Share

Bab 3

Author: Fighter
Tanpa sadar aku menggeliat di tanah.

"Hmm... hmm..." Aku terus mengeluarkan suara-suara yang tidak senonoh.

"Kau baik-baik saja?"

Para mahasiswa yang sedang bermain basket langsung mengerumuniku.

Tatapan mereka membuatku ingin mencari lubang dan merangkak masuk.

Tapi aku tak bisa berdiri karena tubuhku yang lemas ini.

Dua dari mereka saling memandang, dan begitu menyadari situasiku, tatapan mereka langsung berubah.

Mereka berdesakan ke hadapanku dan bertanya, "Kau baik-baik saja?"

Setelah berkata demikian, tangan mereka mulai bergerak di tubuhku.

"Coba aku periksa."

Aku sudah diliputi nafsu, dan rasanya semakin sulit untuk menahannya saat ini.

Aku menggenggam tangannya dengan susah payah, tersipu dan berbisik, "Kumohon, bawa aku pergi."

Napas pria itu langsung menjadi berat dan menggendongku.

"Kubawa dia ke rumah sakit untuk diperiksa."

Namun, tangannya langsung diletakkan di dadaku, dan terus meremasnya.

Aku tersipu malu, ingin melawan, tetapi aku tak berdaya.

Aku merasa sedikit putus asa. Efek stiker itu terlalu kuat, dan sekarang remot-nya hilang. Bukankah aku hanya akan dianiaya orang lain?

Jika aku menunggu sampai habis baterai, mungkin aku yang akan terlebih dahulu kelelahan dan bahkan tidak bisa pulang.

"Bisakah kau antar aku pulang?" tanyaku malu-malu.

"Jangan khawatir," jawab pria itu dengan cepat.

Sesaat kemudian, sesuatu mengenai pinggangku.

Keras dan panas. Aku langsung menyadari apa itu.

Hal ini membuatku merasa semakin terhina, bahkan sedikit marah, tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Bagaimanapun, aku wanita cantik dengan tubuh yang sempurna, dan sekarang aku begitu lemas dan lembut, malah aneh kalau dia tidak bereaksi padaku.

Namun tiba-tiba aku menyadari ada yang salah. Ini sama sekali bukan jalan pulang.

Dan sepertinya semakin sedikit orang di sekitar.

"Kalian mau bawa aku ke mana?"

Kedua orang itu saling berpandangan dan tertawa bersamaan.

Aku ingin melawan, tetapi setiap kali aku menggerakkan tubuhku, tubuhku menjadi lebih sensitif.

Dan aku merasakan napas pria itu semakin berat.

"Ssshh."

Pria itu berkata dengan penuh makna.

Tak lama kemudian, tidak ada seorang pun di sekitar.

Aku pun dibawa ke hutan oleh kedua pria itu.

Pria itu menempatkanku di atas batu besar.

Stimulasi yang berkepanjangan membuat tubuhku sangat sensitif.

Aku terus menggeliat dan gemetar, napasku menjadi lebih cepat.

Aku berusaha keras untuk tidak mengeluarkan suara-suara aneh.

"Kak, ini barangmu, kan?"

Pada saat ini, pria lain mengeluarkan sesuatu, remot pengendali!

"Hmm... berikan padaku."

Aku hampir gila. Stimulasi yang berkepanjangan membuatku kelelahan.

Aku tidak mampu mengerahkan tenaga sedikit pun. Aku mengulurkan tanganku untuk meraihnya, tetapi karena kelelahan, aku bahkan tidak bisa mengangkat tanganku, malah menyentuh bagian yang keras.

Napas pria itu memburu dan dia tampak bersemangat.

"Bersabarlah, Kak."

Dia mendekat, perlahan mengangkat kakiku, lalu menciumku.

"Nggak ... Pergi sana, aku bukan wanita seperti itu."

Aku ingin menolak, tetapi penjelasan apa pun terasa tidak berguna.

Keduanya tertawa.

Lalu dia mengangkat remot di tangannya. "Nggak baik lho berbohong."

