Share

Bab 2

Author: Fighter
Aku segera menutup mulutku, dan wajahku semakin memerah.

Untungnya, orang-orang di sekitarku tidak menyadari ada yang aneh.

Namun, sensasi kuat itu membuatku gila.

Di paha bagian dalamku, stiker itu tidak hanya sedikit bergetar, tetapi juga mulai terasa panas.

Seolah-olah ada sepasang tangan besar yang terus-menerus meraba pinggangku.

Aku hampir tidak bisa menahannya, dan rangsangan yang kuat itu membuat kakiku lemas, dan aku hampir berlutut di tanah.

Banyak pria mulai melirikku dengan pandangan penuh hasrat.

Apakah mereka telah mengetahui rahasiaku?

Memikirkan hal ini, aku tidak takut, tetapi malah semakin bersemangat.

Perasaan dimata-matai disertai perasaan tak berdaya ini membuatku terobsesi.

Aku terhuyung ke tepi jembatan, dan seluruh tubuhku bergelantungan di parapet.

Kakiku sudah tak kuat.

"Hmm, hmm ..."

Napasku berat, dan tenggoranku terus-menerus mengerang.

Warna merah yang tidak merata menutupi sekujur tubuhku.

Penglihatanku kabur. Jika aku di ranjang sekarang, aku pasti sudah mencapai klimaks beberapa kali.

Apalagi, ada sekelompok mahasiswa olahraga yang sedang bermain basket di bawah parapet. Semuanya tampan dan berotot.

Mata mereka mengikuti arah bola basket. Jika bola basket itu terbang ke arahku, mereka pasti akan menyadari bahwa aku tidak mengenakan apa pun di balik rokku!

Hari ini, aku hanya mengenakan terusan rok pendek ketat demi merasakan sensasi maksimal, tanpa celana dalam lagi!

Adegan ini membuatku yang sudah diambang klimaks semakin imajinatif.

Stimulasi yang kuat itu telah membangkitkan nafsuku, dan aku tidak sabar seseorang datang memadamkan api hasrat di hatiku.

Jika bersama mereka ... pasti sangat nyaman kan?

Aku buru-buru merapatkan kedua kakiku sembari berpikir demikian.

"Gimana? Sudah sampai?"

"Sayang, um... Aku benar-benar nggak sanggup lagi, aku ingin pulang."

Karena rangsangan yang kuat, aku bahkan tidak bisa mengucapkan satu kalimat utuh.

Dan perasaan lemah dan tak berdaya itu hampir membuatku menangis.

Aku hanya bisa memohon ampun berulang kali.

"Sayang, aku butuh kau, biarkan aku pulang, oke?"

"Oke, tapi kau harus berjalan kembali seperti ini, dan nggak boleh matikan kontrolnya diam-diam!"

Setelah mengatakan itu, suamiku menutup telepon.

Aku menyimpan headset Bluetooth dan menyentuh remot kendali jarak jauh di sakuku.

Tapi aku tidak mematikannya karena aku suka tantangan ini.

Setelah stimulasi yang cukup lama, kakiku sudah agak tidak terkendali, terutama karena arus listrik terus mengalir di pahaku.

Setiap langkah yang kuambil, postur tubuhku terasa sangat aneh.

Dan suamiku sepertinya sengaja mempermainkanku, dia terus-menerus mengubah level stiker.

Aku hanya bisa menerima serangannya tanpa pilihan lain.

Beberapa kali, aku hampir terduduk di tanah karena stimulasi yang tiba-tiba meningkat.

Parahnya aku salah jalan lagi. Aku malah jalan ke lapangan basket.

Detik berikutnya, aku ditabrak oleh seorang mahasiswa olahraga yang kuat dan terjatuh ke tanah!

Remot kendali juga terlempar keluar dari sakuku.

Sialnya, kendalinya diputar ke maksimum saat itu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 9

    "Apa kau terkejut melihatku? Ini rumahku. Kenapa aku nggak boleh balik?"Air mataku masih mengalir.Aku membenci diriku yang begitu lemah. Di saat seperti ini aku masih sedih dan patah hati."Bukan, Sayang. Dengarkan penjelasanku.""Penjelasan apa? Apa kau masih ingin bilang kalian berdua sedang yoga di tempat tidur?"Suamiku membuka mulut tetapi tidak berkata apa-apa.Wanita itu juga bereaksi dan ingin memakai pakaiannya, tetapi aku lebih dulu memungut pakaian-pakaian di lantai lalu melemparkannya ke luar jendela.Wanita itu pun tercengang.Dia bersembunyi di belakang suamiku dengan tangan menutupi tubuhnya."Sayang, lihatlah dia." Saat ini, wanita itu masih bertingkah seperti anak manja.Ekspresi suamiku sudah agak kesal. "Jangan libatkan orang lain dalam urusan kita. Ngapain buang baju? Gimana kalau ada yang menemukannya dan mengenalinya? Gimana dia hadapi orang lain di masa depan?"Aku mencibir, "Jadi kau masih tahu tentang etika, dan rasa malu? Lalu ketika kau menjual videoku, k

