Dihampirinya Arabella oleh Stanley agar dia bisa lebih tenang, tetapi respon dari Arabella justru tidak menyambut baik Stanley.
"Pergi! Kau pembunuh, kesalahan apa yang dilakukan ayahku sampai seharga nyawa ayahku?" "Sudahlah menyingkir peti ayahmu harus segera dikebumikan," Ditariknya tangan Arabella meskipun Arabella tetap menolak tetapi tenaga besar tangan Stanley mampu membuat Arabella akhirnya membiarkan peti jenazah ayahnya dikebumikan. Meskipun ayah Arabella memiliki kesalahan yang sangat fatal terhadap Stanley dan group Limson, akan tetapi walau bagaimanapun ayah Arabella adalah mantan anggota group Limson yang sudah cukup lama mengabdi pada group Limson, sebelum akhirnya beberapa bulan terakhir memilih berkhianat dengan bergabung pada group mafia black cat yang merupakan musuh terbesar group Limson. Usai sudah peti jenazah itu sudah dikebumikan dan Arabella masih terus menangis. "Lepaskan aku! Kau sudah membunuh ayahku, sekarang kau mau menjadikan aku juga tawanan mu lalu setelah itu kau juga akan membunuh ku seperti kau membunuh ayahku?" "Lalu apa mau mu sekarang?" Dilepaskannya tangan Arabella oleh Stanley. "Aku mau pergi aku tidak mau berada didalam rumah laki-laki jahat seperti mu," "Kalau begitu pergilah aku membebaskan mu," Tidak tunggu lama Arabella langsung pergi meninggalkan Stanley dan pra anggota group Limson. Salah seorang anggota group Limson menghampiri Stanley untuk menanyakan apakah benar dia melepaskan sang tawanan. "Tuan, apa benar anda akan melepaskan nona Arabella?" "Dia yang memintanya," "Tapi Tuan, group Black cat belum mengetahui tentang tewasnya ayah dari nona Arabella mereka pasti akan mengincar apa yang mereka cari, apa tidak bahaya bagi nona Arabella jika berada diluaran sana?" Stanley hanya menghembuskan nafas panjangnya tanpa menjawab pertanyaan salah satu anggota group Limson. Mau bagaimana lagi Arabella adalah gadis keras kepala, dia sudah terlanjur salah paham terhadap Stanley. Dengan perasaan yang masih berduka, Arabella kembali ke rumah masa kecilnya! Dimana dulu dia dan ayahnya menghabiskan waktu bersama-sama! Makan, memasak bernyanyi semua itu menjadi kenangan indah Arabella bersama ayahnya didalam rumah ini. Tapi sekarang semua itu telah hilang akibat ulah Stanley, membuat Arabella bersumpah sangat membenci laki-laki bernama Stanley itu. Malam harinya saat Arabella sedang tertidur pulas, dia merasa ada bunyi kendaraan yang terparkir didepan rumahnya! Arabella pun buru-buru keluar dari kamarnya untuk mengintip dari jendela rumah dekat pintu utama. Dilihatnya beberapa laki-laki berwajah seram yang Arabella sendiri tidak kenal siapa mereka, yang pasti mereka bukan anggota group Limson yang kemarin menculiknya. Arabella segera berlari menuju pintu belakang rumahnya karena dua merasa mereka bukan orang-orang baik. Benar saja sesaat setelah Arabella keluar lewat pintu belakang, terdengar suara pintu depan rumahnya yang didobrak dengan kasar oleh sekelompok orang-orang itu! Arabella terus berlari secepat mungkin dia tidak ingin tertangkap oleh siapa pun mereka. Hingga akhirnya sebuah tangan meraih pinggul Arabella lalu membekap mulutnya. "Sutt jangan berteriak jika kau masih ingin hidup," Dalam kegelapan Arabella yang bersembunyi dibalik tembok sebuah bangunan melihat ternyata yang membekapnya adalah Stanley. "Kau, belum