Share

PERGI KE SALON

Hari ini Sindi mengajak Bella untuk pergi  ke salon. Dia akan melakukan perawatan diri sebelum menjadi pengantin. Sengaja mereka berangkat pagi hari karena cuaca saat ini sedang tidak bersahabat. Musim kemarau menyebabkan suhu udara menjadi sangat panas di siang hari dan hujan di sore hari. 

Bella sebenarnya tidak terlalu hobi melakukan perawatan salon. Selain pemborosan, Bella lebih suka perawatan sendiri di rumah. Tapi untuk hari ini dia menurut saja. Kata Sindi, ini keinginan Raffi. 

Sambil menunggu Sindi datang, Bella memandangi foto Raffa yang sekarang Bella jadikan wallpaper. Beberapa hari lalu Sindi mengirimkan padanya via e-mail. Itupun Bella harus merengek untuk mendapatkan foto itu. Sayangnya Raffa tidak mengizinkan Sindi memberikan kontaknya pada Bella. 

Rasanya Bella sudah sangat rindu pada Raffa. Dia  Sangat ingin berjumpa dengan lelaki itu.  Meskipun hanya satu menit saja tidak masalah. Lewat Sindi dia bilang, hanya akan menemui Bella saat gadis itu  telah resmi menjadi istrinya nanti. Sungguh pria yang manis. Dalam hitungan hari, Raffa sudah mampu membuat Bella benar-benar jatuh hati.

"Hoi! Lagi ngelamunin kak Raffa ya? Sampai-sampai aku di cuekin." Sindi datang membuyarkan lamunan gadis itu.

"Aku pengen ketemu Raffa, Sin. Rasanya kangen banget," keluh Bella pada sahabatnya itu. 

"Sabar dong, sebentar lagi kamu dan dia akan menikah. Setelah itu kemanapun kamu bisa selalu nempel sama kak Raffa," celoteh Sindi.

"Dih, baru beberapa hari bertemu ternyata kak Raffa berhasil gondol hati kamu ya, Bell?" Sindi terkekeh.

Bella juga sempat berfikir akan sulit, tapi ternyata dia bisa dengan mudahnya jatuh hati pada Raffa.

"Awalnya aku fikir aku nggak akan bisa secepat ini menerima Raffa, tapi ternyata, kelembutan Raffa membuat aku terkesan, Sin," curhat Bella. 

Siapa sih yang tidak jatuh hati pada cowok yang sesempurna Raffa? Bukan hanya tampan, tapi dia punya attitude yang baik dan juga lembut memperlakukan wanita. Bella saja langsung tersanjung dengan perlakuannya.

"Bagus dong, justru nanti mudah buat beradaptasi. biar nggak terlalu canggung setelah menikah,"

"Jelas masih canggung juga lah, Sin. Bagaimanapun Raffa masih orang asing, " protes Bella.Membayangkan satu atap bersama Raffa membuat dia merinding. Apalagi harus tidur di ranjang yang sama.

"Mana ada orang asing tapi udah bikin jatuh hati,"

ledek Sindi lagi.

"Iiih, kamu rese banget sih! Yuk ah berangkat, keburu siang. Nggak kasian apa calon pengantin dipanas-panasin." 

Bella dan Sindi bergegas menuju salon langganan keluarga Dirgantara. Semua biaya treatment mereka yang tanggung. Kata Sindi, Bella tinggal duduk manis dan menikmati perawatan di sana.

"Mbak, tolong ya kasih treatment full body buat calon kakak ipar aku ini. Inget ya, pakai produk yang paling bagus seperti biasa," ucap Sindi pada salah satu karyawati salon tersebut.

"Baik Mbak, silahkan masuk ke ruangan treatment kami," ujar si karyawati ramah.

Perawatan pertama yg Bella jalani adalah pijat. Setelah mengganti pakaiannya dengan kain, Bella diperintahkan tidur menelungkup pada sebuah tempat tidur khusus dengan aroma wangi yang menenangkan.

"Mbak calon istri mas Raffi, ya?"

tanya si mbak yang sepertinya sudah paham dengan semua anggota keluarga Dirgantara.

"Bukan Mbak, tapi saudara kembarnya. Namanya Raffa." Bella mencoba untuk menjelaskan.

"Saya baru tau mbak, kalau mas Raffi punya kembaran," kata si mbak.

