Barulah setelah Stanley masuk kedalam ruangannya dan mendapati kedua anggota group Limson yang sudah tewas mengenaskan, Stanley melihat kamera cctv di ruangan kerjanya.
Mengetahui bahwa fakta anggota group Limson terlama yang selama ini mengabdi menjadi pelakunya, Stanley pun langsung memerintahkan beberapa anggota group Limson memburu ayah Arabella. Hingga pada malam kejadian beberapa anggota group Limson mendapati ayah Arabella yang hendak kabur meninggalkan rumahnya, tetapi terlanjur dipergoki oleh beberapa anggota group Limson. Sebenarnya Stanley sudah meminta para anggota group Limson meminta flashdisk itu secara baik-baik dan membiarkan ayah Arabella tetap hidup, tetapi ayah Arabella malah mengeluarkan pistol! Tidak ingin ada korban jiwa lagi di group Limson, dengan terpaksa salah seorang anggota group Limson menembak terlebih dahulu ayah Arabella. Sehingga flashdisk berisi data-data penting group Limson itu bisa kembali diamankan sebelum jatuh ke tangan group black cat! Flashback off! Arabella yang mendengar semua penjelasan Stanley pun menyadari jika ayahnya memang bersalah dalam hal ini, tetapi dia tetap membenci Stanley. "Tetap saja kau yang salah," "Iya aku salah, aku gagal membiarkan ayahmu tetap hidup tapi sebagai ketua group Limson aku tidak mau mengorbankan lagi anggota group Limson yang tidak bersalah demi membela pengkhianat seperti ayahmu," Arabella pun tertunduk diam disisi lain dia melihat bahwa Stanley memang tidak bersalah dalam hal meninggalnya ayahnya, tetapi tetap saja Arabella tidak mau ayahnya tewas. "Kau mau kembali ke mansion ku atau tetap berkeliaran diluar?" "Aku mau turun disini saja!" Stanley pun menghentikan mobilnya lalu menatap kearah Arabella. "Dengar, aku hanya akan menolong mu satu kali ini saja setelah ini aku tidak akan pernah menolong mu lagi dari kejaran anggota black cat!" "Memang kenapa anggota black cat mengejar ku?" "Karena mereka tidak tau jika ayahmu tewas, yang mereka tau ayahmu itu telah mendapatkan flashdisk berisi data-data penting group Limson mereka yakin ayahmu atau kau memiliki flashdisk itu!" "Tapi aku tidak punya dan aku tidak tau akan hal itu," "Kalau begitu mereka dengan mudah akan membunuh mu karena kau tidak ada gunanya," "Kau menakuti aku kan Tuan?" "Tidak, itu kenyataannya," Lama terdiam Arabella pun ketar-ketir sendiri setelah mendengar penjelasan Stanley. "Aku tidak memiliki waktu banyak nona, aku harus pergi turunlah kau bilang kau mau turun kan disini?" "Tuan, kau benar akan menurunkan aku disini?" "Tentu saja! Itukan yang kau minta?" Karena merasa tidak mungkin ikut dengan Stanley, akhirnya Arabella pun turun dari mobil Stanley. Tanpa menunggu lama Stanley langsung mengemudikan mobilnya berlalu pergi dari sana. Arabella kini berjalan sendirian dipinggir jalanan, tidak tau harus kemana? Menumpang pada teman kuliahnya pun Arabella tidak enak hati. "Ya Tuhan, malang benar nasibku aku tidak bisa kembali ke rumah karena mafia-mafia itu pasti akan membunuhku, aku harus kemana sekarang!" Arabella berhenti kemudian duduk dipinggir jalan dan menutupi wajahnya dengan kedua lututnya. Lagi-lagi hal yang bisa dia lakukan hanyalah menangis dalam kesendirian dan ketakutan. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan Arabella hingga lampu mobil itu menyorot kewajah Arabella. Membuat satu tangan Arabella dia gunakan untuk menutupi sinar dari mobil yang menyorot kearahnya. Arabella pun berdiri untuk melihat mobil siapa yang berhenti didepannya. Stanley pun turun dari mobil, ternyata Stanley tidak benar-benar pergi meninggalkannya! Melihat ternyata Stanley yang datang kembali, entah kenapa Arabella merasa sangat lega. Dihampirinya Arabella yang masih berdiri mematung oleh Stanley! "Sebentar lagi hujan, kau mau berdiri terus?" "Tuan kau kembali, aku boleh ikut denganmu?" "Cepat masuk tidak usah banyak bicara!" Akhirnya Arabella masuk kedalam mobil Stanley, dan mobil pun melaju dengan kecepatan sedang. Didalam mobilnya Stanley hanya terus diam dan tidak mengajak Arabella bicara. Sebenarnya ada hal mengganjal dalam diri Stanley, seharusnya dia biarkan saja putri dari pengkhianat ini jadi gelandangan di jalanan akan tetapi entah kenapa dia malah kembali dan membawa Arabella ikut bersamanya. "Tuan terimakasih kau sudah membawaku bersamamu," "Ini tidak gratis," "Aku harus bayar?" "Bayar dengan tubuhmu," "Apa? Ternyata kau sama saja jahatnya dengan mafia yang memburu ku!" Stanley malah tersenyum puas menjahili Arabella. Keduanya tiba kembali ke mansion mewah Stanley. Para anggota group Limson yang melihat Arabella kembali ke rumah ini pun cukup heran kenapa Arabella yang tadinya bersikeras ingin kabur dari Stanley kini malah ikut kembali ke mansion ini. "Ikut ke kamarku!" "Baik Tuan," Arabella menurut karena saat ini hanya Stanley yang bisa melindungi dirinya, didalam kamar Stanley pun mendekati Arabella. "Kau urus semua kebutuhan sehari-hari ku dan kau tidur dengan ku!" "Tapi Tuan, apa tidak boleh aku tidur di kamar lain?" "Tidak!" "Kenapa begitu?" "Jika mau membantah pergi sana dari sini!" Arabella pun tertunduk dihadapan Stanley, entah kenapa melihat wajah sedih Arabella membuat Stanley pun tidak nyaman. "Kau tidur didalam kamar ini bersamaku tapi kau boleh tidur di sofa itu!" Stanley menunjuk sofa didekat televisi. Membuat wajah Arabella langsung sumringah. "Terimakasih Tuan," "Sekarang siapkan air hangat untukku!" "Baik Tuan aku akan siapkan," Melihat kepolosan Arabella dan mengetahui Arabella wanita baik-baik, Stanley yang semula ingin menikmati tubuhnya pun akhirnya mengurunkan niatnya. "Tuan air untuk mandinya sudah siap, aku akan menyiapkan pakaian tidur mu juga setelah ini, Tuan!" "Kerja bagus," Stanley menepuk kepala Arabella membuat Arabella merasa Stanley seperti sosok yang tidak semula dia pikirkan. "Tuan, sepertinya kau tidak sejahat seperti yang ada dalam pikiran ku," "Kau salah, aku tetaplah seorang mafia," Sambil berlalu pergi menuju kamar mandi, setelah hampir setengah jam Stanley mandi! Dia pun keluar dari dalam kamar mandi dan melihat pakaian tidurnya sudah disiapkan oleh Arabella diatas ranjangnya. "Tuan, sejak tadi handphone anda berdering terus!" "Oh ya, ambilkan handphone ku!" "Tapi Tuan, apa tidak sebaiknya anda memakai pakaian terlebih dahulu daripada masih memakai handuk begitu," "Kau tergoda?" "Hah? Tidak kok, apanya yang tergoda," "Kalau begitu cepat sana ambilkan handphone ku!" "Baik Tuan," Handphone Stanley berdering sejak tadi rupanya Momy Lindsey yang merupakan Ibu dari Stanley menghubungi dirinya. Diangkatnya