"Kau pakai benda ini keluar emang bukan untuk menarik perhatian orang? Tenanglah, kami akan memuaskanmu."

Lalu, dia memutar remot ke posisi maksimal.

Hari sudah gelap, dan bayangan pohon menutupi kami dengan sempurna.

Kedua orang itu mendekat bersamaan, menyerang dua area di tubuhku. Aku tidak berdaya melawan dan hanya bisa melihat mereka mengulurkan tangan mereka yang cabul dan perlahan merogoh ke dalam rok miniku.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 9

    "Apa kau terkejut melihatku? Ini rumahku. Kenapa aku nggak boleh balik?"Air mataku masih mengalir.Aku membenci diriku yang begitu lemah. Di saat seperti ini aku masih sedih dan patah hati."Bukan, Sayang. Dengarkan penjelasanku.""Penjelasan apa? Apa kau masih ingin bilang kalian berdua sedang yoga di tempat tidur?"Suamiku membuka mulut tetapi tidak berkata apa-apa.Wanita itu juga bereaksi dan ingin memakai pakaiannya, tetapi aku lebih dulu memungut pakaian-pakaian di lantai lalu melemparkannya ke luar jendela.Wanita itu pun tercengang.Dia bersembunyi di belakang suamiku dengan tangan menutupi tubuhnya."Sayang, lihatlah dia." Saat ini, wanita itu masih bertingkah seperti anak manja.Ekspresi suamiku sudah agak kesal. "Jangan libatkan orang lain dalam urusan kita. Ngapain buang baju? Gimana kalau ada yang menemukannya dan mengenalinya? Gimana dia hadapi orang lain di masa depan?"Aku mencibir, "Jadi kau masih tahu tentang etika, dan rasa malu? Lalu ketika kau menjual videoku, k

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 8

    Aku ingin bertanya mengapa dia memperlakukanku seperti ini.Tapi ternyata suamiku memberiku kejutan yang lebih besar lagi.Aku naik taksi pulang malam itu juga, dan saat tiba di rumah, sudah lewat pukul sebelas malam.Lampu di ruang tamu sudah lama dimatikan, tapi cahaya keluar dari pintu kamar tidur yang tidak tertutup rapat.Terdengar suara seorang wanita dari dalam."Wah, benda kecil ini nyaman sekali," katanya genit.Sebagai seorang wanita, aku mengerti maksudnya.Suamiku membawa seorang wanita pulang dan tidur di ranjangku!Aku ingin segera masuk untuk bertanya, tetapi sesaat kemudian, aku mendengar wanita itu bertanya, "Sayang, kau bawa aku pulang, nggak takut istrimu tahu?""Aku sudah mendaftarkannya ikut tur. Dia baru akan pulang seminggu lagi."Ternyata ada rencananya di balik menyuruhku jalan-jalan."Hmm, kalau gitu coba bilang siapa lebih cantik, aku atau dia?""Tentu saja kau lebih cantik," jawab suamiku tanpa berpikir.Hatiku tiba-tiba terasa dingin, ternyata dia sudah tid

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 7

    "Jadi, suamiku menjualku padamu?"Suamiku yang membelikan tiketku mengikuti perjalanan ini.Dan secara kebetulan, aku bertemu Patrick.Dia bisa menjual videoku, aku tidak tahu apakah apa yang terjadi hari ini juga rencananya."Eits, salah paham, aku nggak sangka akan bertemu denganmu dalam perjalanan ini. Jadi, kita ditakdirkan untuk bersama. Biarkan aku memuaskanmu malam ini.""Percayalah, aku jauh lebih besar daripada ukuran biasanya. Banyak wanita takluk padaku."Patrick membisikkan kata-kata cabul di telingaku.Perilakunya membuatku mual."Lepaskan aku! Lepaskan aku!"Aku meronta dengan panik.Tapi dia memelukku semakin erat.Dia bahkan menggendongku dan membantingku ke tempat tidur."Ah!""Awas!"Aku berteriak putus asa, melambaikan tangan dan kakiku.Patrick perlahan menjadi tidak sabar, menutup mulutku dengan satu tangan, dan menekan seluruh tubuhnya padaku agar aku tidak bisa bergerak."Sialan, jangan teriak!"Dia melirik pintu dengan was-was.Sekarang masih belum larut malam,

