Share

13. Cemburu

“Apa yang harus aku perbuat dengan benda ini, Ki?” tanya Aruna pada Ki Bayanaka, sosok paling senior di padepokan kini.

“Simpan lah. Aku tak tahu apa kah berguna atau tidak. Tapi mustika itu berasal dari tubuh kakekmu. Selain kau dan Arya tak ada yang lebih berhak untuk menyimpannya,” jawab Ki Bayanaka bijak.

Aruna mengangguk tanda setuju. Pemuda itu menggenggam kembali Mustika Api dari tubuh kakeknya itu. Ia menyambut uluran tangan Legawa untuk dapat berdiri dan memulai prosesi pemakaman Sanggageni.

“Perdana!” panggil Legawa. Seorang pemuda lebih tua sedikit dari Aruna muncul dari kerumunan yang nyaris tak mampu dibedakan.

“Ya, Guru,” sahut pemuda bernama Perdana itu.

“Antarkan Aruna ke bilikmu. Kalian akan menjadi teman satu bilik. Sementara berikan dia pakaianmu. Setelah itu segera bergabung untuk mengurus pemakaman Tuan Sanggageni!” titah Legawa.

“Baik, Guru!” sahut pemuda itu dengan penuh hormat. “Mari, Tuan Aruna.”

Perdana mempersilahkan Aruna untuk mengikutinya. Sebuah gestur p
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status