puas juga kau membunuh ayahku dan sekarang kau mengirim orang-orang itu untuk membunuhku kan?" "Diam!" "Untuk apa aku ," Belum selesai Arabella berbicara Stanley sudah mencium bibirnya agar Arabella berhenti berbicara, cara ini terpaksa dilakukan oleh Stanley agar mulut Arabella tidak terus bicara dan mengundang musuh bisa menemukan mereka. Kedua bola mata Arabella memutar merasakan untuk pertama kalinya ciuman pertama, apalagi dengan laki-laki yang dia benci! Ini terasa seperti mimpi tetapi ciuman ini nyata adanya. Stanley cukup lama mencium bibir Arabella, setelah Arabella bisa tenang barulah Stanley melepaskan ciumannya. "Tetap berada dibelakang ku, jika masih ingin hidup," "Tapi kau baru saja menciumiku tanpa izin," "Makanya jangan bawel," "Kau," "Sutt, diam!" Arabella menurut kali ini dan berada terus dibelakang Stanley, selanjutnya Stanley mengambil dua pistol sekaligus yang dia selipkan dipinggangnya. Dor. Dor. Stanley mulai melakukan penyerangan pada anggota black cat dengan menembak terlebih dahulu, saling tembak diantara beberapa orang anggota black cat dengan Stanley pun tak terhindarkan lagi. Dengan kemampuannya Stanley bisa langsung menembak tepat sasaran satu persatu anggota black cat, hingga akhirnya beberapa anggota black cat pun dapat dilumpuhkan oleh Stanley. Digandengnya tangan Arabella lalu diajaknya berlari oleh Stanley untuk masuk kedalam mobil miliknya yang diparkir tidak jauh dari sana. Arabella hanya menurut saja pada Stanley dia merasa Stanley tidak berniat untuk membunuhnya dan malah melindunginya dari orang-orang tadi. Mobil Stanley melaju meninggalkan tempat semula sebelum nantinya para anggota black cat lebih banyak lagi yang datang! Didalam mobil, Arabella melirik kearah Stanley. "Kenapa menatapku begitu?" "Bukankah kau juga orang jahat? Kenapa menyelamatkan aku?" "Bukankah lebih baik mengucapkan terimakasih dibandingkan bertanya panjang lebar seperti itu," "Untuk apa aku berterimakasih pada pembunuh ayahku, kau dengan orang-orang tadi tidak ada bedanya," "Kau salah paham nona," "Salah paham apa? Kau ketua dari para anggota mu itu kan? Aku melihat sendiri mereka menembak ayahku!" "Ayahmu pengkhianat dan orang-orang tadi adalah orang yang membuat ayahmu berkhianat pada group Limson!" "Tidak mungkin ayahku seperti itu," "Kenyataannya ayahmu sangat haus akan uang dan kekuasaan padahal selama ini group Limson selalu mencukupi kebutuhan para anggotanya," "Kau bohong," "Akan aku jelaskan agar kau sedikit paham!" Sambil mengemudikan mobilnya, Stanley menceritakan kenapa ayahnya sampai ditembak mati oleh anggota group Limson. Flashback on, beberapa hari lalu di markas group Limson! "Hei apa yang kau lakukan?" Dua orang anggota group Limson memergoki ayah Arabella yang merupakan anggota terlama group Limson. Ayah Arabella begitu gelagapan saat dipergoki oleh beberapa anggota group Limson yang selama beberapa bulan terakhir ini sudah mencurigai ada yang tidak beres dengannya. Hari ini terbukti ketika ayah Arabella secara diam-diam membawa satu buah flashdisk yang dia pakai untuk meretas data-data penting yang ada didalam laptop milik Stanley Limson. Ruangan yang jelas-jelas hanya ketua group Limson saja yang boleh berada didalamnya, tetapi ayah Arabella diam-diam meretas data-data penting milik group Limson. Semua itu dia lakukan karena