Hujan deras yang turun malam hari ini penuh dengan suara-suara petir yang sangat kencang.
Arabella Gaziella, gadis berusia 18 tahun itu baru saja selesai mengerjakan tugas kuliah bersama dengan beberapa teman-temannya di salah satu rumah teman kuliahnya. Seperti biasa tidak ada hal lain yang dilakukan Arabella ketika sudah selesai mengerjakan tugas dia akan langsung pulang untuk menemui ayahnya, sejak ibunya meninggal 2 tahun lalu karena sakit yang dideritanya! Arabella begitu manja dan tidak bisa berlama-lama jauh dari ayah tercintanya. "Sebaiknya aku belikan ayah kue muffin, malam-malam begini ayah pasti suka jika ngemil kue muffin," Sambil bersenandung Arabella membeli beberapa kue muffin dan berjalan sendirian sambil membawa payung! Bunyi petir terasa lebih kencang dibandingkan malam-malam sebelumnya. Satu tangan Arabella memegangi gagang payung berwarna hitam miliknya, sementara satu tangannya yang lain memegangi kantong berisi kue muffin untuk ayahnya. Dor.. Kedua kaki Arabella terhenti sesaat ketika mendengar suara tembakan didekat kediamannya yang sederhana! "Suara apa itu? Ke-kenapa seperti suara tembakan?" Arabella bertanya-tanya firasat tidak baik mulai menghantui dirinya! Dengan langkah kaki terburu-buru Arabella berjalan masuk ke pekarangan rumahnya itu! Taangannya yang sedang memegangi gagang payung itu melepaskan payung begitu saja, begitu juga dengan satu tangannya yang menggenggam erat kantong berisi kue muffin ikut terlepas. Payung dan kue muffin itu jatuh ke tanah sementara wajah Arabella menjadi pucat pasih! Bibirnya bergetar tidak mampu berkata-kata sementara kedua kakinya mematung. Sekelompok orang-orang memakai pakaian serba hitam itu sedang mengelilingi ayahnya yang sudah bersimbah darah dilantai teras rumah! "A-ayah," Air mata Arabella mengalir deras ketika melihat ayahnya memiliki banyak luka tembak dan tubuh ayahnya sudah tidak bergerak. "Tangkap gadis itu!" Seorang anggota group Limson memerintahkan untuk menangkap Arabella, bukannya berlari menghindari para anggota group Limson yang sudah membunuh ayahnya! Arabella justru berlari untuk menghampiri jasad ayahnya. "Ayah!" Dengan terus menangis pilu dan berusaha meraih tubuh ayahnya, Arabella langsung ditangkap beberapa anggota group Limson dan menyeretnya semakin jauh dari tubuh sang ayah. Tubuh Arabella yang mungil membuatnya tidak memiliki kekuatan untuk melepaskan diri dari para anggota group Limson. Mereka semua membawa Arabella masuk kedalam mobil, entah mau diapakan dan mau dibawa kemana Arabella oleh para anggota group Limson itu? "Kalian jahat! Siapa kalian?" Didalam mobil pun Arabella terus memaki dan memukul-mukul para anggota group Limson yang membawanya, tetapi para anggota group Limson itu diam seribu bahasa. Hingga akhirnya tibalah mobil anggota group Limson itu di sebuah mansion mewah dengan gerbang utama yang menjulang tinggi! Mereka menyeret tubuh Arabella memaksa tubuhnya untuk ikut kedalam tempat mewah yang entah milik siapa itu? Arabella dikunci disalah satu ruangan, sementara beberapa anggota group Limson menuju salah satu ruangan tempat dimana ketua mafia terbesar di negara ini tengah duduk santai dikursi kebesarannya. "Kami sudah menyelesaikan tugas kami, Tuan!" Stanley Limson yang merupakan ketua group Limson memberikan senyum disudut bibirnya, setelah mendengar para