Share

Bab 2 Pelukan

Author: Sopi_sopiah
last update Last Updated: 2024-11-20 00:19:02

Entah kenapa Stanley sangat betah memandangi wajah cantik Arabella, bagi Stanley wajah cantik alaminya sangat berbeda dibandingkan dengan wajah cantik wanita-wanita yang banyak dia temui diluaran sana.

Satu tangan besar Stanley masih betah mencengkram kuat tulang pipi Arabella, dipandangnya wajah Arabella oleh Stanley membuat Arabella semakin ketakutan dibuatnya.

Hidungnya yang mancung serta bibirnya yang terlihat lembab, tipis dan berwarna merah muda membuat Stanley tergiur untuk bisa merasakan bibir Arabella yang diyakininya pasti sangat manis dan lembut.

Perlahan Stanley mendekatkan wajahnya pada wajah Arabella, membuat Arabella langsung memalingkan wajahnya tidak ingin sama sekali Stanley bisa melakukan apa yang dia inginkan.

"Aku mohon jangan sentuh aku!"

"Kenapa aku tidak boleh menyentuh tawanan ku sendiri? Kau tidak berhak menolak,"

"Tuan aku tidak tau apa kesalahan ayahku terhadap mu sampai kau dengan teganya membunuh ayahku, tapi Tuan aku tidak memiliki kesalahan apapun terhadap mu jadi aku mohon jangan sentuh aku lepaskan aku!"

Hahaha..

"Memangnya kau siapa berani memerintah ku?"

"Aku tidak akan pernah sudi kau menyentuhku,"

"Kau benar-benar gadis pembangkang, tapi aku suka gadis seperti mu membuatku semakin tertarik untuk bisa menguasai dirimu!"

"Kau gila! Kau gila!"

"Diam!"

Stanley membentak lalu mendekatkan wajahnya.

"Siapkan air hangat untukku mandi sekarang!"

"Aku tidak mau!"

"Kau mau melawanku?"

Ditariknya satu kancing pakaian Arabella hingga membuat kancing itu terlepas, membuat bagian yang tak semestinya terlihat kini bisa terlihat.

"Ampun Tuan!"

"Jangan membangkang cepat siapkan air hangat untukku!"

"Ba-baik Tuan,"

Tidak ingin Stanley semakin murka terhadap dirinya! Arabella buru-buru menuju kamar mandi untuk menyiapkan air hangat seperti yang diinginkan oleh Stanley.

Tetapi sambil menyiapkan air hangat! Arabella melihat ada kaca jendela didalam kamar mandi tersebut, dengan mudahnya jendela kamar mandi itu bisa dia buka.

"Akhirnya aku menemukan jalan untuk kabur dari sini,"

Buru-buru Arabella mengangkat kakinya untuk keluar dari dalam kamar mandi itu! Tetapi saat berhasil keluar dari dalam kamar mandi, begitu melihat kearah bawah tubuh Arabella langsung gemetaran.

Rupanya tempat dia berdiri sekarang ini adalah dilantai 5 mansion mewah milik Stanley.

"Ba-bagaimana bisa aku melompat dari sini? Tolong! Tolong!"

Membuat Stanley yang sedang duduk disofa kamarnya mendengar teriakan Arabella dari dalam kamar mandi! Suara teriakan Arabella nyaring terdengar tetapi gadis itu tidak ada didalam kamar mandi.

Stanley menengok ke kanan kirinya dan mendapati kaca jendela kamarnya sudah terbuka, itu artinya Arabella si pembangkang itu berusaha kabur dengan melewati jendela kamar mandi tanpa memikirkan betapa tingginya tempat dia berdiri sekarang.

Jika melompat dari jendela kamar mandi itu bisa-bisa Arabella akan lumpuh seumur hidup atau mati sia-sia, apalagi kakinya berpijak disela-sela tembok yang sangat kecil.

Stanley pun dengan santai menengok kejendela dan melihat Arabella sedang ketakutan berdiri diluar jendela kamar mandi.

"Kau mau kabur?"

"Tu-tuan aku takut,"

"Loncat saja sana!"

"Maafkan aku Tuan, tolong aku Tuan,"

Melihat Arabella yang nekat padahal aslinya dia gadis yang sangat penakut apalagi pada ketinggian seperti ini, Stanley pun mengulurkan tangannya untuk menolong Arabella.

