Share

Jebakan Kerajaan Megorold

       “Ingat, Julian! Aku masih belum percaya padamu,” ujar Seven dengan nada kesal.

       Julian hanya mengangguk tanpa mengucapkan satu kata pun. Bagaimanapun caranya, dia harus bisa mendapatkan dari seluruh prajurit Kerajaan Malvevis. Kedua kakinya tetap melangkah ke depan hingga melangkah di depan Seven yang masih kesel bercampur khawatir dengan keadaan dua sahabatnya.

       Sebuah tangan tiba-tiba menepuk pundak Seven. Reflek Seven memutar tubuhnya ke belakang, tangan kanannya memegang tangan yang menepuk pundaknya. Dia bersiap menjungkir balikan orang tersebut. Akan tetapi, dia berhenti saat melihat siapa yang menepuk pundaknya.

       Seven meminta maaf, lalu bertanya, “Ada apa?”

       Juli hanya tersenyum memperlihatkan betapa imut dan manis wajahnya saat ini. Ternyata dia hanya mengucapkan satu kalimat untuk menenangkan Seven agar tidak terlalu khawatir dengan dua sahabatnya.

       “Tetap saja. Aku selalu khawatir dengan mereka berdua.”

       “Apa itu artinya kau tidak percaya pada kekuatan dua sahabatmu sendiri, Seven?” pertanyaan Julian ini membuat Seven menaikan alisnya.

       “Apa kau bilang?! Tidak! Sama sekali tidak!” Kemudian Seven menundukkan kepalanya, dia berkata dengan suara pelan dan pasrah. “Aku hanya khawatir mereka belum bisa mengontrol kekuatannya masing-masing.”

       “Kalau begitu ... percayalah. Satu kali saja, kau harus mempercayai mereka, Seven,” ucap Juli sembari mengusap punggung Seven yang membuatnya menjadi tenang.

       Merasa ada ketenangan dan kehangatan yang mengalir ke dalam tubuhnya, Seven mengangkat kepalanya. Melirik Julian dan Juli bergantian, lalu dia tersenyum sembari mengatakan, “Baiklah! Untuk kali ini, aku akan mempercayai mereka berdua.”

       Julian dan Juli kompak tersenyum. Mereka berdua berhasil membuat Seven tenang dan membuatnya kembali untuk mempercayai orang lain.

       “Ta-tapi ingat, Julian! Aku sama sekali belum mempercayaimu seratus persen!” ujar Julian kembali dengan wajah kesalnya pada Julian.

       Moodnya yang gampang berubah membuat Julian dan Juli tertawa kecil. Mereka berdua merasa lucu dengan sikap Seven yang terlihat masih seperti bocah. Julian menghiraukan ucapan Seven, dia kembali melangkah di depan Seven, sedangkan Juli melangkah di belakangnya.

       Slash!

       Baru saja melangkah beberapa menit, satu gelombang tebasan pedang menyerang Seven. Beruntung dia merespon dengan cepat. Jika tidak, dia sudah pasti akan mengalami luka yang cukup parah.

       Akibat gelombang tebasan tersebut, lima pohon besar di depan Julian terbelah menjadi dua hingga tumbung. Seven memutar tubuhnya ke belakang, begitu juga dengan Juli. Sedangkan Julian masih menatap ke depan.

       Satu gelombang tebasan kembali muncul dari depan Julian. Dengan mudah, dia menghancurkan tebasan tersebut hanya dengan satu pukulan saja. Beberapa detik kemudian, sepuluh tebasan menyerang mereka dari segala arah.

       Refleks ketiga orang ini menunjukkan kekuatannya masing-masing untuk melindungi diri sendiri. Seven dengan pedang hitamnya berhasil menangkis empat tebasan sekaligus. Juli dengan kekuatan sihirnya berhasil membuat tiga tebasan memutar arah. Julian hanya dengan dua kepalan tangannya membuat tiga tebasan hancur.

       “Kalian semua keluarlah. Aku sudah tahu di mana kalian!” ucap Juli dengan suara keras. Dengan menggunakan cahaya bola matanya, dia bisa mengetahui keberadaan musuh dengan cepat.

       Satu demi satu musuh mereka keluar. Siapa sangka, mereka berjumlah sepuluh orang dengan pakaian serba hitam. Ya, mereka adalah para prajurit elite Kerajaan Megorold. Sepuluh prajurit ini kompak tertawa meremehkan kekuatan Seven, Julian, dan Juli.

       Salah satu dari mereka maju ke depan dan meledek Seven dengan lantang. Ia menyebut, kalau Seven hanyalah bocah bodoh yang menumpang dengan ketenaran sang ayah yang merupakan Raja Kelima Kerajaan Malvevis.