anggotanya sudah menyelesaikan pekerjaan mereka. "Bagus," Dingin, kejam dan terkenal tanpa belas kasihan terhadap siapapun yang berani mengkhianati group Limson ataupun kepada para musuhnya, sosok pria tampan berusia 30 tahun itu tidak pernah mengenal dengan namanya cinta. Bagi Stanley Limson wanita hanyalah sebuah mainan dikala dia jenuh dengan pekerjaannya, membuat Stanley tidak pernah memiliki hubungan serius dengan wanita manapun. "Tapi Tuan," "Kau tau aku tidak menyukai kata tapi, bukan?" Para anggota group Limson langsung tertunduk dan tidak berani melanjutkan perkataannya. "Katakan, apa ada masalah?" "Ternyata, pengkhianat itu memiliki putri!" "Putri?" "Iya Tuan, putrinya masih sangat muda dan sepertinya dia tidak tau menahu tentang apa yang dilakukan oleh ayahnya terhadap group Limson!" "Lalu apa gadis itu masih hidup?" "Kami membawanya hidup-hidup, Tuan!" "Bawa dia kehadapan ku!" "Baik Tuan," Setelah diperintahkan oleh Stanley, seorang anggota group Limson membawa Arabella yang semula dikurung disalah satu ruangan untuk dibawa kehadapan Stanley. "Lepaskan aku! Kalian seenaknya saja memperlakukan aku dan ayahku, siapa kalian?" Arabella terus melawan dan memaki para anggota group Limson, hingga akhirnya tubuhnya yang mungil itu dihempaskan oleh salah seorang anggota group Limson kehadapan Stanley Limson. Melihat sosok tinggi tegap dihadapannya, Arabella langsung tercengang! Tatapan Stanley terhadap Arabella sudah seperti tatapan seekor serigala yang hendak menerkam mangsanya. "Ka-kau siapa?" "Kau putri dari pengkhianat itu rupanya," Mendengar kalimat yang keluar dari bibir Stanley, Arabella menyadari satu hal jika laki-laki yang ada dihadapannya saat ini merupakan dalang dibalik tewasnya ayahnya. Dengan berani Arabella menghampiri Stanley kemudian mencengkram kerah kemeja Stanley, tindakan Arabella membuat para anggota group Limson yang berada disekelilingnya hendak maju untuk menarik paksa Arabella. Akan tetapi, Stanley memberi isyarat agar para anggota group Limson tetap diam ditempat. "Kau yang sudah memerintahkan orang-orang itu membunuh ayahku, kan?" "Jika kau tidak mau ikut menyusul ayahmu ke neraka, maka singkirkan tanganmu ini dari kerah baju ku!" "Aku tidak tau kenapa kau melakukan ini pada ayahku, tapi aku akan membunuhmu juga!" Arabella mencekik leher Stanley Limson, tindakan Arabella berhasil memancing amarah Stanley Limson. Dengan secepat kilat kedua tangan Stanley menyingkirkan kedua tangan Arabella yang sedang mencekiknya, kemudian memutar kedua tangan Arabella kebelakang tubuhnya sendiri dan berakhir dengan tubuh Arabella yang terkunci oleh Stanley. "Lepaskan! Lepaskan aku!" Dicengkeramnya tulang pipi Arabella oleh Stanley kemudian diangkatnya wajah Arabella, beberapa saat Stanley memperhatikan wajah Arabella yang sangat cantik sempurna meskipun tanpa polesan make up berlebihan. "Cuih," Arabella meludahi wajah Stanley membuat Stanley kali ini benar-benar murka. Diangkatnya tubuh Arabella dengan dinaikkan keatas pundaknya! Stanley berjalan sambil mengangkat tubuh Arabella menuju kamarnya sendiri. "Turunkan aku! Dasar laki-laki brengsek," Tetapi Stanley tidak menggubris umpatan demi umpatan yang dilayangkan oleh Arabella, hingga tibalah disebuah kamar dengan dekorasi serba hitam dan putih. Tubuh Arabella dilemparkan dengan kasar oleh Stanley