Hhh
Aranjo muda berlari mengelilingi toko dan naik ke lantai atas. Namun, tidak ada benda apapun yang menarik perhatiannya seperti miniatur pagoda emas yang ada di ruang dimensinya. Lelah berkeliling, akhirnya Aranjo beristirahat di dalam kamar yang telah disiapkan oleh Griffin. Aranjo menghabiskan hari-harinya di dalam toko dan menolak saat Griffin mengajaknya berkeliling kota. Saat ini ingatannya telah kembali dan sikapnya tidak lagi sesuai dengan tubuhnya yang baru berusia 15 tahun. Aranjo lebih senang berada di toko dan mengamati orang-orang maupun mahluk alam lain yang berwujud manusia.
Pelayan Griffin yang bernama Goro juga pindah kemari dan memperlakukan Aranjo dengan hormat. Toko di Qiyang, saat ini diserahkan kepada siluman elang lainnya yang masih merupakan saudara Goro. Tidak ada masalah bagi Griffin untuk berpindah dari toko-tokonya, bukankah Griffin dapat menggunakan kemampuan teleportasinya dengan bebas.
Tidak terasa, hari ketiga
Bubur habis sampai suapan terakhir. Lalu, Aranjo mengeluarkan sapu tangannya dan membersihkan bibir prajurit itu perlahan.Xue Min menangkap tangan Aranjo yang sedang memegang sapu tangan."Apakah kamu sering melakukan ini?" tanya Xue Min."Melakukan apa?" tanya Aranjo."Melakukan ini! Melepaskan pakaian pria dan menyuap makan mereka!" ujar Xue Min. Memikirkan kemungkinan wanita ini pernah melakukan hal ini terhadap pria lainnya, cukup membuatnya marah."Tidak! Hanya Tuan!" jawab Aranjo. Dirinya tidak sepenuhnya berbohong. Memang ini kali pertama Aranjo melepaskan pakaian seorang pria, di kehidupan kedua ini.Xue Min melepaskan tangan Aranjo. Lalu kembali merebahkan tubuhnya di ranjang rotan dan memejamkan mata, seraya berkata, "Mungkin sebelum matahari terbit akan ada pasukan kerajaan yang menemukan kita! Jadi bersiaplah!""Baik!" jawab Aranjo dan kembali duduk di kursi kayu reyot yang ada di balik me
HhhAranjo duduk menyamping tepat di depan tubuh kokoh sang pangeran. Kedekatan ini cukup menggelitik hasrat Aranjo dan dirinya juga yakin sang pangeran, merasakan hal sama.Kuda berderap lambat menyusuri jalan setapak. Aranjo yang duduk menyamping, sesekali hendak terjatuh karena tidak berpegangan pada apapun."Peluk tubuhku!" ujar Xue Min. Apa yang ada dipikirannya? Seharusnya, dirinya membiarkan wanita ini duduk sendiri di atas kuda lain. Namun, Xue Min menyukai kedekatan ini, bahkan tubuhnya dijalari perasaan menggelitik yang menyenangkan. Dirinya tidak memiliki pengalaman dengan wanita, tetapi bukan berarti dirinya tidak tahu akan hal tersebut.Aranjo menengadah menatap sang pangeran yang juga sedang menunduk, menatapnya. Tatapan mereka terkunci dan Aranjo ingin mengecup bibir tipis itu. Namun, tentu tidak di sini, tidak dengan cadar menutup wajahnya.Aranjo masih menatap sang pangeran dan satu tangannya mulai dilingkarkan p
Keesokan harinya, pemukiman suku tabib kembali kedatangan prajurit istana. Yu Yang berlari ke dalam pondok utama, di mana Nian Zhen dan Aranjo sedang meracik obat."Niang! Prajurit istana datang kembali!" seru Yu Yang terburu-buru.Nian Zhen meletakkan guci keramik tempat bubuk obat dan merapikan pakaiannya."Tunggu di sini!" perintah Nian Zhen kepada Aranjo.Aranjo mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya. Apakah Xue Min datang menjemputnya? batin Aranjo sambil tersenyum.Nian Zhen bersama Yu Yang berjalan keluar pondok menuju gerbang pemukiman."Salam! Aku Guo, tangan kanan Ratu Luoyang! Menyampaikan perintah Ratu untuk membawa wanita suci bernama Aranjo masuk ke dalam istana!" Guo pelayan senior dan kepercayaan Ratu menyampaikan perintah itu.Karena ini adalah titah dari Ratu, maka Nian Zhen tidak memiliki alasan untuk keberatan. Tadi, Nian Zhen mengira bahwa putera mahkota yang datang untuk
