"Kamu lagi ngapain sih?" celetuk Manda menatap gadis yang ada di atas sofa.
Mereka berdua tengah melakukan kesibukan masing masing. Di satu sisi Manda sedang membuat properti dan memilih konsep pemotretan selanjutnya,di sisi lain ada Thea sedang sibuk menatap layar laptop.
"Kerja lah! ngapain lagi?"
"Ya santai dong. Pake nge gas segala," gumam Manda lirih,menekuk bibir bagian bawah.
Tak..
Tak..Tak..Tidak adanya perbincangan,membuat seluruh ruangan dipenuhi suara ketikan. Lebih tepatnya gadis itu sengaja menekan papan keyboard dengan begitu keras,
"Woy! ngetik apaan sih. Kenceng banget," gerutu Manda,beralih posisi.
Kini gadis itu tengah duduk di samping Thea,menatap ke arah layar laptop yang melampirkan salah satu pesan email.
"Orang lagi baca gitu. Tapi pake mainin keyboard segala," tambah Manda mengangkat alis,menoleh dan mendapati raut kesal di wajah Thea.
"Gapapa. Aku lagi mens, bawaannya marah mulu.
Setengah jam berlalu,semua pertanyaan dapat laki laki itu jawab dengan lugas dan tenang. Disisi lain Thea terpukau dengan kelihaian atasannya, ini pertama kali dia melihat acara tanya jawab bahkan secara langsung. "Baik, kita akan masuk ke beberapa pertanyaan terakhir. Seputar kehidupan Tuan Adelard," "Di usia yang sudah berjalan 32 tahun. Apakah ada suatu hal atau harapan yang belum Tuan raih?" "Harapan? Itu tidak pernah ada dalam hidup saya." "Saya tidak pernah berharap untuk apapun. Karena saya bisa mendapatkan semuanya dengan mudah," sahut Nathan datar. "Cih, sombong amat!" ketus Thea dengan tatapan menusuk. "Wah jawaban yang sudah tidak diragukan lagi. Memang pantas menjadi pimpinan perusahaan Galaksi," ujar wanita yang ada di samping Nathan. Dia tersenyum lebar,terpesona dengan sikap dingin Nathan. Bahkan pipinya terlihat merona, "Apakah Tuan Adelard sudah memiliki pujaan hati?" "Apa apaan! ga nyambung ban
"Kamu udah boleh pulang." ujar Nathan,menempati kursi kerjanya. Perintah aneh yang membuat gadis itu terkejut. Thea terdiam sambil membulatkan mata, "Kenapa? udah sana keluar." timpal Nathan, "T-tapi ini masih jam 3. Belum waktunya pulang," sahut Thea dengan raut bingung. "Kalau disuruh pulang, ya pulang." "Istirahat di rumah. Nanti malam aku jemput!" "Loh. Saya ikut juga?" "Ya iyalah. Undangannya untuk dua orang, kamu mau aku berangkat sama Romi?" "E-enggak. Ng, tapi ga usah di jemput! saya bisa berangkat sendiri. Naik taksi," seru Thea,berusaha menolak tawaran laki laki itu. "Apa kamu ga bisa nurut? setiap apa yang ku katakan. Pasti kamu bantah," "B-bukannya gitu Pak. Tapi saya ga mau ngerepotin," gumam Thea merendahkan suara, "Kamu selalu buat masalah kalau ga diawasin. Jadi aku tidak akan memberi kamu peluang untuk pergi sendiri," tegas Nathan. "Terus Bapak ga pulang juga?"
"Aku make up in ya?" tawar Manda dengan raut antusias. "Hah? ngapain? aku bisa sendiri kok." "Ih, sekali kali. Aku make up in ya? Plis!" seru Manda dengan raut memohon. "Hh, iya." ucap Thea pasrah. "Yes! acaranya jam berapa?" "Jam 7." "Oh. Masih lama! Ya udah, aku mau nonton ini dulu," sontak Manda kembali membenarkan posisi,menghadap ke layar. Waktu mulai berlalu,pukul 18.00 Gadis itu terlihat sedang asik menatap layar ponsel,sambil memasang raut takjub. Mengalihkan pandangan,ke arah angka penunjuk waktu. Sesuai permintaannya tadi,dia menyuruh Thea untuk segera duduk di kursi depan cermin. Lalu mulai melakukan kegiatan,merias bagian wajah Thea. "Barusan kamu lihat apa sih? kok heboh banget," tanya Thea,menatap melalui cermin. "Acara tanya jawab paman." "Wawancara? emangnya udah ada?" sahut Thea sedikit terkejut. "He.em udah! Tadi sore jam 4 uploadnya," "Wah. Cep
Gemerlap bintang yang menghiasi langit malam,membuat perayaan semakin meriah. Seluruh rangkaian acara pesta berjalan cukup lancar. Setelah selesai menemani Nathan bertegur sapa dan menyaksikan setengah perayaan,mereka berdua bergegas kembali. "Terima kasih udah nganter sampe sini," celetuk Thea menoleh ke arah pria yang duduk di sampingnya. "Oke sans." sahut Romi mengangkat alis. Setelah melepas seat belt,sorot mata gadis itu menoleh ke belakang. Melihat ke arah Nathan yang tengah duduk terdiam dengan wajah datarnya, "Terima kasih Pak, untuk bajunya. Saya pamit!" gumam Thea merendahkan suara, Laki laki tadi hanya berdehem mengiyakan. Dengan senyum sepat, Thea membuka pembatas lalu melangkah keluar. Berjalan menuju tempat tinggal temannya untuk mengambil kembali kunci serta beberapa barang yang ada disana. Pukul 21.00 Terlihat seorang gadis tengah berjalan dari arah dapur. Sebuah lapisan putih yang menutupi kutik