"Raih tanganku!"

"Kau janji tidak akan melepaskannya kan?"

"Kau ini bawel sekali, cepat atau aku berubah pikiran,"

"Jangan Tuan, baik aku akan meraih tanganmu,"

Meskipun ragu-ragu Stanley benar akan menolongnya tetapi tidak ada pilihan lain bagi Arabella selain meraih tangan Stanley untuk bisa kembali masuk kedalam, jika tidak dia bisa berdiri seumur hidup diatas sana.

Tangan mungil itu perlahan meraih tangan Stanley, kaki Arabella perlahan berjalan menuju jendela kembali tetapi dengan isengnya Stanley justru mengibaskan tangannya yang sedang memegang erat tangan Arabella.

Seketika tubuh Arabella pun terhempas bergelantungan pada satu tangan Stanley.

"Tuan, kenapa kau lakukan ini aku takut,"

Arabella menangis histeris karena sekarang tubuhnya bergantung pada satu tangan Stanley yang masih memegang erat tangannya.

"Itu akibat kau selalu membantah ku,"

"Kau sudah berjanji akan menolong ku, kau jahat Tuan seharusnya aku tidak percaya dengan pembunuh ayahku sendiri sudah pasti kau juga akan membunuhku,"

Kini Arabella pasrah jika memang tubuhnya akan terjun bebas dari lantai 5 ini, dia tidak lagi berharap pada Stanley yang akan menolongnya! Lagipula apa yang bisa dia harapkan dengan pembunuh ayahnya itu?

Dengan perlahan Stanley pun semakin menggenggam erat tangan Arabella lalu mengangkat tubuh mungil itu, hingga tubuh mungil itu semakin bergerak keatas dan akhirnya Stanley berhasil menangkap tubuh Arabella.

Dipeluknya tubuh gadis yang saat ini sedang memejamkan kedua matanya karena dia pikir dia akan jatuh kebawah sana! Tubuh Arabella masuk kembali kedalam kamar mandi dengan posisi Stanley yang memeluknya dengan erat.

"Kenapa matamu terpejam?"

Mendengar suara berat Stanley membuat Arabella akhirnya membuka kedua mata indahnya. Dipandanginya wajah Stanley yang ternyata sangat tampan.

Cukup lama Arabella menatap wajah Stanley.

"Apa aku tidak terjatuh?"

"Kalau kau terjatuh tidak mungkin aku bisa memelukmu seperti sekarang,"

Kedua mata Arabella mengerjap melihat ternyata Stanley melingkarkan kedua tangannya dipinggulnya.

"Ah, lepaskan aku Tuan,"

"Hei nona, bukankah sebaiknya kau berterimakasih padaku jika bukan karena aku menolong mu kau sudah jatuh kebawah sana,"

"Aku lebih baik jatuh daripada kau tolong,"

"Kau gadis tidak tau diri,"

Stanley melepaskan pelukannya lalu keduanya saking terdiam.

"Keluar sana, aku mau mandi!"

"Tuan aku ingin bertemu ayahku,"

"Dia sudah mati,"

"Kenapa kau lakukan ini? Hanya dia satu-satunya yang aku punya Tuan,"

"Itu bukan urusanmu,"

"Aku berhak tau, aku putrinya,"

"Jika kau tidak mau keluar dari kamar mandi ini, aku akan mandi didepan mu,"

"Hah? Kau gila Tuan,"

Langsung saja Stanley membuka kemejanya dihadapan Arabella hingga Arabella pun langsung berlarian keluar dari dalam kamar mandi. Tidak mungkin dia menodai kedua matanya dengan melihat tubuh laki-laki jahat seperti Stanley.

"Dasar gadis kecil,"

Sekarang Arabella tidak tau harus berbuat apa agar dia bisa keluar dari kamar Stanley, hidupnya seperti sudah hancur karena kehilangan sosok ayah keluarga satu-satunya yang dia punya, disisi lain dia juga harus terkurung menjadi tawanan Tuan Stanley Limson.

Arabella duduk dilantai sambil bersandar pada ranjang dibelakangnya, banyak hal yang tidak dia mengerti dan banyak hal yang dia pikirkan.