"Ikuti semua perintah Nona Aranjo dan pastikan semua bahan yang dimintanya terpenuhi! Untuk bahan yang tidak ada, maka beritahukan padaku. Aku akan menemukannya walaupun itu diujung dunia!" ujar sang Ratu dingin.Dayang senior mematuhi perintah Ratu dan mengantar Aranjo ke dapur kediaman ini. Dapur berada cukup jauh ke belakang, karena kediaman ini begitu luas. Lalu, Aranjo meminta disiapkan bahan-bahan herbal yang telah ditulisnya pada secarik kertas. Sang dayang bergegas pergi dan meninggalkan Aranjo sendirian di dapur yang begitu luas.Di dapur tidak ada satu pelayan pun, karena memang sudah melewati waktu makan malam. Setelah memastikan keadaan sekeliling sepi dan tidak ada orang lain, barulah Aranjo memanggil Griffin, sahabatnya."Akhirnya! Aku kira kamu sudah mengabaikan diriku!" ujar Griffin saat muncul di hadapan Aranjo."Aku butuh bantuanmu!" seru Aranjo langsung."Tunggu! Tunggu! Di mana ini?" tanya Griffin p
Wang Xue Huan merasa tubuhnya lebih bertenaga saat terbangun di pagi hari. Bahkan, dirinya dapat berpindah dari ranjang ke kursi rodanya, dengan menggunakan kekuatan tangannya sendiri. Yang mana, selama ini hal itu adalah tidak mungkin.Menggunakan kedua tangannya, Xue Huan menggerakkan roda pada kursinya ke arah cermin yang ada di meja.Dengan cepat, Xue Huan mengambil cermin itu dan dirinya berkaca. Apa yang diberikan oleh wanita suci itu? Bahkan warna wajahnya berubah menjadi begitu baik.Seakan merasakan keajaiban, Xue Huan mencoba berdiri dari kursi rodanya.BRUKKK!Segera dua orang prajurit masuk ke dalam kamar, berlari ke arah Xue Huan yang terjerembab di lantai dan membantunya kembali duduk di kursi roda.Kembali harapannya menguap seperti sebelumnya. Kekecewaan membuatnya marah dan yakin dirinya yang terlalu bodoh, mempercayai wanita suci itu.Wajahnya kembali ke semula, muram dan kosong tan
Aranjo mendorong kursi roda sang pangeran keluar dari kamar dan baru dua langkah, Aranjo berhenti."Tunggu sebentar!" ujar Aranjo, lalu berbalik kembali ke dalam kamar dan tidak lama keluar dengan selimut tebal di tangannya.Aranjo bersujud di hadapan sang pangeran dan melebarkan selimut yang dibawanya. Lalu, menyelimuti pangkuan sang pangeran. Dirinya tahu jelas, fisik pria ini sangatlah lemah. Jadi, tidak ingin mengambil resiko, jika sang pangeran sakit karena angin yang kencang.Kembali, Aranjo mendorong kursi roda itu ke halaman yang ada di tengah-tengah kediaman. Aranjo menghentikan kursi roda tepat di bawah pohon yang rindang. Lalu, berjalan ke arah kursi batu yang berada tepat di hadapan sang pangeran.Aranjo duduk dan menjulurkan kedua kaki dan menggoyangkannya.Xue Huan menatap ke arah wanita suci yang ada di hadapannya. Melihat bagaimana wanita itu biasa saja berada dekat seorang pria dan hal itu mengganggu p
Ramuan siap tepat pada tengah hari, di saat dapur mulai sibuk. Aranjo meninggalkan dapur dengan nampan berisi mangkuk ramuan. Kembali, Aranjo menyusuri koridor panjang menuju kamar tidur sang pangeran.Saat Aranjo tiba, pintu kamar terbuka lebar dan kedua prajurit itu berlutut menghadap ke dalam. Pasti sang ratu berada di dalam kamar dan itu membuat Aranjo menghela napas. Akan sulit mempertahankan kesabaran, saat menghadapi sang ratu.Namun, ramuan harus segera diminum oleh sang pangeran. Jadi, Aranjo menarik napas dalam dan melangkah masuk ke dalam kamar."Salam hormat kepada Yang Mulia Ratu," seru Aranjo dan membungkuk penuh hormat.Ratu yang mendengar Aranjo melangkah masuk, langsung berbalik menatap ke arahnya dengan penuh murka. Aranjo dapat merasakan kemarahan sang ratu, maka dirinya tetap menunduk untuk tidak menambah masalah."Sungguh lancang! Siapa yang memberi dirimu izin untuk berduaan dengan pangeran?" ujar ratu
Di aula utama istana Luoyang.Pertemuan para Menteri dengan Raja sudah selesai dan semua bubar, meninggalkan sang Raja dan putera mahkota."Apakah ada masalah?" tanya sang Raja, menatap putra kebanggaannya.Wang Xue Min, putera mahkota pewaris tahta Kerajaan Luoyang. Sepanjang pertemuan, putranya itu terlihat tidak dapat berkonsentrasi. Raja yakin, ada sesuatu yang mengganggu putranya.Xue Min melangkah ke hadapan ayahnya, sang Raja. Lalu, berlutut dan berkata, "Ada yang hendak aku sampaikan, Ayah!""Katakan!" perintah sang Raja."Ayah, aku hendak membuat permohonan!" ujar Xue Min. Dirinya memutuskan untuk memohon kepada sang ayah akan wanita yang diinginkannya, yaitu Aranjo. Setelah ciuman kedua di gudang, membuat Xue Min semakin tergila-gila akan wanita itu. Setiap saat dirinya akan menginginkan wanita itu.Raja mengangguk dan berkata, "Kamu tidak pernah meminta apapun. Karena itu, apa yang kamu inginkan