Share

Chapter 39 : Abram Yilmaz

    Sepanjang makan siang sampai perjalanan kembali ke kantor aku memilih untuk diam seribu bahasa. Bukan karena sedang sariawan, tapi malu! Richard menyeretku masuk ke lift eksklusif. Aku tidak kuasa melawan karena tenaga kami tidak sebanding. Sedetik sebelum pintu lift tertutup aku berhasil melarikan diri.

    Aku rela berjejalan dengan rombongan karyawan segedung daripada berduaan dengan Richard dalam lift. Dia pasti mau meledekku habis-habisan tanpa ada saksi mata.

    Ketika pintu lift terbuka di lantai duapuluh Richard terlihat menungguku di meja Bernard. Aku pura-pura tidak melihat dan berjalan lurus masuk ke ruanganku.

    "Hazel," panggil Richard.

    "Ya?" Aku tersenyum gelisah. Mau apa dia membuntutiku?

    "Entah kenapa aku sering mengalami masalah komunikasi denganmu. Ada apa sebenarnya?"

    "Nggak ada apa-apa." Aku mempertahankan senyum sampai pipiku pegal.

 
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status