"Ayah, kenapa semua ini terjadi? Ara sekarang sendirian Yah, Ara harus bagaimana?"

Setelah kurang lebih setengah jam Stanley keluar dari dalam kamar mandi dan melihat Arabella yang sedang termenung duduk dilantai.

"Hei, kau sedang apa disitu?"

"Maaf Tuan aku hanya capek makanya aku duduk,"

Arabella bangkit berdiri, sementara Stanley semakin mendekatkan diri pada Arabella. Gadis itu hanya tertunduk tidak berani menatap Stanley yang hanya mengenakan handuk yang melilit dipinggangnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Arabella Milik Sang Mafia   Bab 122 TAMAT

    Karena terlalu merindukan Damnatio membuat Lexie menjadi liar tidak terkendali seperti saat ini, leher Damnatio telah habis dihisapnya hingga meninggalkan jejak-jejak merah dileher Damnatio, pintu lift terbuka keduanya kemudian melangkah keluar dari dalam lift dengan Lexie yang terus menciumi dada bidang Damnatio!Jas serta kemeja milik Damnatio yang telah berhasil dilepaskan oleh Lexie itu pun dilempar begitu saja, kini keduanya berada dilantai sembilan hotel tersebut! Sebenarnya ada banyak kamar hotel disamping kanan dan kiri Lexie juga Damnatio, tapi entah kenapa keduanya justru memilih untuk tetap melanjutkan aksinya dilorong-lorong hotel.Lexie menjulurkan lidahnya untuk menjilati bagian atas tubuh Damnatio, puting Damnatio pun tak lepas dari incaran lidah Lexie yang meliuk-liuk disana!"Oughttt Lexie kau sangat liar, ah aku menyukai tingkah liarmu ini sayang!"Lidah Lexie terus menjilati tubuh Damnatio hingga turun kearea bawah, secepat kilat Lexie berjongkok kemudian meloloskan

  • Arabella Milik Sang Mafia   Bab 121 Berlari dari keramaian

    Setelah semuanya siap, Stanley menggandeng Lexie untuk bertemu dengan Damnatio diatas altar yang telah disediakan, rasanya seperti baru kemarin mendengar tangisan kecil saat Lexie masih menjadi bayi tapi kini Stanley sudah harus mengantarkan putri angkatnya itu untuk dinikahi oleh Damnatio.Setidaknya Stanley dan Arabella merasa bersyukur karena Lexie dinikahi oleh putra kandung mereka, dengan begitu mereka yakin jika Damnatio tidak akan mungkin menyakiti Lexie! Damnatio adalah laki-laki terbaik Nyang dipilih Tuhan untuk mencintai Lexie selamanya.Langkah kaki Lexie dan Stanley semakin dekat dengan tempat dimana Damnatio berdiri menunggu kehadiran mereka, wajah cantik dan bersinar Lexie pun mulai semakin terlihat jelas dihadapan Damnatio! Gadis itu tersenyum malu ketika berjalan dengan seluruh pasang mata para tamu undangan yang tertuju melihat kecantikan wajah Lexie dan keindahan gaun super mahal miliknya.Damnatio terlihat menyelipkan senyum tipis dibibirnya, meskipun masih kesal ka

  • Arabella Milik Sang Mafia   Bab 120 Pesta pernikahan

    Setelah ditenangkan oleh Mommy Arabella akhirnya Lexie pun berhenti menangis."Hari ini kau ada syuting iklan, sebaiknya kau sarapan dulu agar ada tenaga!""Aku tidak nafsu makan mom, melihat sikap kak Dam seperti itu aku jadi malas makan dan syuting,""Dam itu hanya sedang marah sedikit padamu, nanti beberapa hari lagi juga marahnya hilang! Kau harus tau Dam meminta Mommy mempersiapkan pernikahan kalian secepatnya, dia meminta dengan konsep outdoor dipinggir pantai!" kata Mommy Arabella."Benarkah? Mommy tidak bohong kan?""Untuk apa Mommy bohong, Dam menginap disini untuk membicarakan hal itu dengan Mommy,"Lexie pun sampai senyum-senyum sendiri mendengar hal itu, ternyata dibalik sikap cuek Damnatio saat ini dia tidak goyah sedikitpun untuk segera menikahi Lexie, bahkan diam-diam meminta kedua orangtuanya untuk mempersiapkan pesta yang begitu menarik. Pikiran Lexie pun langsung melayang-layang sudah membayangkan bagaimana rasanya nanti ketika mengucap janji suci bersama Damnatio di