sudah bekerjasama dengan anggota group black cat yang merupakan musuh terbesar group Limson! Dimana ayah Arabella dijanjikan kursi sebagai kaki tangan ketua black cat dengan bayaran yang sangat fantastis jika dia berhasil mengambil data-data penting dari group Limson. Saat diminta menyerahkan flashdisk tersebut, ayah Arabella justru langsung menusuk perut secara membabi-buta dua orang anggota group Limson yang memergokinya hingga mereka pun tewas ditempat. Mayat keduanya disembunyikan oleh ayah Arabella didalam ruangan Stanley kemudian dia membersihkan darah-darah ditangannya dan keluar dari markas group Limson tanpa ada yang mengetahui kejahatan yang sudah dia lakukan.Karena terlalu merindukan Damnatio membuat Lexie menjadi liar tidak terkendali seperti saat ini, leher Damnatio telah habis dihisapnya hingga meninggalkan jejak-jejak merah dileher Damnatio, pintu lift terbuka keduanya kemudian melangkah keluar dari dalam lift dengan Lexie yang terus menciumi dada bidang Damnatio!Jas serta kemeja milik Damnatio yang telah berhasil dilepaskan oleh Lexie itu pun dilempar begitu saja, kini keduanya berada dilantai sembilan hotel tersebut! Sebenarnya ada banyak kamar hotel disamping kanan dan kiri Lexie juga Damnatio, tapi entah kenapa keduanya justru memilih untuk tetap melanjutkan aksinya dilorong-lorong hotel.Lexie menjulurkan lidahnya untuk menjilati bagian atas tubuh Damnatio, puting Damnatio pun tak lepas dari incaran lidah Lexie yang meliuk-liuk disana!"Oughttt Lexie kau sangat liar, ah aku menyukai tingkah liarmu ini sayang!"Lidah Lexie terus menjilati tubuh Damnatio hingga turun kearea bawah, secepat kilat Lexie berjongkok kemudian meloloskan
Setelah semuanya siap, Stanley menggandeng Lexie untuk bertemu dengan Damnatio diatas altar yang telah disediakan, rasanya seperti baru kemarin mendengar tangisan kecil saat Lexie masih menjadi bayi tapi kini Stanley sudah harus mengantarkan putri angkatnya itu untuk dinikahi oleh Damnatio.Setidaknya Stanley dan Arabella merasa bersyukur karena Lexie dinikahi oleh putra kandung mereka, dengan begitu mereka yakin jika Damnatio tidak akan mungkin menyakiti Lexie! Damnatio adalah laki-laki terbaik Nyang dipilih Tuhan untuk mencintai Lexie selamanya.Langkah kaki Lexie dan Stanley semakin dekat dengan tempat dimana Damnatio berdiri menunggu kehadiran mereka, wajah cantik dan bersinar Lexie pun mulai semakin terlihat jelas dihadapan Damnatio! Gadis itu tersenyum malu ketika berjalan dengan seluruh pasang mata para tamu undangan yang tertuju melihat kecantikan wajah Lexie dan keindahan gaun super mahal miliknya.Damnatio terlihat menyelipkan senyum tipis dibibirnya, meskipun masih kesal ka
Setelah ditenangkan oleh Mommy Arabella akhirnya Lexie pun berhenti menangis."Hari ini kau ada syuting iklan, sebaiknya kau sarapan dulu agar ada tenaga!""Aku tidak nafsu makan mom, melihat sikap kak Dam seperti itu aku jadi malas makan dan syuting,""Dam itu hanya sedang marah sedikit padamu, nanti beberapa hari lagi juga marahnya hilang! Kau harus tau Dam meminta Mommy mempersiapkan pernikahan kalian secepatnya, dia meminta dengan konsep outdoor dipinggir pantai!" kata Mommy Arabella."Benarkah? Mommy tidak bohong kan?""Untuk apa Mommy bohong, Dam menginap disini untuk membicarakan hal itu dengan Mommy,"Lexie pun sampai senyum-senyum sendiri mendengar hal itu, ternyata dibalik sikap cuek Damnatio saat ini dia tidak goyah sedikitpun untuk segera menikahi Lexie, bahkan diam-diam meminta kedua orangtuanya untuk mempersiapkan pesta yang begitu menarik. Pikiran Lexie pun langsung melayang-layang sudah membayangkan bagaimana rasanya nanti ketika mengucap janji suci bersama Damnatio di
