Share

Burj Al Arab

Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.

“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.

Bella menyikap tirai.

Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.

“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.

“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.

Bella tertawa menggoda.

“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.

Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.

Bella diam.

“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipan ibu-ibu” jawab Bella sambil bergurau.

Semalam Bella sangat capek akibat perjalanan panjang, dia tidak menyangka kalau semalam Cakra menghubunginya, beruntung Bella masih bisa mencari alasan ke Ain, dan berharap Ain tidak curiga, karena itu akan mengacaukan liburannya di Dubai.

“Oiya gimana kabar mama? Besok kalo kita pulang beli oleh-oleh aja dulu di Dubai mall, disana kengkap kalo mau nyari oleh-oleh” sahut Ain tanpa curiga.

“Boleh,”

“Trip kita pertama mau kemana nih?” “Jangan bilang cuma dihotel aja” lanjut Bella.

Ain tertawa dengan gurauan Bella.

“Ya enggklah, jadi abis ini kita mandi, siap-siap berjemur di Jumeirah beach, sekalian breakfasts disana aja, kalo makanan dadi hotel kurang” Ain menjawab sambil melirik perut Bella yang dibalut dengan baju kimono berbagan sutra.

Mengerti dengan maksut ucapan Ain, Bella menanggapi.

“Ooh, sekarang udah mulai berani body-shaming ya, bawa-bawa perut.”

“Ehh, siapa yang ngomong perut?” Balas Ain sambol sok kaget.

Bella tidak membalas ejekan Ain, Bella berdiri, membuka tali kimono perlahan, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah.

Bella mendekati Ain yang duduk dikursi sofa, Ain menyambutnya dengan melingkarkan tanganya dipinggang, mencium perut Bella lembut.

“Walaupun agak bantet, tapi masi bisa kok menggoda kamu” ucap Bella menggoda.

Ain mulai meraba kulit punggung Bella yang terawat, Bella membelai pipi Ain dengan kedua tangan, mulai mencium bibir Ain lembut.

Ain menyambutnya dengan memainkan setiap kecupan, tidak membutuhkan waktu lama, Bella menyesuaikan irama kecupan tersebut, memainkan lidahnya yang panjang, membuat Ain semakin bergairah.

Ain membalikkan badan Bella, kecupannya mulai turun ke leher, Bella menikmatinya.

Begitu juga tangan Ain turun, meremas payudara Bella yang sebesar nasi KFC, ukuran yang ideal untuk dipegang.

Sambil memainkan telinga Bella, Ain menghisap dengan lembut puting pink Bella.

“Ahhh…”

Bella sudah tidak tahan dengan hasrat seksnya sendiri.

Bella menengadah, merasakan sejenak sensasi luar biasa, kemudian kembali tersadar dan membalas dengan melepas pakaian Ain.

Mereka berdua terbakar nafsu, saling bergairah satu sama lain, tidak sadar diujung sana ponsel Bella kembali berdering, menghentikan aktivitas sementara mereka berdua diranjang king bed Burj Al Arab.

Ain merasa terganggu, begitu juga dengan Bella, Ain heran kenapa harus diangkat kalau memang telvon tidak penting? Ain menyembunyikan pikiran itu

‘Sudahlah, jangan rusak liburan ini dengan rasa curiga’ guman Ain dalam hati.

*

Cakra

Entah kenapa hatinya terasa gundah sejak Bella pamit pergi, membatalkan kencan mereka. Cakra selalu menghubungi Bella, menjadi seorang yang posesif.

Siang itu, saat Cakra istirahat dari kerjaan, dia iseng ingin menghubungi Bella lagi, hanya sekedar say hello.

Dering pertama tidak ada jawaban, sampai dering ketujuh, tetap kosong, orang yang dihubunginya tidak menjawab.

Cakra mencoba sekali lagi, kali ini Bella mengangkat telvon setelah dering ke empat,

“Hallo” jawab Bella sambil nafas sedikit terengah-engah.

“Hai, kamu lagi sibuk ya sekarang?” Tanya Cakra.

Hening.

“Iya aku agak sibuk, sorry ya mungkin beberapa hari ini aku bakalan jarang ngabarin” jawab Bella.