       “Diam kalian! Atau aku akan menebas kalian semua?!” Seven sudah muak dan geram dengan satu kali ledakan yang mengarah padanya.

       “Bodoh! Tenanglah! Jangan terpancing dengan kata-katanya,” ujar Julian memberikan peringatan pada Seven agar berhati-hati.

       Jika ketenangan sudah hilang dalam tubuhnya, emosi Seven menjadi tidak terkontrol. Dia berubah menjadi orang maniac bertarung. Dalam sekejap, dia meloncat ke atas, lalu menebaskan pedang hitamnya tiga kali berturut-turut.

       Tiga gelombang tebasan hitam menyerang sepuluh prajurit Kerajaan Megorold. Akan tetapi, tiga tebasan itu berhasil dipatahkan oleh mereka dengan mudah. Seven tersenyum sinis, dia menghilang dari atas dan muncul tepat di depan sepuluh prajurit Kerajaan Megorold.

       Seketika waktu menjadi lambat, Seven mengangkat pedangnya setengah dada, lalu berjalan pelan melewati sepuluh prajurit Kerajaan Megorold. Setelah itu, dia memasukan kembali pedangnya ke dalam serangka pedang yang ada di pinggangnya sembari mengucapkan, “Kuroi inazuma kiri!”

       Hanya dalam satu tebasan kilat, sepuluh prajurit Kerajaan Megorold tumbang dalam sekejap. Julian dan Juli tidak jadi menyerang musuhnya. Kedua kompak menghembuskan napasnya masing-masing, lega keadaan sudah tenang.

       Seven kembali tenang, dia mengajak Julian dan Juli untuk cepat-cepat pergi ke Kerajaan Megorold sebelum musuh-musuh yang lain muncul. Julian dan Juli kompak menganggukkan kepalanya masing-masing.

       “Ayo ki-.” Belum juga ucapannya selesai, seketika Seven merasa ada yang mencekik lehernya. Napasnya menjadi sesak. Dia kesulitan menghirup udara.

       Juli segera berlari ke arah Seven, tetapi dia malah terjatuh dan tubuhnya seketika menjadi lemas. Tidak tahu apa yang terjadi, Julian menggunakan kekuatannya untuk merasakan kehadiran musuh di sekitarnya.

       “Percuma!” Tiba-tiba seseorang muncul di belakang Julian sembari memukul pundak Julian dengan keras hingga membuatnya pingsan.

       Seven terkejut dengan kemunculan sepuluh lain secara tiba-tiba. Dia tidak menyangka, sepuluh orang ini bisa menghilangkan mananya masing-masing, sehingga kehadiran mereka menjadi tidak terdeteksi.

       “Bos apa yang harus kita lakukan pada bocah ini?” tanya seorang prajurit yang mencekik leher Seven.

       Orang yang disebut bos berkata, “Buat dia tidur, tapi jangan sampai membuat nyawanya hilang.”

       Hanya dalam sekali cekikan, seorang prajurit musuh berhasil membuat Seven tidak sadarkan diri. Setelah itu, Seven, Julian, dan Juli diikat dengan rantai batu gunung berapi.

       Seseorang yang disebut bos mengangkat tangannya ke atas. Beberapa detik kemudian, sebuah lingkaran hitam muncul di atas mereka. Dalam sekejap lingkaran tersebut menghisap sepuluh prajurit ini bersama Seven, Julian, dan Juli.

       Dalam hitungan menit, sepuluh prajurit ini muncul tepat di depan Raja Kedelapan Kerajaan Megorold, bernama Raja Steward.

       Raja Steward ketawa terbahak-bahak melihat tiga prajurit Kerajaan Malvevis yang mudah sekali dikalahkan. Selain itu, mereka juga mendapatkan pedang yang sedang dicari oleh puluhan kerajaan.

       “Kerja bagus! Kalian emang prajurit kelas epic!” puji Steward dengan lantang, yang membuat sepuluh prajurit epic Kerajaan Megorold merasa terhormat.

       Seseorang yang disebut bos menagih janjinya. “Jangan lupa dengan janjinya, Yang Mulia Steward.”

       Steward kembali tertawa, lalu berhenti dan berkata, “Tentu saja. Kalian bebas mau melakukan saja. Mau berpuas-puas dengan wanita cantik di istana ini pun silakan.”

       Kompak seluruh prajurit epic ini berterima kasih, lalu pergi meninggalkan sang raja untuk berpesta.

       Setelah seluruh prajurit epic tidak ada di ruangan singgasana kerajaan, Steward mengeluarkan pedang naga hitam dari serangka pedangnya. “Wow! Benar-benar pedang yang luar biasa.”

Dr. Meong

Jangan lupa, subcribe, like, komen, jeung bagikan, ygy.

| Like

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status