Share

6. Kedatangan Arif

Author: Naya Senja
last update Last Updated: 2024-07-05 15:54:05

# Arisan Bodong Keluarga

Bab 6 ( Kedatangan Arif )

Pov Novia

Plaaakk..

" Jaga ucapanmu Novia"

Tiba tiba pipi kiriku terasa perih dan kebas karena ditampar. Ternyata Mas Diki yang menampar pipiku. Sakit? tentu saja sakit, tapi lebih sakit hati ini.

Dia ya dia suamiku Diki Wisesa telah menamparku. Aku menatap suamiku dengan rasa tak percaya karena telah berani menamparku. Dan sekilas kulihat senyum puas dari Amah, Ayu dan Robi.

Braaakk

Tiba tiba pintu ada yang mendorong dengan keras, dan kulihat ada Paman Arif memandang kami dengan tatapan tajam. Kulihat semua kaget, apalagi Mas Diki dia sampai mundur dan mendekati Amah.

Huhhh baru segitu saja dia udah takut dan mau bersembunyi di ketiak Ibu nya. Tapi aku sangat bersyukur dengan kedatangan Paman setidaknya aku tidak menghadapi mereka sendirian. Paman seperti penyelamat untukku dan memberi tenaga baru.

" Apa maksudnya ini, kenapa Novia sampai di tampar? " Paman bertanya dengan suara lantang dan menggelegar.

Mereka semua terlihat kaget, apalagi Mas Diki karena dia takut sekali pada Paman Arif. Dulu dia pernah melihat Paman menghajar 2 orang preman berbadan besar sekaligus sendirian dengan tangan kosong karena mereka berniat mengganggu perjalanan kami ketika kami pergi wisata ke sebuah kota.

" Maaf Pak Arif, mari silahkan duduk kita bicarakan secara baik baik " ujar Ayah yang tak kalah gugup.

" Baiklah tapi saya tegaskan saya tidak terima dengan tamparan yang diterima Novia tadi. Seumur hidup saya tidak pernah membentaknya apalagi menyakiti fisiknya. Dan saya tegaskan pada kamu Diki, akan ada perhitungan atas apa yang kamu lakukan tadi pada Novia " mendengar itu wajah Mas Diki langsung pucat.

Kemudian Paman segera duduk di kursi yang aku duduki tadi dan aku mengambil kursi untuk duduk di sebelahnya. " Oke saya minta penjelasan dan ingin tau permasalahannya apa sehingga sampai Novia ditampar ".

" Iya salah Novia ngomong gak sopan seperti tidak pernah di didik atau mungkin memang tidak pernah di didik " ujar Amah sambil membuang muka.

" Ssstttt Mah tolong jangan bicara dulu, kita harus bicara dengan kepala dingin. Kita harus hargai kedatangan Pak Arif sebagai orang tua Novia " Ayah bicara kepada Amah dia keliatan segan pada Paman apalagi Amah dipandang dengan tatapan mata yang tajam oleh Paman.

" Lebih baik saya bertanya pada Novia terlebih dahulu Pak Imam. Coba Vi ceritakan pada Paman apa permasalahannya!" Paman bertanya padaku, sebenarnya paman sudah tau secara garis besarnya karena aku sudah menceritakannya dan mengirimkannya via wa. Tapi agar lebih jelas lagi maka kuceritakan dari awal. Kulirik dengan ujung mataku Mas Diki menelan ludahnya dengan kasar sepertinya dia sudah ketakutan.

" Begini Paman 2 tahun lalu aku ikut arisan keluarga Mas Diki, per bulan 3 juta lamanya 2 tahun. Amah memberitahuku kalau aku menang di nomor akhir. Buat aku sebenarnya tidak masalah kalau menang di akhir supaya nanti aku tidak punya hutang lagi. Nah oktober ini bulan terakhir arisannya lalu aku menanyakan pada Amah soal uang arisan itu. Padahal seharusnya aku mendapatkannya minggu kemarin tapi aku menunggu kabar dari Amah takutnya butuh waktu dari panitia arisan untuk mengumpulkan uangnya terlebih dahulu. Namun Amah tak pernah menyerahkan uangnya bahkan kabar pun tak ada. Kemarin aku memberanikan diri untuk bertanya pada Amah, tapi jawabannya uangnya gak ada dan Amah balik marah karena aku mendesaknya meminta jawaban uang itu kemana. Tentu saja aku tak terima kalau sampai uang itu tak ada, itu bukan jumlah uang yang sedikit. Padahal rencananya uang itu akan aku gunakan untuk membeli rumah sederhana agar kami tak usah mengontrak lagi. Tadi malam sepulang dari amah aku dan Mas Diki bertengkar di rumah soal uang arisan tersebut dan berakhir dengan Mas Diki pulang ke rumah Amah dan tidur di sini. Kemudian tadi pagi Amah datang ke rumahku dan ribut kembali karena Amah marah aku menuntut uang itu. Akhirnya Ayah memutuskan agar malam ini aku datang kesini untuk membicarakan kembali soal uang arisan tersebut. Dan ternyata aku mendapat jawaban yang lebih mengejutkan ternyata uang arisan itu sudah digunakan Amah untuk biaya Robi menikah tahun lalu tanpa sepengetahuanku " aku menghela nafas sebentar untuk melanjutkan ucapanku karena aku sudah bicara banyak.

