Share

88. Mengkhawatirkan bos

Malam hari yang cukup cerah, angin sepoi menerbangkan helaian-helaian rambut Mita yang tergerai. Dia menikmati makan malam sehabis pulang kerja di sebuah kedai pinggir jalan bersama Bianca. Sahabatnya itu tiba-tiba ingin bertemu karena sudah lama nggak menghabiskan waktu bersama seperti dulu. Sebab kini mereka sudah sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

“Capek juga Bi jadi kacung,” kata Mita setelah meminum jus buahnya.

“Bukan kacung tapi kampret.”

“Kamu yang kampret, aku cukup kacung aja,” ujar Mita membalas. “Tapi bagaimanapun, sebutan babu lebih cocok sama aku.”

Bianca terkekeh atas ucapan Mita. Salah satu hal yang Bianca rindukan adalah mendengar secara langsung celotehan sahabatnya itu. “Masih waras apa udah gila?” tanya Bianca santai. Gurat wajahnya tak terlalu lelah seperti tadi. Baik Bianca dan Mita, mereka bertemu pas sehabis pulang kerja. Belum berganti pakaian ataupun mandi, bahkan belum sempat membasuh muka. Alhasil nggak ada lak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status