Share

Chapter 149 : Melamar

    Aku menapaki langkah penuh kenangan. Seolah sudah lama sejak terakhir kali aku menjejakkan kaki di penthouse ini. Semuanya masih tampak sama, begitu juga dengan pemiliknya.

    "Kamu tau, aku berharap memiliki kemampuan untuk membaca pikiran. Aku ingin tau apa yang sedang kamu pikirkan sekarang." Richard memelukku dari belakang.

    Aku mendesah nyaman, "Jangan. Membaca pikiran itu nggak menyenangkan. Terlalu berisik."

    "Aku harus ajak kamu meeting lagi. Kamu bisa memperingatkan kalau lawan bisnisku punya maksud tidak baik."

    "Nggak mau! Enak aja. Emangnya aku alat pendeteksi kebohongan?" Aku tertawa.

    "Nggak lah. Mana ada pendeteksi kebohongan secantik ini?" goda Richard.

    "Kamu... Makin gombal!"

    "Tapi suka kan?" Richard memutar tubuhku hingga kami berhadapan.

    Aku menatap matanya dalam-dalam. Sepasang sayap putih miliknya turut me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status