benar-benar bukan Nadia, Jasper tidak perlu datang untuk menjemputnya. Markus pasti akan menyadari hal ini.Dengan kepribadiannya, pria itu pasti tidak akan mudah menyerah. Selena menolak untuk menikah lagi, dan meskipun saat ini Harvey memeluknya, dia tetap tidak merasa aman.Harvey menghela napas panjang dan berkata, "Oke, aku nggak akan memaksamu."Malam
Selena menghela napas. Pada akhirnya, wanita pun tak punya kendali atas dirinya sendiri.Selena pun hanya bisa merias wajahnya, mengenakan masker, dan pergi ke sebuah vila di pinggiran kota.Selena sengaja berjaga dan bersembunyi di persimpangan jalan untuk menunggu mobil Hayden pergi sebelum diam-diam memasuki vila."Nona Molin, aku berada di depan pintumu."Pintu terbuka dan Molin menangis hingga membuat matanya semerah kelinci.Ketika melihat Molin lebih kurus dibandingkan terakhir mereka bertemu, Selena menepuk bahunya dan berkata, "Ayo masuk dan mari kita mengobrol.""Baik."Mata merah Molin menuntun Selena masuk. Bibi Wulan menatapnya dengan sikap bermusuhan. Selena mengungkapkan niatnya dan berkata, "Nggah usah gugup. Aku datang ke sini hanya untuk menangkan suasana hatinya. Tuangkan secangkir air hangat dan bawakan handuk panas."Seharusnya Bibi Wulan segera memberi tahu Hayden, tetapi wanita ini mampu meyakinkan orang secara tak terduga.Wanita itu menuangkan air dengan patuh
Perut Michelle sama seperti Molin, seperti tidak terlihat sedang hamil. Perut mereka tetap rata. Namun, akhir-akhir ini dia banyak tidur dan nafsu makannya meningkat secara signifikan.Tubuhnya memang cenderung menggemuk. Dulu dia sering ikut olahraga untuk mengontrol bentuk tubuhnya. Setelah lebih dari satu bulan memanjakan diri, berat badannya bertambah lebih dari lima kilogram. Wajahnya pun menjadi bulat.Untungnya, perawakannya yang tinggi membuatnya tampak lebih tegap. Wajahnya yang tak bisa dibilang cantik malah menurunkan penampilannya beberapa derajat setelah berat badannya bertambah.Hayden bukanlah orang yang mengutamakan penampilan, tetapi melihat wajah tersebut membuatnya semakin merasa jijik."Hayden, sudah beberapa hari ini kamu nggak mengunjungiku."Begitu mereka bertemu, Michelle langsung menempel seperti ingin orang-orang yang suka menipu dan membuat sekujur tubuh Hayden merinding.Hayden menekan reaksi fisiologis ingin muntah dengan senyuman di wajahnya. "Ini aku suda
Mia sudah mempersiapkan kata-katanya dengan berkata, "Aku ke sini untuk mengantarkan barang Tuan Hayden. Bisakah kamu membuka pintunya?"Bibi Wulan melirik wajah yang muncul di layar. Dia adalah seorang wanita paruh baya dengan pakaian pelayan yang sangat indah dan membawa kotak makanan di tangannya.Mungkin akhir-akhir ini Hayden melihat Molin kurang nafsu makan, jadi dia secara khusus membawa makanan yang lezat dari suatu tempat.Bibi Wulan membuka pintu tanpa ragu. Mia adalah orang dari keluarga Farrel, jadi sudah pasti Bibi Wulan belum pernah melihatnya."Serahkan padaku saja.""Nggak bisa. Tuan Hayden menginstruksikan kalau barang ini perlu diserahkan pada Nona. Kalau kamu mengabaikannya, apakah kamu bisa menanggung akibatnya?"Mia sudah bersama Mira selama bertahun-tahun. Tentu saja, dia memahami cara menangani pelayan seperti ini. Selama dirinya bisa bersikap sedikit agresif, dia dapat mengintimidasi orang lain secara alami.Walaupun Bibi Wulan tidak tahu apa yang perempuan itu
