Share

Bab 9. Perasaan Bima. 

Penulis: Ucing Ucay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-25 10:48:26

Selama bertugas menjadi seorang prajurit yang disibukkan oleh misi dan tanggung–jawab menjaga perdamaian dunia, Bima tidak pernah segelisah dan sewas–was ini sebelumnya.

Komandan pasukan khusus itu tidak tahu kapan kecemasan ini bermula, tetapi hari–hari setelah dirinya memutuskan absen dari kunjungan rumah sakit terasa berat dan begitu menyiksa untuknya.

Kosong, hampa, sukar dijelaskan dengan kata–kata.

Puncaknya disuatu malam Bima sampai tidak bisa tidur. Gelisah bukan main dikarenakan bayang–bayang seorang gadis berlesung pipi yang terus menghantui, memenuhi seisi kepalanya.

Bima pada akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi pada Kopral Arga yang kebetulan makin dekat dengannya mengenai apa yang menimpanya. Debaran aneh di dada hingga membuatnya kurang fokus menjalani aktivitas seperti biasa.

"Menurutmu, apa yang membuat saya sampai sefrustasi ini?"

"Fix! Semua gejala tadi menjelaskan kalau Komandan sedang rindu!" celetuk prajurit bertubuh tinggi dengan senyum segaris di wajah.

Keni
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 11. Rencana Yudha Untuk Bima. 

    Prajurit yang terlihat berbeda karena mengenakan seragam pasien itu malah asik bersandar di dinding. Memejamkan mata sembari menyilangkan dua tangan di depan dada.Otot lengan yang tidak henti–hentinya dilatih saban hari itu terlihat sangat kekar. Pantas saja lawan tak mungkin tak gentar bila berhadapan dengan si pemimpin perang.Terjawab sudah alasan mengapa Yudha dan Sonya kesulitan menerka siapa yang memergoki mereka. Pelakunya merupakan seorang pasukan khusus handal yang memang terbiasa bersembunyi dari lawan—skillnya tidak perlu diragukan."Bersiaplah memilih, Yudha," ucap Bima dengan suara rendah. "Mau ikut masuk rumah sakit atau pergi ke neraka," sambungnya seraya mendongak.Yudha tanpa sadar menelan ludah. Baru kali ini ada yang menawarkan sesuatu dimana kedua–duanya sangat berat untuk diterima."S–santai dulu, Ndan—""Jangan sampai kau buat saya menghitung hingga tiga. Hilang benar kepalamu nanti," sergah Komandan Bima, yang anehnya masih bisa bicara dengan nada begitu tenang

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 10. Ruangan Sunyi. 

    Masih di tempat yang sama—gedung rumah sakit yang terlihat tidak pernah senggang barang sebentar saja—selain diwarnai pengakuan cinta Bima cinta lainpun rupanya ikut bermekaran."Uhm—hentikan, Dok.""Kenapa berhenti? Bukankah kamu selalu menyukai usapan seperti ini?""Tetap saja. Kalau di sana, nanti berbekas. Aku masih harus bertemu pasien, kalau Dokter lupa." Larang perempuan yang masih berusaha melindungi lehernya, dari jamah lelaki beraromakan mint yang asik memberi kecup basah di area sensitif miliknya.Pria bersnelli itu melepas jas, kalung identitas, serta dua kancing teratas kemeja yang dikenakan. Merasa gerah setelah lama berperang lidah."Kalau begitu, bagian yang tidak terlihat orang lain tidak jadi masalah?" ucap Dokter Yudha menarik kesimpulan. Mengulung lengan kemeja hingga atas lengan.Tangan kekarnya menepuk bad pasien, tampak urat vena yang membuat perawat cantik tersebut meneguk ludah."Duduk di sini, Cantik." Perintah sang dominan, dari mata dan bahasa tubuhnya sud

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 9. Perasaan Bima. 