telepon masuk itu oleh Stanley. "Halo mom," "Halo Stan, kau besok bisa pulang kan ke rumah momy?" "Ada apa memangnya, mom?" "Dady mu katanya sudah menyiapkan jodoh untuk mu nak, kau kan sudah berusia 30 tahun kami ingin kau segera menikah!" "Dijodohkan?" Obrolan diantara Stanley dan momy Lindsey terdengar oleh Arabella yang sejak tadi masih berdiam diri ditempat mendengarkan. "Rupanya Tuan Stanley akan dijodohkan," gumam Arabella. Telepon antara momy Lindsey dengan Stanley pun berakhir setelah Stanley menyetujui untuk pulang ke rumah masa kecilnya itu esok hari.Karena terlalu merindukan Damnatio membuat Lexie menjadi liar tidak terkendali seperti saat ini, leher Damnatio telah habis dihisapnya hingga meninggalkan jejak-jejak merah dileher Damnatio, pintu lift terbuka keduanya kemudian melangkah keluar dari dalam lift dengan Lexie yang terus menciumi dada bidang Damnatio!Jas serta kemeja milik Damnatio yang telah berhasil dilepaskan oleh Lexie itu pun dilempar begitu saja, kini keduanya berada dilantai sembilan hotel tersebut! Sebenarnya ada banyak kamar hotel disamping kanan dan kiri Lexie juga Damnatio, tapi entah kenapa keduanya justru memilih untuk tetap melanjutkan aksinya dilorong-lorong hotel.Lexie menjulurkan lidahnya untuk menjilati bagian atas tubuh Damnatio, puting Damnatio pun tak lepas dari incaran lidah Lexie yang meliuk-liuk disana!"Oughttt Lexie kau sangat liar, ah aku menyukai tingkah liarmu ini sayang!"Lidah Lexie terus menjilati tubuh Damnatio hingga turun kearea bawah, secepat kilat Lexie berjongkok kemudian meloloskan
Setelah semuanya siap, Stanley menggandeng Lexie untuk bertemu dengan Damnatio diatas altar yang telah disediakan, rasanya seperti baru kemarin mendengar tangisan kecil saat Lexie masih menjadi bayi tapi kini Stanley sudah harus mengantarkan putri angkatnya itu untuk dinikahi oleh Damnatio.Setidaknya Stanley dan Arabella merasa bersyukur karena Lexie dinikahi oleh putra kandung mereka, dengan begitu mereka yakin jika Damnatio tidak akan mungkin menyakiti Lexie! Damnatio adalah laki-laki terbaik Nyang dipilih Tuhan untuk mencintai Lexie selamanya.Langkah kaki Lexie dan Stanley semakin dekat dengan tempat dimana Damnatio berdiri menunggu kehadiran mereka, wajah cantik dan bersinar Lexie pun mulai semakin terlihat jelas dihadapan Damnatio! Gadis itu tersenyum malu ketika berjalan dengan seluruh pasang mata para tamu undangan yang tertuju melihat kecantikan wajah Lexie dan keindahan gaun super mahal miliknya.Damnatio terlihat menyelipkan senyum tipis dibibirnya, meskipun masih kesal ka
Setelah ditenangkan oleh Mommy Arabella akhirnya Lexie pun berhenti menangis."Hari ini kau ada syuting iklan, sebaiknya kau sarapan dulu agar ada tenaga!""Aku tidak nafsu makan mom, melihat sikap kak Dam seperti itu aku jadi malas makan dan syuting,""Dam itu hanya sedang marah sedikit padamu, nanti beberapa hari lagi juga marahnya hilang! Kau harus tau Dam meminta Mommy mempersiapkan pernikahan kalian secepatnya, dia meminta dengan konsep outdoor dipinggir pantai!" kata Mommy Arabella."Benarkah? Mommy tidak bohong kan?""Untuk apa Mommy bohong, Dam menginap disini untuk membicarakan hal itu dengan Mommy,"Lexie pun sampai senyum-senyum sendiri mendengar hal itu, ternyata dibalik sikap cuek Damnatio saat ini dia tidak goyah sedikitpun untuk segera menikahi Lexie, bahkan diam-diam meminta kedua orangtuanya untuk mempersiapkan pesta yang begitu menarik. Pikiran Lexie pun langsung melayang-layang sudah membayangkan bagaimana rasanya nanti ketika mengucap janji suci bersama Damnatio di
