Share

43. Jogging Bareng Gebetan

Sekali lagi Nicho mengecek keadaan pipa di bawah wastafel. Seperti dugaannya ternyata memang ada baut yang longgar. Ia mencoba untuk membuka keran sekali lagi. Sekarang sudah aman.

"Siap. Selesai." Ia menaruh sebuah kunci linggis yang digenggamnya di sebuah kotak perkakas.

"Bentar. Kok kamu tahu letak posisi kotak perkakas itu?"

"Tadi aku iseng ngecek ke gudang belakang. Eh, ketemu. Ternyata memang masih ada disana,"

'Astaga, aku hampir lupa kalau dulu dia pernah nginap disini.' pikirnya.

"Kamu udah siap?"

"Udah."

"Ayo, kita berangkat. Keburu panas entar,"

"Iya."

"Tumben kalem?"

"Iih, marah salah, kalem salah. Aku harus gimana sih?"

"Iya. Iya. Tuan Putri."

"Sekarang ngapain? Katanya jalan! Kok malah berdiri aja,"

"Ladies first." Nicho sengaja berdiri saja. Menunggu Gracia berjalan terlebih dahulu.

"Ooh!" Gracia sedikit berkomentar. Lalu, ia berjalan ke luar. Berjalan menuju pintu depan.

Mereka jalan berdampingan. Sesekali Gracia berjalan di depan Nicho. Rambut ikat kudanya melambai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status