Share

Amarah Arya Lembana

BEGITU melewati gerbang balai paseban, Arya Lembana mendekati Wipaksa dengan gusar. Dicengkeramnya leher lurah prajurit tersebut kuat-kuat, sehingga membuat Wipaksa tercekik.  Susah payah lelaki itu meronta-ronta berusaha melepaskan diri.

Para prajurit yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa diam dalam kebingungan. Mereka tak berani ikut campur, sebab yang melakukannya seorang senopati. Akhirnya mereka hanya berdiri berjaga-jaga di sekeliling kedua orang tersebut.

"Keparat kau, Wipaksa! Agaknya kau biang masalah ini!" seru Arya Lembana sambil mengeratkan cekikan tangannya di leher Wipaksa.

Wajah Wipaksa tampak memerah. Kedua matanya membulat besar, seolah hendak mencolot keluar. Mulut lurah prajurit tersebut tampak terbuka hendak mengatakan sesuatu, namun tak ada suara yang keluar.

"Sepertinya kau punya rencana jahat terhadap Tumanggala, hah? Sehingga kau memberi laporan yang terus menyudutkan prajurit itu padaku. Mengaku!" ujar Arya Lembana lagi de

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status