Share

Cakra

Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.

Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.

Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.

Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan melamar Bella pada weekend itu, tapi Bella tidak bisa.

Dipikiran Cakra sekarang banyak sekali pikiran-pikiran negatif, beribu pertanyaan kenapa Bella tiba-tiba beralasan tidak bisa bertemu? Apakah ada urusan mendesak, atau ada sesuatu yang lain?

“Bro, tumben lu nongol di malam minggu, apa nggk kencan sama Bella?” Tanya Topek, salah satu teman lama di gym.

Cakra tersenyum, berusaha menyembunyikan kegelisahannya, “Bella lagi sibuk.” Jawabnya datar.

“Yah resiko, namanya juga pacaran sama wanita karir” goda Topek.

“Pek, lu ada acara nggk malam ini?” Sahut Cakra mengalihkan pembicaraan.

“Malam ini sih gue ga ada acara kemana-mana sih, kenapa?”

“Nongki yuk, gue ada tempat yang spotnya bagus” lanjut Cakra mengusulkan.

“Ayuk, gas ajalah kalo gua mah”

Sepulang dari gym, Cakra dan Topek mengakhiri malam itu dengan nongkrong disebuah cafeteria di Jakarta.

“Eh Pek, klo gue boleh tau ni ya, sebenernya lu udah ada rencana untuk nikahin pacar lu belom si?” Tanya Cakra memulai obrolan.

Topek adalah pemuda usia 28 tahun yang belum menikah, sebenernya dia sudah memiliki pekerjaan tetap, namun entah mengapa belum mau menikah.

“Kalo rencana itu pasti ada, siapa juga yang mau selamanya jomblo bro” jawab Topek.

“Terus yang menjadi alasan lu sekarang belom mau menikahi pacar lu apa?” Ucap Cakra melanjutkan pertanyaan.

“Oke ini mulai masuk obrolan serius ya..” sahut Topek tidak langsung menjawab.

Topek mengeluatkan bungkus rokok surya, mengambilnya sebatang lalu menyalakan korek.

Setelah hembusan nafas panjang, topek mulai menjawab

“Menurutku sih bro, semakin umur kita tua, kita semakin berpikir banyak untuk menikah, itu yang menjadikan kita, kususnya gue sendiri sampai saat ini masih belum yakin, karena semakin berumur, gue semakin memilih dalam menentukan pasangan.”

“Maksudnya gimana itu pek?” Sahut Cakra tidak sabaran.

Cakra tidak merokok, tapi dia menghisap vape.

“Jadi gini, semakin gue tua, gue mikir lebih panjang, misalkan nanti kalo pasangan gue marah, gue bisa sabar apa enggk ya, gue bisa nerima dia pas dia badmood, gue bisa nenangin dia apa nggk, trus nanti kalo udah punya anak, gue bisa mendidik anak gue dengan benar apa nggk, karena coba lu sendiri liat jaman sekarang, apalagi dijakarta ini, berapa banyak anak muda, ga usah jauh-jauh kaya disekitar kita ajalah, banyak remaja yang terjerumus pergaulan bebas, hamil diluar nikah, itu penyebabnya apa? Bisa jadi dari orang tua mereka sendiri bro.

Keluarga yang broken home, orang tua yang saling adu ego, berankan bro, berantakanlah pokoknya.”

Topek kembali menyesap rokoknya dalam-dalam.

“Iya gue dapet pointnya, tapi kalo lu selalu takut, lu kapan akan berani masuk ke jenjang pernikahan?” Cakra menanggapi.

“Iya suatu saat gue bakal berani bro, tapi mungkin belom untuk sekarang.”

Pelayan datang mengantarkan pesanan mereka berdua, kapucino dan caffe latte dengan toping mozarella diatasnya.

“Siklah kan” ucap pelayan ramah.

“Makasih mba” balas Cakra.

Pelayan mengangguk lalu pergi. Menghampiri pelanggan lainnya.

“Oke sekarang gue mau cerita sama lu Pek, tentang pacar gue.” Ucap Cakra.

Topek menyeruput kapucino yang ia pesan, kemudian menghisap dalam rokoknya kembali.

“Oke bro, gimana?”

“Jadi lu kan udah tau gue salam Bella deket udah lama, bahkan kita memang bisa dianggap udah pacaran, gue juga udah nyiapin segala sesuatu untuk ngelamar dia malam ini..”

“Hahh? Trus kenapa lu masih disini kalo mau ngelamar Bella?” Potong Topek tidak sabaran.

“Ya itu masalahnya, Bella tiba-tiba membatalkan janji kencan kita, gue sih sebenrnya gapapa ya, cuman kenapa harus kali ini batalnya?” Lanjut Cakra.

Topek mencomot kentang, lalu mengunyahnya,

“O…. Jadi itu masalahnya, ya kaya gue tadi bilang bro, lu harus siap-siap sama moment kaya gini, ini udah jadi resiko lu sendiri pacaran sama wanita karir” jawab Topek enteng.

obrolan beralih kemasalah politik, agama, isu-isu terkini, sampai dengan perceraian artis.

Cakra mendaoat teman baru yang menemanjnya malam itu, ternyata topek adalah orang yang enak diajak diskusi, membahas tentang apa saja, berpengetahuan luas, dan humble.

Malam itu Cakra pulang ke kontrakan larut malam, tubuhnya sudah lelah beraktivitas seharian, Cakra mengecek ponselnya, berharap ada pesan masuk dari Bella, karena seharian ini memangsama sekali tidak ada kabar dari Bella.

Nihil, Cakra tidak menemukan harapan pesan itu di ponselnya. Dia membuka chat dengan Bella, lalu mengurim sederet pesan 'kalau sudah enggk sibuk, tolong kabari aku ya'

Setelah selesai mandi, Cakra terlelap kecapean aktivitas hari itu, beruntungnya dia tidak sempat overthingking, karena Cakra sudah sangat percaya dengan Bella.

Mungkin dulu memang Cakra pernah melakukan kesalahan, pernah mengecewakan Bella, tapi Cakra berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang pernah ia lakukan.

Cakra paham betul bahwa Bella adalah sosok wanita yang setia, ulet, tekun, sangat ideal untuk dijadikan pasangan, tidak seperti wanita kebanyakan.

Semenjak kejadian pada malam itu, Cakra benar-benar jera, dia mengakui segala kesalahn, dan membujuk Bella agar bisa kembali padanya. Cakra orang yang beruntung bisa mendapatkan wanita setia seperti Bella.

Namun dibalik pemikiran Cakra tentang Bella, ternyata Bella juga sosok manusia biasa, wanita biasa yang bisa juga melakukan kesalahan, kali ini Cakra salah menduga tentang Bella.

Memang benar, semenjak kejadian itu, Bella menjadi sosok yang sedikit tertutup, Cakra mewajarinya, Cakra tidak berani mengganggu atau terlalu menekan Bella, Cakra takut Bella meninggalakannya, akibat kesalahan itu, Cakra tidak berani banyak menuntut.

Bella memang sering menghilang tak ada kabar, tapi Cakra masih selalu percaya pada pacarnya tersebut, apapun yang dilakukan Bella, Cakra yakin itu semua demi kebaikan dan kebahagiaan mereka.

Ainun Qolbi

Hal yang tak terduga muncul, ternyata Bella akan dilamar oleh orang lain yang bukan Ain. Siapakah orang tersebut? Dan bagaimana jika Ain mengetahui bahwa Bella sudah memiliki pacar? Apakah kisah Ain sakit hati akan terulang kembali?

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status