Dengan wajah yang ditekuk, bibir mengerucut dan kedua tangan yang bertolak pinggang! Lexie terlihat kesal dan gemas karena Damnatio tidak pernah mengangkat teleponnya setelah meninggalkan rumah begitu saja kemarin. Rasanya ingin sekali Lexie menerkam ketua mafia itu, akan tetapi Damnatio masih berlagak cuek dan malah melanjutkan sarapannya."Aku tidak mau ikut-ikutan, sayang aku berangkat ke markas sekarang ya!" kata Stanley."Aku antar kedepan Dad," kata mommy Arabella.Keduanya kemudian berdiri dari kursi lalu menghampiri Lexie, dikecupnya pipi Lexie kanan dan kirinya oleh Stanley dan Arabella."Putri Daddy yang malang, jika ada yang menjual stok kesabaran beli lah agar kau kuat menghadapinya!" kata Stanley."Dad, jangan seperti kompor cepat kedepan!" kata Arabella.Stanley dan Arabella pun pergi, hanya tinggal Lexie yang masih berdiri namun belum berkata-kata, Damnatio pun mengandalkan sudut matanya untuk melihat apakah Lexie sudah bergerak dari tempat dia berdiri, sampai dua menit
Damnatio mabuk cukup parah sehingga untuk berjalan saja dia sempoyongan padahal sudah dipapah oleh Daddy Stanley, mulut Damnatio pun terus berbicara aneh-aneh dan tidak mau diam sepanjang perjalanan didalam mobil."Kau tau kan Dad, aku sangat mencintai Lexie jadi aku tidak bisa marah padanya! Bagaimana jika kau saja yang aku marahi?""Apa kau ini Dam, memangnya aku salah apa sampai mau kau marahi? Ada-ada saja! Sudah tutup mulutmu!""Diam," teriak Damnatio.Membuat Stanley pun terkejut mendengar teriakan Damnatio."Kau harus aku marahi, kau itu kan laki-laki yang sering membuat mommyku merintih-merintih sepanjang malam, iya kan? Aku sering mendengarnya,""Iya, besok-besok mommymu bukan hanya aku buat merintih tapi menjerit-jerit,"Mendengar jawaban Stanley, Damnatio yang masih dalam pengaruh alkohol langsung menarik jaket Stanley, kedua tangannya itu mencengkram leher Stanley."Apa kau bilang? Kau benar-benar laki-laki jahat, aku akan menembakmu!""Anak ini benar-benar pemabuk yang pa
Disaat berusaha untuk mengejar Damnatio, saat hendak meminta pada salah satu supir pribadinya justru Lexie dihalangi oleh kedua anggota group Limson yang stay didepan pintu utama rumah tersebut."Apa ini?""Maaf nona, tapi Tuan Dam meminta kami agar menahan anda di rumah! ini sudah larut malam, sebaiknya anda kembali masuk kedalam dan beristirahat!""Tidak bisa, dia marah padaku! Bahkan sangat marah, aku harus menjelaskan padanya!""Percuma saja nona, Tuan Dam tidak ingin diganggu untuk saat ini!"Percuma saja melawan karena tenaga Lexie tidak mungkin kuat menerobos kedua anggota group Limson bertubuh besar itu! Akhirnya Lexie pun pasrah dan kembali masuk kedalam rumah.Didalam kamarnya, Lexie tidak ada henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah pada Damnatio!"Aku harus bagaimana? Kak Dam pasti sangat membenciku sekarang, mommy! Iya, aku harus menelpon mommy!"Lexie pun mengambil handphone miliknya kemudian menelpon mommy Arabella, mommy Arabella yang baru saj