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 8

    Aku ingin bertanya mengapa dia memperlakukanku seperti ini.Tapi ternyata suamiku memberiku kejutan yang lebih besar lagi.Aku naik taksi pulang malam itu juga, dan saat tiba di rumah, sudah lewat pukul sebelas malam.Lampu di ruang tamu sudah lama dimatikan, tapi cahaya keluar dari pintu kamar tidur yang tidak tertutup rapat.Terdengar suara seorang wanita dari dalam."Wah, benda kecil ini nyaman sekali," katanya genit.Sebagai seorang wanita, aku mengerti maksudnya.Suamiku membawa seorang wanita pulang dan tidur di ranjangku!Aku ingin segera masuk untuk bertanya, tetapi sesaat kemudian, aku mendengar wanita itu bertanya, "Sayang, kau bawa aku pulang, nggak takut istrimu tahu?""Aku sudah mendaftarkannya ikut tur. Dia baru akan pulang seminggu lagi."Ternyata ada rencananya di balik menyuruhku jalan-jalan."Hmm, kalau gitu coba bilang siapa lebih cantik, aku atau dia?""Tentu saja kau lebih cantik," jawab suamiku tanpa berpikir.Hatiku tiba-tiba terasa dingin, ternyata dia sudah tid

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 7

    "Jadi, suamiku menjualku padamu?"Suamiku yang membelikan tiketku mengikuti perjalanan ini.Dan secara kebetulan, aku bertemu Patrick.Dia bisa menjual videoku, aku tidak tahu apakah apa yang terjadi hari ini juga rencananya."Eits, salah paham, aku nggak sangka akan bertemu denganmu dalam perjalanan ini. Jadi, kita ditakdirkan untuk bersama. Biarkan aku memuaskanmu malam ini.""Percayalah, aku jauh lebih besar daripada ukuran biasanya. Banyak wanita takluk padaku."Patrick membisikkan kata-kata cabul di telingaku.Perilakunya membuatku mual."Lepaskan aku! Lepaskan aku!"Aku meronta dengan panik.Tapi dia memelukku semakin erat.Dia bahkan menggendongku dan membantingku ke tempat tidur."Ah!""Awas!"Aku berteriak putus asa, melambaikan tangan dan kakiku.Patrick perlahan menjadi tidak sabar, menutup mulutku dengan satu tangan, dan menekan seluruh tubuhnya padaku agar aku tidak bisa bergerak."Sialan, jangan teriak!"Dia melirik pintu dengan was-was.Sekarang masih belum larut malam,

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 6

    Saat makan malam, dia sengaja duduk di hadapanku, matanya tertuju padaku, sama sekali tidak peduli dengan tatapan orang lain.Aku kesal karena ditatap seperti itu, dan memelototinya dengan tidak puas. "Ngapain lihat-lihat? Nggak pernah lihat cewek?"Setelah menatapnya tajam, aku meletakkan sendok dan garpuku, lalu berjalan menuju kamar mandi.Siapa sangka ketika aku kembali, dia menghadangku di tengah jalan."Nona, kenalan yuk?""Aku sudah menikah, nggak tertarik padamu. Minggir!"Aku tidak pernah ramah terhadap pria yang tidak tahu batas seperti dia.Dia juga tidak marah, malah masih tersenyum. "Perjalanan masih panjang, malam juga masih panjang, setidaknya harus ada yang menemani, kan?"Dia mengulurkan tangannya padaku dan menyentuh wajahku langsung.Aku merasa sangat jijik, dan mendorongnya menjauh."Awas!"Tidak perlu bersikap sopan terhadap pria yang tidak menghormati wanita."Pemarah ya?"Aku mendorongnya dan kembali ke kerumunan.Setelah itu, dia mencoba mendekatiku lagi, tetapi

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 5

    Setiap kali aku melakukannya bersama suami, dia selalu suka aku memakai berbagai macam kostum dan berpose mesum untuknya.Lalu, dia akan mengambil banyak foto dan video.Dia akan mengaburkan mukaku di foto dan mengirimkannya ke pelanggan wanita di toko online-nya agar mereka bisa melihat performa produknya.Awalnya aku tidak setuju, tetapi aku tidak bisa menolak permintaan suamiku.Lagipula wajahku sudah ditutupi, dan tidak ada yang akan mengenaliku.Apalagi kita semua wanita, aku juga tidak takut mereka melihat. Cara demikian juga bisa meningkatkan omzet toko online, kenapa tidak?Setelah berganti pakaian, aku duduk di tempat tidur dengan patuh.Suamiku pun masuk sambil membawa kamera dan melemparkan mainan ke hadapanku.Ini produk terbaru, stiker cinta.Aku baru mencobanya sore ini!Saat aku melihatnya, kakiku masih lemas."Tempelkan di perut bagian bawahmu kali ini!" perintah suamiku tegas.Aku bernapas berat dan dengan patuh menempelkan stiker itu di perut bagian bawahku.Lalu suam

  • Arus yang Membuatku Liar   Bab 4

    Pada saat ini, terdengar sebuah suara yang familiar."Sayang, di mana kau?"Pria itu terdiam dan tidak berani mengeluarkan suara lagi.Dan pikiranku kembali jernih."Sini."Aku berteriak sekuat tenagaku, lalu pingsan.Kedua orang itu pun terkejut dan segera menutup mulutku.Namun, suamiku sudah menemukan sumber suaraku.Melihat pemandangan ini, saking terkejutnya dia melongo.Ketiga orang itu saling menatap.Kedua mahasiswa olahraga itu bereaksi lebih dulu, melepaskanku, dan langsung melarikan diri.Suamiku ingin mengejar, tetapi aku menghentikannya."Sayang, aku, aku nggak tahan lagi."Setelah mengatakan itu, aku langsung pingsan karena lemas akibat rangsangan yang berlebihan.Ketika aku terbangun lagi, aku sudah berbaring di tempat tidurku di rumah.Hanya saja aku masih mengenakan pakaian yang robek itu.Tubuhku juga masih lengket, sangat tidak nyaman.Suamiku tidak membantuku membersihkan diri kali ini.Setelah tidur, aku juga sedikit pulih."Kenapa nggak bantu lap diriku? Rasanya s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status