“Iya gapapa, yang penting kamu jaga kesehatan, makan jangan telat” Cakra memastikan.

Hening kembali.

Kecanggungan benar-benar merusak hubungan mereka. Cakra menjadi serba salah karena mesara mengganggu aktivitas Bella.

“Sudah dulu ya,” sahut Bella memecah keheningan.

Sebelum Cakra sempat menjawab, Bella mengakhiri telvon.

*

Bella kembali keranjang, ingin meneruskan morning seksnya dengan Ain, tapi dia tidak mendapati Ain dikasur.

Suara gemericik terdengar dari arah kamar mandi, Ain mandi, Bella paham, mungkin Ain bermaksud tidak melanjutkannya.

‘Oke baiklah’ sahutnya dalam hati.

Selagi Ain mandi, Bella memilih pakaian yang akan ia gunakan untuk berjemur, memilih beberapa bra dan underwear yang cocok untuk berjemur.

“Hei, kalo aku berjemur pake ini cocok nggk?” Tanya Bella melihat Ain keluar kamar mandi.

Ain sedang berbalut handuk putih hotel, tersenyum melihat Bella menanyakan pakainnya.

“It’s okey, not bad” sahutnya santai.

“Mama lagi yang nelvon?” Lanjut Ain bertanya.

“Iya” jawab Bella simpel. “Aku mandi dulu ya.” Lanjutnya.

“Cepet jangan lama-lama” Ain memberi perintah.

Bella mengangkat tangan kanan membentuk simbol hormat, sambil menuju kamar mandi.

*

Ain memakai kemeja pantai dengan kerah terbuka, memperlihatkan celah dada yang bidang dengan bulu halus, terlihat sangat maskulin, dipadu dengan celana pendek setinggi lutut, bulu kaki yang tebal, serasi dengan corak warna cerah, kontras dengan suasana kota dubai.

Bella keluar hotel dengan pakaian tidak kalah modis, dia memperlihatkan kaki jenjangnya, dengan rok belahan panjang, terlihat putih bersih, atasan rok hanya ditautkan oleh tali, semakin membuatnya terlihat indah.

Kedua sejoli itu menuju pantai Jumeira, beberapa turus sempat memperhatikan mereka, pasangan dari asia yang terlihat serasi, mulai dari pakaian, sampai dengan gaya berjalan.

Ain tinggi kekar, dan Bella bertubuh tinggi dengan kaki jenjang, bergandengan tangan menuju tempat berjemur.

Ain menenteng tas berisi cola dingin, dan beberapa cemilan lainnya, cukup untuk dinikmati sambil bersantai dipinggir pantai sambil berjemur.

Kecanggungan dan kecurigaan yang sempat terjadi tadi pagi sontak terlupakan sementara, mereka berdua bercengkrama layaknya pasangan yang baru menikah, masih romantis-romantisnya.

Bella tersenyum manis, kadang tertawa menanggapi guyonan Ain, beberapa pasang mata terlihat memperhatikan mereka, tapi mereka berdua tidak menghiraukannya.

Pantai Jumeira menjadi tempat destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh turis lokal maupun internasional, pantai reklamasi yang membentang panjang, pasir putih yang lembut, dan omobak tidak terlalu besar, sangat cocok untuk menjadi tempat tujuan wisatawan.

Ain dan Bella Berjemur dengan alas yang mereka sewa, mereka berdua berjemur di pantai yang agak jauh dari bibir pantai, sambil bersantai, berjemur ria.

*

Ain sejenak melupakan kecurigaannya pada Bella, dia berusaha berpikir positif, tapi Ain tidak menyadari apa yang akan terjadi jika dia meneruskan hubungannya dengan Bella.

Disisi lain, Bella ingin hubungannya dengan Ain menemui titik cerah, Bella sayang Ain, tapi dia masih memiliki Cakra, sudah berulang kali Bella memutuskan Cakra, tapi Cakra tidak mau.

Ada alasan yang kuat kenapa Bella ingin sekali mengakhiri hubungannya dengan Cakra. Bella bertekad, suatu saat dia pasti akan mengatakan yang sejujurnya pada Ain. Tapi bagaimana cara menjelaskan semuanya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status