  • Arabella Milik Sang Mafia   Bab 119 Sebenarnya ingin

    Dengan wajah yang ditekuk, bibir mengerucut dan kedua tangan yang bertolak pinggang! Lexie terlihat kesal dan gemas karena Damnatio tidak pernah mengangkat teleponnya setelah meninggalkan rumah begitu saja kemarin. Rasanya ingin sekali Lexie menerkam ketua mafia itu, akan tetapi Damnatio masih berlagak cuek dan malah melanjutkan sarapannya."Aku tidak mau ikut-ikutan, sayang aku berangkat ke markas sekarang ya!" kata Stanley."Aku antar kedepan Dad," kata mommy Arabella.Keduanya kemudian berdiri dari kursi lalu menghampiri Lexie, dikecupnya pipi Lexie kanan dan kirinya oleh Stanley dan Arabella."Putri Daddy yang malang, jika ada yang menjual stok kesabaran beli lah agar kau kuat menghadapinya!" kata Stanley."Dad, jangan seperti kompor cepat kedepan!" kata Arabella.Stanley dan Arabella pun pergi, hanya tinggal Lexie yang masih berdiri namun belum berkata-kata, Damnatio pun mengandalkan sudut matanya untuk melihat apakah Lexie sudah bergerak dari tempat dia berdiri, sampai dua menit

  • Arabella Milik Sang Mafia   Bab 118 Mendatangi Damnatio

    Damnatio mabuk cukup parah sehingga untuk berjalan saja dia sempoyongan padahal sudah dipapah oleh Daddy Stanley, mulut Damnatio pun terus berbicara aneh-aneh dan tidak mau diam sepanjang perjalanan didalam mobil."Kau tau kan Dad, aku sangat mencintai Lexie jadi aku tidak bisa marah padanya! Bagaimana jika kau saja yang aku marahi?""Apa kau ini Dam, memangnya aku salah apa sampai mau kau marahi? Ada-ada saja! Sudah tutup mulutmu!""Diam," teriak Damnatio.Membuat Stanley pun terkejut mendengar teriakan Damnatio."Kau harus aku marahi, kau itu kan laki-laki yang sering membuat mommyku merintih-merintih sepanjang malam, iya kan? Aku sering mendengarnya,""Iya, besok-besok mommymu bukan hanya aku buat merintih tapi menjerit-jerit,"Mendengar jawaban Stanley, Damnatio yang masih dalam pengaruh alkohol langsung menarik jaket Stanley, kedua tangannya itu mencengkram leher Stanley."Apa kau bilang? Kau benar-benar laki-laki jahat, aku akan menembakmu!""Anak ini benar-benar pemabuk yang pa

  • Arabella Milik Sang Mafia   Bab 117 Merencanakan pernikahan

    Disaat berusaha untuk mengejar Damnatio, saat hendak meminta pada salah satu supir pribadinya justru Lexie dihalangi oleh kedua anggota group Limson yang stay didepan pintu utama rumah tersebut."Apa ini?""Maaf nona, tapi Tuan Dam meminta kami agar menahan anda di rumah! ini sudah larut malam, sebaiknya anda kembali masuk kedalam dan beristirahat!""Tidak bisa, dia marah padaku! Bahkan sangat marah, aku harus menjelaskan padanya!""Percuma saja nona, Tuan Dam tidak ingin diganggu untuk saat ini!"Percuma saja melawan karena tenaga Lexie tidak mungkin kuat menerobos kedua anggota group Limson bertubuh besar itu! Akhirnya Lexie pun pasrah dan kembali masuk kedalam rumah.Didalam kamarnya, Lexie tidak ada henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah pada Damnatio!"Aku harus bagaimana? Kak Dam pasti sangat membenciku sekarang, mommy! Iya, aku harus menelpon mommy!"Lexie pun mengambil handphone miliknya kemudian menelpon mommy Arabella, mommy Arabella yang baru saj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status