keatas ranjang miliknya. Tubuh Arabella terlentang diatas ranjang mewah milik Stanley. "Mau apa kau?" Arabella berusaha untuk menjauh dari Stanley, tetapi Stanley malah menarik kedua kaki Arabella dengan kasar hingga tubuh Arabella pun mendekat pada Stanley. Ditariknya kedua tangan Arabella hingga tubuh Arabella kini posisinya duduk dengan tulang pipi yang dicengkeram oleh Stanley. "Mulai malam ini, kau adalah tawanan kamar Tuan Stanley! Kau tawanan ku," "Tidak, aku tidak mau aku mau pergi!" "Dengar gadis kecil, semua kebutuhan ku harus kau siapkan dan tubuhmu adalah milikku!" Bagai tersambar petir setiap kali Arabella mendengar kata yang terucap dari bibir laki-laki berusia 30 tahun itu!Karena terlalu merindukan Damnatio membuat Lexie menjadi liar tidak terkendali seperti saat ini, leher Damnatio telah habis dihisapnya hingga meninggalkan jejak-jejak merah dileher Damnatio, pintu lift terbuka keduanya kemudian melangkah keluar dari dalam lift dengan Lexie yang terus menciumi dada bidang Damnatio!Jas serta kemeja milik Damnatio yang telah berhasil dilepaskan oleh Lexie itu pun dilempar begitu saja, kini keduanya berada dilantai sembilan hotel tersebut! Sebenarnya ada banyak kamar hotel disamping kanan dan kiri Lexie juga Damnatio, tapi entah kenapa keduanya justru memilih untuk tetap melanjutkan aksinya dilorong-lorong hotel.Lexie menjulurkan lidahnya untuk menjilati bagian atas tubuh Damnatio, puting Damnatio pun tak lepas dari incaran lidah Lexie yang meliuk-liuk disana!"Oughttt Lexie kau sangat liar, ah aku menyukai tingkah liarmu ini sayang!"Lidah Lexie terus menjilati tubuh Damnatio hingga turun kearea bawah, secepat kilat Lexie berjongkok kemudian meloloskan
Setelah semuanya siap, Stanley menggandeng Lexie untuk bertemu dengan Damnatio diatas altar yang telah disediakan, rasanya seperti baru kemarin mendengar tangisan kecil saat Lexie masih menjadi bayi tapi kini Stanley sudah harus mengantarkan putri angkatnya itu untuk dinikahi oleh Damnatio.Setidaknya Stanley dan Arabella merasa bersyukur karena Lexie dinikahi oleh putra kandung mereka, dengan begitu mereka yakin jika Damnatio tidak akan mungkin menyakiti Lexie! Damnatio adalah laki-laki terbaik Nyang dipilih Tuhan untuk mencintai Lexie selamanya.Langkah kaki Lexie dan Stanley semakin dekat dengan tempat dimana Damnatio berdiri menunggu kehadiran mereka, wajah cantik dan bersinar Lexie pun mulai semakin terlihat jelas dihadapan Damnatio! Gadis itu tersenyum malu ketika berjalan dengan seluruh pasang mata para tamu undangan yang tertuju melihat kecantikan wajah Lexie dan keindahan gaun super mahal miliknya.Damnatio terlihat menyelipkan senyum tipis dibibirnya, meskipun masih kesal ka
Setelah ditenangkan oleh Mommy Arabella akhirnya Lexie pun berhenti menangis."Hari ini kau ada syuting iklan, sebaiknya kau sarapan dulu agar ada tenaga!""Aku tidak nafsu makan mom, melihat sikap kak Dam seperti itu aku jadi malas makan dan syuting,""Dam itu hanya sedang marah sedikit padamu, nanti beberapa hari lagi juga marahnya hilang! Kau harus tau Dam meminta Mommy mempersiapkan pernikahan kalian secepatnya, dia meminta dengan konsep outdoor dipinggir pantai!" kata Mommy Arabella."Benarkah? Mommy tidak bohong kan?""Untuk apa Mommy bohong, Dam menginap disini untuk membicarakan hal itu dengan Mommy,"Lexie pun sampai senyum-senyum sendiri mendengar hal itu, ternyata dibalik sikap cuek Damnatio saat ini dia tidak goyah sedikitpun untuk segera menikahi Lexie, bahkan diam-diam meminta kedua orangtuanya untuk mempersiapkan pesta yang begitu menarik. Pikiran Lexie pun langsung melayang-layang sudah membayangkan bagaimana rasanya nanti ketika mengucap janji suci bersama Damnatio di