Ternyata bukan cuma Bella yang baru tahu Raffi punya saudara kembar. Sesuai, sih. Raffa bilang dia sudah dari kecil tinggal di luar negeri. 

"Aku juga baru tau, Mbak. Setelah mau menikah ini," jawab Bella sekenanya.

"Mbak dijodohkan?" 

"Bisa dibilang bagitu, tapi aku sekarang sudah mencintainya, Mbak, " ucap Bella serius.

"Wah, pasti bahagia sekali ya Mbak, bisa dapet calon suami yang tampan. Pasti wajah saudara kembarnya mas Raffi sama tampannya sama dia. Kalau datang ke sini, kami semua betah sekali memandangi wajah mas Raffi, Mbak," cerita si mbak dengan bersemangat.

Wajar saja kalau banyak penggemar. Di sekolah dan kampusnya, Raffi memang digandrungi banyak gadis. Ada banyak gadis yang ingin mendekati Raffi sama seperti Bella, tetapi lelaki itu tidak pernah menanggapi. Hanya sekilas sebagai tanda ramah-tamah saja. 

"Sangat, Mbak. rasanya seperti mimpi. Aku do'akan semoga mbak dapat jodoh pria tampan ya,"

Si mbak mengaminkan doa Bella. Poin utama dari Bella jatuh cinta pada Raffa mungkin memang terletak pada ketampanan lelaki itu. Bella tidak munafik, dia memang pecinta lelaki tampan seperti wanita normal pada umumnya.

Saat ini hampir setiap detik Bella memikirkan Raffa. Seperti wafer, rindu yang dia rasakan sudah berlapis-lapis. Sekarang dia hanya bisa melihat wajah Raffa dari foto. Benar kata Dilan, rindu itu berat dan Bella hampir tidak kuat menahan rasa rindu itu.

"Bella, aku tau kamu kangen sama aku sekarang. Jangan baca pesanku sambil senyum, aku takut makin cinta sama kamu, maaf, aku terpaksa mengingkari kata-kataku sendiri untuk tidak menghubungimu via pesan. Raffa."

Akhirnya. Raffa mengirim pesan pada Bella. Gadis itu bahagia dan juga tidak bisa membaca pesan tersebut tanpa tersenyum. Bella sangat senang, ternyata Raffa di sana juga merindukan dia.

"Kamu curang, katanya aku nggak boleh chat kamu, ternyata kamu yang chat duluan."

Sambil tersenyum Bella membalas chat dari Raffa. akhirnya rindu ini sedikit berkurang. Tidak, itu semua justru menambah rasa rindunya pada pria tampan yang sebentar lagi resmi menjadi suami itu. 

"Jujur. Aku rasanya udah kangen banget sama kamu. Nunggu empat hari lagi rasanya lama."

Manisnya. Raffa sepertinya juga sedang kasmaran pada Bella. Pernikahan mereka hanya tinggal menghitung hari, tetapi kedua insan itu seakan tidak mampu menahan rasa rindu terlalu lama. 

"Sama, Raf. Aku rasanya pengen ketemu kamu.

Mungkin ini ujian buat kita." 

Aku tidak bisa berhenti mengembangkan senyum. Gadis itu benar-benar tidak bisa menyembunyikan binar bahagianya. 

"Kamu lagi apa sekarang?" 

Andra chat lagi. Dia ingin tahu, kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh calon istrinya. 

"Spa, kata Anita biar jadi pengantin yang cantik nanti."

"Aku yakin, setelah spa pasti kecantikan kamu akan meningkat seribu persen. Jadi nggak sabar kamu jadi mempelai pengantin wanita. Pasti kamu akan seindah bidadari." 

Senyum Bella semakin lebar. 

"Sudahlah, jangan terus berkata manis. Aku capek tersenyum di sini." 

Sepanjang spa Bella terus saling berbalas pesan singkat dengan Raffa. Meskipun lelaki itu  tidak ada di sampingnya, Bella merasa Raffa ada. Saat ini Bella merasa sangat dicintai oleh lelaki itu. 

Setelah selesai nyalon, Bella dan Sindi lanjut belanja. Borong baju dan beberapa keperluan. Makan makanan favorit mereka, beli es krim  dan segala remeh temeh kebiasaan para gadis itu di hari libur.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status