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 6

    Saat makan malam, dia sengaja duduk di hadapanku, matanya tertuju padaku, sama sekali tidak peduli dengan tatapan orang lain.Aku kesal karena ditatap seperti itu, dan memelototinya dengan tidak puas. "Ngapain lihat-lihat? Nggak pernah lihat cewek?"Setelah menatapnya tajam, aku meletakkan sendok dan garpuku, lalu berjalan menuju kamar mandi.Siapa sangka ketika aku kembali, dia menghadangku di tengah jalan."Nona, kenalan yuk?""Aku sudah menikah, nggak tertarik padamu. Minggir!"Aku tidak pernah ramah terhadap pria yang tidak tahu batas seperti dia.Dia juga tidak marah, malah masih tersenyum. "Perjalanan masih panjang, malam juga masih panjang, setidaknya harus ada yang menemani, kan?"Dia mengulurkan tangannya padaku dan menyentuh wajahku langsung.Aku merasa sangat jijik, dan mendorongnya menjauh."Awas!"Tidak perlu bersikap sopan terhadap pria yang tidak menghormati wanita."Pemarah ya?"Aku mendorongnya dan kembali ke kerumunan.Setelah itu, dia mencoba mendekatiku lagi, tetapi

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 5

    Setiap kali aku melakukannya bersama suami, dia selalu suka aku memakai berbagai macam kostum dan berpose mesum untuknya.Lalu, dia akan mengambil banyak foto dan video.Dia akan mengaburkan mukaku di foto dan mengirimkannya ke pelanggan wanita di toko online-nya agar mereka bisa melihat performa produknya.Awalnya aku tidak setuju, tetapi aku tidak bisa menolak permintaan suamiku.Lagipula wajahku sudah ditutupi, dan tidak ada yang akan mengenaliku.Apalagi kita semua wanita, aku juga tidak takut mereka melihat. Cara demikian juga bisa meningkatkan omzet toko online, kenapa tidak?Setelah berganti pakaian, aku duduk di tempat tidur dengan patuh.Suamiku pun masuk sambil membawa kamera dan melemparkan mainan ke hadapanku.Ini produk terbaru, stiker cinta.Aku baru mencobanya sore ini!Saat aku melihatnya, kakiku masih lemas."Tempelkan di perut bagian bawahmu kali ini!" perintah suamiku tegas.Aku bernapas berat dan dengan patuh menempelkan stiker itu di perut bagian bawahku.Lalu suam

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 4

    Pada saat ini, terdengar sebuah suara yang familiar."Sayang, di mana kau?"Pria itu terdiam dan tidak berani mengeluarkan suara lagi.Dan pikiranku kembali jernih."Sini."Aku berteriak sekuat tenagaku, lalu pingsan.Kedua orang itu pun terkejut dan segera menutup mulutku.Namun, suamiku sudah menemukan sumber suaraku.Melihat pemandangan ini, saking terkejutnya dia melongo.Ketiga orang itu saling menatap.Kedua mahasiswa olahraga itu bereaksi lebih dulu, melepaskanku, dan langsung melarikan diri.Suamiku ingin mengejar, tetapi aku menghentikannya."Sayang, aku, aku nggak tahan lagi."Setelah mengatakan itu, aku langsung pingsan karena lemas akibat rangsangan yang berlebihan.Ketika aku terbangun lagi, aku sudah berbaring di tempat tidurku di rumah.Hanya saja aku masih mengenakan pakaian yang robek itu.Tubuhku juga masih lengket, sangat tidak nyaman.Suamiku tidak membantuku membersihkan diri kali ini.Setelah tidur, aku juga sedikit pulih."Kenapa nggak bantu lap diriku? Rasanya s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status