Dengan wajah yang ditekuk, bibir mengerucut dan kedua tangan yang bertolak pinggang! Lexie terlihat kesal dan gemas karena Damnatio tidak pernah mengangkat teleponnya setelah meninggalkan rumah begitu saja kemarin. Rasanya ingin sekali Lexie menerkam ketua mafia itu, akan tetapi Damnatio masih berlagak cuek dan malah melanjutkan sarapannya."Aku tidak mau ikut-ikutan, sayang aku berangkat ke markas sekarang ya!" kata Stanley."Aku antar kedepan Dad," kata mommy Arabella.Keduanya kemudian berdiri dari kursi lalu menghampiri Lexie, dikecupnya pipi Lexie kanan dan kirinya oleh Stanley dan Arabella."Putri Daddy yang malang, jika ada yang menjual stok kesabaran beli lah agar kau kuat menghadapinya!" kata Stanley."Dad, jangan seperti kompor cepat kedepan!" kata Arabella.Stanley dan Arabella pun pergi, hanya tinggal Lexie yang masih berdiri namun belum berkata-kata, Damnatio pun mengandalkan sudut matanya untuk melihat apakah Lexie sudah bergerak dari tempat dia berdiri, sampai dua menit
Damnatio mabuk cukup parah sehingga untuk berjalan saja dia sempoyongan padahal sudah dipapah oleh Daddy Stanley, mulut Damnatio pun terus berbicara aneh-aneh dan tidak mau diam sepanjang perjalanan didalam mobil."Kau tau kan Dad, aku sangat mencintai Lexie jadi aku tidak bisa marah padanya! Bagaimana jika kau saja yang aku marahi?""Apa kau ini Dam, memangnya aku salah apa sampai mau kau marahi? Ada-ada saja! Sudah tutup mulutmu!""Diam," teriak Damnatio.Membuat Stanley pun terkejut mendengar teriakan Damnatio."Kau harus aku marahi, kau itu kan laki-laki yang sering membuat mommyku merintih-merintih sepanjang malam, iya kan? Aku sering mendengarnya,""Iya, besok-besok mommymu bukan hanya aku buat merintih tapi menjerit-jerit,"Mendengar jawaban Stanley, Damnatio yang masih dalam pengaruh alkohol langsung menarik jaket Stanley, kedua tangannya itu mencengkram leher Stanley."Apa kau bilang? Kau benar-benar laki-laki jahat, aku akan menembakmu!""Anak ini benar-benar pemabuk yang pa
Disaat berusaha untuk mengejar Damnatio, saat hendak meminta pada salah satu supir pribadinya justru Lexie dihalangi oleh kedua anggota group Limson yang stay didepan pintu utama rumah tersebut."Apa ini?""Maaf nona, tapi Tuan Dam meminta kami agar menahan anda di rumah! ini sudah larut malam, sebaiknya anda kembali masuk kedalam dan beristirahat!""Tidak bisa, dia marah padaku! Bahkan sangat marah, aku harus menjelaskan padanya!""Percuma saja nona, Tuan Dam tidak ingin diganggu untuk saat ini!"Percuma saja melawan karena tenaga Lexie tidak mungkin kuat menerobos kedua anggota group Limson bertubuh besar itu! Akhirnya Lexie pun pasrah dan kembali masuk kedalam rumah.Didalam kamarnya, Lexie tidak ada henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah pada Damnatio!"Aku harus bagaimana? Kak Dam pasti sangat membenciku sekarang, mommy! Iya, aku harus menelpon mommy!"Lexie pun mengambil handphone miliknya kemudian menelpon mommy Arabella, mommy Arabella yang baru saj