Share

37. Rintihan Rasa Sakit

Setengah jam kemudian, Pandu masuk ke dalam rumah dengan menenteng beberapa kantong plastik hitam. Ia meletakan bungkusan itu pada meja ruang tamu yang fungsinya merangkap sebagai ruang makan dan ruang-ruang lainnya.

"Tukang sate udah pulang, Pak. Yang masih buka cuma warung padang. Pandu beli rendang buat Bapak, buat Mone ayam bakar," kata Pandu, yang bersiap untuk ke dapur mengambil perlengkapan makan.

Mone segera berdiri saat menyadari hal itu. "Aku aja yang siapin, Mas."

Pandu menoleh pada Mone. Ia mendapati mata Mone yang masih sembap. Mata yang biasa berbinar, kini kembali meredup, persis seperti saat pertama kali ia melihat Mone datang ke rumahnya bersama ibunya.

Mone segera mengalihkan pandangan saat bersitatap dengannya. Pandu mengembuskan napasnya, jika bukan karena kedatangan Bapak, ia tidak akan menghubungi Mone. Ia tahu persis seberapa sulit bagi Mone untuk menghadapinya kembali setelah aksi berengseknya malam itu.

"Dapurnya masih berantakan, Mon. Kamu duduk aja temenin B
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status