" Terus terang aku kecewa " ucapanku terbata karena menahan tangis, ada perasaan lega karena bisa mengeluarkan rasa kesal ku. Selama aku bercerita kulihat Mas Diki menundukan wajahnya tak berani menatapku dan Paman. Sedangkan Amah dan Ayu memasang wajah ketus. Emang dasar gak tau malu.

" Benar seperti itu kejadiannya Pak Imam? " tanya Paman pada Ayah.

" Eh iya pak arif maaf jangan salah faham dulu. Saya atas nama keluarga meminta maaf atas...." bapak tak melanjutkan ucapannya karena dipotong amah.

" Loh kenapa Ayah minta maaf kita gak salah wajar dong kita pakai uangnya. itu kan uang Diki uang anak kita " potong Amah tanpa rasa malu.

" Nah ini Paman omongan yang gak bisa aku terima, Amah selalu memakai alasan kalau itu uang Mas Diki padahal uang itu pure uang gajiku. Aku sering kerja lembur agar mendapat uang lebih supaya kebutuhan rumah tercukupi " aku pun membalas ucapan Amah.

" Tapi kan Diki memberikan gajinya padamu, jangan selalu merasa itu semua uangmu padahal ada uang Diki yang kamu gunakan " ucap Amah.

" Memang Mas Diki selalu memberikan gajinya tapi itu tidak semuanya Paman, aku hanya mendapat sisa. Dalam sebulan aku hanya mendapat 2 juta itu pun di pertengahan bulan uangnya akan diminta kembali dengan alasan uang bensin kurang atau Amah meminta tambahan uang. Amah juga jangan lupa aku harus bayar uang kontrakan tiap bulan untuk rumah yang aku tempati " aku menjelaskannya pada Paman.

" Benar itu Diki yang diucapkan Novia barusan? " tanya Paman pada Mas Diki. Yang di tanya hanya diam.

" Jawab benar atau tidak ? " Paman membentaknya karena tak juga mendapat jawaban

" Be benar Paman " jawabnya terbata.

" Jangan membentak Diki dong, salahnya dimana kalau Diki memberikan sebagian gajinya untuk Ibu dan keluarganya itu hal yang wajar wajar saja. Sedari kecil saya yang merawatnya dan menyekolahkannya. Novia hanya sebatas istri yang dinikahi ketika dewasa dan mereka bertemu ketika Diki sudah berhasil " Amah ikut menimpali.

Paman terlihat mengerutkan keningnya mendengar jawaban Amah " Tentu saja itu tidak masalah asalkan dalam batas wajar, bukan memberikan sebagian besar gajinya. Karena sesudah menikah seorang suami mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya. Apa Ibu tidak malu berkata seperti itu, jangan lupa anda punya anak perempuan dan mempunyai mertua yang memiliki keluarga juga. Saya harap anak perempuan anda tidak mengalami apa yang di alami Novia "

" Jadi anda mendo'akan hal buruk untuk anak saya " Amah merasa kesal dengan ucapan Paman.

" Saya tidak mendo'akan hal buruk untuk anak anda hanya saja saya mengingatkan karena biasanya hal buruk yang kita perbuat akan berbalik pada kita. Dan 1 lagi yang tadi Novia ucapkan apa benar setiap bulan Novia harus bayar sewa untuk rumah yang di tempatinya? " paman melanjutkan ucapannya.

" Benar Paman, setiap bulan aku harus membayar uang sewa " jawabku. Kulihat Ayah dan Mas Diki menundukan wajahnya.

" Wajarlah kalau harus bayar uang sewa, rumah itu kan memang untuk dikotrakan bukan untuk di isi gratis " timpal Amah. Paman memelototkan matanya mendengar ucapan Amah dannnn

braaakkk

Paman menggebrak meja di depannya, sampai sampai semua terlonjak kaget. Ayu sampe menggeserkan posisi duduknya makin merapat pada Robi. Mereka berpegangan tangan dengan wajah pucat. Amah mengusap dadanya. Sedangkan Ayah dan Mas Diki makin menundukan wajah mereka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Arisan Bodong Keluarga   149. Robi Melepas Motornya

    # Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "

  • Arisan Bodong Keluarga   148. Ribut Lagi

    # Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in

  • Arisan Bodong Keluarga   147. Pura Pura Pingsan

    # Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu

  • Arisan Bodong Keluarga   146. Perkelahian Diki Dan Robi

    # Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah

  • Arisan Bodong Keluarga   145. Dimana Amah?

    # Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena

  • Arisan Bodong Keluarga   144. Robi Dan Ayu Korupsi

    # Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status