    Selama bertugas menjadi seorang prajurit yang disibukkan oleh misi dan tanggung–jawab menjaga perdamaian dunia, Bima tidak pernah segelisah dan sewas–was ini sebelumnya.Komandan pasukan khusus itu tidak tahu kapan kecemasan ini bermula, tetapi hari–hari setelah dirinya memutuskan absen dari kunjungan rumah sakit terasa berat dan begitu menyiksa untuknya.Kosong, hampa, sukar dijelaskan dengan kata–kata.Puncaknya disuatu malam Bima sampai tidak bisa tidur. Gelisah bukan main dikarenakan bayang–bayang seorang gadis berlesung pipi yang terus menghantui, memenuhi seisi kepalanya.Bima pada akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi pada Kopral Arga yang kebetulan makin dekat dengannya mengenai apa yang menimpanya. Debaran aneh di dada hingga membuatnya kurang fokus menjalani aktivitas seperti biasa."Menurutmu, apa yang membuat saya sampai sefrustasi ini?""Fix! Semua gejala tadi menjelaskan kalau Komandan sedang rindu!" celetuk prajurit bertubuh tinggi dengan senyum segaris di wajah.Keni

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 8. Pengakuan Bima. 

    "Sudah berapa hari saya tidak sadar, Arafah?" tanya Bima masih setia meminta perempuan dengan kursi roda itu duduk di sebelahnya."Tidak sampai berhari–hari," jawab yang ditanya. "Hanya hitungan jam karena efek anastesi setelah oprasi. Kenapa memangnya, Komandan?"Bima ber–oh ria. Dia menggeleng pelan seraya tersenyum. Kumis tipis di atas bibir menambah kesan maskulin yang membuatnya makin menawan. "Cuma penasaran. Pasalnya kamu banyak sekali berubah. Tidak seperti Arafah si perempuan di bawah reruntuhan yang saya temui."Arafah ingin mengungkit alasan mengapa dia bisa terlihat berbeda. Mereka berdua sudah tidak pernah bertemu hampir berminggu–minggu lamanya."Tentu saja berubah, sudah dua minggu sejak terakhir kali kita bertemu. Anda sendiri tidak pernah datang lagi ke rumah sakit sejak hari itu." Arafah menyindir dengan nada ketus. "Sekadar mengingatkan. Kilas balik karena seseorang pernah mengatakan sebuah janji, tapi tidak terlihat usahanya menepati."Bima meneguk salivanya gugup,

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 7. Menepati Janji. 

    Seorang wanita susah payah menggerakkan kursi roda di koridor rumah sakit yang terbilang masih sepi. Jam di dinding menunjukkan pukul tiga pagi, dimana operasi CITTO Komandan Bima tlah selesai sejak tengah malam tadi.Arafah berniat memeriksa Bima yang masih diobservasi dan dipantau oleh dokter di ruang pemulihan—recovery room— kemudian berniat mampir ke mushola kecil di dekat kantin untuk melaksanakan shalat sunnah tahajjud.Sebagaimana yang dilakukan Bima ketika dirinya terbaring lemah dan dalam kondisi terburuk, Arafah hendak berbuat hal yang sama. Bermunajad kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesembuhan dan keselamatan pria yang tlah banyak berjasa dan membantunya."Permisi," sapa pria yang tidak sengaja bertemu dengan Arafah di tempat ibadah. "Mbak Arafah?" sapanya, memanggil nama perempuan yang terkejut menatap balik ke arahnya."Ya, saya?" ucap Arafah seraya mengangguk samar. Perempuan yang tidak dapat bergerak bebas sebab keterbatasan kakinya itu lantas bersikap waspada, "Maaf, i

  • Assalamu'alaikum Cinta : Suamiku Adalah Abdi Negara   Bab 6. Pendonor. 

    Arafah merasa pendengarannya seketika peka saat panggilan urgent itu membawa nama Komandan Bima—sosok yang sedari tadi tinggal dan mengusik pikirannya.Bukan hanya Arafah, perawat Sonya juga sama terkejutnya. Respon sebagai seorang nakes membuat wanita itu tidak perlu pengulangan untuk tahu siapa yang jadi korban dan membutuhkan bantuan dokter bedah secepatnya."Fah, aku tinggal dulu—""Tadi itu Komandan Bima yang kita kenal, Sus?" Arafah buru–buru bertanya, memotong kalimat perempuan di sebelahnya yang lebih dulu bicara.Arafah tahu kalau dia tidak akan ada kesempatan sebaik ini untuk memastikan berita yang baru didengarnya. Karena Arafah yakin Sonya juga mendengar teriakan sang rekan sejawat di luar sana.Perawat Sonya terlihat was–was, mata dan bibirnya bergetar walau samar. "Biar aku pastikan dulu, ya, Fah. Bisa jadi salah dengar," ucap ragu si perawat cantik.Arafah menahan pergelangan tangan Sonya yang berniat meninggalkannya, memaksa untuk ikut dan memeriksa."Fah, nanti saja, y

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status