Ketika Michelle melihat Selena ada di sini, amarahnya langsung meledak. Awalnya, dia membenci Selena karena sudah mengambil Harvey darinya. Akhirnya, ketika dia bisa bersama dengan Hayden, Selena bahkan ingin merebutnya juga.Michelle mengabaikan posisinya dan menampar wajah Selena. Namun, Selena tak membiarkan keinginan Michelle terwujud begitu saja. Dia mengangkat tangannya dan meraih pergelangan tangan Michelle."Jelaskan padaku, bagaimana aku merayu Hayden?"Bibi Wulan yang berada di luar tahu bahwa keadaan tidak berjalan dengan lancar. Jadi, dia segera memberi tahu Hayden secara pribadi.Molin yang sedang tidur pun terbangun karena teriakan Michelle. Dia membuka matanya dan tampak bingung. "Nona Dokter Hebat, apa yang terjadi?"Ketika Molin langsung pergi ke luar, dia bagaikan bunga indah yang mekar di tengah terpaan angin. Perawakannya putih bersih dan lembut seperti berayun di dalam angin.Pinggangnya ramping, matanya besar, dan dagunya lancip. Dia adalah sosok yang mengundang s
Selena menyaksikan situasi menjadi tidak terkendali. Dia tidak tahu apa yang telah dilakukan oleh Molin hingga membuat si gila Michele ini marah.Belajar dari pengalaman masa lalunya, Selena menyadari bahwa Michelle seperti banteng. Apa pun kebenarannya, Michelle hanya memedulikan suasana hatinya.Molin masih hamil. Kalau hal ini terus berlanjut, akan terjadi masalah.Selena segera mengirimkan pesan darurat dan lokasinya ke Jasper.Jasper harus membereskan masalah adiknya sendiri. Lagipula, identitas Selena dengan Michelle agak sedikit canggung.Setelah Selena mengirim pesan, dia melihat pengawal itu berjalan menuju Molin.Selena menyerang pengawal itu dari belakang dan berkata, "Apa menariknya menghadapi wanita mungil yang nggak berdaya?"Pengawal itu balik badan dan membalas, "Kalau kamu nggak ingin terluka, silakan pergi dari sini. Aku akan pura-pura nggak melihatmu."Selena sama sekali tidak peduli dan mulai menyerang. Pengawal itu tak segan-segan bertarung melawannya. Dia berencan
"Nona!" teriak Bibi Wulan sekuat tenaga sambil berusaha menerobos kerumunan, namun para pengawal yang tinggi besar itu menghadangnya.Kemudian, Mia meraih Bibi Wulan dan menatapnya dengan licik."Kalau sudah berani bersikap jahat, seharusnya dia memikirkan konsekuensi seperti hari ini, apa saja yang boleh dan nggak boleh dilakukan. Sewaktu kecil saja rendahan, tuanya pasti juga licik."Begitu mengatakannya, Mia menampar Bibi Wulan berkali-kali, namun Selena menghentikannya dengan tegas, "Cukup, Mia, kamu ini sama saja berbuat jahat!" ucapnya.Biasanya, Mia sangat perhatian saat berada di sisi Mira. Dia membawakan teh atau air, tidak banyak bicara namun cepat tanggap, setiap kali bertemu juga selalu tunduk dan terlihat sangat jujur.Tetapi hari ini dia membuat Selena sadar bahwa manusia juga ada yang bermuka dua.Dari awal Mia memang tidak menyukainya, sementara ketidakhadiran keluarga Farrell saat ini membuatnya bersikap sombong, "Nona Selena, kalau saya jadi Anda, saya tidak akan bany
"Selena, kamu kira aku akan percaya dengan kebohongan dari orang-orang seperti kalian? Kalau aku nggak bisa mengusikmu, bukan berarti aku nggak bisa mengusiknya juga, kan? Lihat baik-baik, inilah akibatnya kalau merebut pria orang lain," cibir Michelle.Masalahnya sudah sampai sejauh ini, Michelle bahkan melampiaskan kekesalan yang didapatkan dari Selena pada Molin.Dia menjambak rambut Molin, lalu menyeretnya menuruni tangga seperti menyeret seekor anjing mati.Di sisi lain, Selena berhasil mendorong seorang pengawal, namun para pengawal lainnya segera mengepungnya kembali.Sambil menunjuk Michelle, Selena berkata, "Apa kalian tega melihatnya diperlakukan dengan hina? Apa kalian nggak punya hati? Wanita itu nggak bersalah!""Maaf, perintah adalah yang terpenting bagi kami," kata mereka berdiri dengan yakin di depan Selena.Selena sudah tidak tahan lagi dan ingin merebut pistol dari tangan pengawal.Kalau pengawalnya hanya dua atau tiga orang, dia masih sedikit berpeluang untuk menang,