"Mereka berdua bertengkar, sampai Nathan tahu bahwa ibu mereka meninggal saat melahirkannya." "Sejak saat itu, dia menjadi anak pendiam, dan ambisius. Tapi aku tahu kalau dia selalu merasa kesepian," "Dan anak itu semakin membuatku khawatir karena belum menikah. Padahal usianya sudah sangat tua!" "Benar sih. Kalo menurut jaman dulu, usia Nathan pasti udah punya anak 2 sampai 3." "Kalo sekarang, wajar usia segitu masih fokus cari uang! Tapi siluman kan udah kaya? ga ada alasan buat ga nikah." pikir Thea, "Aku mengenal Barsha. Dia banyak cerita tentangmu, dan aku merasa bahwa kau bisa membawa kebahagiaan dalam hidup Nathan." Setiap harapan yang terpancar dari sorot mata Zen,membuat gadis itu takjub sekaligus terharu. Ternyata ada seseorang yang sangat menyayangi laki laki angkuh. "Apakah sebelumnya, Nathan memiliki kekasih?" gumam Thea merendahkan suara. "Dia tau soal Rena atau nggak ya?" fikir Thea,penasaran. "Ak
"Tenang Thea. Kamu ga boleh gugup! cuma ijin sakit doang," gumam Thea, mengotak atik layar ponsel. Tut... Dia tengah menghubungi salah satu kontak di hpnya. "Halo," ucap Thea merendahkan suara. "Hm?" sahut suara pria dibalik telepon "I-itu Pak. Saya mau minta izin cuti satu hari." "Apa?!" pekik Nathan, "Saya ga enak badan. Tiba tiba demam juga, terus dari tadi saya bersin terus. Kayaknya mau flu!" "Kalo saya masuk, nanti nular ke Bapak!" dusta Thea dengan nada antusias,semua ucapan itu muncul begitu mudahnya sebagai pertahan diri. "Hm. Ya sudah, tapi tidak ada lagi cuti buatmu!" "Baik Pak! saya janji ga cuti lagi." sontak Thea. "Tapi semua laporan harus tetap masuk, dan juga jadwal kegiatan jangan sampai berantakan." ketus Nathan lalu memutuskan panggilan. Kata kata yang baru saja gadis itu dengar,membuatnya merasa lega. Kini Thea hanya perlu menepati janji sebagai calon istri laki laki t
"Udah mulai manggil kamu! Tapi masih bilang saya." "Tapi gapapa deh, yang penting ada kemajuan sedikit." benak Thea,mulai berharap kembali. Menghabiskan waktu perjalanan,menatap gedung gedung yang mereka lewati. Selang beberapa menit,kendaraan itu berhenti tepat di depan bangunan besar. Sebuah bangunan yang selalu menjadi tujuan akhir setiap pasangan untuk mengubah status baru di kehidupan mereka, Peristiwa yang seharusnya hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Tidak bisa dibayangkan jika moment berharga ini, harus Thea lakukan atas nama kesepakatan. Apa yang akan dia dapat?bukankah hal yang mudah untuk menyerah dan menolak semua di awal. Namun gadis itu lebih memilih untuk masuk ke dalam jurang,padahal tidak ada janji atau tawaran menarik yang laki laki itu ajukan. Bukankah hal terburuk dalam hidup adalah mendapat pasangan yang salah. Sorot mata Thea beralih,menatap supir yang tengah berlari keluar dan segera membuka pembatas
"ini Peny, tugasnya masak bersih bersih dan mengurus barang di dalam rumah. Dia juga pengasuh Tuan sejak kecil," "Selamat pagi Nyonya." sapa Peny tersenyum lebar,dia adalah orang yang paling antusias melihat kedatangan gadis itu. "Selamat pagi juga.." sahut Thea,dengan ramah. "Buset. Rumah besar, yang ngurus cuma satu orang? mana usianya sama kayak nenek." pikir Thea merasa terkejut. Bahkan di rumahnya sendiri,perlu 4 pelayan yang mengurus bagian dalam rumah. "Kalo Nyonya butuh apapun, silahkan bilang ke saya." "Iya, terima kasih." gumam Thea tersenyum. "Sedangkan mereka berempat yang mengurus taman dan tatanan luar rumah," ucap Alpha, "Selamat pagi Nyonya." "Pagi." ujar Thea mengangguk. Pria tua itu memberi isyarat agar 4 pelayan lain segera pergi. Kini sisa mereka bertiga, "Karena Tuan tidak suka jika barang barangnya disentuh orang lain." "Jadi semua pekerja disini hanya ada 6 orang, m