Dengan wajah yang ditekuk, bibir mengerucut dan kedua tangan yang bertolak pinggang! Lexie terlihat kesal dan gemas karena Damnatio tidak pernah mengangkat teleponnya setelah meninggalkan rumah begitu saja kemarin. Rasanya ingin sekali Lexie menerkam ketua mafia itu, akan tetapi Damnatio masih berlagak cuek dan malah melanjutkan sarapannya."Aku tidak mau ikut-ikutan, sayang aku berangkat ke markas sekarang ya!" kata Stanley."Aku antar kedepan Dad," kata mommy Arabella.Keduanya kemudian berdiri dari kursi lalu menghampiri Lexie, dikecupnya pipi Lexie kanan dan kirinya oleh Stanley dan Arabella."Putri Daddy yang malang, jika ada yang menjual stok kesabaran beli lah agar kau kuat menghadapinya!" kata Stanley."Dad, jangan seperti kompor cepat kedepan!" kata Arabella.Stanley dan Arabella pun pergi, hanya tinggal Lexie yang masih berdiri namun belum berkata-kata, Damnatio pun mengandalkan sudut matanya untuk melihat apakah Lexie sudah bergerak dari tempat dia berdiri, sampai dua menit
Damnatio mabuk cukup parah sehingga untuk berjalan saja dia sempoyongan padahal sudah dipapah oleh Daddy Stanley, mulut Damnatio pun terus berbicara aneh-aneh dan tidak mau diam sepanjang perjalanan didalam mobil."Kau tau kan Dad, aku sangat mencintai Lexie jadi aku tidak bisa marah padanya! Bagaimana jika kau saja yang aku marahi?""Apa kau ini Dam, memangnya aku salah apa sampai mau kau marahi? Ada-ada saja! Sudah tutup mulutmu!""Diam," teriak Damnatio.Membuat Stanley pun terkejut mendengar teriakan Damnatio."Kau harus aku marahi, kau itu kan laki-laki yang sering membuat mommyku merintih-merintih sepanjang malam, iya kan? Aku sering mendengarnya,""Iya, besok-besok mommymu bukan hanya aku buat merintih tapi menjerit-jerit,"Mendengar jawaban Stanley, Damnatio yang masih dalam pengaruh alkohol langsung menarik jaket Stanley, kedua tangannya itu mencengkram leher Stanley."Apa kau bilang? Kau benar-benar laki-laki jahat, aku akan menembakmu!""Anak ini benar-benar pemabuk yang pa
Disaat berusaha untuk mengejar Damnatio, saat hendak meminta pada salah satu supir pribadinya justru Lexie dihalangi oleh kedua anggota group Limson yang stay didepan pintu utama rumah tersebut."Apa ini?""Maaf nona, tapi Tuan Dam meminta kami agar menahan anda di rumah! ini sudah larut malam, sebaiknya anda kembali masuk kedalam dan beristirahat!""Tidak bisa, dia marah padaku! Bahkan sangat marah, aku harus menjelaskan padanya!""Percuma saja nona, Tuan Dam tidak ingin diganggu untuk saat ini!"Percuma saja melawan karena tenaga Lexie tidak mungkin kuat menerobos kedua anggota group Limson bertubuh besar itu! Akhirnya Lexie pun pasrah dan kembali masuk kedalam rumah.Didalam kamarnya, Lexie tidak ada henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah pada Damnatio!"Aku harus bagaimana? Kak Dam pasti sangat membenciku sekarang, mommy! Iya, aku harus menelpon mommy!"Lexie pun mengambil handphone miliknya kemudian menelpon mommy Arabella, mommy Arabella yang baru saj